Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Anshar

Nim : 15.71.016299
Kelas : A
Perbedaan Solid phase extraction dan Liquid-Liquid Extraction
A. Ekstraksi fasa padat (Solid Phase Extraction)
Ekstraksi fasa padat disebut juga sorbent extraction adalah proses
ekstraksi yang melibatkan fasa padat dan fasa cair ( Van Home, 1985;4 ).
Pada proses ekstraksi ini fasa padat lebih berperan untuk berinteraksi
dengan zat yang diekstraksi dari pada fasa cairnya yang bertindak sebagai
pelarut dari zat yang diekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan mengalirkan
larutan lewat fasa padat sebagai pengisi kolom. Sebagai fasa padat dipilih
senyawa yang mempunyai sisi aktif pada permukaan sehingga akan
berinteraksi dengan zat terlarut yang dikehendaki, yang dikenal dengan
istilah isolat. Proses yang pertama dilakukan adalah mengisi kolom dengan
fasa padat dan membasahinya dengan pelarut tertentu yang dikenal
sebagai proses solvasi. Pada proses ini, pelarut yang lazim digunakan
adalah metanol, asetonitril, isopropanol atau THF ( van Home, 1985, 14 )
(Sulastri,2010)
Faktor yang berperan pada ekstraksi fasa padat secara umum
adalah jenis padatan sebagai ekstraktan dan jenis eluen. (Sulastri,2010)
SPE memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan ekstraksi cair-
cair yaitu dengan menggunakan SPE proses ekstraksi menjadi lebih
sempurna,pemisahan analit dari matriks menjadi lebih efisien, mengurangi
pelarut organic yang digunakan.(Rahmatia, )
B. Ekstraksi cair-cair (Liquid-Liquid Extraction (LLE))
Ekstraksi cair-cair (Liquid-Liquid Extraction (LLE)) adalah sistem
pemisahan secara kimia-fisika dimana zat yang akan diekstraksi, dalam hal
ini asam-asam karboksilat atau asam-asam lemak bebas yang larut dalam
fasa air, dipisahkan dari fasa airnya dengan menggunakan pelarut organik,
yang tidak larut dalam fasa air, secara kontak langsung baik kontinyu
maupun diskontinyu. Konsentrasi asam yang larut dalam fasa air
maksimum adalah 3%, semakin encer konsentrasi asam yang terlarut
dalam fasa air proses ekstraksi akan semakin mudah.
Sistem ekstraksi cair-cair dengan menggunakan pelarut organik
seperti pemakaian pelarut organo phosphor seperti, tributilfosfat (TBF),
trietilfosfat (TEF), dan pemakaian amine tersier rantai panjang, misalnya
triisooktilamin (TIOA), trialkilamin (TAA) . Mengingat pemakaian pelarut
secara konvensional seperti alkohol, ketone, dan eter hanya menghasilkan
koefisien partisi rendah, ditambah lagi pelarut tersebut banyak larut di
dalam air, sehingga akan sangat merugikan

Perbedaanya antara ekstraksi fasa padat dan cair adalah


1. Kesempurnaan Proses ekstraksi
2. Keefiesien ekstraksi
3. Penggunaan jumlah larutan
Sumber pustaka
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/siti-sulastri-dra-ms/d-5-
siti-sulastri.pdf. Diakses 30 desember 2017
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/10822 Diakses 30 desember
2017
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gradien/article/view/235 Diakses 30
desember 2017

Anda mungkin juga menyukai