Anda di halaman 1dari 12

Author :

Nova Faradilla, S. Ked

Faculty of Medicine – University of Riau


Pekanbaru, Riau
2009

0© Files of DrsMed – FK UNRI (http://www.Files-of-DrsMed.tk


PENDAHULUAN

Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat


menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak
jarang subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur
5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa imun.Sekarang di Amerika Serikat, campak
terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di imunisasi dan pada
remaja dan orang dewasa muda yang telah di imunisasi 1.
Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan
tiga stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi.
Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola 1,2,3,4.
Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus
morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai
24 jam setelah timbul bercak di kulit1.3,4
Banyak kesamaan antara tanda-tanda biologis campak dan cacar memberi
kesan kemungkinan bahwa campak dapat diberantas. Tanda-tanda ini adalah 1.
ruam khas, 2. tidak ada reservoir binatang, 3. tidak ada vektor, 4. kejadian
musiman dengan masa bebas penyakit, 5. virus laten tidak dapat ditularkan, 6.
satu serotip, dan 7. vaksin efektif. 1,5

1
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Campak adalah suatu penyakit infeksi virus aktif menular, ditandai oleh
tiga stadium : 1. stadium inkubasi atau kataral sekitar 10-12 hari dengan sedikit,
jika ada, tanda-tanda atau gejala-gejala, 2. stadium prodromal dengan enantem
(bercak koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang,
konjungtivitis ringan, koryza, dan batuk yang semakin berat, dan 3. stadium akhir
atau konvalesen dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan
muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi. 1,2,3,4

ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus (Anonim), yaitu
virus RNA dari famili Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe
antigen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat
sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin.
Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar 4,5.
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia. Perubahan
sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan
inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul. 4,5

Penyebaran virus maksimal adalah dengan tetes semprotan selama masa


prodromal (stadium kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi
sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari
ke 9-10 sesudah pemajanan (mulai fase prodromal), pada beberapa keadaan awal
hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul.1,4,5,6

2
EPIDEMIOLOGI
Biasanya penyakit ini timbul pada masa aanak dan kemudian
menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui
plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan
mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu belum pernah
menderita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester
pertama, kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan
kelainan bawaan atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir
mati anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.4,5

PATOLOGI
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler.
Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan
konjungtiva.
Penularan : secara droplet terutama selama stadium kataralis. Umumnya
menyerang pada usia 6 bulan sampai 5 tahun 4,5.
Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel
rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa
dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan
faring meluas kedalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial.
Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia
sel raksasa Hecht. Bronkopneumoni dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
sekunder 4,5,6.

3
4
MANIFESTASI KLINIS 1,2,3,4,5
Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jika gejala-gejala prodromal pertama
dipilih sebagai waktu mulai, atau sekitar 14 hari jika munculnya ruam yang
dipilih, jarang masa inkubasi dapat sependek 6-10 hari. Kenaikan ringan pada
suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan kemudian menurun selama
sekitar 24 jam.
Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium Kataral (Prodromal).
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5 hari disertai panas (38,5 ºC),
malaise, batuk, nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang
akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak
koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak
koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh
eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah.
Jarang ditemukan di bibir bawah tengah atau palatum. Kadang-kadang
terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi.
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. Secara klinis,
gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai
influenza. Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik
dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu
terakhir.

5
2. Stadium Erupsi.
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di
palatum durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula bercak koplik.
Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu
badan. Diantara makula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul
dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada
kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari
ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat
pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher
belakang. Terdapat pula sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan
muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah “black measles”, yaitu
morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus
digestivus.

6
3. Stadium Konvalesensi.
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain
hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang
bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.
Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit
menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal
kecuali bila ada komplikasi.

Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut 4,5 :


Anamnesis :
1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek
harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili.
2. Mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.
3. Dapat disertai diare dan muntah.
4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) :
epistaksis, petekie, ekimosis.
5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2
minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.
Pemeriksaan fisik :
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam
(biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.

7
2. Pada umunya anak tampak lemah.
3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).
4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular
yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan
rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh.

DIAGNOSIS BANDING 4,5,6


1. German Measles.
Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran
kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang
telinga.
2. Eksantema Subitum.
Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal.
Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana
ruam dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam
rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang mencolok
daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan
penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam
biasanya tidak melibatkan muka, yang pada campak khas terlibat.
Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat
biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat.
Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa
dengan ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak
ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam
papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging angsa
di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.

KOMPLIKASI 4,5,6
Bila ada, berupa komplikasi segera :
- Trakeobronkitis dan laringotrakeitis biasanya telah ada, merupakan
sebagian dari manifestasi morbili.

8
- Otitis media merupakan komplikasi paling sering terjadi, harus
dicurigai bila demam tetap tinggi pada hari ketiga atau keempat sakit.
- Bronkopneumonia / bronkiolitis oleh virus morbili sendiri atau infksi
sekunder (oleh pneumokokus, hemofilus influenzae) dengan gejala
batuk menghebat, timbul sesak nafas.
- Aktivasi tuberkulosis laten.
- Lain-lain (jarang) : ensefalitis, miokarditis, tromboflebitis, sindrom
Guillain-Barre, dan lain-lain.

PENATALAKSANAAN 4,5
Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk,
dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatan
segera terhadap komplikasi yang timbul:
1. Istirahat.
2. Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi..
3. Medikamentosa :
- Antipiretik : parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8
jam.
- Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100
mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
- Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu,
narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
- Mukolitik bila perlu.
- Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium
kataral sangat bermanfaat.

PROGNOSIS 4,5,6
Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk
bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila
ada komplikasi.

9
PENCEGAHAN 4
Imunisasi aktif : ini dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan
Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas
yang berlangsung lama. Pencegahan juga dengan imunisasi pasif.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak,


Edisi I. Jakarta: IDAI, 2004.

2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku ajar Penyakit Infeksi Tropis. Jakarta:
IDAI, 2004.

3. Penyakit Tropik dan Infeksi Anak. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid
2. FKUI 2000.

4. Atom. Campak. http://www.Medlinux.blogspot.com. [diakses 22 Agustus


2008]

5. Haryowidjojo. Demam Campak. Htttp://www.Pediatrik.com. [diakses 22


Agustus 2008]

6. Depkes Republik Indonesi. Campak. 07 Februari 2006.

© Files of DrsMed – FK UNRI (http://www.Files-of-DrsMed.tk


11

Anda mungkin juga menyukai