Anda di halaman 1dari 1

1.

Bioterorisme adalah penggunaan bakteri jahat, virus, atau racun terhadap manusia,
hewan, atau tanaman dalam upaya untuk menyebabkan kerusakan dan menciptakan
rasa takut. Bioterorisme menggunakan produk mikroba atau mikroba. Ada empat
mikroba populer biasanya dimanfaatkan oleh para teroris, yaitu Bacillus anthracis,
Clostridium botulinum, Yersinia pestis dan virus cacar
2. Penyalahgunaan peran mikroorganisme seperti bioterorisme ini berdampak sangat
luas. Dampaknya dapat mengenai sektor politik maupun ekonomi, keamanan,
kesehatan, dan bahkan peradaban suatu bangsa. Sebagai contoh, negara adidaya
seperti Amerika Serikat harus menjatahkan dana sebesar lebih kurang 1.500 juta
dolar untuk upaya penanggulangan dampak bioterorisme.
3. Peperangan dengan agen hayati bukanlah ancaman baru dan pada masa yang akan
datang akan menggantikan perang konvensional (perang nuklir dan sejenisnya).
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan mikrobiologi, persenjataan biologis makin
mendapat perhatian besar karena menjadi lebih canggih dan menakutkan. Hal ini
karena kemampuan membunuhnya lebih efektif daripada bentuk persenjataan api
atau nuklir. Dikatakan lebih efektif karena senjata biologis bersifat membunuh dan
mematikan manusia dan makhluk hidup lainnya, bukan sekedar merusak sarana
fisik, serta penyebarannya yang relatif lebih mudah dan dapat bersifat mewabah
dalam jangka panjang.

4. Sejarah singkat bioterorisme

Di zaman modern, Uni Soviet dan Jepang pada era Perang Dunia II diketahui
melakukan pengembangan bioterorisme. Dekrit Stalin tahun 1928 merupakan
titik tolak pengembangan bioterorisme Uni Soviet, sementara Jepang disinyalir
mengembangkan agen bioterorisme di bawah pimpinan Jenderal Shiro Isihi,
untuk keperluan perang pasifik.

Hanya saja, pada akhirnya, penggunaan agen bioterorisme selama Perang


Dunia II tidak pernah terlalu diekspos, sebab dunia terlalu takjub dengan
dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Tidak berhenti di situ, ternyata setelah Perang Dunia II, bioterorisme disinyalir
masih dikembangkan. Ken Alibek, seorang ilmuwan yang membelot dari Uni
Soviet ke barat, menulis buku Biohazard, yang menunjukkan pengembangan
senjata biologis. Tidak hanya itu, pengembangan SDM pakar bioterorisme di
Soviet juga dijelaskan. Hanya, setelah Uni Soviet pecah, proyek tersebut mati
suri. Amerika Serikat (AS) sendiri telah menghentikan program pengembangan
senjata biologis sejak 1972

Anda mungkin juga menyukai