Anda di halaman 1dari 19

GEOLOGI EKSPLORASI

RINGKASAN TENTANG TEKNOLOGI EKSPLORASI PERTAMBANGAN

Oleh:

Ferdinand De Lessep Samosir (1031511020)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2017
A. Pertambangan Timah

PT TIMAH sebagai sebuah perusahaan tambang yang utamanya di


Pertambangan timah, secara terus menerus melakukan kegiatan eksplorasi timah baik
di darat maupun dilaut. Luas seluruh IUP yang dimiliki oleh PT TIMAH di darat
331,580 hektar, sedangkan luas IUP dilaut 184,400 hektar. Kegiatan eksplorasi lebih
dari 50 tahun, saat ini maih dapat melakukan pengembangan kegiatan ekplorasi untuk
memperbesar jumlah sumber daya yang dimiliki.

Secara umum kegiatan eksplorasi meliputi beberapa kegiatan berikut yaitu:

o Indentifikasi Daerah Potensial; untuk mendapatkan informasi geologi


regional
o Penyelidikan Umum: untuk mengetahui sumber daya “inferred”
o Pemboran Prospeksi: untuk mengetahui sumber daya “indicated”
o Pemboran Produksi: untuk mengetahui sumber daya “measured”

Selanjutnya sumber daya terukur (measured) yang diperolih di serahkan ke satuan


kerja perencanaan penambangan, untuk dibuat studi kelayakan.

Eksplorasi Pendahuluan

1. Studi Kepustakaan, dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang :


a) Peta geologi : Berfungsi untuk menunjukan kondisi geologi daerah eksplorasi
kita dimana kita dapat mengetahui jenis batuan yang ada disana agar
mempermudah kegiatan eksplorasi.
b) Topografi : Berfungsi agar di saat di lapangan tidak sulit mencari jalur jelajah
karena di peta topografi kita bisa mengetahui keadaan topografi daerah
eksplorasi.
c) Laporan-laporan penyelidikan terdahulu : Berfungsi untuk ketika sebelum
kita melakukan eksplorasi ada pihak lain atau warga sekitar daerah eksplorasi
telah memanfaatkan mineral yang sedang kita eksplorasi, sehingga kita tidak
terlalu sulit mencari nya sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya.
d) Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada : Bagian ini berfungsi
paada teori – teori terdahulu sehinga dapat munjang kegiatan eksplorasi yang
sedang kita lakukan, dan metoda – metoda yang akan digunakan dilapangan
seperti, Cara magnetik, Cara listrik dan Cara gravitasi metoda ini digunakan
dikarenakan jenis bahan galian yang sedang kita eksplorasi ini adalah jenis
logam sehingga dengan etoda tersebut kita dapat dengan mudah menemukan
nya dan metoda Geokimia yang akan kita gunakan antara lain :
1) Rock sampling : Pengfambilan conto pd batuan dpt berupa singkapan dan badan
bijih.
2) Soil Sampling : Pengambilan conto tanah menguntungkan pda daerah yg tdk
terlihat adanya singkapan.
3) Stream sedimen Sampling : Aliran sedimen merupakan tempat pengendapat
material.
4) Placer Sampling ; Pengambilan dgn peralatan auger drill, banka bor empire drill
dan jet drill.
5) Water sampling : Dimungkinkan tidak stabil ditempat penampungan yang tidak
terlalu lama.

2. Eksplorasi Pendahuluan/Regional
a) Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat
ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan
dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 :
25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
b) Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu),
catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang
akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi
faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi
regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan
endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi
yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
c) Survei Dan Pemetaan
Eksplorasi Pendahuluan : peta yg digunakan skala 1 : 10000 atau 1 ; 5000,
batas luasan yg ditentukan peta skala 1 : 10000 adalah berkisar antara 10 –
100 km, sedangkan luasan untuk peta skala 1 : 5000adalah berkisar antara 5-
25 km.
3. Eksplorasi Detail Survei dan pemetaan Eksplorasi detil
a. Pada Eksplorasi detil yg digunakan adalah skala 1 : 2000 atau peta skala 1 :
1000 , batas luasan yg ditentukan utk peta skala 1 : 2000 adalah berkisar 1-3
km sedangkan batas luasan utk peta skala 1: 1000adalah 1 km.
Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan
eksplorasi ini dapat dibedakan atas eksplorasi tidak langsung yang terdiri dari
eksplorasi geofisika dan eksplorasi geokimia serta eksplorasi langsung.
Eksplorasi Tidak Langsung Ada dua cara prospeksi tidak langsung, yaitu cara
geofisika dan cara geokimia/geobotani.

B. Metoda yang digunakan.


1. Metoda Geofisika
Cara geofisika dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang (air borne),
mobil (car borne), ataupun dengan jalan kaki.
Eksplorasi Geofisika Penyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat-sifat
dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah
permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini tetap
diperlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut secara
keseluruhan, Mengingat tidak semua endapan atau vein dan lainnya mempunyai
singkapan di permukaan, maka cara penyelidikan geofisika (prospeksi tak langsung)
menjadi sangat penting. Cara penyelidikan geofisika terdiri atas :
1. Cara magnetik
 Dalam cara ini yang penting adalah adanya sifat-sifat anomal medan magnet
yang ditimbulkan oleh suatu badan bijih
 Terutama dipakai untuk mencari endapan bijih yang bersifat magnet, seperti
endapan bijih besi, kompleks sulfida yang mengandung pirotit
 Cara magnetik ini bisa dilakukan dengan air borne, jalan kaki
 Diperlukan koreksi-koreksi terhadap ketinggian dan waktu
 Hasil baru merupakan interpretasi, yang selanjutnya harus duteruskan dengan
sampling dan perhitungan cadangan/kadar.
2. Cara listrik
· Potensial diri (self potential)
 Cara ini dipakai pada endapan yang sifatnya menghasilkan arus listrik karena
proses elektrokimia (terjadi polarisasi muatan)
 Pengukuran ditunjukan pada potensial spontan yang timbul karena proses
oksidasi
 Umumnya untuk vein-vein sulfida (kecuali ZnS), grafit
 Dari hasil pengukuran dibuat profil-profil dan peta kontur, yang dapat
menunjukkan adanya anomali
 Setelah daerah anomali ditentukan, penyelidikan lanjutan yang harus
dilakukan ialah sampling (pemboran), penentuan kadar, dan perkiraan
cadangan
 Cara ini hanya dapat dilakukan di permukaan (on ground surface)
 Tahanan jenis (resistivity)
 Terutama untuk endapan yang terkandung pada suatu masa dengan tahanan
jenis yang kontras dengan sekitarnya
 Dapat juga digunakan pada prospeksi endapan sulfida base metal : Pb, Cu, Zn

2. Eksplorasi Geokimia
 Eksplorasi geokimia ini dilakukan melalui pengukuran yang sistematik
terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah,
stream sediments,vegetasi, air, atau gas. Tujuannya adalah untuk mencari
anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur tertentu yang kontras
terhadap lingkungannya atau blackground geokimia. Anomali-anomali ini
dihasilkan dari mobilitas dan dispersi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada
zone mineralisasi.
Dispersi geokimia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
 Dispersi primer, yang berhubungan dengan fenomena konsentrasi mineral
sepereti pada alterasi hidrotermal.
 Dispersi sekunder, yang dihubungkan dengan fenomena pelapukan dan
geomorfologi
 Rock sampling : Pengfambilan conto pd batuan dpt berupa singkapan dan
badan bijih.
 Soil Sampling : Pengambilan conto tanah menguntungkan pda daerah yg tdk
terlihat adanya singkapan.
 Stream sedimen Sampling : Aliran sedimen merupakan tempat pengendapat
material.
 Placer Sampling ; Pengambilan dgn peralatan auger drill, banka bor empire
drill dan jet drill
 Water sampling : Dimungkinkan tidak stabil ditempat penampungan yang
tidak terlalu lama.

• Trenching (pembuatan parit)


 Terbatas pada overburden yang tipis saja
 Kedalaman efektif/ekonmis 2-2,5 m (dengan sekop)
 Dibuat tegak lurus terhadap jurus ore body atau formasi
 Dibuat mulai dari bagian yang rendah sehingga terjadi self draining
(pengeringan langsung)
 Test pitting (pembuatan sumur uji)
 Untuk endapan yang terlalu dalam bila dibuat parit
 Overburden harus bebas dari bongkah-bongkah besar dan air
 Penyanggaan sesedikit mungkin agar tidak mudah longsor
 Barisan sumur uji dibuat tegak luruh (strike)
 Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 m, hal ini tergantung pada kestabilan
dinding dan kemampuan pekerja/peralatan

Untuk tubuh atau badan bijih (ore body) yang tidak tersingkap atau tidak terlihat
tanda-tandanya di permukaan dipakai cara-cara :
o Pemboran (drilling)
o Pembuatan shaff (shaff shinking)
o Memperhatikan Korelasi Fenomena Geologi
o Mendesain dimensi mineralisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip geologi
(gambar K,L,M,N)

Prospeksi di Daerah Endapan Aluvial (Placer)


Endapan aluvial : ialah endapan yang terbentuk akibat proses konsentrasi
mekanis dari hasil pelapukan batuan asal
Endapan aluvial dapat terbentuk bila mineral bijih tersebut :
o Mempunyai berat jenis tinggi
o Kekerasan tinggi
o Daya tahan terhadap pelapukan kimia tinggi

Ø Teknik Pemboran

Tujuan dari pemboran ini bisa bermacam-macam, antara lain bisa digunakan untuk :
Kegiatan pemboran timah yang umumnya dilakukan adalah dengan menggunakan
dua jenis peralatan pemboran, yaitu dengan menggunakan Banka Bor dan Mechanic
Bor.
- Pengambilan contoh (sampling) pada kegiatan eksplorasi
- Produksi/kontruksi (Pada air tanah, minyak bumi)
- Peledakan (pada kegiatan penambangan material keras)

Faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam pemilihan cara pemboran ini adalah :


- Topografi dan geografi
- Litologi dan struktur geologi
- Biaya yang tersedia (dan waktu)
- Peralatan dan keterampilan
2. Petunjuk Ke Arah Bijih (Guide To Are)
o Mencari suatu endapan bahan galian tertentu perlu diketahui terlebih dahulu
lingkungan pengendapan/terbentuknya endapan tersebut, sehingga eksplorasi
dapat berjalan lebih efisien. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah
mengenai asosiasi batuan (metallogentic province), dimana setiap jenis batuan
akan memberikan lingkungan pengendapan unsur/endapan bahan galian
tertentu.
o Batuan asam, terdapat mineral-mineral sulfida yang umumnya mengandung
logam-logam berharga seperti lembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), air raksa
(Hg), atau mineral-mineral oksida : timah (Sn).

3. Desain Eksplorasi Dan Perhitungan Cadangan


Penentuan pola eksplorasi pada pekerjaan eksplorasi suatu endapan mineral
memegang peranan yang sangat penting. pola ini sangat tergantung sekali terhadap
keadaan mineralisasi suatu endapan. Pola umum yang sangat sering digunakan adalah
bujur sangkar, empat persegi panjang, segitiga, dan bentuk sembarang.
Disamping pola perlu ditentukan kerapatan pengambilan contoh (grid density) yang
sangat tergantung pada variabel endapan. Endapan dengan variabilitas kadar yang
besar memerlukan contoh yang relatif banyak (jarak antar titik pengambilan contoh
harus relatif lebih rapat dibandingkan dengan suatu endapan yang homogen).
Besaran yang menyatakan variabilitas endapan secara kuantitatif dapat diekspresikan
dalam koefisien varisi (coefficient of variation, CV)
contoh : - Endapan timah mempunyai sebaran kadar sebagai berikut : 54 46 5* 45 39
48 62 50 51 44 %
s = 7,18 %
CV = 0,14
Untuk beberapa besarnya cadangan suatu endapan bahan galian, ada beberapa metode
perhitungan cadangan yang pemilihnya tergantung dari jenis endapan bahan
galiannya. Beberapa perhitungan cadangan yang sering digunakan adalah :
- Cara isoline (dihitung berdasarkan garis kontur)
- Cara penampang
- Area of influenca :
• Extended area
• Include area
- Triangular grouping
- Blok system
- Cara geotatistik (kringing)
B. Pertambangan Batubara

 KEGIATAN LAPANGAN ( EKSPLORASI)


a. PEMBUATAN SUMUR UJI ( TEST PIT )
b. PEMBUATAN PARIT UJI
c. PEMBORAN

a. Sumur Uji (Test Pit)


Sumur Uji (Test Pit) adalah salah satu usaha untuk memperoleh
ketebalan secara absolut. Teknis pembuatan
test pit ini adalah dengan membuat lubang penggalian (sumuran)
secara vertikal dan memotong tegak lurus
strike atau searah dipping, berdimensi panjang x lebar = 1 m x 1 m,
sedangkan kedalaman disesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan.

b. Parit Uji (Trenching)


Parit Uji (Trenching) adalah salah satu metoda lain untuk memperoleh
ketebalan secara absolut. Teknis
pembuatan trenching ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan test pit
yaitu dengan cara membuat paritan
sepanjang/searah dengan down dip singkapan batubara (secara
horizontal), berdimensi lebar ± 50 cm
dengan kedalaman parit tergantung dari posisi kontak antara lapisan
penutup (soil) dengan batubara,
sedangkan panjang paritan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
c. Pemboran
Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk melacak secara spesifik
mengenai penyebaran batubara baik ke
arah down strike maupun down dip dari masing-masing singkapan
yang telah ditemukan. Hasil data
pemboran diharapkan dapat mengetahui mengenai bentukan batubara
bawah permukaan (coal modellling
sub-surface) sehingga dapat diketahui sumberdaya (resources)
batubara yang ada.
Proses pemboran dilakukan dengan 2 unit mesin bor jenis portable yang
sangat populer yakni “Tone” dan “Bell”. Dua cara pemboran yang
dilakukan selama pelaksanaan program ini adalah pemboran putar (Rotary
Drilling) lubang terbuka (Open Hole Drilling) dan pemboran
inti pemboran dengan bor besar di lokasi penyelidikan akan dilakukan
pemboran dengan sistim Touch Coring (TC) dengan total kedalam 800
meter dengan rincian 612,16 meter dilakukan dengan pemboran Open
Hole dan 187,84 meter dengan pemboran
Coring.
C. Pertambangan Emas

Selama pekerjaan bor harian di properti, alat portabelThermo Niton XRF seri
XL3t digunakan. Hasil analisis membantu perusahaanmendapatkan data kuantitatif
langsung pada inti bor (core) untuk membantu dalamkeputusan pengeboran. Sampel
inti bor dianalisa di tempat pada setiap 30 sampai 50 cm di kotak inti bor. Setiap analisa
diambil dengan filter "Utama" dan "Rendah" selama15 detik masing-masing. Tidak
dilakukan persiapan sampel. Satu operator hanyaberdedikasi terus dengan bor.
Pengambilan sampel secara konvensional dilakukanterhadap inti bor pada setiap interval
1 meter yang kemudian dilakukan analisis olehlaboratorium analitis komersial.

Hasil

Alat Thermo Niton XL3t GOLDD + XRF digunakan untuk tidak hanya mengidentifikasi butiran
emas, tetapi jugauntuk mengkuantifikasi nya

Potongan catatan (logs) yang diplot kan untuk membandingkan hasil analisis antarahasil
data uji XRF dari laboratorium komersial dengan hasil analisis langsung
yangmenggunakan alat portabel XRF (lihat Gambar 2 dan 3). Potongan catatan
itumenunjukkan korelasi yang baik antara data laboratorium dan portable XRF
NITON. Demikian juga efisiensi portabel XRF untuk definisi berbagai litologi.
Selain itu, portableXRF adalah metode yang bagus untuk menyelidiki mineral yang
tidak diketahui(termasuk emas halus yang bisa disalahkan dengan pirit atau kalkopirit)
atau untukmembandingkan komposisi kimia massal dari clasts dan kristal.

 Hasil portable XRF NITON bisa dibandingkan dengan baik dengan hasil
laboratoriumuntuk kebanyakan logam-logam, termasuk logam-logam ekonomi - Cu,
Pb, Zn, dan Mo
 Alat portabel XRF memberikan definisi satuan kimia yang jelas terhadap satuan-satuan
batu berdasarkan unsur-unsur utama - Ti, Ca, Fe, Mn, dan K.
 Alat portabel XRF dapat digunakan terhadap elemen-elemen petunjuk untuk emas -Zn,
Pb, Cu, dan As.

1. Metode Geofisika
2. Dengan instrument – instrument geofisika dapat mengumpulkan data geologi
yang digunakan dalam eksplorasi mineral. Instrumen – instrument tersebut
diantaranya variasi gravitasi, magnetism, elektromagnetisme (resistivitas dari
batuan-batuan)
Penginderaan Jauh
Dengan menggunakan wahana satelit maupun dengan fotogrametri dapat
menghasilkan sebuah citra yang dapat menggambarkan data-data dalam
eksplorasi tambang.
Metode Geokimia
Peran utama geokimia, disini digunakan untuk menggambarkan pengujian
atau media geologi, yang di eksplorasi mineral adalah untuk menemukan
daerah anomaly terhadap komoditas yang dicari, atau unsure-unsur yang
diketahui terkait dengan jenis mineralisasi yang dicari.
D. Pertambangan Minyak Bumi
Studi awal untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi di suatu
wilayah adalah penelitian geologi. Pada umumnya metode geofisika
yang digunakan untuk membantu studi awal tersebut adalah metode
gravitasi dan magnetik, dengan tujuan survei dengan menggunakan
kedua metode tersebut untuk memberi gambaran tentang basement dan
tektonik. Hasil akhir dari studi awal tersebut adalah rekomendasi
untuk melakukan studi yang lebih mendalam dengan menggunakan
metode seismik pantul.

 Survei Seismik Refleksi


Metode seismik pantul (seismic reflection) digunakan untuk
memetakan atau memotret struktur bawah tanah dengan cara
menjalarkan gelombang seismik yang merupakan gelombang
suara (sonic wave) kedalam medium tanah. Sesuai dengan
hukum Snellius mengenai pembiasan dan pemantulan
gelombang.
Gambar 1 : Skema survei seismik refleksi di lepas pantai

Hukum Snellius merupakan rumusan matematika yang memberikan


hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau
gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik
berbeda, misalnya didalam ilmu kebumian antara lapisan pasir dan
lempung.

Gambar 2 : Kegiatan survei seismik refleksi di lepas pantai


Didalam eksplorasi minyak dan gas bumi dengan menggunakan
metode seismik refleksi, penguasaan keilmuan tentang gelombang
sangat diperlukan sekali. Oleh karena itu, sangat dianjurkan para
mahasiswa untuk mendalami pengertian dan pemahaman tentang
gelombang secara mendalam, khususnya gelombang mekanik atau
gelombang suara. Pemahaman tentang gelombang longitudinal
(Gelombang P atau Body Wave) dan gelombang transversal
(Gelombang S atau Surface Wave).

Gambar 3 : Contoh bentuk gelombang


Gambar 4 : Parameter dari gelombang

Didalam pelaksanaan survei seismik refleksi khususnya untuk


eksplorasi minyak dan gas bumi, melibatkan pemikir dibidang
keilmuan yang lain, yaitu tentang topografi, seismologist, processing,
Field Quality Control (QC) serta bagian-bagian yang mendukung
kelancaran survei. Pemikir dibidang topografi sangat diperlukan
karena setiap titik ukur (Shot Point) perlu diketahui koordinat (x dan
y) serta ketinggian (z). Pemikir dibidang seismologi (seismologist)
yaitu ilmu tentang penjalaran gelombang seismic sangat berperan
didalam penentuan keberadaan minyak dan gas bumi. Data-data hasil
survei seismik refleksi perlu dilakukan pengolahan data (processing)
sebelum disajikan untuk diinterpretasi. Setiap hasil dari tahapan survei
ataupun pengolahan data seismik selalu dikontrol untuk menjamin
kualitas data dan hasil, sehingga diperoleh hasil akhir yang bisa
dipercaya.

Gambar 5 : Survei seismik refleksi di darat

Metode seismik refleksi dapat digunakan untuk mendeteksi parameter


fisis baik secara lateral (horizontal) maupun kedalaman (vertikal).
Setelah melalui pengolahan data seismik yang cukup panjang, maka
dapat dihasilkan citra atau potret bawah permukaan tanah.

Gambar 6 : Contoh gambaran bawah tanah hasil survei


seismik refleksi
Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas
batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan
konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada
prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
Kemajuan teknologi instrumentasi dan komputer menyebabkan
kemajuan didalam pengolahan data seismik refleksi, sehingga
memungkinkan untuk melakukan deteksi langsung terhadap
keberadaan hidrokarbon. Salah satu metode seismic yang saat ini
masih dalam taraf penelitian adalah penggunaan metode mikro seismic
atau passive seismic untuk mendeteksi secara langsung keberadaan
akumulasi hidrokarbon.

Sebagian besar perangkap minyak dan gas bumi ditemukan pada


lapisan batuan pasir dan karbonat, dan sangat terbatas terbentuk
dibatuan shale, batuan volkanik ataupun rekahan batuan dasar (basalt).
Jebakan minyak dan gas bumi bisa dalam bentuk struktur antiklin,
patahan, kubah garam dan stratigrafi.

Gambar 7 : Contoh jebakan minyak dan gas bumi


Dengan melakukan kerjasama keilmuan antara geologi dan geofisika,
maka jebakan-jebakan minyak dan gas bumi baik struktur (a,b dan d)
ataupun stratigrafi (c) dapat ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai