Modul Praktikum KWU
Modul Praktikum KWU
KEWIRAUSAHAAN
Oleh :
Tim Dosen Kewirausahaan
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. DESKRIPSI SINGKAT
Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman dan
penjiwaan tentang kewirausahaan sehingga terdorong motivasinya untuk berwirausaha. Cara
yang dilakukan adalah mengajak mahasiswa untuk terjun langsung dalam merancang sebuah
usaha berbasis kebutuhan masyarakat.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
C. PETUNJUK PRAKTIKUM
MINGGU
KEGIATAN PRAKTIKUM
KE
V 1. Ide Usaha
VI 2. Presentasi Rancangan Usaha
VII 3. Business Model Canvas
IX 4. Presentasi Business Model Canvas
X 5. Kuliah Tamu
X 6. Evaluasi Operasional
XI 7. Evaluasi Tes Pasar
XII 8. Evaluasi Harga dan Keuangan
XIII 9. EXPO
XIV 10. UAP
MATERI 1
IDE DAN RANCANGAN USAHA
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Geografis
Pembagian segmen pasar secara geografis merupakan pengelompokan pelanggan yang
didasarkan pada lokasi/daerah pelanggan berada. Contoh segmentasi berdasarkan geografis
adalah sebagai berikut :
a. Sementasi wilayah, misal calon pelanggan yang berada pada suatu kota, provinsi, atau
negara
b. Daerah berdasar kepadatan penduduk, misal calon pelanggan di kota-kota besar di
Indonesia
c. Iklim, misal daerah tropis, sub-tropis, dataran rendah, atau pegunungan
2. Demografis
Pembagian segmen yang berhubungan dengan kependudukan. Pembagian segmen pasar
dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Tipe keluarga (single, keluarga kecil, keluarga besar, single parent)
d. Pendapatan
e. Pekerjaan (profesional, tenaga administratif, pengusaha, purnawirawan, pengangguran)
f. Pendidikan
g. Agama
h. Ras/kebudayaan
3. Psikografis
Pembagian segmen berdasarkan ciri-ciri kepribadian pelanggan. Pembagian segmen pasar
dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Gaya hidup (sport, elit, sosialita, urban, pedesaan)
b. Kelas sosial
c. Kepribadian
Ada lima cara/ pola yang dapat dilakukan dalam memilih segmen untuk pasar sasaran,
antara lain (Kotler, 1984) :
1. Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal
Pelaku usaha dapat memutuskan untuk melayani hanya satu segmen pasar. Sebagai contoh,
hanya melayani segmen pelanggan dengan tingkat pendapatan tinggi. Pemilihan segmen ini
meberikan konsekuensi bahwa produk/jasa yang ditawarkan harus memiliki kualitas premium
atau penggunaannya dapat meningkatkan prestige.
2. Mengkhususkan diri pada sebuah keinginan pelanggan
Pelaku usaha meng-khususkan segmen pasar yang akan dilayani, contohnya perusahaan
memproduksi obat batuk untuk segala usia
3. Mengkhususkan diri pada sesuah kelompok pelanggan
Pelaku usaha dapat memutuskan untuk menetapkan segmen pada kelompok tertentu.
Contohnya, perusahaan memproduksi obat batuk yang dibutuhkan oleh kelompok usia
tertentu.
4. Melayani beberapa segmen yang tidak berhubungan
Pelaku usaha memutuskan untuk melayani beberapa segmen pasar yang mempunyai
hubungan yang tidak banyak selain bahwa masing-masing memberikan suatu kesempatan
yang menarik secara individu. Misal produk aqua melayani pelanggan rumah tangga,
pelajar/mahasiswa, hingga pencinta sport.
5. Meliputi seluruh keseluruhan pasar
Di sini perusahaan dapat melayani seluruh segmen pasarnya. Misalnya gojek yang
memberikan jasa transportasi untuk masyarakat dengan latar belakang pendidikan, usia, jenis
kelamin, dan pendapatan yang berbeda.
Daftar Pustaka
Kotler, Philips. 1984. Marketing Management.
Hulgard, Lars (2010). Discourses of Social Entrepreneurship-Variation of The Same Theme?
EMES European Research Network.
B. Rancangan Tugas
Kelompok:
Anggota Kelompok:
Deskripsi rencana Produk/Jasa (sebutkan keunggulan produk anda, jika produk sejenis telah ada di
pasaran) :
A. TINJAUAN PUSTAKA
b. Value Preposition
Value preposition menggambarkan bagaimana pelanggan/pelanggan dapat beralih dari satu
perusahaan ke perusahaan lain melalui produk/jasa yang ditawarkan. Produk/jasa tersebut
harus memiliki keunggulan berbeda dengan perusahaan kompetitornya. Berikut beberapa hal
yang berkontribusi dalam menciptakan value preposition (Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Ketebaruan, yaitu menciptakan produk baru yang belum pernah ada dan memiliki
keunikan
2) Performance, yaitu meningkatkan kinerja suatu produk/jasa yang ada
3) Customization, yaitu menyesuaikan produk/jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan
saat ini agar produk/jasa memiliki nilai lebih
4) Getting the job done, yaitu produk/jasa dapat membantu pelanggan menyelesaikan
pekerjaannya
5) Design, produk yang ditawarkan memiliki disain yang menarik
6) Price, yaitu perusahaan dapat menawarkan produk/jasa dengan harga yang lebih
murah dibanding pesaingnya.
7) Cost reduction, yaitu perusahaaan dapat memberikan nilai melalui pengurangan biaya
yang perlu dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk/jasa
8) Risk reduction, yaitu produk/jasa memiliki garansi jika terjadi kerusakan atau
ketidakpuasan pelanggan
9) Accessibility, yaitu produk dapat dengan mudah digunakan oleh semua orang
c. Channels
Channel menggambarkan bagaimana perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan
pelanggan dalam menyampaikan value preposition-nya. Berikut beberapa fungsi channel
(Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap produk/jasa yang ditawarkan
2) Membantu pelanggan dalam mengevaluasi nilai yang ditawarkan perusahaan
3) Memberikan proposisi nilai perusahaan kepada pelanggan
4) Memberikan layanan pendukung pasca pembelian
d. Customer Relationship
Customer relationship merupakan cara-cara yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan, yang dibangun sesuai dengan customer segment karena setiap segmentasi
memiliki ciri yang berbeda. Terdapat 6 cara dalam menjalin hubungan yang baik dengan
pelanggan (Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Personal assistant, yaitu komunikasi yang terjadi antara pelanggan dengan petugas
pelayanan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai
2) Dedicated Personal Assistant, yaitu menugaskan orang khusus dalam melayani
pelanggan secara individual
3) Self Service, yaitu perusahaan menyediakan sarana yang diperlukan oleh pelanggan
dalam membantu dirinya sendiri
4) Automated service, yaitu hubungan yang menggabungkan proses layanan mandiri
dengan layanan otomatis
5) Communities, yaitu perusahaan membangun hubungna antar sesama pelanggan
untuk membentuk sebuah komunitas untuk saling bertukar pikiran dalam mengetahui
keinginan pelanggan
6) Co-creation, yaitu perusahaan membangun hubungan dengan konsumen untuk
menciptakan value preposition yang baru
e. Key Activities
Key activities menggambarkan aktivitas penting yang dilakukan oleh perusahaan agar bisnis
dapat berjalan dengan baik. Key activities dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu
(Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Produksi, berupa aktivitas yang berhubungan dengan perancangan, pembuatan, dan
pengiriman produk/jasa.
2) Pemecahan masalah, yaitu aktivitas operasi yang biasanya muncul pada perusahaan
konsultan, rumah sakit, organisasi penyedia jasa.
3) Jaringan/platform, yaitu tempat atau wadah bertemunya dua atau lebih segmen pasar
untuk saling berinteraksi/transaksi atau membangun network.
f. Key Resources
Key resources merupakan asset atau sumber daya penting yang dibutuhkan agar sebuah
bisnis dapat berjalan dengan baik. Key resources dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu
(Ostewalder dan Pigneur, 2010):
1) Fisik, meliputi gedung, tanah, kendaraan, perlengkapan
2) Intelektual, meliputi hak paten, merek, HAKI
3) SDM, khususnya SDM yang bertugas pada aktivitas kritis bisnis
4) Keuangan, meliputi modal ataupun perputaran uang yang terjadi di perusahaan
g. Key Partners
Key Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan
proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan Key Partnership
oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint venture, joint operation, atau aliansi
strategis. Biasanya perusahaan membentuk aliansi untuk mengurangi terjadinya risiko atau
meningkatkan daya saingnya dari competitor.
h. Cost Structure
Cost Structure adalah komposisi biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan nilai produk/jasa
yang akan diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya
laba yang diperoleh organisasi.
i. Revenue Stream
Revenue stream merupakan arus pendapatan yang menampilkan perolehan perusahaan dari
setiap segmen konsumen. Pendapatan dapat dihasilkan melalui beberapa cara (Ostewalder
dan Pigneur, 2010):
1) Usage Fee, yaitu pendapatan yang diperoleh dari menjual produk/jasa kepada
pelanggan
2) Subcription Fee, yaitu pendapatan dari menjual jasa secara terus menerus
3) Renting/leasing, yaitu pendapatan dari hasil penyewaan atau pemberian hak eksklusif
kepada orang lain untuk menggunakan asset perusahaan
4) Licencing, yaitu pendapatan yang diperoleh melalui pemberian hak intelektual
perusahaan kepada orang lain
5) Brocages Fee, yaitu pendapatan yang diterima dari layanan perantara antara penjual
dan pembeli
B. RANCANGAN TUGAS
1. Carilah contoh mengenai Business Model Canvas (BMC) di internet lalu diskusikan model
kanvas untuk bisnis kelompok anda.
2. Isilah poin-poin penting bisnis kelompok anda pada lembar kerja yang telah disediakan.
3. Buatlah powerpoint kemudian presentasikan BMC yang kelompok anda buat pada minggu
selanjutnya (TM4).
4. Cetaklah BMC kelompok anda pada kertas ukuran A3 dan kumpulkan pada TM5.
TM 3 - LEMBAR KERJA KELOMPOK
Nama Kelompok :
TM 3 - INDIKATOR PENILAIAN
1 Kelengkapan identifikasi 40
2 Alur berpikir 30
TOTAL
TM 3 - RUBRIK PENILAIAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan evaluasi aspek teknis adalah untuk mengetahui apakah dari segi pembangunan
usaha dan segi operasional, bisnis yang dikaji layak dilaksanakan. Aspek teknis harus
dipertimbangkan dan diperhitungkan secara tepat karena kesalahan dalam penentuan aspek ini
dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan. Selain itu, faktor teknis produksi mempunyai
pengaruh besar terhadap keberhasilan usaha dalam memasarkan hasil produksinya, karena
dapat mempengaruhi harga, mutu, pengadaan bahan baku. Evaluasi aspek teknis mencakup hal-
hal sebagai berikut :
1. Lokasi
Pemilihan lokasi pabrik secara langsung dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan
usaha karena berhubungan erat dengan masalah pemasaran hasil produksi dan biaya
pengadaan bahan baku. Oleh karena itu, faktor lokasi pabrik harus diperhitungkan dan
dipertimbangkan secara tepat baik dari segi ekonomi maupun teknis. Penentuan lokasi bagi
usaha dengan bidang produksi dan jasa akan berbeda. Indikator paling umum untuk
menentukan lokasi adalah sebagai berikut :
a. Ketersediaan bahan baku
Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dilakukan dengan
pertimbangan (1) kemudahan dalam pengangkutan, (2) harga bahan baku, (3) volume
bahan baku, dan (4) daya tahan bahan baku terhadap kerusakan. Dilihat dari biaya
pengangkutan bahan baku, apabila jumlah bahan baku yang diangkut jauh lebih besar
daripada bahan jadi sebagai akibat proses produksi, lokasi usaha yang dekat dengan
bahan baku menjadi lebih menguntungkan.
b. Daerah pemasaran
Lokasi usaha yang dekat pasar mempunyai keunggulan dalam pelayanan terhadap
konsumen yang dapat dilakukan dengan lebih cepat, ongkos angkut barang yang lebih
murah dan volume penjualan yang dapat ditingkatkan. Namun demikian seringkali suatu
usaha yang memerlukan berada dekat daerah pemasaran harus berjauhan dengan
sumber bahan baku. Letak pasar menjadi pertimbangan utama jika hal yang ditawaran
oleh perusahaan adalah jasa atau produk yang mudah rusak, atau produk yang harus
mudah dijangkau oleh pelanggan.
c. Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Bisnis yang
membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah relatif besar (padat karya) sebaiknya berlokasi
dekat dengan pemukiman penduduk, sementara bisnis yang perlu memanfaatkan
keahlian penduduk setempat seperti craft, hendaknya berlokasi dekat dengan tenaga kerja
yang mempunyai keahlian tersebut.
d. Kedekatan dengan key partner
Selain tiga faktor sebelumnya, perusahaan juga dapat mempertimbangkan kedekatan
dengan key partner sebagai faktor utama dalam memilih lokasi. Pertimbangan ini penting
bagi perusahaan yang bergerak dijasa, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang
teknologi dan sistem informasi.
2. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi adalah jumlah produk/jasa yang seharusnya diproduksi untuk
mencapai keuntungan yang optimal, dengan mengkombinasikan faktor eksternal (market share)
yang mungkin dapat diraih dan faktor internal yaitu usaha pemasaran yang akan dilakukan serta
variabel-variabel teknis yang berkaitan langsung dengan proses produksi.
Dalam penentuan kapasitas produksi, terdapat pertimbangan dari berbagai aspek agar
keputusan yang diambil tepat, antara lain :
1) Permintaan yang telah diketahui terlebih dahulu dengan melihat pangsa pasar pesaing dan
memprediksi bagian pangsa pasar yang dapat diraih.
2) Kemampuan finansial dan manajemen, jumlah dana yang tersedia, baik untuk biaya
investasi maupun modal kerja dari usaha yang direncanakan.
3) Kapasitas mesin-mesin yang tersedia, perusahaan dapat menentukan kapasitas produksi
dengan memaksimalkan kapasitas terpasang mesin atau fasilitas yang akan digunakan.
4) Suplai bahan baku, bagi perusahaan yang beroperasi based on raw material problem¸ maka
kapasitas produksi dapat ditentukan berdasarkan kuantitas dan kualitas bahan baku yang
diserap.
Pada perusahaan jasa, kapasitas digambarkan oleh jumlah pelanggan yang dapat
dilayani per periode. Hal ini akan mempengaruhi fasilitas, luas ruangan, atau jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan. Sementara kapasitas pada perusahaan berbasis
sistem informasi dapat berbentuk platform penyimpanan. Penentuan kapasitas ini berpengaruh
terhadap dana karena untuk memiliki kapasitas penyimpanan tersebut perusahaan harus
menyewa dari perusahaan penyedia cloud.
4. Fasilitas Produksi
Penentuan dan pemilihan fasilitas dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan teknis,
yaitu berhubungan dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk pengadaan dan penggunaan alat
tersebut dan pertimbangan yang berhubungan dengan fungsi dan kapasitas fasilitas yang
digunakan.
5. Perencanaan Tenaga Kerja
Jenis, keahlian dan jumlah tenaga yang dibutuhkan merupakan bagian dari perencanaan
produksi. Tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan menjadi hal yang penting
agar rencana produksi berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Studi Kelayakan Proyek, Edisi Empat, Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad, UPP AMP
YKPN, Okt 2000
TM – 5 LEMBAR KERJA KELOMPOK
Usaha sebagai produsen (barang)
Kelompok :
Perusahaan Dagang/jasa
No Kriteria Penilaian Bobot (%) Nilai Nilai Akhir
1 Lokasi usaha 25
2 Kapasitas operasional 20
3 Diagram alir 25
4 Fasilitas 15
5 Kebutuhan tenaga kerja 15
TOTAL
TM 5 - RUBRIK PENILAIAN