Anda di halaman 1dari 29

MODUL PRAKTIKUM

KEWIRAUSAHAAN

Oleh :
Tim Dosen Kewirausahaan

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. DESKRIPSI SINGKAT

Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman dan
penjiwaan tentang kewirausahaan sehingga terdorong motivasinya untuk berwirausaha. Cara
yang dilakukan adalah mengajak mahasiswa untuk terjun langsung dalam merancang sebuah
usaha berbasis kebutuhan masyarakat.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Dengan praktikum ini, diharapkan mahasiswa mempunyai kemampuan sebagai berikut :


1. Mengemukakan ide usaha dan mendiskusikan di dalam tim
2. Memaparkan ide usaha secara lisan maupun tertulis
3. Memahami keunggulan ide bisnis yang diajukan
4. Menganalisis kebutuhan pasar serta segmen yang dituju
5. Memahami cara membuat dan komponen Business Model Canvas (BMC)
6. Keterampilan dalam merancang usaha
7. Keterampilan dalam melakukan penjualan dan promosi
8. Memaparkan laporan usaha secara komprehensif

C. PETUNJUK PRAKTIKUM

1. Masing-masing praktikan wajib memiliki Modul Praktikum Kewirausahaan


2. Praktikan dibebaskan untuk memilih usaha secara individu maupun berkelompok (2-5
mahasiswa / kelompok)
3. Kegiatan praktikum adalah merancang sebuah usaha yang dapat direalisasikan jangka
panjang
4. Rancangan usaha dibebaskan (jasa/dagang/produksi) dengan catatan harus memiliki
keunikan dan sesuai dengan indicator yang ada pada Modul 1
5. Tatap muka selama praktikum hanya untuk asistensi dan melakukan evaluasi terhadap
rancangan usaha
6. Implementasi usaha dilakukan secara mandiri dengan dampingan dari asisten praktikum
D. INDIKATOR PENILAIAN PRAKTIKUM

A. Unsur Penilaian Praktikum

NO INDIKATOR UNSUR PENILAIAN


1 Lembar Kerja Praktikum - Sesuai rubrik -
a. Kehadiran individu
b. Keaktifan individu (sesuai rubrik)
2 Presentasi Laporan
c. Performance saat presentasi (sesuai
rubrik)
a. Substansi
b. Kelengkapan
3 Laporan
c. Alur Berfikir
d. Kemampuan menganalisis

B. Rubrik Penilaian Presentasi (Individu)

No Peran Individu Indikator Nilai


1 Moderator - 50

2 Presentator • Presentasi disampaikan dengan sistematis 85


• Presentator tidak membaca teks pada PPT
• Presentator tidak membaca teks pada PPT 75
• Presentasi disampaikan tidak sistematis

• Presentator membaca teks 65


3 Memberi • Pertanyaan/tanggapan sesuai dengan topik 80
pertanyaan bahasan
• Pertanyaan/tanggapan tidak sesuai dengan 70
topik bahasan
D. JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM

MINGGU
KEGIATAN PRAKTIKUM
KE
V 1. Ide Usaha
VI 2. Presentasi Rancangan Usaha
VII 3. Business Model Canvas
IX 4. Presentasi Business Model Canvas
X 5. Kuliah Tamu
X 6. Evaluasi Operasional
XI 7. Evaluasi Tes Pasar
XII 8. Evaluasi Harga dan Keuangan
XIII 9. EXPO
XIV 10. UAP
MATERI 1
IDE DAN RANCANGAN USAHA

A. TINJAUAN PUSTAKA

I. Mengembangkan Ide Bisnis


Mengembangkan ide bisnis menjadi produk atas jasa yang visibel adalah faktor kritis
dalam membangun sebuah bisnis. Ide bisnis seringkali menjadi basis dalam memulai sebuah
bisnis. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam membangun sebuah ide bisnis
:
1. Apakah anda mempunyai keahlian khusus yang bisa menjadi dasar untuk memulai bisnis
baru?
2. Apakah anda mempunyai hobi yang bisa dialihkan untuk sebuah bisnis?
3. Apakah ada salah satu kebutuhan anda yang belum bisa disediakan oleh orang lain? Jika
anda membutuhkan hal itu, kemungkinan besar orang lain juga membutuhkan.
4. Apakah anda mempunyai temuan-temuan dari coba-coba yang mempunyai kegunaan bagi
masyarakat.
Jika ide bisnis telah ditemukan, maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah ide tersebut
mampu dijadikan bisnis yang menguntungkan? Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan
untuk mempertimbangkan hal tersebut:
1. Apakah produk anda dapat memuaskan kebutuhan pasar?
2. Apakah anda bisa mengidentifikasikan pelanggan potensial?
3. Akankah produk anda bisa bertahan terhadap perubahan tren atau bahkan tidak bertahan
dan mati?
4. Apakah produk/jasa anda unik, berbeda dan memiliki kelebihan dibanding produk serupa?
5. Bagaimana peluang pengembangan bisnis anda?

II. Identifikasi Peluang Pasar


Perusahaan baru dapat banyak memperoleh gagasan dengan memperhatikan perubahan
pasar. Pelaku usaha dapat menggunakan inspirasi bahwa peluang itu dapat berarti:
a. Merebut pasar dari para pesaing (intersection)
b. Menggantikan posisi yang ada dari pesaing (replacement)
c. Mengisi kekosongan dari celah persaingan (filter)
d. Menghancurkan market leader (destroyer)
e. Melengkapi ketidaksempurnaan pasar (compatible – hulu ke hilir)
Identifikasi pasar dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan informal dan
pendekatan formal. Pada pendekatan informal, pelaku usaha mengidentifikasi peluang usaha
dengan membaca surat kabar, blog, sosial media, iklan, menghadiri pameran dagang, serta
meneliti produk pesaing untuk memperoleh gagasan dalam peluang pasar yang dapat diambil.
Pelaku usaha dapat pula menggunakan pendekatan formal untuk mengidentifikas peluang
pasar. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah jaringan ekspansi produk/ pasar yaitu
product / market expansion grid (Kotler, 1984). Pada metode ini, terdapat dua strategi yang dapat
digunakan untuk menentukan peluang pertumbuhan bisnis, yaitu :
1) Pengembangan Produk (Product Development)
Pengembangan produk merupakan upaya menawarkan produk baru atau produk yang
ditingkatkan bagi pasar yang ada. Strategi ini menerapkan prinsip amati, tiru, dan
modifikasi. Pelaku usaha perlu mengetahui kebutuhan pelanggan saat ini terhadap jenis
produk yang akan ditawarkan. Pelaku usaha dapat melihat adanya cara menambah atau
memodifikasi tampilan dan fitur produk/jasa (product feature), mengadakan beberapa
tingkat kualitas, atau, memperbanyak jenis atau ukuran untuk lebih memenuhi kebutuhan
pelanggan baru.
2) Diversifikasi (Diversification)
Pelaku usaha dapat bergerak ke lini bisnis yang sama sekali berbeda, yang mungkin
mencakup produk, pasar, atau bahkan tingkatan dalam sistem produksi, pemasaran yang
sama sekali baru. Cara ini dapat memungkinkan pelaku usaha untuk memanfaatkan
perubahan yang terjadi pada pasar sekarang, atau perubahan yang lebih mendasar dalam
lingkungan tak terkendali.

III. Menentukan Segmen dan Target Pasar


Sebuah bisnis/perusahaan dapat memilih untuk memasuki satu atau lebih segmen suatu
pasar tertentu. Pembagian segmen pasar dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut
:

1. Geografis
Pembagian segmen pasar secara geografis merupakan pengelompokan pelanggan yang
didasarkan pada lokasi/daerah pelanggan berada. Contoh segmentasi berdasarkan geografis
adalah sebagai berikut :
a. Sementasi wilayah, misal calon pelanggan yang berada pada suatu kota, provinsi, atau
negara
b. Daerah berdasar kepadatan penduduk, misal calon pelanggan di kota-kota besar di
Indonesia
c. Iklim, misal daerah tropis, sub-tropis, dataran rendah, atau pegunungan
2. Demografis
Pembagian segmen yang berhubungan dengan kependudukan. Pembagian segmen pasar
dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Tipe keluarga (single, keluarga kecil, keluarga besar, single parent)
d. Pendapatan
e. Pekerjaan (profesional, tenaga administratif, pengusaha, purnawirawan, pengangguran)
f. Pendidikan
g. Agama
h. Ras/kebudayaan
3. Psikografis
Pembagian segmen berdasarkan ciri-ciri kepribadian pelanggan. Pembagian segmen pasar
dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Gaya hidup (sport, elit, sosialita, urban, pedesaan)
b. Kelas sosial
c. Kepribadian

Ada lima cara/ pola yang dapat dilakukan dalam memilih segmen untuk pasar sasaran,
antara lain (Kotler, 1984) :
1. Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal
Pelaku usaha dapat memutuskan untuk melayani hanya satu segmen pasar. Sebagai contoh,
hanya melayani segmen pelanggan dengan tingkat pendapatan tinggi. Pemilihan segmen ini
meberikan konsekuensi bahwa produk/jasa yang ditawarkan harus memiliki kualitas premium
atau penggunaannya dapat meningkatkan prestige.
2. Mengkhususkan diri pada sebuah keinginan pelanggan
Pelaku usaha meng-khususkan segmen pasar yang akan dilayani, contohnya perusahaan
memproduksi obat batuk untuk segala usia
3. Mengkhususkan diri pada sesuah kelompok pelanggan
Pelaku usaha dapat memutuskan untuk menetapkan segmen pada kelompok tertentu.
Contohnya, perusahaan memproduksi obat batuk yang dibutuhkan oleh kelompok usia
tertentu.
4. Melayani beberapa segmen yang tidak berhubungan
Pelaku usaha memutuskan untuk melayani beberapa segmen pasar yang mempunyai
hubungan yang tidak banyak selain bahwa masing-masing memberikan suatu kesempatan
yang menarik secara individu. Misal produk aqua melayani pelanggan rumah tangga,
pelajar/mahasiswa, hingga pencinta sport.
5. Meliputi seluruh keseluruhan pasar
Di sini perusahaan dapat melayani seluruh segmen pasarnya. Misalnya gojek yang
memberikan jasa transportasi untuk masyarakat dengan latar belakang pendidikan, usia, jenis
kelamin, dan pendapatan yang berbeda.

IV. Konsep Sociopreneur


Sociopreneur terdiri dari empat elemen utama yakni social value, civil society, innovation,
dan economic activity Hulgard (2010).
• Social Value merupakan elemen paling khas dari kewirausahaan sosial yakni menciptakan
manfaat sosial yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
• Civil Society. Kewirausahaan sosial pada umumnya berasal dari inisiatif dan partisipasi
masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial yang ada di masyarakat.
• Innovation. Kewirausahaan sosial memecahkan masalah sosial dengan cara-cara inovatif
antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial.
• Economic Activity. Kewirausahaan sosial yang berhasil pada umumnya dengan
menyeimbangkan antara antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis.
Sociopreneur berperan dalam perbaikan sistem, ekonomi, menemukan pendekatan baru,
hingga dapat menemukan solusi untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik,
terutama untuk masyarakat menengah ke bawah. Pada dasarnya, sociopreneur menggabungkan
dua tujuan, yaitu memperoleh profit dan memberikan dampak sosial yang baik bagi masyarakat.
Penelitian Harvard University menunjukkan bahwa perusahaan yang terbaik adalah yang
perusahaan yang berbasis sociopreneur dan perusahaan terburuk adalah perusahaan yang
hanya mengejar profit saja.

Daftar Pustaka
Kotler, Philips. 1984. Marketing Management.
Hulgard, Lars (2010). Discourses of Social Entrepreneurship-Variation of The Same Theme?
EMES European Research Network.

B. Rancangan Tugas

1. Buatlah rancangan usaha dengan panduan lembar kerja yang tersedia.


2. Buatlah powerpoint kemudian presentasikan ide/rancangan usaha kelompok anda pada
pertemuan berikutnya (TM2).
3. Mintalah feedback atas ide usaha anda.
4. Buat rancangan ide usaha final dalam bentuk ”paper” dan kumpulkan pada TM3.
TM 1 – LEMBAR KERJA KELOMPOK

Kelompok:

Anggota Kelompok:

Deskripsi rencana Produk/Jasa (sebutkan keunggulan produk anda, jika produk sejenis telah ada di
pasaran) :

Peluang Pasar (diidentifikasi berdasarkan kebutuhan pelanggan) :


Segmentasi dan Target Pasar (deskripsikan dengan jelas dan spesifik) :

Kontribusi sosial produk/jasa/usaha bagi masyarakat :


TM 1 - INDIKATOR PENILAIAN IDE BISNIS

No Kriteria Penilaian Bobot (%) Nilai Nilai Akhir


1 Orisinalitas Ide 30
2 Potensi untuk dipasarkan 20
3 Daya saing 20
4 Kesesuaian pasar 15
5 Manfaat sosial 15
TOTAL
TM 1 - RUBRIK PENILAIAN

No Kriteria Penilaian Indikator Nilai


1 Orisinalitas Ide • Permasalah di masyarakat/pelanggan diidentifikasi 86 – 100
dengan jelas, ide bersifat baru (prior)
• Permasalahan dapat diidentifikasi, namun ide serupa 71 – 85
sudah banyak yang mengaplikasikan
50 - 70
• Ide tidak berdasarkan permasalahan atau kebutuhan
masyarakat/pelanggan
2 Potensi untuk • Ide produk/jasa memiliki sasaran pasar (segmentasi 81 – 100
dipasarkan dan target) yang jelas 50 - 80
• Ide produk/jasa tidak memiliki sasaran pasar
(segmentasi dan target) yang jelas
3 Daya saing • Produk/jasa memiliki keunggulan terhadap produk 81 – 100
sejenis (jika telah ada pesaing)
• Produk/jasa memiliki spesifikasi yang sama terhadap 50 - 80
produk sejenis (jika telah ada pesaing)
5 Kesesuaian pasar • Segmen pasar jelas dan sesuai dengan jenis 86 – 100
produk/jasa yang ditawarkan
• Segmen pasar jelas namun tidak sesuai dengan jenis 71 – 85
produk/jasa yang ditawarkan
• Segmen pasar tidak jelas 50 - 70

6 Manfaat sosial • Ide usaha/produk/jasa dapat memberikan kontribusi 86 – 100


yang nyata bagi masyarakat dan dapat dijelaskan
secara logis 71 – 85
• Ide usaha /jasa dapat kurang memberikan kontribusi
yang bagi masyarakat 50 - 70
• Kontribusi usaha/produk/jasa tidak dapat dijelaskan
secara logis
MATERI 2
BUSINESS MODEL CANVAS

A. TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Business Model Canvas


Pada dasarnya, Business Model Canvas berisi 9 blok yang berisi poin-poin penting dalam
sebuah bisnis. Blok-blok ini dibuat oleh Osterwalder dan Pigneur (2010) untuk memudahkan
pelaku usaha untuk membangun dan mengembangkan bisnis. Cara mengisi blok-blok tersebut
tergantung dengan kebutuhan bisnis setiap perusahaan. Penulisan business model canvas bisa
dimulai dari penawaran (offer-driven), resources yang dimiliki (resource- driven), customer yang
akan dilayani (customer- driven), atau dana yang dimiliki (finance- driven).

Gambar 1. Business Model Canvas


II. Komponen Business Model Canvas
a. Customer Segment
Dalam menjalankan sebuah bisnis, pertama-tama pelaku usaha harus menetapkan siapa
yang harus dilayani. Perusahaan dapat menetapkan untuk melayani satu atau lebih segmen.
Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain dalam model bisnis.

b. Value Preposition
Value preposition menggambarkan bagaimana pelanggan/pelanggan dapat beralih dari satu
perusahaan ke perusahaan lain melalui produk/jasa yang ditawarkan. Produk/jasa tersebut
harus memiliki keunggulan berbeda dengan perusahaan kompetitornya. Berikut beberapa hal
yang berkontribusi dalam menciptakan value preposition (Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Ketebaruan, yaitu menciptakan produk baru yang belum pernah ada dan memiliki
keunikan
2) Performance, yaitu meningkatkan kinerja suatu produk/jasa yang ada
3) Customization, yaitu menyesuaikan produk/jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan
saat ini agar produk/jasa memiliki nilai lebih
4) Getting the job done, yaitu produk/jasa dapat membantu pelanggan menyelesaikan
pekerjaannya
5) Design, produk yang ditawarkan memiliki disain yang menarik
6) Price, yaitu perusahaan dapat menawarkan produk/jasa dengan harga yang lebih
murah dibanding pesaingnya.
7) Cost reduction, yaitu perusahaaan dapat memberikan nilai melalui pengurangan biaya
yang perlu dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk/jasa
8) Risk reduction, yaitu produk/jasa memiliki garansi jika terjadi kerusakan atau
ketidakpuasan pelanggan
9) Accessibility, yaitu produk dapat dengan mudah digunakan oleh semua orang

c. Channels
Channel menggambarkan bagaimana perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan
pelanggan dalam menyampaikan value preposition-nya. Berikut beberapa fungsi channel
(Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap produk/jasa yang ditawarkan
2) Membantu pelanggan dalam mengevaluasi nilai yang ditawarkan perusahaan
3) Memberikan proposisi nilai perusahaan kepada pelanggan
4) Memberikan layanan pendukung pasca pembelian
d. Customer Relationship
Customer relationship merupakan cara-cara yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan, yang dibangun sesuai dengan customer segment karena setiap segmentasi
memiliki ciri yang berbeda. Terdapat 6 cara dalam menjalin hubungan yang baik dengan
pelanggan (Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Personal assistant, yaitu komunikasi yang terjadi antara pelanggan dengan petugas
pelayanan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai
2) Dedicated Personal Assistant, yaitu menugaskan orang khusus dalam melayani
pelanggan secara individual
3) Self Service, yaitu perusahaan menyediakan sarana yang diperlukan oleh pelanggan
dalam membantu dirinya sendiri
4) Automated service, yaitu hubungan yang menggabungkan proses layanan mandiri
dengan layanan otomatis
5) Communities, yaitu perusahaan membangun hubungna antar sesama pelanggan
untuk membentuk sebuah komunitas untuk saling bertukar pikiran dalam mengetahui
keinginan pelanggan
6) Co-creation, yaitu perusahaan membangun hubungan dengan konsumen untuk
menciptakan value preposition yang baru

e. Key Activities
Key activities menggambarkan aktivitas penting yang dilakukan oleh perusahaan agar bisnis
dapat berjalan dengan baik. Key activities dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu
(Ostewalder dan Pigneur, 2010) :
1) Produksi, berupa aktivitas yang berhubungan dengan perancangan, pembuatan, dan
pengiriman produk/jasa.
2) Pemecahan masalah, yaitu aktivitas operasi yang biasanya muncul pada perusahaan
konsultan, rumah sakit, organisasi penyedia jasa.
3) Jaringan/platform, yaitu tempat atau wadah bertemunya dua atau lebih segmen pasar
untuk saling berinteraksi/transaksi atau membangun network.

f. Key Resources
Key resources merupakan asset atau sumber daya penting yang dibutuhkan agar sebuah
bisnis dapat berjalan dengan baik. Key resources dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu
(Ostewalder dan Pigneur, 2010):
1) Fisik, meliputi gedung, tanah, kendaraan, perlengkapan
2) Intelektual, meliputi hak paten, merek, HAKI
3) SDM, khususnya SDM yang bertugas pada aktivitas kritis bisnis
4) Keuangan, meliputi modal ataupun perputaran uang yang terjadi di perusahaan
g. Key Partners
Key Partnership merupakan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan
proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan Key Partnership
oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, joint venture, joint operation, atau aliansi
strategis. Biasanya perusahaan membentuk aliansi untuk mengurangi terjadinya risiko atau
meningkatkan daya saingnya dari competitor.

h. Cost Structure
Cost Structure adalah komposisi biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan nilai produk/jasa
yang akan diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya
laba yang diperoleh organisasi.

i. Revenue Stream
Revenue stream merupakan arus pendapatan yang menampilkan perolehan perusahaan dari
setiap segmen konsumen. Pendapatan dapat dihasilkan melalui beberapa cara (Ostewalder
dan Pigneur, 2010):
1) Usage Fee, yaitu pendapatan yang diperoleh dari menjual produk/jasa kepada
pelanggan
2) Subcription Fee, yaitu pendapatan dari menjual jasa secara terus menerus
3) Renting/leasing, yaitu pendapatan dari hasil penyewaan atau pemberian hak eksklusif
kepada orang lain untuk menggunakan asset perusahaan
4) Licencing, yaitu pendapatan yang diperoleh melalui pemberian hak intelektual
perusahaan kepada orang lain
5) Brocages Fee, yaitu pendapatan yang diterima dari layanan perantara antara penjual
dan pembeli

B. RANCANGAN TUGAS

1. Carilah contoh mengenai Business Model Canvas (BMC) di internet lalu diskusikan model
kanvas untuk bisnis kelompok anda.
2. Isilah poin-poin penting bisnis kelompok anda pada lembar kerja yang telah disediakan.
3. Buatlah powerpoint kemudian presentasikan BMC yang kelompok anda buat pada minggu
selanjutnya (TM4).
4. Cetaklah BMC kelompok anda pada kertas ukuran A3 dan kumpulkan pada TM5.
TM 3 - LEMBAR KERJA KELOMPOK
Nama Kelompok :
TM 3 - INDIKATOR PENILAIAN

No Kriteria Penilaian Bobot (%) Nilai Nilai Akhir

1 Kelengkapan identifikasi 40

2 Alur berpikir 30

3 Value yang ditawarkan 30

TOTAL

TM 3 - RUBRIK PENILAIAN

No Kriteria Penilaian Indikator Nilai


1 Kelengkapan Identifikasi • Komponen BMC telah dicantumkan dengan 90
(setiap komponen bernilai lengkap
10 poin) • Komponen BMC tidak dicantumkan dengan 0 - 80
lengkap
2 Alur Berpikir • Komponen BMC logis dan dapat dengan 81 – 90
mudah direalisasikan
• Komponen BMC logis namun sulit untuk 66 – 80
direalisasikan
• Komponen BMC tidak logis/tidak koheren
antara value yang ditawarkan dengan 50 - 65
komponen lain
3 Value Preposition • Value produk/jasa yang ditawarkan memiliki 81 – 90
keunikan dibanding produk/jasa sejenis yang
telah ada
• Value produk/jasa yang ditawarkan sama
65 - 80
dengan produk/jasa sejenis yang telah ada
MATERI 3
KELAYAKAN TEKNIS USAHA

A. TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan evaluasi aspek teknis adalah untuk mengetahui apakah dari segi pembangunan
usaha dan segi operasional, bisnis yang dikaji layak dilaksanakan. Aspek teknis harus
dipertimbangkan dan diperhitungkan secara tepat karena kesalahan dalam penentuan aspek ini
dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan. Selain itu, faktor teknis produksi mempunyai
pengaruh besar terhadap keberhasilan usaha dalam memasarkan hasil produksinya, karena
dapat mempengaruhi harga, mutu, pengadaan bahan baku. Evaluasi aspek teknis mencakup hal-
hal sebagai berikut :
1. Lokasi
Pemilihan lokasi pabrik secara langsung dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan
usaha karena berhubungan erat dengan masalah pemasaran hasil produksi dan biaya
pengadaan bahan baku. Oleh karena itu, faktor lokasi pabrik harus diperhitungkan dan
dipertimbangkan secara tepat baik dari segi ekonomi maupun teknis. Penentuan lokasi bagi
usaha dengan bidang produksi dan jasa akan berbeda. Indikator paling umum untuk
menentukan lokasi adalah sebagai berikut :
a. Ketersediaan bahan baku
Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dilakukan dengan
pertimbangan (1) kemudahan dalam pengangkutan, (2) harga bahan baku, (3) volume
bahan baku, dan (4) daya tahan bahan baku terhadap kerusakan. Dilihat dari biaya
pengangkutan bahan baku, apabila jumlah bahan baku yang diangkut jauh lebih besar
daripada bahan jadi sebagai akibat proses produksi, lokasi usaha yang dekat dengan
bahan baku menjadi lebih menguntungkan.
b. Daerah pemasaran
Lokasi usaha yang dekat pasar mempunyai keunggulan dalam pelayanan terhadap
konsumen yang dapat dilakukan dengan lebih cepat, ongkos angkut barang yang lebih
murah dan volume penjualan yang dapat ditingkatkan. Namun demikian seringkali suatu
usaha yang memerlukan berada dekat daerah pemasaran harus berjauhan dengan
sumber bahan baku. Letak pasar menjadi pertimbangan utama jika hal yang ditawaran
oleh perusahaan adalah jasa atau produk yang mudah rusak, atau produk yang harus
mudah dijangkau oleh pelanggan.
c. Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Bisnis yang
membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah relatif besar (padat karya) sebaiknya berlokasi
dekat dengan pemukiman penduduk, sementara bisnis yang perlu memanfaatkan
keahlian penduduk setempat seperti craft, hendaknya berlokasi dekat dengan tenaga kerja
yang mempunyai keahlian tersebut.
d. Kedekatan dengan key partner
Selain tiga faktor sebelumnya, perusahaan juga dapat mempertimbangkan kedekatan
dengan key partner sebagai faktor utama dalam memilih lokasi. Pertimbangan ini penting
bagi perusahaan yang bergerak dijasa, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang
teknologi dan sistem informasi.

2. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi adalah jumlah produk/jasa yang seharusnya diproduksi untuk
mencapai keuntungan yang optimal, dengan mengkombinasikan faktor eksternal (market share)
yang mungkin dapat diraih dan faktor internal yaitu usaha pemasaran yang akan dilakukan serta
variabel-variabel teknis yang berkaitan langsung dengan proses produksi.
Dalam penentuan kapasitas produksi, terdapat pertimbangan dari berbagai aspek agar
keputusan yang diambil tepat, antara lain :
1) Permintaan yang telah diketahui terlebih dahulu dengan melihat pangsa pasar pesaing dan
memprediksi bagian pangsa pasar yang dapat diraih.
2) Kemampuan finansial dan manajemen, jumlah dana yang tersedia, baik untuk biaya
investasi maupun modal kerja dari usaha yang direncanakan.
3) Kapasitas mesin-mesin yang tersedia, perusahaan dapat menentukan kapasitas produksi
dengan memaksimalkan kapasitas terpasang mesin atau fasilitas yang akan digunakan.
4) Suplai bahan baku, bagi perusahaan yang beroperasi based on raw material problem¸ maka
kapasitas produksi dapat ditentukan berdasarkan kuantitas dan kualitas bahan baku yang
diserap.
Pada perusahaan jasa, kapasitas digambarkan oleh jumlah pelanggan yang dapat
dilayani per periode. Hal ini akan mempengaruhi fasilitas, luas ruangan, atau jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan. Sementara kapasitas pada perusahaan berbasis
sistem informasi dapat berbentuk platform penyimpanan. Penentuan kapasitas ini berpengaruh
terhadap dana karena untuk memiliki kapasitas penyimpanan tersebut perusahaan harus
menyewa dari perusahaan penyedia cloud.

3. Proses Produksi / Penyampaian Jasa


Penggunaan cara atau metoda produksi yang tepat akan mengakibatkan proses
produksi berjalan secara efisien dan dengan produktivitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan pilihan
cara produksi melibatkan pertimbangan-pertimbangan teknologi yang akan digunakan (manual,
semi otomatis atau otomatis), keahlian tenaga kerja, tata letak mesin dan peralatan, waktu dan
jadwal kerja yang semuanya pada akhirnya tergantung pada dana yang tersedia.
Bagi perusahaan yang memproduksi barang, maka hal pertama yang harus diperhatikan
adalah pemilihan bahan baku produksi karena bahan baku merupakan faktor kritis dalam
produksi. Dalam penentuan bahan baku perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Sesuai spesifikasi bahan baku yang dipersyaratkan antara lain menyangkut kualitas bahan
baku yang diinginkan, jumlah, sifat fisika, kimia dan lain-lain.
b) Terjaminnya ketersediaan pasokan, harga relatif murah sesuai dengan kualitas yang
diinginkan, penanganannya mudah dan lain-lain.
Selanjutnya setelah diketahui bahan baku yang

4. Fasilitas Produksi
Penentuan dan pemilihan fasilitas dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan teknis,
yaitu berhubungan dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk pengadaan dan penggunaan alat
tersebut dan pertimbangan yang berhubungan dengan fungsi dan kapasitas fasilitas yang
digunakan.
5. Perencanaan Tenaga Kerja
Jenis, keahlian dan jumlah tenaga yang dibutuhkan merupakan bagian dari perencanaan
produksi. Tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan menjadi hal yang penting
agar rencana produksi berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Daftar Pustaka
Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Studi Kelayakan Proyek, Edisi Empat, Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad, UPP AMP
YKPN, Okt 2000
TM – 5 LEMBAR KERJA KELOMPOK
Usaha sebagai produsen (barang)
Kelompok :

Deskripsi bentuk/nama usaha :

Lokasi usaha : Pertimbangan :

Kapasitas Produksi dan Pertimbangannya :


Diagram Alir Proses Produksi :
Bahan baku : Pemasok :

Fasilitas/peralatan produksi (uraian dan jumlah yang dibutuhkan) :

Rencana kebutuhan tenaga kerja :


TM – 5 LEMBAR KERJA KELOMPOK
Usaha dagang / jasa
Kelompok :

Deskripsi bentuk / nama usaha :

Lokasi usaha : Pertimbangan :

Kapasitas operasi dan pertimbangannya :


Prosedur pelayanan (flowchart) :
Fasilitas yang dibutuhkan :

Rencana kebutuhan tenaga kerja :

Kendala aspek teknis :


TM 5 - INDIKATOR PENILAIAN
Perusahaan Manufaktur
No Kriteria Penilaian Bobot (%) Nilai Nilai Akhir
1 Lokasi usaha 20
2 Kapasitas produksi 20
3 Bahan baku 10
4 Diagram alir 20
5 Fasilitas 15
6 Kebutuhan tenaga kerja 15
TOTAL

Perusahaan Dagang/jasa
No Kriteria Penilaian Bobot (%) Nilai Nilai Akhir
1 Lokasi usaha 25
2 Kapasitas operasional 20
3 Diagram alir 25
4 Fasilitas 15
5 Kebutuhan tenaga kerja 15
TOTAL
TM 5 - RUBRIK PENILAIAN

No Kriteria Penilaian Indikator Nilai


1 Lokasi Usaha • Lokasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik 80
bisnis kelompok
• Lokasi yang dipilih kurang sesuai dengan 0 - 79
karakteristik bisnis kelompok
2 Kapasitas • Kapasitas ditentukan secara logis melalui 80
pertimbangan internal dan eksternal
• Kapasitas ditentukan berdasarkan 70
pertimbangan internal / eksternal saja
• Kapasitas ditentukan melalui pertimbangan
yang tidak logis 0 - 69

2 Bahan baku (produk) • Paparan lengkap 80


• Paparan tidak lengkap 0 - 79
3 Diagram alir • Paparan lengkap 80
• Paparan tidak lengkap 0 - 79
4 Fasilitas • Paparan lengkap 80
• Paparan tidak lengkap 0 - 79
5 Kebutuhan tenaga kerja • Keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan 80
operasional usaha dipaparkan dengan lengkap
• Keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan
operasional usaha tidak dipaparkan dengan
0 - 79
lengkap

Anda mungkin juga menyukai