Anda di halaman 1dari 9

1. Tujuan.

a. Mahasiswa mampu melakukan praktikum pengukuran kelembaban udara di


Universitas Negeri Malang.
b. Mahasiwa mampu membuat peta kelembaban udara relatif.
c. Mahasiswa mampu menganalisis peta kelembaban relatif tersebut.
2. Alat dan Bahan.
a. Termometer bola basah dan bola kering.
b. Tisu.
c. Laptop/notebook/PC.
d. Plastik transparan.
e. Spidol OHP.
3. Dasar Teori.

Kelembaban adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Uap


airmerupakan gas yang paling dinamis diatmosfer, dimana kandungan uap air dapat
berubah dengan cepat pada setiap periode 24 jam. Dinamika kandungan uap air di
atmosfer terutama disebabkan karena air dapat berubah dari cair ke gas atau
sebaliknya dengan cepat. Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang
merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-
butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan
tanah, kalau awan melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang dikandung
oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur makin banyak uap air
yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975). Seperti gas-gas lainnya, uap
air juga mempunyai tekanan, yang semakin besar apabila temperatur naik. Tekanan
tersebut dinamakan tekanan uap. Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau
ditimbulkan oleh uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur yang tertentu.
Tekanan uap itu adalah juga bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur dengan
milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur sudah jenuh maka
tekanan uap pada temperatur tersebut mencapai maksimum. Angka maksimum
tersebut disebut tekanan uap maksimum (Handoko, 1986).

Proses perubahan air menjadi uap air di sebut penguapan (vaporisasi atau
evaporasi). Molekul-molekul air yang mempunyai energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi gaya-gaya tarik yang cenderung untuk menahannya dalam badan air
diproyeksikkan melalui permukaan air.Oleh karena energi kinetik bertambah dan
tegangan permukaan berkurang ketika temperatur naik, maka laju penguapan naik
menurut temperatur. Hampir semua uap di atmosfer adalah hasil penguapan dari
permukaan air (Linsley, 1989).

Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara


menurut Kartasapoetra (1990) yaitu:

a. Metode pertambahan panjang dan


b. Metode pertambahan berat pada benda-benda higroskopis, serta
c. Metode termodinamika.

Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan


yang menggunakan metode termodinamika disebut psychrometer (Gunarsih, 1990).

Kelembaban nisbi pada suatu tempat tergantung pada suhu yang menentukan
kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan uap air aktual di tempat
tersebut. Kandungan uap air yang aktual ini ditentukan oleh ketersediaan air di tempat
tersebut serta energi untuk menguapkannya. Jika daerah tersebut basah dan panas
seperti daerah-daerah di Kalimantan, maka penguap akan tinggi yang berakibat pada
kelembaban mutlak serta kelembaban nisbi yang tinggi. Sedangkan daerah
pegunungan di Indonesia umumnya mempunyai kelembaban nisbi yang tinggi karena
suhunya rendah sehingga kapasitas udara untuk menampung uap air relatif kecil
(Handoko, 1986).

Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan


kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan
tekanan uap aktual, maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut
merupakan tekanan uap jenuh. Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat ditulis dengan
persen (Sutrisno, 1986).

Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara
udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup dimasukkan larutan,
maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan
antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi air udara berhubungan dengan
kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002)
Kelembaban relatif akan diukur dengan menghembus udara pada dua buah
termometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan
lainnya kering (bola kering) pendekatan gravimetricmerupakan pengukuran langsung.
Etimasi kasar (tapi praktis) untuk kelembaban relative berdasarkan data kerapatan uap
air dan suhu udara dapat dilkukan dengan menggunakan penyajian hubungan antar
suhu udara, kerapatan uap air, suhu bola basah, dan kelembaban (Syehan, 1990).

Menurut Umar (2012), tinggi-rendahnya kelembaban udara di suatu tempat


sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu:

a. Suhu
b. Tekanan udara
c. Pergerakan angin
d. Kuantitas dan kualitas penyinaran
e. Vegetasi
f. Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan).

Pada ekosistem, faktor-faktor tidak bekerja sendiri-sendiri akan tetapibekerja


bersam-sama. Temperatur dan kelembaban sangat berpengaruh pada lingkungan darat.
Efek pembatas dari temperature bertambah hebat apabila kelembaban dalam keadaan
ekstrim, yaitu tinggi maupun rendah interaksi antara temperature dan kelembaban
seperti interaksi pada faktor lain yaitu tergantung kepada nilai nisbi dan nilai mutlak
dari setiap faktor (Suryati, 2007).

Faktor-Faktor yang akan diukur adalah temperatur dan kelembaban nisbi.


Kelembaban nisbi adalah banyaknya uap air yang terdapat dalam udara pada
temperatur tertentu dibandingkan dengan banyaknya uap air yang dapat dikandung
secara maksimum pada temperatur tersebut. Kelembaban nisbi dinyatakan dalam
prosen (%). Pada umumnya organisme akan kehilangan lebih banyak air dalam
atmosfer dengan kelembaban rendah dari pada dalam atmosfer dengan kelembaban
tinggi. Oleh karena itu salah satu faktor abiotik yang sangat penting pada organisme
darat adalah kelembaban nisbi.

Kelembaban nisbi biasanya diukur dengan menggunakan termometer basah


dan kering, baik secara manual maupun dengan alat Sling Psychrometer dan
Hygrograf. Apabila pembacaan pada kedua termometer basah dan kering sama, maka
kelembaban nisbinya adalah 100%, tetapi apabila pembacaan termometer basah di
bawah termometer kering, maka kelembaban nisbinya kurang dari 100%. Nilai
sebenarnya dapat dilihat pada tabel, tetapi kalau menggunakan Sling Psychrometer
dan hygrometer dapat langsung dibaca pada skala ukurannya (Umar, 2012).

Dalam kelembaban ini kita mengenal beberapa istilah yaitu kelembaban


mutlak, kelembaban specifik dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah
massa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakkan dalam gram/m,
kelembaban specifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan
massa udara yang dinyatakkan dalam gram/kilogram, sedangkan kelembaban relatif
merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air
yang mengandung panas dan temperatur tertentu yang dinyatakkan dalam persen (%)
(Kartasapoetra, 1990).

4. Langkah Kerja.
a. Siapkan termometer basah dan kering.
b. Basahi bagian bola pada thermometer bola basah agar termometer tersebut dapat
digunakan.
c. Lakukan pengamatan pada pukul 07.00, 09.00, 11.00, 13.00, 15.00 dan 17.00
W.I.B.
d. Pastikan termometer jauh dari gangguan yang tidak boleh ada pada saat
pengamatan. Gangguan tersebut berupa vegetasi dan pastikan thermometer
tersebut tidak terkena sinar matahari secara langsung.
e. Cari rata rata kelembababan pada tiap-tiap titik tersebut lalu plot lokasi tersebut
pada plastik transparan.
f. Hubungkan kelembaban yang memiliki rata rata kelembaban relatif yang sama
anatara satu titik dan titik yang lain.
5. Hasil.

Tabel Rata Rata Bola Kering.

BK BK BK BK BK BK RATA-
LOKASI 07.00 09.00 11.00 13.00 15.00 17.00 RATA
1 27 31 34 35 27 26,5 30,08333333
2 25 29 31 29 27,5 27 28,08333333
3 24 30 33 33 27 27 29
4 24 28,5 29,5 32 26 25 27,5
5 26 31 36 28 26,5 29,5
6 25 29 31 32 26 28,6
7 23 27 29,5 30,5 19,5 25 25,75
8 23,5 29 29,5 31 27 23 27,16666667
9 28 29 33 33 29 27,5 29,91666667
10 28 29 33 33 28 27 29,66666667
11 27 28 32 32 27 27 28,83333333
12 24 23 29 27 26 26 25,83333333
13 21 27,5 31 27 27 26,5 26,66666667

Tabel Selisih Antara BB Dan BK

JAM1 RATA-
NAM 7 JAM 9 1 JAM 1 JAM 3 JAM 5 RATA
1 0,5 1 6 4 1 0,5 2,166666667
2 1 1 3 3 1,5 2 1,916666667
3 1 2 3 3 1,5 1,5 2
4 1 1 0,5 1 1 1 0,916666667
5 1 1,5 0 2 2,5 1 1,333333333
6 1 3 2 4 0 2 2
7 0 0 1 1,5 1 1 0,75
8 0,5 2,5 3,5 3,5 3 3 2,666666667
9 2 2,5 3 1 2,5 0 1,833333333
10 1,5 2 2 2 1 0 1,416666667
11 0,5 1 2 1 1 1 1,083333333
12 1 1 3 3 3 2 2,166666667
13 2 2,5 5 1 1 2 2,25
Tabel Hasil Penghitungan Kelembaban Relative(%)

Lokasi Hasil (%)


1 86%
2 86%
3 86%
4 92%
5 93%
6 86%
7 92%
8 85%
9 86%
10 86%
11 93%
12 85%
13 85%

6. Pembahasan

Kelembaban merupakan presentase kandungan air dalam udara. Pada


praktikum kali ini kami membuat peta kelembaban udara di Universitas Negeri
malang dengan menggunakan data suhu termometer basah dan kering dari tiap tiap
pos pengamatan. Lokasi pengamatan tersebut berada pada :

1. Stadion Graha Cakrawala UM.


2. Depan HMJ FIK.
3. Gedung D8(Fakultas Sastra)
4. Kantor Pos.
5. Gedung A2.
6. Gedung H2(Fakultas Tehnik)
7. Perpustakaan.
8. Gedung G4.
9. Gedung D2(Fakultas Pendidikan)
10. Fakultas Ekonomi.
11. Fakultas Ilmu Sosial.
12. Psikologi.
13. Fakultas MIPA.
Dari beberapa hasil di atas dapat diketahui tingkat kelembaban paling tinggi
berada di lokasi Fakultas Ilmu Sosial dan Depan Gedung A2. Sedangkan tingkat
kelembaban paling kecil atau rendah berada pada wilayah Psikologi, Fakultas MIPA
dan Gedung G4.

Kelemaban elatif pada wilayah Stadion Graha Cakrawala sebesar 86%. Tinkgat
kelembeban tersebut termasuk tinggi karena pada wilayah tersebut merupakan areal
terbuka sehingga sinar matahari langsung mengenai tanah tanah tanpa ada halangan.
Selain itu disana juga minim adanya vegetasi dan jarak antar bangunan yang
berjauhan.

Pada daerah FIK kelembaban relative menunjukkan angka 86%. Hal ini
disebabkan karena vegetasi yang banyak sehingga mengakibatkan tingkat
evatranspirasi tinggi. Selain itu gedung yang memiliki ketinggian rendah di FIK juga
meningkatkan intensitas penyinaran matahari terhadap vegetasi yang ada di sana.

Di wilayah Fakultas Sastra gedung D8 kelembaban relative sama dengan graha


cakrawala dan FIK yaitu 86%. Di fakultas sastra terdapat vegetasi yang hampir sama
dengan FIK namun tidak begitu banyak. Vegetasi disana juga masih tergolong
vegetasi muda.

Zona kantor pos memiliki tingkat kelembaban sebesar 92%. Hal ini disebabkan
karena intensitas sinar matahari yang tidak terhalang bangunan tinggi dan vegetasi
disekitar kantor pos berupa pohon bambu dan banyak juga vegetasi vegetasi tua serta
terdapat sungai pada wilayah tersebut.

Zona A2 memiliki kelembaban sebesar 93%. Angka tersebut merupakan angka


yang paling tinggi dalam pengukuran kelembaban ini. Faktor yang mempengaruhi
tingkat kelembaban yang tinggi yaitu berada di daerah terbuka sehingga intensitas
penyinaran matahari tinggi. Selain itu juga memiliki vegetasi yang jarang dan hanya
berupa rerumputan saja.

Wilayah H2 Fakultas Tehnik memiliki kelembaban 86%. Kelembaban tersebut


dipengaruhi oleh faktor kerapatan bangunan yang tinggi sehingga intensitas matahari
terhalang. Vegetasi pada wilayah tersebut juga sedikit.
Wilayah perpustakaan memiliki kelembaban 92%. Wilayah ini banyak terdapat
vegetasi dan bangunan yang memiliki kerapatan rendah sehingga penyinaran matahari
juga tidak terlalu intensif.

Wilayah G4 atau fakultas tehnik memiliki kelembaban sebesar 85%. Faktor


faktor yang mempengaruhinya masih sama pada titik fakultas tehnik di gedung H2.
Faktor faktor tersebut yaitu kurang adanya vegetasi dan kerapatan bangunan yang
tinggi sehingga menyebabkan intensitas penyinaran matahari tidak terlalu signifikan.

Fakultas pendidikan di gedung D2 dan D4 memiliki tingkat kelembaban yang


sama yaitu sebesar 84%. Zona D2 memiliki vegetasi yang cukup rapat sedangkan D4
memiliki vegetasi yang tidak terlalu banyak dengan kerapatan bangunan tinggi.
Penyinaran matahari pada zona D4 lebih intensif daripada D2. D2 lebih banyak
vegetasi daripada zona D4.

Wilayah FIS memiliki kelembaban sebesar 93%. Faktor faktor yang


mempengaruhinya yaitu kerapatan bangunan yang tinggi selain itu juga terdapat
gedung yang tinggi sehingga intensitas penyinaran juga terpengaruhi. Vegetasi di
wilayah ini juga tidak terlalu banyak.

Zona Psikologi dan FMIPA memiliki tingkat kelembaban sama yaitu 85%.
Faktor yang mempengaruhi psikologi memiliki tingkat kelembaban relatif tinggi yaitu
vegetasi yang rapat dan tingkat kerapatan bangunan rendah. Tetapi, diwilayah tersebut
memiliki tingkat penyinaran yang rendah. Sedangkan di FMIPA memiliki tingkat
kerapatan bangunan tinggi dan vegetasi yang ada juga tinggi sehingga kelembaban
diwilayah tersebut cenderung tinggi.

7. Kesimpulan

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelembapan merupakan


tingkat atau prosentase kaandungan air yang ada pada udara. Faktor faktor yang
menjadi penentu dari tingkat kelembaban tersebut yaitu suhu, tekanan udara,
pergerakan angin, kualitas dan kuantitas penyinaran matahari, vegetasi dan
ketersediaan air di sutu wilayah. Dalam praktikum juga terdapat gangguan gangguan
yang harus dihindari oleh para peneliti yaitu jangan berada dibawah vegetasi, hujan,
dan terkena sinar matahari secara langsung. Tingkat kelembababn di wilayah
Universitas Negeri Malang juga berbeda beda. Tingkat kelembababn paling tinggi
berada di FIS dan A2 dengan tingkat kelembaban 93% sedangkan tingkat
kelembababn paling rendah berada di Psikologi, FMIPA dan Gedung G4 dengan
tingkat kelembaban 85%.

8. Daftar Pustaka..
Gunarsih Ance,Kartasapoetra. 1990.Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara
Handoko. 1986.Pengamatan Unsur-Unsur Cuaca di Stasiun KlimatologiPertanian.
Bogor:Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA-IPB.
Linsley dan kawan-kawan. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur.Jakarta:Erlangga.
Lakitan, Benyamin. 1994.Dasar-dasar Klimatolog. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Suryati. 2007. Pengantar Ekologi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutrisno. 1986. Fisika Dasar. Bandung: ITB.
Syehan, Ersin. 1990.Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press.
Umar, M. Ruslan. 2012.Penuntun Praktikum Ekologi Umum.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
Utomo, Dwiyono Hari.2016.Meteorologi Klimatologi.Yogyakarta.Magnum Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai