Anda di halaman 1dari 29

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Palembang
2.1.1 Sejarah PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Palembang
PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) merupakan BUMN di

bawah Departemen Pendayagunaan BUMN yang tebentuk berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 59 tahun 1990 tanggal 13 Desember 1990 dilaksanakan

penggabungan 3 Galangan Kapal Nasional (BUMN) yaitu :

1) PT. Dok & Perkapalan Tanjung Priok (Persero)

2) PT. Pelita Bahari (Persero)

3) PT. Kodja (Persero)

Ketiga perusahaan tersebut bergerak dalam bidang usaha yang sama yaitu

Pembangunan Kapal Baru, Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal sehingga

memudahkan dalam proses penggabungan dan berjalan sebagaimana yang

diharapkan oleh Pemerintah RI untuk menjadi galangan yang besar dan mampu

bersaing dalam pasar global. Sesuai peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1992 PT.

Dok & Galangan Kapal Nusantara (Persero) bergabung ke PT. Dok & Perkapalan

Kodja Bahari (Persero), dengan akte notaris Ny. Sulami Mustafa SH. Lokasi

perusahaan di Jl. Sindang Laut No. 101, Cilincing Jakarta Utara

14110.Perusahaan ini didirikan dengan tujuan untuk membangun suatu industri

galangan kapal lengkap dengan fasilitas penunjang yang mampu membangun

kapal baru dan mereparasi kapal sampai dengan ukuran 150.000 ton.

Pembangunan industri kapal yang besar itu adalah untuk memenuhi kebutuhan

negara akan kapal-kapal sebagai suatu negara maritim.


6
7

2.1.2 Visi dan Misi PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Palembang

Berikut ini visi dan misi PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Palembang
a) Visi Perusahaan

Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan industri perkapalan yang

unggul di pasar domestik dan mampu bersaing di pasar global dan

menjadi Perusahaan perkapalan dan sarana lepas pantai yang terkemuka

di pasar domestik dan bersaing di pasar regional.

b) Misi Perusahaan

Misi Perusahaan adalah mengembangkan perusahaan industri perkapalan

yang kompetitif dan memberikan manfaat kepada stake holder.

2.1.3 Struktur Organisasi PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Palembang

Dalam menjalankan aktivitasnya PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari

(Persero) Palembang mempunyai struktur organisasi yang dapat dilihat pada

gambar 2.1.
8

Organizational Strukture
Shipyard Palembang

Shipyard Manager

Agus Wibowo

Op. Asisten Manager

Ayub Sungkana, S.T

COMMERCIAL & PRODUCTION FINANCE & ACCOUNTING HUMAN CAPITAL & GNRL.
SUPERVISOR SUPERVISOR AFFAIRS SUPER

Sulaiman A Hj. Sri Rejeki Markis


Quality Control Officer

Marwan
Finance Senior Office Human Capital Senior Staff

Pj. Lupri Davisena, S.T Femi Yuspita, S.H

Commercial Senior Officer Tax & Accounting Senior Procurement Adm Senior
Mechanical Junior Office
Yusridawasi Syafrinudin
Khairul

Dock Master

Suwardi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Palembang
Sumber: PT. PT. DOK & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Palembang

2.2 Konsep Data, Informasi dan Pengetahuan (Knowledge)


Pada dasarnya, data, informasi dan pengetahuan merupakan konsep yang

saling berhubungan satu sama lain. Menurut Bergeron, 2003 (dalamYudha,

2015:279), data, informasi dan pengetahuan dibedakan sebagai berikut:

a) Data merupakan angka atau atribut yang sifatnya kuantitas yang diperoleh

dari hasil observasi, eksperimen maupun kalkulasi.


9

b) Informasi adalah kumpulan data yang terkait dengan penjelasa, interpretasi

dan berhubungan dengan materi lainnya mengenai objek, peristiwa maupun

proses tertentu.

c) Sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diringkaskan untuk

memberikan kemudahan dalam pengertian maupun pemahaman.

Menurut Matarazzo & Connolly (2006:202),”Knowledge is information in

context of an individual’s role, learning behavior and experiences” Sedangkan

menurut Davenport dkk (2005:4) mengatakan bahwa,” knowledge is a fluid mix

of framed experience, values, contextual information, and expert insight that

provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and

information. It originates and is applied in the minds of knowers”.

Knowledge dipandang sebagai sebuah komoditi atau sebuah aset

intelektual dalam perusahaan atau organisasi, yaitu dengan alasan adanya

karakteristik knowledge sebagai berikut:

1) Penggunaan pengetahuan tidak akan menghabiskannya.

2) Perpindahan pengetahuan tidak akan menghilangkannya.

3) Pengetahuan itu berlimpah, tetapi kemampuan terbatas untuk

menggunakannya.

4) Banyak pengetahuan berharga hilang begitu saja.

2.3 Knowledge Management


Menurut Wahyudi (2014:3),”Knowledge Management adalah usaha
untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam organisasi, diantaranya
membiasakan budaya berkomunikasi antar personil, memberikan kesempatan
untuk belajar, menggalakan saling berbagi knowledge.” Dimana usaha ini akan
10

menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis


dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Sedangkan menurut Grover dan
Davenport, 2001 (dalam Coakes & Clarke, 2006:322),” Knowledge Management
becomes an integral business function when organizations realize that
competitivess hinges on effective management of intellectual resources”
Jika ditinjau lebih lanjut, knowledge terbagi atas dua jenis yaitu Explicit

Knowledge dan Tacit Knowledge Nonaka, 1995 (dalam Briggs, 2006:12) :

1) Explicit Knowledge

Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan angka,

serta dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual dan

sebagainya. Knowledge jenis ini dapat segera diteruskan dari satu

individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis. Explicit

knowledge juga dapat dijelaskan sebagai suatu proses, metoda, cara, pola

bisnis dan pengalaman desain dari suatu produksi.

2) Tacit Knowledge

Adalah knowledge dari para pakar, baik individu maupun masyarakat,

serta pengalaman mereka. Tacit knowledge bersifat sangat personal dan

sulit dirumuskan sehingga membuatnya sangat sulit untuk

dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi,

intuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik serta petunjuk praktis (rule-of-

thumb) termasuk dalam jenis tacit knowledge.

Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) “Kedua jenis (Tacit dan Explicit)

Knowledge dapat dikonversi melalui empat proses konversi, yaitu : Sosialisasi,

Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi”.


11

Gambar 2.2 Model Konversi Knowledge


(Sumber: Nonaka, 1995)

1) Sosialization (tacit to tacit) adalah sharing pengetahuan tacit (tersirat)

antar individu melalui aktivitas bersama atau kedekatan fisik.

2) Externalization (tacit to explicit) merupakan ekspresi pengetahuan

tersirat menjadi bentuk yang dapat dipahami oleh banyak orang.

3) Combination (explicit to explicit) merupakan konversi pengetahuan

eksplisit (tersurat) ke dalam pengetahuan ekplisit. Bentuk dan medianya

bisa bermacam-macam, seperti tulisan yang di buat dalam buku, posting

web, majalah, dan lain-lain.

4) Internalization (ekplicit to tacit) merupakan konversi pengetahuan yang

sudah terinternalisasi menjadi pengetahuan tacit pada diri individu atau

skala organisasi. Penerapan pengetahuan ekplisit ke dalam tindakan,

praktek dan inisiatif-inisiatif strategis lainnya.


12

2.4 Knowledge Management System


Menurut Tobing, 2007 (dalam Putri, 2012:6) Knowledge Management
System (KMS) merupakan mekanisme dan proses yang terpadu dalam
penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi bisnis dan pekerjaan
yang berhubungan dengan penciptaan berbagai informasi menjadi aset intelektual
organisasi yang permanen. Sehingga dengan adanya Knowledge Management
System maka knowledge yang berasal dari individu dapat disimpan, dipelihara,
dan diorganisasi oleh sebuah sistem yang telah di buat agar knowledge dapat
menjadi aset dalam organisasi. Sedangkan menurut Virdaus
(2011:11),“Knowledge Management System dapat diartikan sebagai kumpulan
proses yang menggoordinasi penggunaan informasi, pengetahuan, dan
pengalaman yang berjalan dan berkerja bersama-sama”. Knowledge Management
System terdiri dari proses-proses yang merupakan dasar dari konsep Knowledge
Management System yang dapat di lihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Knowledge Management System Model


(Sumber: Becerra – Fernandez dan Rajiv, 2010)

1) Knowledge discovery system

Knowledge discovery system didefinisikan sebagai pengembangan

pengetahuan tacit atau explicit baru dari data dan informasi atau

pengetahuan sebelumnya.
13

2) Knowledge capture system

Knowledge capture system merupakan proses mendapatkan pengetahuan

explicit atau tacit knowledge dari orang atau organisasi.

3) Knowledge sharing system

Knowledge sharing system merupakan proses dimana pengetahuan

explicit atau tacit dikomunikasikan atau dibagikan kepada orang lain.

4) Knowledge aplication system

Knowledge aplication system merupakan proses Knowledge Management

System untuk menggunakan aplikasi atau perangkat lunak untuk

melakukan proses Knowledge Management System lainnya.

2.5 Metode Pengembangan Sistem


Metode pengembangan sistem terdiri dari beberapa kegiatan yang dapat

dikelompokkan menjadi beberapa tahapan yang dapat membantu penulis dalam

mengembangkan sebuah sistem.

Dalam penelitian Skripsi ini, referensi penelitian yang akan digunakan

adalah metode 10-step knowledge management roadmap yang dipaparkan oleh

Amrit Tiwana (1999) dan mengadopsi dari langkah-langkah yang dilakukan oleh

Kristofel Santa (2011) yang disusun menjadi tahap persiapan dan evaluasi

infrastruktur, tahap analisis dan desain knowledge management, tahap

pengembangan knowledge management dan tahap evaluasi.

Langkah-langkah dalam 10-step knowledge management roadmap yang

memandu pengembangan dan implementasi Knowledge Management System

(KMS) yang terdiri dari 4 tahap 10 langkah dapat dilihat pada gambar 2.4.
14

1
Studi Literatur
Tahap I :
Persiapan dan
Evaluasi
2 Infrastruktur
Analisis Infrastruktur yang ada

3
Desain Infrastruktur Knowledge
Management

4
Audit Terhadap Aset Pengetahuan dan
Sistem yang ada

Tahap II :
5 Analisis dan
Rancang Tim Knowledge Management Desain
Knowledge
Management

6
Analisis Knowledge Management

7
Desain Knowledge Management

8
Interface Knowledge Management
Tahap III :
Pengembangan
Knowledge
9 Management
Implementasi dan Pengujian
Knowledge Management

10
Tahap IV :
Evaluasi Knowledge Management
Evaluasi

Gambar 2.4 Model Knowledge Management


(sumber; Tiwana, 1999)

Tahap I : Persiapan dan Evaluasi Infrastruktur

Tahap ini merupakan proses awal dalam penelitian Skripsi, pada

tahap ini terdapat dua langkah, yaitu:

1. Langkah 1 : Studi Literatur

Pada langkah ini, penulis mempelajari lebih mendalam mengenai

Knowledge Management dan hal-hal yang berkaitan dengan sistem yang

akan di buat dalam implementasi Knowledge Management System

(KMS), adapun aktivitas yang dilakukan antara lain:

a. Membaca buku, artikel, jurnal, penelitian maupun laporan yang

berkaitan dengan penelitian Skripsi yang dilakukan.


15

b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara.

c. Melakukan wawancaran tentang mekanisme atau proses bisnis

yang sedang berjalan pada perusahaan secara keseluruhan.

d. Mengumpulkan semua data-data yang ada.

e. Mendokumentasikan hasil studi literatur.

2. Langkah 2 : Analisa Infrastruktur Yang Ada

Pada tahap ini akan dilakukan kegiatan yang bertujuan untuk

mengevaluasi prasarana atau kerangka dasar sistem yang akan digunakan

dalam implementasi Knowledge Management System (KMS) sehingga

dapat diimplementasikan Knowledge Management System (KMS) dengan

memanfaatkan sumber daya yang sudah ada. Pada langkah ini, aktivitas

yang dilakukan yaitu:

a. Melakukan analisis data-data yang telah di peroleh pada langkah

sebelumnya.

b. Melakukan pendataan terhadap infrastruktur yang ada.

c. Mendokumentasikan infrastruktur yang ada saat ini dalam bentuk

gambar.

Tahap II : Analisis dan Perancangan Knowledge Management

Pada tahap ini terdapat beberapa langkah mulai dari desain hingga

pembangunan Knowledge Management System tersebut. Berikut ini langkah-

langkah pada tahap kedua.

3. Langkah 3: Desain Infrastruktur Knowledge Management

Langkah ini bertujuan untuk membuat perancangan dan pemilihan

infrastruktur yang akan menunjang Knowledge Management System


16

(KMS) yang akan di bangun. Pada langkah ini akan dilakukan pemilihan

komponen infrastruktur yang terdapat pada perusahaan dalam merancang

arsitektur Knowledge Management System (KMS). Kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan pada langkah ini, antara lain:

a. Membuat rancangan infrastruktur yang diinginkan oleh pengguna

sistem.

b. Membuat gambar peta infrastruktur tambahan yang diinginkan oleh

pengguna sistem.

c. Mendokumentasikan peta infrastruktur yang di rancang.

4. Langkah 4: Audit Terhadap Aset Pengetahuan Dan Sistem Yang Ada

Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis dan sumber

pengetahuan serta melakukan analisis terhadap masalah yang ada pada

perusahaan, aktivitas yang dilakukan adalah:

a. Menentukan dan mengaudit pengetahuan perusahaan dan

melakukan penilaian awal terhadap aset pengetahuan yang ada di

perusahaan dengan mengidentifikasi baik kekuatan dan kelemahan.

b. Mengaudit keberadaan knowledge di perusahaan dan mengukur

proses pengetahuan yang ada di perusahaan.

c. Melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan yaitu

sejauh mana sistem yang digunakan dalam proses

pendokumentasian dan penyebaran pegetahuan kepada seluruh

pegawai.

d. Mengumpulkan data mengenai pengetahuan yang ada,

mendefinisikan masalah-masalah dan menentukan indicator


17

permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan sesuai

dengan konteks penelitian.

e. Membuat analisis permasalahan yang mencakup pernyataan

masalah, hambatan proyek, domain permasalahan, analisis masalah

dan kesempatan.

f. Mendokumentasikan hasil audit aset pengetahuan dan sistem yang

berjalan di perusahaan dalam bentuk tabel Cause-Effect Analysis &

System Improvement Objective.

g. Mendokumentasikan hasil audit aset pengetahuan dan sistem yang

sedang berjalan.

5. Langkah 5: Rancang Tim Knowledge Management

Tahap ini dilakukan untuk menentukan siapa saja yang akan

menggunakan Knowledge Management System (KMS) yang akan di buat

dan siapa saja yang terlibat didalamnya serta tugas dan perannya masing-

masing, aktivitas yang dilakukan antara lain:

a. Melakukan analisis terhadap hasil wawancara dengan pihak yang

berhubungan langsung dengan Knowledge Management System

yang telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya.

b. Menentukan tim Knowledge Management.

c. Menentukan tugas dan fungsi dari masing-masing tim Knowledge

Management.

d. Mendokumentasikan hasil perancangan tim Knowledge

Management.
18

6. Langkah 6: Analisis Knowledge Management

Langkah ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan pengguna dan

kebutuhan sistem yang akan di buat, aktivitas yang akan dilakukan antara

lain:

a. Menganalisis hasil audit sistem yang telah dilakukan pada tahap

sebelumnya.

b. Menganalisis kebutuhan sistem.

c. Menentukan kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional.

d. Menentukan prioritas kebutuhan sistem.

e. Mendokumentasikan kebutuhan sistem.

7. Langkah 7: Design Knowledge Management

Langkah ini bertujuan untuk membuat gambaran mengenai proses-proses

yang terjadi pada sistem yang akan dikembangkan dan hubungan antar

data. Aktivitas yang dilakukan antara lain:

a. Menentukan input,proses dan output yang akan diterapkan pada

perangkat lunak sesuai dengan objek penelitian.

b. Membuat gambaran atau rancangan alur proses-proses yang akan

diterapkan pada perangkat lunak dalam bentuk gambar atau

diagram.

c. Membuat hubungan atau relasi data dalam basis data.

d. Mendokumentasikan gambar alur proses dalam bentuk DFD dan

relasi data dalam bentuk ERD.


19

Tahap III : Pengembangan Knowledge Management

Pada tahap ini kan dilakukan pengembangan Knowledge

Management System yang berisi langkah-langkah dalam pembuatan interface dan

implementasi sistem

8. Langkah 8: Interface Knowledge Management

Pada langkah ini, kebutuhan-kebutuhan yang telah didefinisikan dan

digambarkan pada langkah sebelumnya, direpresentasikan ke dalam

bentuk blueprint perangkat lunak sebelum proses coding dimulai.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Membuat rancangan alur sistem untuk setiap proses secara detail

dalam dokumen bentuk gambar agar mudah dipahami pada saat

proses coding.

b. Membuat rancangan database serta alur data pada setiap tabel

database secara rinci dalam bentuk gambar perancangan logic

skema database.

c. Membuat rancangan input, proses dan output yang akan dihasilkan

dari perangkat lunak.

d. Membuat rancangan user interface untuk setiap menu maupun

fitur-fitur yang akan digunakan pada perangkat lunak.

e. Mendokumentasikan desain perangkat lunak Knowledge

management.
20

9. Langkah 9: Implementasi Dan Pengujian Knowledge Management

Langkah ini bertujuan untuk menerjemahkan perancangan yang telah di

buat ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman

yang telah ditentukan oleh programmer dan melakukan penyatuan unit

program kemudian di uji secara keseluruhan. Adapun aktivitas yang

dilakukan antara lain:

a. Membuat user interface atau tampilan halaman perangkat lunak

dalam bahasa pemrograman HTML dan CSS sesuai dengan

rancangan interface yang telah ditetapkan.

b. Membuat database sistem sesuai dengan data dan rancangan

database yang di buat pada tahap sebelumnya dalam bahasa

pemprograman MySQL.

c. Membuat coding untuk keseluruhan proses-proses sistem mulai

dari input, proses dan output sesuai dengan rancangan sebelumnya

dengan bahasa pemrograman PHP.

d. Melakukan uji coba terhadap perangkat lunak secara rinci mulai

dari user interface program, input setiap menu, fungsi-fungsi pada

setiap proses dan bentuk output yang dihasilkan oleh perangkat

lunak tersebut.

e. Membuat dokumentasi instalasi dan konfigurasi perangkat lunak.

f. Membuat dokumentasi hasil uji coba perangkat lunak yang berguna

untuk programmer dalam memperbaiki kesalahan dan kekurangan

perangkat lunak.
21

Tahap IV : Evaluasi

Tahap terakhhir hanya terdiri dari satu langkah yaitu mengukur nilai

penambahan hasil dari implementasi Knowledge Management.

10. Langkah 10: Evaluasi Knowledge Management

Pada langkah ini akan dilakukan evaluasi terhadap rancangan Knowledge

Management System (KMS) yang telah di buat. Evaluasi ini dilakukan

dengan membandingkan kebutuhan pengguna dengan analisis dan

perancangan yang telah di buat.

2.6 Case-Based Reasoning (CBR)


Pal, Dillon, & Yeung (2001:17) mendefinisikan Case-Based Reasoning
(CBR) is the methodology for solving problems by utilizing previous experience.
Metode penyelesaian masalah Case-Based Reasoning (CBR) adalah berbasis
memori, sehingga orang akan membayangkan permasalahan-permasalahan dan
penyelesaian yang diingatnya sebagai titik awal untuk menyelesaikan
permasalahan baru.

Gambar 2.5 Arsitektur sebuah sistem CBR


(Sumber: Pal, Dillon, & Yeung, 2011)

Menurut Enawati, Noersasongko, & Wahono (2012:14) Mekanisme CBR


disebut sebagai alternatif pemecahan masalah yang terdiri dari dua struktur
internai yaitu case retriever dan case reasoner. Case retriever berfungsi untuk
22

menemukan kasus yang tepat dalam kasus dasar, sedangkan case retriever
berfungsi untuk menemukan solusi dari masalah yang telah dideskripsikan.
Penalaran tersebut dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Dua Komponen Utama Sistem CBR


(Sumber: Enawati, Noersasongko, & Wahono, 2012:14)

Menurut Mantaras dkk, 2006 (dalam Sepri, 2014:26) Secara singkat,


tahapan-tahapan dalam penyelesaian masalah berbasis case based reason antara
lain:
1. Pengambilan kembali kasus-kasus yang sesuai dari memori (hal ini
membutuhkan pemberian indeks terhadap setiap kasus dengan
menyesuaikan fitur-fiturnya).
2. Pemilihan sekelompok kasus-kasus yang terbaik.
3. Memilih maupun menentukan solusi.
4. Mengevaluasi solusi
5. Penyimpanan solusi kasus baru dalam penyimpanan kasus atau memori.
Sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut, Aamodt & Plaza (1994:8),
“Case-Based Reasoning (CBR) merupakan senuah silkus yang lebih di kenal
dengan singkatan 4R yaitu, Retrieve, Reuse, Revise dan Retain” seperti pada
gambar 2.6.
23

Gambar 2.6 Siklus Case-Based Reasoning


(Sumber: Aamodt dan Plaza, 1994)

Case-Based Reasoning (CBR) terdiri dari atas empat langkah utama,


yaitu:
1. Retrieve : yaitu proses mendapatkan kembali kasus yang paling relevan
dengan kasus yang baru berdasarkan kasus-kasus yang telah tersimpan
sebagai rekomendasi solusi untuk menyelesaikan kasus baru. Terdapat 3
tahap dalam proses retrieve yaitu mengidentifikasi fitur (Identify
Feature), memulai pencocokan (Initially Match) dan memilih (Select).
2. Reuse : yaitu proses menggunakan kembali pengatahuan kasus lama
berdasarkan bobot kemiripan yang paling relevan ke dalam kasus baru
untuk menyelesaikan kasus baru tersebut atau memungkinkan diperlukan
melakukan adaptasi dahulu untuk memecahkan masalah pada kasus yang
baru.
3. Revise : yaitu proses peninjauan kembali solusi yang telah diusulkan
kemudian melakukan simulasi pengetesan solusi tersebut dan jika
diperlukan, akan dilakukan perbaikan solusi sehingga solusi yang
diusulkan cocok dengan kasus yang baru.
4. Retain : yaitu proses menyimpan kasus dan solusi kasus yang tervalidasi
dan mengintegrasikan solusi tersebut agar dapat digunakan oleh kasus-
24

kasus selanjutnya yang mirip dengan kasus tersebut, tetapi jika solusi
baru tersebut gagal, maka menjelaskan kegagalannya, memperbaiki
solusi yang digunakan, dan mengujinya lagi.

2.7 Algoritma Nearest Neighbor


Menurut Chandra dkk (2014:4),”Algoritma pencarian nearest neighbor
digunakan pada proses retrieve karena memungkinkan program untuk mencari
kasus lama yang paling mirip dengan kasus yang dihadapi sekarang”. Persamaan
dasar yang digunakan untuk mencari kedekatan antara kasus baru dan kasus lama
dapat dilihat pada persamaan 2.1

∑𝑛
𝑖=1 𝑓𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛(𝑏𝑎𝑟𝑢𝑖 ,𝑙𝑎𝑚𝑎𝑖 )𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖
𝑆𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟𝑖𝑡𝑦(𝑏𝑎𝑟𝑢,𝑙𝑎𝑚𝑎) = ∑𝑛
(2.1)
𝑖=1 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖

Keterangan:

: fitur kasus baru ke-i.

𝑙𝑎𝑚𝑎𝑖 : fitur kasus lama ke-i

n : jumlah fitur dimana n lebih besar daripada 1 dan

merupakan anggota bilangan bulat

: fungsi similarity kolom ke-i antara kasus baru dan

lama,𝑓𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛(𝑏𝑎𝑟𝑢𝑖 , 𝑙𝑎𝑚𝑎𝑖 ) = [0,1],

𝑓𝑢𝑛𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛(𝑏𝑎𝑟𝑢𝑖 , 𝑙𝑎𝑚𝑎𝑖 ) ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙

𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖 : bobot yang diberikan pada fitur ke-i,

𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖 = [0,1], 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑖 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙

Hasil perhitungan dari persamaan di atas adalah jarak kemiripan

(kedekatan) kasus baru dan kasus lama.


25

2.8 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan notasi-notasi yang

menggambarkan arus data yang berada dalam suatu sistem. Pengunaan notasi ini

sangat membantu dalam komunikasi dengan user untuk memahami kinerja sistem

secara logika.

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang menggambarkan aliran data

melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut

(Whitten, 2007:338).

DFD sering digunakan untuk mengambarkan suatu sistem yang telah ada

atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya

telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut di

simpan (Jogiyanto, 2005:700).

Ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan dalam penggambaran

simbol DFD sehingga dalam penggambarannya tidak terjadi kesalahan (Kristanto,

2007:66). Peraturan-peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Antar entity luar tidak diijinkan terjadi hubungan atau relasi;

2) Tidak boleh ada aliran data antara entity luar dengan data store;

3) Untuk alasan kerapian, entitas luar atau data store boleh digambarkan

beberapa kali dengan tanda khusus, misalnya nomor;

4) Satu aliran boleh mengalirkan beberapa struktur data;

5) Bentuk aliran anak panah boleh variasi;

6) Semua objek harus mempunyai nama;

7) Aliran data selalu diawali dan diakhiri dengan proses;


26

8) Semua aliran data harus mempunyai tanda arah;

Beberapa simbol yang digunakan di dalam DFD, dimaksudkan untuk

mewakili:

1) External entity

External entity merupakan kesatuan atau entity di lingkungan luar sistem

yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di

lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari

sistem.

2) Data Flow

Arus data atau data flow mengalir di antara proses, data store, dan

external entity. Data flow menunjukkan arus data dari data yang dapat berupa

masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Beberapa konsep arus data

yang perlu diperhatikan:

a) Konsep paket dari data (packet of data)

Bila dua atau lebih data mengalir dari suatu sumber yang sama ke

tujuan yang sama, maka harus di anggap sebagai suatu arus data

tunggal. Karena dua atau lebih data tersebut mengalir.

b) Konsep arus data menyebar (diverging data flow)

Arus data menyebar menunjukkan jumlah tembusan dari arus data

yang sama dari sumber yang sama ke tujuan yang berbeda.

c) Konsep arus data mengumpul (converging data flow)

Arus data yang mengumpul menunjukkan beberapa arus data yang

berbeda dari sumber yang berbeda bergabung bersama menuju ke

tujuan yang sama.


27

3) Proses

Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Untuk Physical Data Flow

Diagram (PDFD), proses dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer

sedangkankan untuk Logical Data Flow Diagram (LDFD), suatu proses hanya

menunjukkan proses dalam komputer.

Untuk PDFD yang menunjukkan proses tidak hanya proses dari

komputer, tetapi juga manual, seperti yang dilakukan oleh orang, mesin dan

sebagainya, maka pemroses harus dilakukan. Untuk LDFD yang prosesnya

hanya menunjukkan proses komputer saja. (Jogiyanto, 2005:705).

Suatu proses terjadi karena adanya arus data yang masuk dan hasil dari

proses adalah arus data yang lain. Beberapa kemungkinan arus data dalam

suatu proses:

a) Suatu proses yang menerima sebuah arus data dan menghasilkan

sebuah arus data.

b) Suatu proses yang menerima lebih dari satu arus data dan

menghasilkan sebuah arus data.

c) Sebuah arus data yang menerima satu arus data dan menghasilkan

lebih dari sebuah arus data.

4) Data store

Data store merupakan kumpulan data yang di simpan dengan cara

tertentu. Data yang mengalir di simpan dalam data store. Di dalam


28

penggambaran data store di dalam DFD perlu diperhatikan beberapa hal

berikut:

a) Hanya proses saja yang berhubungan dengan simpanan data,

karena yang menggunakan dan mengubah data di data store adalah

suatu proses.

b) Arus data yang menuju ke data store dari suatu proses

menunjukkan proses update terhadap suatu data yang tersimpan di

data store. Update dapat berupa menambahkand data, menghapus

record maupun mengubah nilai data pada suatu record.

c) Arus data yag berasal dari data store menunjukkan data tersebut

menggunakan data yang ada pada data store tersebut.

d) Untuk proses yang melakukan proses menggunakan dan meng-

update pada saat bersamaan dapat menggunakan satu arus data

dengan anak panah mengarah ke dua arah atau menggunakan arus

data terpisah.

Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram

menurut Demarco dan Yourdan, dan Gane dan Sarson dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Simbol-simbol Data Flow Diagram (DFD)


Simbol Simbol
Keterangan
Demarco/Yourdon Gane dan Sarson
1. Eksternal Entity 1. Eksternal Entity Eksternal entity, dikenal

sebagai internal atau entity

eksternal sumber tujuan

data.
29

2. Process 2. Process Process, menggambarkan

bagian dari sistem di

transformasikan input ke

output.

3. Data Flow 3. Data Flow Data Flow, menggambarkan

data suatu proses ke proses

lain.

4. Data Store 4. Data Store Data Store, komponen yang

berfungsi untuk menyimpan

data atau file.

Sumber : Kristanto (2007:64)

Pada dasarnya kedua jenis simbol di atas jika dibandingkan tidak ada

yang lebih baik maupun kurang baik. Oleh karena itu, dalam penulisan penelitian

Tugas Akhir ini penulis akan menggunakan simbol versi Demarco/Yourdon

karena lebih terbiasa dengan simbol-simbol dari Demarco/Yourdon tersebut.

2.9 Entity Relational Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambar atau diagram yang

menunjukan informasi dibuat, disimpan dan digunakan dalam sistem (Al Fatta,

2007:121).

Komponen – komponen Entity Relationship Diagram (ERD) seperti

berikut :
30

1) Entity Set

Entity Set merupakan simbol utama dari Entity Relationship Diagram

yang sering disebut entity. Entity adalah apa saja, nyata abstrak dimana

data tersimpan atau dimana terdapat data, entity diberi nama dengan kata

benda.

2) Attribute

Secara umum attribute adalah sifat atau karakteristik dari setiap entity

maupun relationship. Dalam artian attribute merupakan suatu yang

menjelaskan apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan entity ataupun

relationship.

Beberapa jenis-jenis atribut:

 Key

Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu entity secara

unik.

 Atribut Simple

Atribut yang bernilai tunggal.

 Atribut Multivalue

Atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap instan entity.

 Atribut Composite

Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil

yang mempunyai arti tertentu.

 Atribut Derivantif

Suatu atribut yang dihasilkan dari atribut yang lain.


31

3) Relationship Set

Relationship adalah hal yang sangat penting karena menunjukkan

hubungan yang terjadi antara entity. Derajat dari relationship

menjelaskan jumlah entitas yang berpartisipasi dalam suatu relationship,

yaitu derajat satu (unary degree), derajat dua (binary degree), dan derajat

tiga (ternary degree).

4) Link

Garis sebagai penghubung antara himpunan, relasi dan himpunan entity

dengan attribute.

Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam Entity Relationship

Diagram (ERD) dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2. Simbol-simbol Entity Relationship Diagram (ERD)


Simbol Keterangan
1. Entity set Entitas, adalah suatu kumpulan objek atau
sasaran yang dapat dibedakan atau dapat
didefinisikan secara unik.
2.Attribut Atributte, adalah karakteristik dari entitas atau
relationship yang akan menyediakan penjelasan
detail entitas relation.

3. Relationship Set Relationship, adalah hubungan yang terjadi


antara satu entitas atau lebih.

4. Link Link, adalah baris sebagai penghubung antara


himpunan, relasi dan himpunan entitas dan
atributnya.
Sumber : Al Fatta, (2007:124)
32

2.10 Physical Data Flow Diagram (PDFD)

PDFD lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan

(dengan cara apa dan oleh siapa). Dengan menggunakan PDFD, bagaimana

proses sistem yang ada akan lebih dapat digambarkan dan dikomunikasikan

kepada pemakai sistem (Jogiyanto,2005:712).

Untuk PDFD, dalam penyusunan Tugas Akhir ini akan menggunakan

versi Gane dan Sarson karena untuk membedakan antara penggambaran DFD

dengan PDFD. Adapun symbol-simbol DFD versi Gane dan Sarson untuk PDFD

dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Simbol-simbol DFD versi Gane dan Sarson untuk PDFD
Simbol Keterangan
1. Eksternal Entity Eksternal Entity, dikenal sebagai internal atau
eksternal entity sumber tujuan data.

2. Process Process, menggambarkan bagian dari system di


transformasikan input ke output.

3. Data Flow Data Flow, menggambarkan data suatu proses ke


proses lain.

4. Data Store Data Store, komponen yang berfungsi untuk


menyimpan data atau file.

Sumber: Metode perancangan dan analisis sistem(Whitten,2005:329, 338, 346)

Untuk memperoleh gambaran bagaimana yang ada diterapkan, PDFD

harus memuat sebagai berikut ini (Jogiyanto,2005:712)


33

1. Proses-proses manual juga digambarkan.

2. Nama dari arus data harus menunjukkan fakta penerapannya semacam

nomorformulir dan medianya (misalnya telpon atau surat). Nama arus data

mungkin juga menerangkan tentang waktu mengalirnya (harian/mingguan).

Dengan kata lain, nama dari arus data harus memuat keterangan yang cukup

terinci untuk menunjukkan bagaimana pemakai sistem memahami kerja dari

sistem.

3. Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer, misalnya kota

in/out yang berfungsi sebagai buffer dari proses serentak yang beroperasi

dengan kecepatan berbeda sehingga ada sebuah data yang harus menunggu

di buffer.

4. Nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya apakah

secara manual atau komputerisasi.

5. Proses harus menunjukkan nama dari pemroses (processor), yaitu orang,

departemen, sistem komputer atau nama program komputer yang

mengeksekusi proses tersebut.

2.11 Website

Menurut M. Rudyanto Arief, 2011: 7 (dalam Suhartanto, 2012:2)

Website adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia

(teks, gambar, suara, animasi, viedo) di dalamnya yang menggunakan protocol

HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan

perangkat lunak yang disebut browser. Beberapa browser yang popular saat ini di

antaranya: Internet Explorer yang diproduksi oleh Microsoft, Mozila Firefox,


34

Opera dan Safari yang diproduksi oleh Apple. Browser adalah aplikasi yang

mampu menjalankan dokumen-dokumen web dengan cara diterjemahkan.

Prosesnya dilakukan oleh komponen yang terdapat di dalam aplikasi browser

yang biasa disebut web engine. Semua dokumen web ditampilkan dengan cara

diterjemahkan

2.12 PHP (PHP: Hypertext Preprocessor)

Menurut Peranginangin, 2006 (dalam Bahri, 2010:3)Hypertext

Preprocessor (PHP) merupakan software open-source yang disebarkan dan

dilisensikan secara gratis serta dapat di-download secara bebas dari situs

resminya. Sedangkan Menurut Wibowo (2013 : 63) PHP singkatan dari PHP:

Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script server side dalam

pengembangan web yang disisipkan dalam dokumen HTML. Penggunaan PHP

memnungkinkan web dapat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut

menjadi lebih mudah dan efisien. PHP merupakan software Open-source yang

disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di download secara bebas

dari situs resminya http://www.php.net/.

2.13 MySQl

Menurut Peranginangin 2006 : 2, MySQL adalah satu jenis database server

yang terkenal. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relationship database

Management System), itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris, dan kolom

digunakan pada MySQL. Untuk melakukan koneksi dengan MySQL, PHP telah

menyediakan berbagai fungsi untuk kebutuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai