PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana alat reproduksi dalam daur hidup angiospermae?
2. Bagaimana alat reproduksi dalam daur hidup gymnospermae?
3. Bagaimana morfologi perbandingan alat reproduksi pada
angiospermae,gymnospermae dan paku?
4. Bagaimana megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang diploid?
5. Bagaimana perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui alat reproduksi dalam daur hidup angiospermae.
2. Untuk mengetahui alat reproduksi dalam daur hidup gymnospermae.
3. Untuk mengetahui morfologi perbandingan alat reproduksi pada
angiospermae,gymnospermae dan paku.
4. Untuk mengetahui megaspora tidak meninggalkan tumbuhan induk yang
diploid.
5. Untuk mengetahui perkembangan biji sebagai satuan penyerbukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Putik terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus), dan bakal buah
(ovarium) yang berisi bakal biji (ovulum). Kepala putik berfungsi sebagai tempat
pembentukan gamet betina. Dalam ovarium terdapat calon pembentuk gamet
betina atau sel induk megaspora (kandung lembaga). Sel ini membelah secara
meiosis menjadi dua dan setiap inti membelah lagi dua kali berturut-turut
sehingga menghasilkan 8 inti. Tiga inti menempelkan diri dibagian dinding, tiga
inti lainnya menuju ke daerah mikrofil, dan dua inti menuju ke tengah dan
melebur menghasilkan kandung lembaga sekunder. Tiga inti di bagian mikrofil
tersusun oleh sel pengiring/singergi (dua inti dibagian tepi) dan sel telur (inti yang
terletak ditengah).
Proses jatuh dan melekatnya serbuk sari ke kepala putik disebabkan adanya
zat perekat yang dihasilkan oleh kepala putik. Serbuk sari kemudian bergerak
menuju bakal biji. Saat serbuk sari tumbuh, dinding luarnya pecah dan dinding
dalamnya larut kemudian tumbuh memanjang. Di dalam serbuk sari, sel generatif
membelah secara meiosis membentuk dua sperma, sedangkan inti vegetatif tidak
membelah. Buluh serbuk sari menuju ke bakal biji dan kandung lembaga. Proses
selanjutnya adalah proses pembuahan.
Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan
megaspore. Mikropora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar
sebagai serbuk sari, sedangkan megaspora berkembang menjadi gametofit betina
yang merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan
merupakan bagian dari bakal biji.
4
Reproduksi Angiospermae
5
Pada gymnospermae hanya terdapat satu integument yang terdiri dari 3
lapisan sel yaitu:
1). Sarkotesta : Lapisam luar yang merupakan lapisan berdaging.
2). Skierotesta: Lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel batu (sel berdinding tebal).
3). Sarkotesta dalam : Susunanya sama seperti lapisan terluar.
b. Mikrospora dan gametofit jantan
Mikrospora atau butir polen adalah haploid, bentuk, ukuran, serta
ornamentasi dindingnya bervariasi. Gametofit jantan endosporik pertumbuhannya
sebagian di dalam mikrosporangium dan sebagian di dalam ruang serbuk sari pada
ovulum.
Pada golongan Cycadophyta mikrogametofit mempunyai sel protalus jantan
yang akan menghasilkan sel steril yang besar atau sel tangkai yang diikuti oleh sel
tubuh (sel spermatogen). Sel tubuh membelah menjadi 2 sel gamet yang berflagel
banyak.
c. Polinasi dan pembuahan
Polinasi pada Gymnospermae dilakukan oleh angin, dan mengantarkan
gametofit yang endosporik pada mikrofil. Pada Coniferae dan Gymnospermae
yang lain polen yang endosporik langsung mengadakan kontak dengan nuselus.
Sperma kemudian berenang menuju ke leher arkegonium dan salah satu dari
sperma mengadakan fusi dengan telur membentuk zigot yang diploid. Fase awal
perkembangan embrio ditandai dengan adanya priode inti bebas kemudian
mengalami diferensiasi. Embrio bersifat endoskopik poliembrioni merupakan
keadaanm yang umum terjadi pada Gymnospermae.
Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana spermae bakal
biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji
terbuka. Megaspora tetap berada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi
oleh beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil
disebut mikrofil.
6
Reproduksi Gymnospermae
7
sama(homothallic) atau terdapat pada talus yang berbeda (heterotallic). Alat
kelamin berupa anteridium dan arkegonium. Tumbuhan paku tidak berkembang
secara seksual atau aseksual tetapi dengan spora.
8
Di dalam nuselus berkembang sebuah sel induk kantong embrio atau sel
induk megaspora yang diploid. Sel induk tersebut kemudian membelah secara
meiosis membentuk empat sel megaspora yang haploid. Satu dari empat sel
megaspora berkembang menjadi kantong embrio atau kantong lembaga,
sedangkan tiga sel lainnya mereduksi atau berdegenerasi. Selanjutnya, inti sel
(nucleus) megaspora melakukan tiga kali pembelahan mitosis sehingga terbentuk
tujuh sel dengan delapan inti sel. Inti-inti sel tersebut kemudian bermigrasi dan
dua inti sel bersatu di tengah kantong embrio membentuk inti sel endosperm.
Sekarang, kantong embrio yang masak memiliki enam sel haploid dan inti sel
endosperm diploid. Tiga inti sel yang berada pada arah berlawanan dengan
mikropil dinamakan inti sel antipoda, sedangkan tiga inti sel lainnya berada di
dekat mikropil. Di antara tiga inti sel yang ada di dekat mikropil, satu inti sel di
tengah merupakan ovum (gamet betina), sedangkan dua inti sel pendampingnya
disebut inti sel sinergid. Dalam keadaan demikian, bakal biji siap melakukan
pembuahan (fertilisasi) yang didahului oleh penyerbukan.
9
BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Organ reproduksi generatif pada tumbuhan berbiji tertutup adalah buanga sejati
yang terdiri dari kelopak (pelindung bunga),mahkota (penghias bunga), benang
sari (alat kelamin jantan),dan putik (alat kelamin betina). Contoh tumbuhan
berbiji tertutup yaitu bunga sepatu.
2. Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam
spora, yaitu mikrospora dan megaspora. Mikrospora atau polen menghasilkan
gametofit jantan, sedang megaspora yang tunggal menghasilkan gametofit
betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang
dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral
pada aksis strobili.
3. Pada Angiospermae,waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan
megaspore. Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana sperma
bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan
berbiji terbuka. Alat kelamin berupa anteridium da arkegonium. Tumbuhan
paku tidak berkembang secara seksual atau aseksual tetapi dengan spora.
4. Pada tumbuhan berbiji merupakan alat perkembangbiakan utama karena biji
mengandung calon tumbuhan baru. Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat
mempertahankan jenisnya.
3.2 Saran
Diharapkan agar kiranya para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
10