Anda di halaman 1dari 1

Struktur Ilmu Positivisme

Positivisme adalah sarana untuk mencapai pengetahuan tentang dunia , pengetahuan yang
independen dari ilmuwan. Untuk mencapai tujuan ini, ilmuwan tidak hanya harus memiliki
tujuan, tapi persetujuan untuk menaati peraturan. Thus Mulkay menyatakan bahwa ilmuwan
harus mengikuti bentuk di bawah ini :

- Originality, menemukan objek material baru


- Communality, semua pengetahuan dibagi mana pengetahuan tersebut telah diakui
- Netral, ilmuwan tertarik pengetahuan untuk kepentingan sendiri dan reward adalah
balasan atas pencapaian yang mereka dapatkan
- Universal, pertimbangan hanya di akademik semata
- Skeptisisme yang terorganisir, pengetahuan terbentuk atas kritik konstruktif
Jika semua bentuk diatas terpenuhi, maka ilmu positivisme dilakukan secara netral, tanpa
keberpihakan, pencarian jati diri, rahasia; kriteria objektif diterapkan dalam semua penilaian
dan illmuwan adalah individu yang humble.
Positivisme diinterpretasikan sebagai panggilan keat yang merupakan konsepsi ilmu
sosial. Hal itu melibatkan permintaan yang ketat dan pencarian generalisasi. Belakangan ini
tidak hanya melibatkan permintaan yang ketat tapi juga klaim atas rute yang valid menuju
pengetahuan. Hal lainnya adalah metafisika, dan juga non ilmiah. Positivisme merangkul
saintisme, ilmu politik, dan kebebasan nilai sebaik ilmu konsepsi positivisme. Hal itu
merupakan ideologi filsafat dan metodologi. Sedangkan positivisme adalah pencarian
generalisasi via pengetahuan yang keras, logika adalah argumen yang mana merupakan
penghubung satu-satunya menuju pengetahuan.
Ada tiga anggapan mengenai sikap postivistik, yaitu :
- Prosedur metodologi ilmu alam dapat diterapkan ke ilmu sosial
- hasil dari prosedur tersebut dapat dinyatakan dengan cara yang sama di sosial seperti
dalam ilmu alam
- Pengetahuan menghasilkan teknik dalam karakternya, dan dapat digunakan dalam
melaksanakan kebijakan praktis.
Demikian jika terdapat argumen bahwa semua ilmu sosial tidak memerlukan prosedur
yang sama seperti dalam ilmu alam, pencarian hukum bukanlah tujuan dari ilmu sosial, atau
pengetahuan ilmu sosial tidak dapat digunakan dalam kebijakan, maka akan mengundang
debat krusial diatas posivitisme dalam geografi.

Anda mungkin juga menyukai