Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

Seorang Anak Laki-laki 14 Tahun 10 Bulan


dengan Demam Dengue dan Gizi Baik

Oleh :
Beata Dinda Seruni G99152086 (L-5)
Fhany Grace Lubis G99171053 (L-3)

Pembimbing :
Hari Wahyu Nugroho, dr.,Sp.A., M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2017

1
HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr.
Moewardi. Presentasi kasus dengan judul:

Seorang Anak Laki-laki 14 Tahun 10 Bulan dengan Demam Dengue


dan Gizi Baik

Hari, tanggal : , November 2017

Oleh:
Beata Dinda Seruni G99152086 (L-5)
Fhany Grace Lubis G99171053 (L-3)

Mengetahui dan menyetujui,


Pembimbing Presentasi Kasus

Hari Wahyu Nugroho, dr.,Sp.A., M.Kes

2
BAB I
STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. BAP
Tanggal lahir : 4 Januari 2003
Usia : 14 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kliwon, Surakarta
BB, TB : 54 kg, 160 cm
Tanggal masuk : 12 November 2017
Tanggal Pemeriksaan : 14 November 2017
No. RM : 013932xx

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Demam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien demam 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam mendadak
terus menerus, namun tidak diukur. Batuk Pilek (-), Muntah (-), Mencret(-),
BAB BAK tidak ada keluhan. Mimisan (-), Gusi Berdarah (-), sesak (-)
kemudian dibawa ke klinik di dekat rumah, diberikan 4 macam obat
(Amoxicillin, 3 obat lain tdk diketahui).
Saat dibawa ke rumah sakit, pasien masih Demam, Demam terus
menerus, tidak diukur, orang tua merasa demam turun sebentar setelah minum
obat namun naik kembali. Kemudian di bawa ke klinik dan diperiksa
laboratorium dengan hasil Hb 13,8, AL 3800, AT 146000, Hct 46,4%,
kemudian dirujuk untuk mondok dan orang tua membawa pasien ke RSDM.

3
Saat di IGD pasien sadar penuh, demam, lemas, tidak muntah, Batuk Pilek (-),
BAK(+) terakhir saat di IGD, berwarna kuning jernih.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa :disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa : disangkal
5. Riwayat Lingkungan
 Riwayat lingkungan sekitar DBD : (-) tetangga
 Penampungan air : selalu tertutup dan dikuras
teratur seminggu 3x
 Pemeriksaan jentik : (-)
6. Riwayat Kehamilan
Ibu pasien G2P1A0 dalam usia 25 tahun dan merupakan kehamilan
yang kedua. Ibu pasien mengikuti Kegiatan Antenatal Care secara rutin di
bidan. Trimester I sebanyak 1 kali, trimester II sebanyak 1 kali, trimester
III sebanyak 3 kali. Ibu pasien rutin meminum vitamin dan suplemen dari
bidan, tidak mengonsumsi obat tertentu saat kehamilan. Riwayat demam
saat kehamilan disangkal. Tidak terdapat penyulit selama masa kehamilan
riwayat trauma saat kehamilan disangkal. Kesan kehamilan dalam batas
normal.
7. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir dari ibu dengan umur kehamilan 39 minggu secara
spontan ditolong bidan di puskesmas dengan berat badan lahir 3200 gram,
langsung menangis kuat segera setelah lahir dan tidak ada kebiruan. Kesan
riwayat kelahiran tidak ada kelainan.
8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan: usia 14 tahun , BB 54 kg, TB 160 cm.
Kesan : pertumbuhan sesuai usia.
Riwayat perkembangan:

4
Pasien saat ini sekolah SMP, Tidak merasa kesulitan untuk mengikuti
pelajaran, tidak pernah tinggal kelas dan memiliki banyak teman
Kesan: Riwayat perkembangan dalam batas normal
9. Riwayat Imunisasi
Hb 0 : 0 bulan
BCG, Polio 1 : 1 bulan
DPT/Hb 1, Polio 2 : 2 bulan
DPT/Hb 2, Polio 3 : 3 bulan
DPT/Hb 3, Polio 4 : 4 bulan
Campak : 9 bulan
DT, campak : kelas 1 SD
TT 2 : kelas 2 SD
TT 3 : kelas 3 SD
Kesimpulan : Imunisasi lengkap sesuai Kemenkes 2004
10. Riwayat Nutrisi
Sejak lahir pasien minum ASI tiap 2 jam, setelah minum ASI pasien
tertidur. Pasien mendapat makanan pendamping ASI saat usia 6 bulan
sebanyak 3x/hari, masing-masing 1 porsi selain ASI dan susu formula.
Saat ini pasien berusia 14 tahun makan nasi dan lauk pauk sebanyak satu
porsi 3x/hari.
11. Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak kedua. Ayah : Tn. DA (45 tahun) bekerja sebagai
pedagang. Ibu : Ny. MA (40 tahun) bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Ayah Ibu pasien merupakan suku Jawa. Ayah, Ibu, dan pasien beragama
Islam. Menggunakan layanan BPJS kelas III.

5
12. Pohon Keluarga

II

III
An. BAP, ♂
14 tahun,

C. Pemeriksaan fisik
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, sadar penuh, GCS E4V5M6
b.Tanda Vital
Nadi : 113x/ menit
Respiratory Rate : 18x/menit
Suhu : 38.20C
SiO2 : 98%
TD : 120/70
c. Status Gizi
1) Secara klinis
Nafsu makan : baik
Kepala : rambut jagung (-), susah dicabut (+), wajah nampak
tua (-)
Mata : edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (+/+),
cekung (-/-)
Mulut : mukosa basah (+), pecah-pecah (-)

6
Thoracoabdomen : Iga gambang (-), baggy pants (-), wasting muscle (-)
Ekstremitas : wasting muscle (-), ADP kuat, CRT <2 detik, akral
hangat, rumple lead (-)
Oedema Akral dingin
- - - -
- - - -
2) Secara Antropometri
BB: 54 kg, TB: 160 cm, Umur: 14 tahun 10 bulan
BB/U= 54/56 x 100% = 96.4% P25<BB/U<P50(normoweight)
TB/U= 160/165 x 100% = 96.9% P10<TB/U<P25(normoheight)
BB/TB= 54/56 x 100% = 96.4% P50<BB/U<P75 (gizi baik)
Status gizi secara antropometri : gizi baik, normoweight, normoheight
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Laboratorium darah (12/11/2017)
Pemeriksaan hasil satuan Rujukan
Hematologi rutin
Hb 14.8 g/dl 14.0-17.5
Hct 42 % 33-45
AL 3.60 Ribu/l 4.5-14.5
AT 116 ribu/l 150-450
AE 5.19 Juta/l 3.80-5.80
Index Eritrosit
MCV 88.8 /um 80.0-96.0
MCH 31.0 Pg 28.0-33.0
MCHC 34.9 g/dl 33.0-36.0
RDW 10.9 % 11.6-14.6
MPV 8.5 fl 7.2-11.1
PDW 17 5 25-65
Hitung Jenis
Eosinofil 0.30 % 0.00-4.00
Basofil 0.40 % 0.00-1.00
Netrofil 59.50 % 18.00-74-00
Limfosit 32.50 % 60-00-66-00
Monosit 7.30 % 0.00-6.00
Kesan: leukopenia, trombositositopenia.

7
2. Hasil foto rontgen thorax RLD (12/11/2017)

Kesan: efusi pleura kanan (PEI 11%)


E. Diagnosis Banding
1. Demam dengue
2. DHF
F. Diagnosis Kerja
1. Demam dengue
2. Gizi baik
G. Plan Terapi
1. Rawat bangsal infeksi anak
2. Diet nasi lauk 2000 kkal/hari
3. Inf asering (5ml/kg/jam) 260 ml/jam
4. Paracetamol (15 mg/kgbb/kali) 500 mg/8 jam
H. Plan
Cek lab DL2, GDT
Foto rontgen thorax RLD

8
I. Monitoring
KUVS / 8 jam, awasi tanda perdarahan
DL2/ 12 jam
J. EDUKASI
1. Mengenai penyakit pasien.
2. Mengenai pengobatan dan kesembuhan pasien.
3. Mengenai kemungkinan dan cara pencegahan kekambuhan penyakit
pasien.
K. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

FOLLOW UP
Tanggal: 13 November 2017
Dalam Perawatan Hari ke-1
Subjektif
Demam mulai turun, tidak mimisan, tidak BAB hitam, tidak nyeri perut.
Objektif
 Tampak sakit sedang, sadar penuh
 Laju nadi 122x/menit
 Laju napas 26x/menit
 Suhu 37.2oC
 Saturasi O2 98%
 TD 110/60 mmHg
 BC = +334 ml
 D = 1.2 ml/kgbb/jam
 Kepala: mesosepal
 Mata: konjungtiva anemis (+)/(+), ikterik (-)/(-)

9
 Hidung: napas cuping hidung (-)/(-), sekret (-)/(-)
 Telinga: sekret (-)/(-)
 Mulut: mukosa basah (+), faring hiperemis (-)
 Leher: pembesaran KGB (-)
 Thoraks: simetris, retraksi (-)
 Cor: bunyi jantung I-II normal, bising jantung (-)
 Pulmo:
o I: Pengembangan dada kanan = kiri
o A: Fremitus paru kanan = kiri
o P: Sonor (+)/(+)
o P: Napas vesikuler (+)/(+), suara napas tambahan (-)/(-)
 Abdomen: supel, bising usus (+) normal, hepar dan lien tak teraba
membesar
(−)/(−)
 Ekstremitas: akral dingin (−)/(−), Arteri dorsalis pedis teraba kuat, CRT <2

detik
Assessment
1. Demam dengue
2. Gizi baik
Plan Terapi
1. Diet nasi lauk 2000 kkal/hari
2. Infus asering (5 ml/kg/jam) 125 ml/jam
3. Paracetamol (15mg/kgbb/kali) 500 mg/8 jam

Plan
1. Urinalisis
2. Feses rutin
Monitoring
KUVS/8 jam
Tabel 1.1 Hasil laboratorium urinalisis (13 November 2017)

10
PEMERIKSAAN HASIL
SEKRESI
MAKROSKOPIS
Warna Yellow
Kejernihan Clear
KIMIA URIN
Berat jenis 1.011
pH 7.0
Leukosit Negatif
Nitrit Negatif
Protein Negatif
Glukosa Normal
Keton Negatif
Urobilinogen Normal
Bilirubin Negatif
Elektrolit Negatif
MIKROSKOPIS
Eritrosit 5.8
Leukosit 0.3/LPB

EPITEL
Squamos 0-2/LBP
Transisional -
Bulat -
SILINDER
Hyline 0
granulated -

Tabel 1.2 Hasil laboratorium darah (13 November 2017)


Pemeriksaan hasil Satuan Rujukan
Hematologi rutin

11
Hb 14.9 g/dl 14.0-17.5
Hct 44 % 33-45
AL 4.1 Ribu/l 4.5-14.5
AT 102 ribu/l 150-450
AE 4.93 Juta/l 3.80-5.80
Index Eritrosit
MCV 89.3 /um 80.0-96.0
MCH 30.2 Pg 28.0-33.0
MCHC 33.9 g/dl 33.0-36.0
RDW 11.0 % 11.6-14.6
MPV 8.2 Fl 7.2-11.2
PDW 17 % 25-65
Hitung Jenis
Eosinofil 0.80 % 0.00-4.00
Basofil 0.60 % 0.00-1.00
Netrofil 61.30 % 18.00-74-00
Limfosit 30.00 % 60-00-66-00
Monosit 7.30 % 0.00-6.00

Tanggal: 14 November 2017


Dalam Perawatan Hari ke-2
Subjektif
Tidak demam, badan pegal-pegal, tidak mimisan, BAB dan BAK normal.
Objektif
 Tampak sakit sedang, sadar penuh
 Laju nadi 96x/menit
 Laju napas 20x/menit
 Suhu 36.5oC
 Saturasi O2 98%
 TD 110/80 mmHg
 BC = +723 ml
 D= 0.9 ml/kgbb/jam
 Kepala: mesosepal
 Mata: konjungtiva anemis (-)/(-), ikterik (-)/(-)
 Hidung: napas cuping hidung (-)/(-), sekret (-)/(-)

12
 Telinga: sekret (-)/(-)
 Mulut: mukosa bsah (+), faring hiperemis (-)
 Leher: pembesaran KGB (-)
 Thoraks: simetris, retraksi (-)
 Cor: bunyi jantung I-II normal, bising jantung (-)
 Pulmo:
o I: Pengembangan dada kanan = kiri
o A: Fremitus paru kanan = kiri
o P: Sonor (+)/(+)
o P: Napas vesikuler (+)/(+), suara napas tambahan (-)/(-)
 Abdomen: supel, bising usus (+) normal, hepar dan lien tak teraba
membesar
(−)/(−)
 Ekstremitas: akral dingin (−)/(−), Arteri dorsalis pedis teraba kuat, CRT <2

detik
Assessment
1. Demam dengue
2. Gizi baik
Terapi
1. Diet nasi lauk 2000 kkal/hari
2. Infus D5 ¼ ns 90 ml/jam IV (maintenance)
3. Paracetamol (15mg/kgbb/kali) 500 mg/8 jam po
Plan
Cek lab evaluasi bila baik BLPL
Monitoring
KUVS/8 jam

13
BAB II
ANALISIS KASUS
Demam dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.
Pada tahun 2015, tercatat terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 provinsi di
Indonesia, dan 1.229 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 100.347 orang dan
jumlah kasus meninggal sebanyak 907 penderita (Depkes, 2015).
Menurut WHO tahun 2009 salah satu penyakit dengan gejala klinis demam tinggi
mendadak kurang dari 7 hari adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Infeksi dengue
memiliki gejala demam tinggi mendadak 2-7 hari, selain itu diikuti pula dengan adanya gejala
klinis lain berupa manifestasi perdarahan baik spontan maupun diprovokasi, hepatomegali, dan
syok. Pada pasien ini didapatkan gejala demam dan rumple leed (-).
Pada awal perjalanan penyakit infeksi dengue terkadang susah dibedakan dengan
penyakit yang memiliki gejala klinis demam lainnya sehingga diperlukan suatu tes yaitu uji
tourniquet untuk menunjang diagnosis penyakit ke arah infeksi dengue. Pada pasien ini
dilakukan uji tourniquet untuk melihat apakah adanya manifestasi perdarahan yang biasanya
terdapat pada infeksi dengue. Hasil uji tourniquet pada pasien ini negatif.
Pasien dibawa ke klinik di dekat rumah untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dari
hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil hemoglobin 13,8 g/dl, jumlah leukosit 3,8
ribu/ul, jumlah trombosit 146 ribu/ul, hematokrit 46,4%.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan demam tinggi mendadak
selama empat hari, berkurang dengan obat penurun panas namun naik lagi. Pasien tidak
mengeluh batuk, pilek, sesak, dan muntah. Keadaan umum pasien saat dibawa ke IGD RSDM
tampak sakit sedang dengan kesan gizi baik (klinis). Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu
38,2oC (per aksiler), tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 113x/menit, laju nafas 26 x/menit, SiO2
98%,ADP teraba kuat, dan uji tourniquet (-).
Selain dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan uji laboratorium dengan
menggunakan sample darah pasien dan juga dilakukan foto rontgen thorax RLD. Hasil uji
laboratorium saat pasien datang ke IGD menunjukkan kadar leukosit dan trombosit pasien yang

14
turun yaitu 3.600/ul dan 116.000 ul. Hasil foto rontgen thorax RLD menunjukkan efusi pleura
kanan (PEI 11%).
Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium di atas dapat
disimpulkan terdapat beberapa gejala klinis dan hasil laboratoris yang mendukung ke arah
Dengue Fever (DF) menurut klasifikasi WHO tahun 1997. Berdasarkan kriteria WHO 1997
untuk menegakkan diagnosis DF dapat dengan memenuhi kriteria klinis dan laboratoris.
Setelah dilakukan diagnosis pada pasien dapat dilakukan tatalaksana pada pasien DF
sesuai dengan WHO 2011. Berdasarkan WHO 2011 pasien tersebut dapat dirawat inap di
pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit. Menurut WHO 2011 pasien tersebut
memenuhi kriteria rawat inap berupa adanya tanda bahaya pada demam dengue yaitu : adanya
peningkatan hematokrit yang bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit. Tata laksana yang
tepat dan segera dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas dengue hemorraghic fever atau
demam berdarah dengue (DBD). Pengobatan pada saat dirawat inap pasien tersebut diberikan
terapi penggantian cairan dan terapi simptomatis. Terapi cairan meliputi jenis dan jumlah cairan
yang diberikan. Cairan kristaloid isotonik merupakan pilihan untuk pasien DBD. Tidak
dianjurkan pemberian cairan hipotonik seperti NaCl 0,45 %, kecuali bagi pasien usia < 6 bulan.
Dalam keadaan normal setelah satu jam pemberian cairan hipotonis, hanya 1/12 volume yang
bertahan dalam ruang intravascular sedangkan cairan isotonis ¼ volume yang bertahan, sisanya
terdistribusi ke ruang intrseluler dan ekstraseluler. Pada keadaan permeabilitas yang meningkat,
volume cairan yang bertahan akan semakin berkurang sehingga lebih mudah terjadi kelebihan
cairan pada pemberian cairan hipotonis. Pada pasien ini diberikan cairan kristaloid isotonik
berupa maintenance D5 1/4NS.
Menurut Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue (IDAI), pasien
yang datang dengan kondisi syok, diberikan tatalaksana oksigen nasal 2 lpm, infus R asering 10-
20 mL/kgBB dalam 1 jam. Apabila kondisi umum dan vital sign terdapat perbaikan, maka cairan
dapat diturunkan hingga 10 mL/kgBB. Jika kondisi stabil pemberian cairan dapat diturunkan
secara bertahap menjadi 7 ml/kgBB, 5 mL/kgBB, 3 mL/kgBB, 1,5 mL/kgBB hingga pada dosis
maintainance. Pada pasien diberikan cairan infus asering (5ml/kg/jam) 260 ml/jam dikarenakan
kondisi pasien masih stabil, tidak didapatkan tanda- tanda syok. Volume cairan yang diberikan
pada pasien DHF disesuaikan dengan berat badan, kondisi klinis dan temuan laboratorium. Pada
pasien dengan obesitas pemberian jumlah cairan harus berhati-hati karena mudah terjadi

15
kelebihan cairan, penghitungan carian sebaiknya berdasarkan berat badan ideal. Selain dengan
pemberian cairan melewati infus pasien juga dianjurkan untuk minum yang cukup terutama
minum cairan yang mengandung elektrolit. Pemberian cairan harus diawasi supaya tidak terjadi
overload cairan.
Pemberian obat simptomatis pada pasa pasien ini dapat diberikan antipiretik dengan
pilihan parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali apabila demam. Berat pasien 54 kg sehingga untuk
dosis parasetamol yang diberikan sebanyak 500 mg sekali minum. Parasetamol sebaiknya
diberikan hanya pada keadaan pasien demam (suhu > 38,5° C) dengan interval 8 jam. Pemberian
aspirin atau golongan NSAID serta ibuprofen tidak dianjurkan karena akan memperparah
manifestasi perdarahan pada pasien.

16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien
tersebut didiagnosis dengan Demam Dengue derajat II dengan unusual hemorrhage dan
gizi baik, normoheight, underweight.
2. Pada pasien tersebut telah dilakukan penanganan yang tepat sesuai dengan Pedoman
Diagnosis dan Tata Laksana kasus Infeksi Dengue pada Anak (IDAI) tahun 2014.

B. Saran
1. Setelah pasien diperbolehkan pulang, sebaiknya dilakukan follow up kembali untuk
mengevaluasi hasil pengobatan.
2. Perlu edukasi pada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan lingkungan dan diri
sendiri untuk mencegah terjadinya sakit yang berulang, melakukan 3M plus, dan segera
membawa ke layanan kesehatan keluarga yang memiliki keluhan demam agar segera
mendapatkan penatalaksanaan yang tepat.

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai