Anda di halaman 1dari 3

KONSEP OKLUSI

Pada perawatan GTSL, diperlukan kunjungan yang bertujuan untuk mendapatkan hubungan rahang yang definitif.
Kunjungan ini sangat krusial jika cast lawannya tidak bisa diartikulasi dengan akurat (biasanya pada kasus Kennedy kelas
I dan II dimana tidak ada oklusi di posterior) atau ketika GTSL akan dibuat pada posisi selain saat interkuspasi maksimum.
Skema oklusi yang diinginkan pada GTSL bisa bervariasi sesuai dengan berbagai faktor misalnya jumlah dan distribusi
gigi yang tersisa dan tipe oklusi dari lengkung lawan. Tujuan ditentukannya skema oklusi pada GTSL adalah untuk
mendapatkan dan menjaga hubungan harmonis dengan seluruh struktur oral dan untuk mendapatkan mastikasi yang
efisien dan estetis. Pada GTSL tipe tooth-tissue supported, maka sebisa mungkin tekanan didistribusi ke struktur yang
mampu menerimanya.1 Oklusi pada kasus GTSL ada 3 kemungkinan yaitu:6

1. Oklusi ada dan fixed (mantap/stabil)


Minimal ada 3 gigi pada 3 sektan (kiri, kanan, dan anterior) yang berkontak dengan benar
2. Oklusi ada tapi tidak fixed (tidak mantap/tidak stabil)
Hanya ada 2 sektan dari gigi yang berkontak dengan oklusi yang benar misalnya kiri+kanan, kiri+anterior, atau
kanan+anterior
3. Oklusi tidak ada
Tidak ada gigi yang beroklusi yang benar

Untuk lebih memahami 3 kemungkinan tersebut, perlu dipahami apa yang dimaksud dengan oklusi yang stabil. Oklusi
stabil adalah kesamaan kontak oklusal yang mencegah pergerakan gigi setelah penutupan mandibula. Istilah ini
mengarah ke gigi, rahang, TMJ dan otot untuk tetap berada dalam keadaan fungsional optimal.2 Dokter gigi perlu
mengenali adanya ketidakstabilan oklusi dan mendapatkan oklusi yang stabil guna membuat rencana perawatan dengan
hasil yang stabil, tanpa terjadi kerusakan pada system stomatognatik. Terdapat 5 syarat untuk mendapatkan oklusi yang
stabil yaitu sbb:3

1. Oklusi stabil pada seluruh gigi dengan intensitas sebanding pada saat relasi sentris
Relasi sentris adalah hubungan mandibular ke maksilla ketika diskus kondilus berada di posisi paling anterior-
superior-medial pada fossa glenoid . Selain itu, gigi harus menekan satu sama lain dengan tekanan yang sama
sehingga tidak ada gigi yang menerima beban berlebih dibanding yang lain. Kontak tesebut juga harus satu arah
guna mengurangi tekanan ke gigi dan periodonsium. Oleh karena itu, kontak gigi posterior perlu diarahkan ke
aksial, dan bukan ke inklinasi.
2. Anterior guidance berada sesuai dan harmonis dengan envelope of function
Envelope of function dilihat dari dental adalah pathway pergerakan mandibular yang ditentukan dari kontur gigi
dan mempengaruhi pergerakan buka dan tutup mulut pasien sedangkan dari neuromuscular merupakan
pergerakan mandibular dilihat dari pola pergerakan neuromuscular. Tujuan oklusi yang diinginkan adalah dimana
envelope of function berada harmonis baik dari dental dan neuromuscular.
3. Seluruh gigi posterior tidak terlibat selama pergerakan protrusi mandibular
4. Seluruh gigi posterior di non-working side tidak terlibat selama pergerakan lateral mandibular
5. Seluruh gigi posterior di working side tidak terlibat selama pergerakan lateral mandibular
Pada kriteria 3,4,5 intinya adalah gigi posterior semua berkontak pada saat relasi sentris dengan intensitas yang
sama dan tidak pada inklinasi dimana pada saat mandibular bergerak kearah apapun, gigi posterior langsung
segera tidak terlibat atau tidak menahan pergerakan.

Selain 5 kriteria diatas, oklusi yang stabil juga adalah oklusi dimana gigi yang ekstrusi, tilting, dan drifting tidak terjadi
sehingga tidak mengakibatkan gangguan oklusal / occlusal interferences.4 Untuk mendapatkan oklusi yang stabil, maka
diperlukan kontak posterior yang mencukupi untuk menghindari general collapse pada oklusi posterior yang
mengakibatkan kehilangan dimensi vertikal oklusi. Pada oklusi yang stabil, seluruh gigi harus kontak oklusal dengan gigi
lawannya atau ke protesa (occlusal stops). Mesial drifting harus dihindari dengan adanya titik kontak, baik dengan gigi
sebelahnya atau ke protesa atau dengan cuspal locking yang cukup dengan gigi lawannya pada posisi intercuspal. Tidak
semua gigi parsial edentulous akan menjadi tidak stabil.
Selain stabil/tidaknya oklusi, diperlukan sekali penilaian dimensi vertikal. Seperti yang disebutkan sebelumnya, pada
kasus kehilangan gigi sebagian, bisa saja terjadi kehilangan dimensi vertikal. Oleh karena itu, sebelum pembuatan GTSL,
diperlukan pemeriksaan mengenai dimensi vertikal pada pasien yaitu apakah ada penurunan atau tidak untuk
menentukan apakah dimensi vertikal pasien perlu dirubah atau tidak5. Ciri-ciri pasien yang mengalami penurunan dimensi
vertikal adalah keausan gigi yang parah, penurunan perhitungan jarak dari ujung hidung ke ujung dagu dan
ketidaknyamanan pada otot orofasial. Namun, keausan tidak selalu berarti adanya penurunan VDO jika diseimbangi
dengan ekstrut dari gigi. Selain itu, dari pemeriksaan klinis, bisa dilihat akan adanya overlap vertikal gigi anterior yang
ekstrim sehingga gigi rahang bawah menyentuh jaringan lunak palatum. Kondisi ini juga tidak selalu mengindikasikan
adanya penurunan VDO. Sehingga, untuk mengkonfirmasi adanya penurunan VDO bisa dilihat dari riwayat
ketidaknyamanan fisik terkait dengan overclosure, bukti-bukti obyektif misal keausan gigi yang parah, intrusi, atau free-
way space yang lebih dari 4 mm. Jika terdapat bukti-bukti tersebut, maka perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan
VDO untuk sementara waktu menggunakan overlay resin akrilik.

Kehilangan dimensi vertikal juga bisa terjadi pada 2 tipe situasi dimana situasi pertama yaitu jika pasien kehilangan VDO
diakibatkan kebiasaan bruxism yang parah sehingga rahang bawah dan rahang atas berotasi lebih dekat daripada
normal. Namun, beberapa literatur menyebutkan bahwa gigi yang aus kemungkinan akan ekstrusi sehingga VDO tetap
terjaga. Bagaimanapun, pasien dengan bruxism yang sangat parah bisa merusak struktur gigi dengan tingkat yang lebih
besar daripada yang bisa dikompensasi dengan gigi yang ekstrusi. Selain itu, kehilangan dimensi vertikal juga bisa
terjadi pada pasien tanpa bruxism misalnya pasien dengan kehilangan gigi dan tulang penyangga yaitu tulang alveolar
tidak dapat menahan tekanan gigit normal sehingga gigi menjadi tipping dan mengakibatkan collapse.

Berikut adalah contoh kasus domana adanya kehilangan support di posterior namun tidak ada penurunan dimensi vertikal
saat oklusi (DVO)5

REFERENSI
1. Phoenix RD, Cagna DR, DeFreest CF. Stewart's Clinical Removable Partial Prosthoodontics 4th Ed. 2008
2. Kerstein, DMD, Robert B. "Handbook of Research on Computerized Occlusal Analysis Technology Applications in
Dental Medicine (2 Volumes)." IGI Global, 2015. 1-973. Web. 1 Nov. 2016. doi:10.4018/978-1-4666-6587-3
3. Dupont, Glenn. 5 requirements of occlusal stability. Dawson Academy Whitepaper; Florida 2014,
4. Smith BGN. Planning and Making Crowns and Bridges 4th ed. Mosby 2007
5. Rebibo, M. Vertical Dimension of Occlusion: The Keys to Decision. J. Stomat. Occ. Med. (2009): 147-159. Springer-
Verlag. Austria.
6. Hardjanti I, Fardaniah S. Diktat uliah Prostodonsia III bagian I. Dept. Prosto FKG UI, Jakarta. 2003.

Anda mungkin juga menyukai