DISUSUN OLEH
KELOMPOK
1. Abiyya Pingkani Aurillia
2. Dimas Bosty Alfarizki
3. M.Rafi Nugraha
4. Mutia Salsabila A
5. Riefqi Tri Ananda
KELAS XI MIA 2
SMAN 1 PEKANBARU
Jl. Sultan Syarif Qasim No.159, Rintis, LimaPuluh, Kota Pekanbaru, Riau
T.P 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum yang berjudul “Pengujian pada larutan
asam basa menggunakan indicator” ini meskipun dengan sangat sederhana.
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1. Tujuan
Untuk menentukan ph dari suatu larutan dan juga untuk menetukan
apakah larutan tersebut termasuk kedalam larutan asam atau basa
2. Landasan teori
a) Teori asam basa
Teori Asam Basa Arrhenius
Sejak beabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam
dan basa berdasarkan sifat larutannya. Larutan asam mempunyai
rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer dan
berbagai bahan lain), sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan
bersifat kaustik (licin, seperti bersabun).Konsep yang cukup
memuaskan tentang asam dan basa, dan yang tetap diterima hingga
sekarang, dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927)
pada tahun 1884.
Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan
ke dalam air menghasilkan ion H+.
Sifat-sifat asam diantaranya adalah:
a. Terasa masam
b. Bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan
lain)
c. Terionisasi menghasilkan ion H+
d. Memiliki pH < 7
e. Memerahkan lakmus biru
Contoh senyawa yang termasuk pada asam, yaitu:
¨ HCl
¨ H2SO4
¨ CH3COOH
¨ H3PO4
Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan
ke dalam air menghasilkan ion OH-.
Sifat-sifat basa diantaranya adalah:
a. Terasa pahit
b. Bersifat kaustik (licin seperti bersabun)
c. Terionisasi menghasilkan ion OH-
d. Memiliki pH > 7
e. Membirukan lakmus merah
Contoh senyawa yang termasuk pada basa, yaitu:
¨ NaOH
¨ Ba(OH)2
¨ NH4OH
MM B C D
/A
BT
B
PP
3. Masukkan larutan A,B,C,D ke dalam plat tetes sesuai yang telah ditulis
tadi
4. Masukkan masing masing metal merah , bromtimol biru dan fenolftalein
kedalam larutan pada plat tetes dan lihatlah perubahan warna yang
terjadi pada larutan
5. Masukkan larutan A,B,C,D yang baru kedalam 4 tabung reaksi dan
letakkan dalam rak tabung reaksi
6. Masukkan kertas lakmus berwarna merah dan biru kepada amasing
masing laritan
7. Amati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus tersebut
8. Ulangi cara yang sama tetapi dengan menggunakan indicator universal
9. Setelah dibiarkan beberapa menit , angkat indicator universal keluar dari
tabung reaksi
10.Amati perubahan warna pada indicator universal untuil menentukan
rentang Ph larutan sesuai warna yang tertera pada kotak indicator
universal
IV. HASIL PRAKTIKUM
1) Larutan Indikator
2) Kertas lakmus
3) Indicator universal
Larutan Perkiraan ph
A 5
B 10
C 1
D 4
V. ANALISIS DATA
Dalam teorinya telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa masam,
sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan
untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak
diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat
yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa
(zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan
senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada pengujian yang telah
dilakukan dan memperoleh hasil sebagai berikut :
Percobaan 1
A. Uji Asam Basa
Pada pengujian larutan elektrolit A,B,C dan D yang telah di celupkan
kertas lakmus merah dan biru pada masing-masing larutan
tersebut,dapat di sebutkan bahwa:
Pada larutan A yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan
biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi
biru,sedangkan kertas lakmus biru tetap,jadi dapat di simpulkan
bahwa larutan A termasuk Basa
Pada larutan B yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan
biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap,sedangkan kertas
lakmus biru menjadi warna merah,jadi dapat di simpulkan bahwa
larutan B termasuk Asam
Pada larutan C yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan
biru di dapatkan kertas lakmus merah tetap,sedangkan kertas
lakmus biru tetap,jadi dapat di simpulkan bahwa larutan C
termasuk larutan Netral
Pada larutan D yang telah di celupkan kertas lakmus merah dan
biru di dapatkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi
biru,sedangkan kertas lakmus biru tetap,jadi dapat di simpulkan
bahwa larutan D termasuk Basa.
Sifat Asam
Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka.
Pengertian asam menurut Arhenius adalah zat yang menghasilkan ion H+
didalam air. Jadi asam dapat diartikan sebagai senyawa yang menghasilkan
ion hydrogen (H+) ketika dilarutkan ke dalam air.
Zat yang bersifat asam antara lain : asam khlorida (HCI), air aki (asam sulfat)
dan pembersih porselin. Secara umum senyawa asam memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa asam
2. Dapat merubah warna indikator misalnya kertas lamus biru menjadi
merah
3. Bersifat korosif terhadap logam
4. Dapat menghantarkan listrik (konduktor)
5. Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+)
6. Memiliki nilai pH (derajat keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil nilai pH
suatu zat maka semakin kuat sifat keasamannya.
Zat yang bersifat asam basa banyak terdapat dalam kehidupan sehari hari
Asam sitrat, vitamin C tidak lain dari asam askorbat, asam asetat, yaitu
cuka, asam karbonat dapat memberikan rasa segar dalam minuman ringan,
asam sulfat untuk Akumulator.
Contoh basa : Amoniak untuk pelarut desinfektan. Soda api (natrium
hidroksida) untuk membersihkan saluran bak cuci, alumunium hidroksida
dan magnesium hidroksida untuk obat nyeri lambung.
Asam dan Basa memiliki sifat – sifat yang berbeda, asam suatu zat yang
rasanya asam, korosif (bersifat merusak) dan dapat merubah warna kertas
lakmus biru menjadi merah, sedangkan basa memiliki rasa pahit, licin
(kaustik) dan dapat merubah kertas lakmus merah menjadi biru. untuk
mengetahui suatu larutan asam atau basa digunakan kertas lakmus
(indikator).