Anda di halaman 1dari 20

1.

Latar Belakang

Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia Pada tahun 2012, jumlah

remaja di Indonesia tercatat sudah mencapai lebih dari 70 juta jiwa (BKKBN 2012).

Dengan jumlah yang besar ini, remaja dapat menjadi potensi sekaligus menjadi tantangan

bagi negara, Kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang

disebabkan oleh Satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mengakibatkan perilaku

menyimpang (Kartono 2008).

Dalam kurun waktu terakhir ini, kenakalan remaja semakin menunjukkan trend

yang amat memprihatinkan dan dianggap semakin membahayakan. Berbagai macam

bentuk kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti penyalahgunaan

narkoba, seks bebas, balapan liar, vandalisme, tawuran, premanisme, kriminalitas, dan

sebagainya.

Hal ini tentu sangat meresahkan masyarakat, karena baik secara langsung atau pun

tidak, perilaku tersebut akan berdampak negatif pada masyarakat. Pemerintah sebenarnya

tidak diam dalam menanggapi hal tersebut. Berbagai upaya telah dilaksanakan,

diantaranya secara koersif berupa razia dan secara preventif berupa sosialisasi anti

kenakalan remaja. Namun, cara tersebut terbukti belum efektif dalam mengurangi angka

kenakalan remaja.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode pencegahan yang efektif dalam

mengatasi permasalahan tersebut. Dalam hal ini, penulis membuat program guna

mensosialisasikan anti kenakalan remaja. Program yang diusulkan penulis berbentuk

sosialisasi di sekolah menengah negeri 1 labuhan maringgai. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan pencegahan kenakalan remaja. Sasaran dalam program ini adalah remaja.

Universitas Bandar Lampung 1


Target mitra pada pengabdian masyarakat ini adalah SMAN 1 Labuhan Maringgai Kab.

Lampung Timur.

Masa-masa SMA merupakan masa peralihan dari remaja menuju dewasa dengan

berbagai perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai aspek termasuk pergaulan. Oleh

sebab itu, perlu adanya tindakan pencegahan hal tersebut. Tindakan dalam pencegahan

kenakalan remaja dilaksanakan dengan media sosialisasi yang merupakan metode

pencegahan kenakalan remaja berbentuk sosialisasi. Namun, sosialisasi yang diharapkan

pada luaran ini lebih difokuskan menekankan pada aksi nyata dalam kehidupan remaja

saat ini.

2. Perumusan Masalah

a. Maraknya penyaluran energi remaja kepada hal - hal negatif.

b. Angka kenakalan remaja yang terus meningkat

c. Belum adanya solusi tepat yang dapat mencegah kenakalan remaja dengan

metode yang aplikatif dan menyenangkan

3. Tujuan

Tujuan program ini antara lain mencegah perilaku remaja yang mengindikasikan

menyimpang dan memberikan edukasi tentang bahaya kenakalan remaja melalui

sosialisasi.

4. Luaran Yang Diharapkan

Remaja SMAN 1 Labuhan Maringgai Kab. Lampung Timur yang berkarakter dan

tidak menyimpang dari norma yang berlaku serta tidak mudah tertular oleh perilaku

negatif.

Universitas Bandar Lampung 2


5. Tinjauan Pustaka

Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Globalisasi memiliki pengaruh yang positif, yaitu membawa kemajuan, kesejahteraan,

dan keselamatan bangsa dan negara. Namun globalisasi juga membawa pengaruh negatif,

seperti adanya budaya hedonisme, pendewaan pikiran nasionalisme, ilmu dan teknologi,

sekularisme, dan tipisnya iman.

Kita menyadari bahwa pengaruh globalisasi tidak mungkin dapat dihindari, kecuali kita

dengan sengaja menghindari interaksi dan komunikasi dengan pihak yang lain. Ketika

seseorang masih membaca surat kabar, menonton televisi, atau menggunakan alat lainnya,

terlebih lagi dengan menggunakan internet, ia tetap akan terperangkap dalam proses dan model

pergaulan global.

Dalam era globalisasi telah terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama

di seluruh dunia yang memanfaatkan jasa telekomunikasi, transformasi dan informasi sebagai

hasil dari modernisasi teknologi. Pertemuan dan gesekan tersebut akan menghasilkan kompetisi

liar yang berarti saling mempengaruhi dan dipengaruhi, saling bertentangan dan

bertabrakannya nilai-nilai yang berbeda yang berakhir dengan kalah atau menang, saling

bekerja sama yang akan menghasilkan sintesa dan antitesa baru.

Pengertian globalisasi dapat dibedakan atas dua hal yaitu :

1) Sebagai Alat

Globalisasi merupakan wujud keberhasilan ilmu dan teknologi, terutama di bidang

komunikasi. Globalisasi sebagai alat juga mengandung hal-hal yang positif apabila

dipergunakan untuk tujuan yang baik. Namun hal tersebut juga dapat mengandung hal-hal

Universitas Bandar Lampung 3


negatif bila dipergunakan untuk tujuan yang tidak baik. Jadi tergantung siapa yang

menggunakan dan apa tujuannya.

2) Sebagai Ideologi

Globalisasi sebagai ideologi berarti sudah mempunyai arti tersendiri dan

netralitasnya sangat sedikit. Globalisasi sebagai ideologi pasti memihak suatu kepentingan

sehingga akan menimbulkan akibat, baik yang setuju maupun yang tidak setuju. Disinilah

timbulnya benturan dan pertentangan.

a) Ancaman

Dengan alat komunikasi seperti TV, parabola, telepon, VCD, DVD, dan internet, kita

dapat berhubungan dengan dunia luar. Dengan parabola atau internet, kita dapat

menyaksikan hiburan porno dari kamar tidur. Kita dapat terpengaruh oleh segala

macam bentuk yang sangat konsumtif. Anak-anak kita dapat terpengaruh oleh segala

macam film kartun dan film-film yang seharusnya tidak dilihat. Kita pun dapat dengan

mudah terpengaruh oleh gaya hidup seperti yang terjadi di sinetron-sinetron kita

(terutama sekali yang bertemakan keluarga) yang lebih dari 90% menebar nilai-nilai

negatif dengan ukuran keberagaman dari setiap agama. Meskipun harus disadari pula

bahwa televisi juga banyak menayangkan program-program pengajian, ceramah,

diskusi, dan berita yang mengandung nilai positif bahkan agamis. Adegan kekerasan

(violence) akan lebih berkesan di benak anak-anak dibandingkan dengan petuah

agama.

b) Tantangan

Pengaruh globalisasi yang memberikan nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama

yang tidak menyebabkan benturan dengan budaya kita, misalnya disiplin, kerja keras,

Universitas Bandar Lampung 4


menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi dan kejujuran. Kita wajib

menyaring yang baik dan sesuai dengan kepribadian dan moral bangsa kita terima,

sebaliknya yang buruk kit atolak.

D. Aspek-aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi

Pengaruh globalisasi harus kita hadapi dan direspons. Ada tiga sikap dalam merespons

globalisasi.

1. Respons dengan sikap anti modernisasi atau anti barat. Kita menolak semua pengaruh barat.

Bahkan ada pandangan ekstrem yang menganggap kebudayaan barat sebagai musuh.

2. Respons yang menjadikan kebudayaan barat menjadi kiblat dan “role model” untuk masa

depan, bahkan menjadikannya way of life mereka.

3. Respons yang bersikap selektif, artinya tidak secara otomatis menerima atau menolak

kebudayaan barat, mereka dapat menerima kebudayaan barat selama tidak harus

mengorbankan agama, kepribadian, dan kebudayaan yang ada. Sebaliknya mereka akan

menolak kebudayaan barat yang tidak sesuai dengan kebudayaan yang dimiliki.

Berdasarkan hal tersebut, akhirnya kita dapat menentukan sikap sebagai berikut :

a. Aspek-aspek positif yang diterima

1) Di bidang sosial budaya

Perkembangan yang demikian cepat dalam ilmu dan teknologi, terutama di bidang

komunikasi, transportasi, dan informasi akan dapat menebus batas-batas wilayah,

budaya dan waktu. Di era globalisasi ini berarti terjadi pertemuan dan gesekan nilai-

nilai sosial budaya. Melalui proses seleksi nilai-nilai sosial budaya yang positif wajib

kita terima, seperti kerja keras, disiplin, kejujuran, penghargaan terhadap karya atau

Universitas Bandar Lampung 5


kerja orang lain, optimistis, kemandirian, kesungguhan, tanggung jawab, law

enforcement, ketaatan terhadap aturan, dan nilai-nilai agama. Nilai-nilai yang diterima

akan diserap sehingga memperkaya budaya kita.

2) Di bidang ilmu dan teknologi

Kita menyadari bahwa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masih tertinggal jauh

dari negara-negara yang telah maju. Justru era globalisasi ini merupakan peluang baik

untuk dapat menyerap ilmu dan teknologi, sehingga kita akan dapat bersaing

(berkompetisi) dalam menghasilkan barang-barang yang berkualitas dengan harga

murah.

3) Di bidang mental

Sikap mental seperti pasrah, menyerah, ketergantungan, kongkow-kongkow, dan

santai wajib kita ubah menjadi sikap kerja keras, disiplin dalam segala hal, serta

menghargai dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Hal tersebut merupakan kunci kemajuan dan keberhasilan dalam pembangunan bangsa,

bangsa yang maju pasti mempunyai sikap mental tersebut. Sebagai contoh negara

Jepang, Korea, Hongkong, dan Singapura.

4) Di Bidang Ekonomi

Kompetisi atau persaingan bebas adalah kunci, seperti AFTA (Asean Free Trade

Agreement) atau perjanjian kawasan perdagangan bebas ASEAN yang berlaku di tahun

2003 dan APEC (Asian Pacific Economy Cooperation) atau kerja sama ekonomi Asia

Pasifik yang berlaku di tahun 2020. Lalu timbul pertanyaan : sudah siapkah kita

menghadapi era liberalisme perdagangan tersebut ? jika sudah, berarti kita akan tetap

Universitas Bandar Lampung 6


survive (hidup) akan dicukupi dari produksi luar negeri. Akibatnya bangsa kita akan

tergantung sepenuhnya pada bangsa kita.

5) Di Bidang Ideologi (politik)

Salah satu konsekuensi dari era globalisasi adalah keharusan untuk berhubungan

dengan bangsa lain. Kita akan dihadapkan dengan berbagai ideologi bangsa lain,

seperti separatisme. Oleh sebab itu, harus mempunyai ketahanan ideologi dan

kesaktian Pancasila melalui sejarah. Pancasila merupakan ideologi nasional,

pandangan hidup bangsa (falsafah bangsa), dan dasar negara yang harus dipertahankan.

Sejarah telah membuktikan bahwa menyimpang dari Pancasila akan membawa

bencana bagi bangsa dan negara, seperti pada tahun 1949 – 1959 (masa liberalisme)

dan pada tahun 1959 – 1965 (masa demorasi terpimpin).

6) Di bidang Pertahanan dan Keamanan

Persatuan dan kesatuan akan membawa kejayaan bangsa, sebaliknya perpecahan akan

membawa kehancuran terhadap negara ini. Persatuan dan kesatuan akan membawa

rasa aman, damai, tentram dan sejahtera. Banyak faktor di era globalisasi yang akan

menimbulkan benturan dan gesekan dengan budaya lain, seperti individualistis,

sekularisme, dan gaya hidup serba bebas (dalam arti negatif). Oleh sebab itu kita harus

waspada, kita harus dapat mengatasi setiap hambatan, ancaman, gangguan, dan

tantangan.

b. Aspek-aspek Negatif yang wajib ditolak

Kita telah masuk pada era globalisasi, dimana dunia seolah-olah tidak memiliki lagi batas-

batas wilayah, waktu dan budaya. Apa yang terjadi di sana, terjadi juga di sini dalam waktu

yang sama dan tidak ada sensor. Kita dihadapkan pada suatu pilihan, menerima atau

Universitas Bandar Lampung 7


menolak. Dalam menentukan pilihan wajib mempunyai filter (penyaring), yaitu agama

(iman), Pancasila, norma-norma budaya, dan kepribadian bangsa. Apabila tidak, maka

nilai-nilai kemaksiatan akan masuk dan merusak bangsa kita.

1) Di bidang sosial budaya

Dalam era globalisasi pergesekan dan saling mempengaruhi antar nilai budaya tidak

mungkin dihindari. Apabila kita bertahan, maka akan menimbulkan sikap isolasi,

ketertutupan, eksklusif, dan inferior (rasa rendah diri). Tetapi apabila kita berperan

aktif berarti akan menghasilkan keterbukaan dan rasa lebih. Paling tidak kita dapat

bersikap akomodatif terhadap hal-hal yang masih bisa ditolerir.

Kita harus waspada karena imperialisme budaya jauh lebih berbahaya, akibat

prosesnya yang lama dan apabila sudah termakan akan menghilangkan nilai-nilai dan

identitas bangsa.

2) Di bidang ilmu dan teknologi

Kita menyadari ilmu dan teknologi dari dunia barat memang lebih maju daripada yang

kita miliki. Namun kita harus selektif, apakah ilmu dan teknologi itu sesuai dengan

norma-norma, kondisi, dan situasi bangsa kita. Misalnya apakah penerapannya akan

berdampak negatif terhadap lingkungan dan menimbulkan pengangguran? Semua itu

perlu pengkajian lebih lanjut.

3) Di bidang mental

Gaya hidup kebarat-baratan wajib kita tolak, meskipun dikatakan “modern”, seperti

pengaruh model pakaian, rambut, makanan, dan minuman tanpa memperhatikan yang

halal atau yang haram.

Universitas Bandar Lampung 8


4) Di bidang ekonomi

Salah satu ciri era globalisasi adalah adanya kompetisi (persaingan) secara sehat,

artinya berdasarkan peraturan yang berlaku. Kompetisi dapat berlaku dalam kualitas,

harga (murah), dan pelayanan (cepat, tepat, dan sopan). Dengan kompetisi akan terjadi

pengelompokan perusahaan, yang kuat dan baik tetap hidup, yang lemah dan tidak baik

akan mati (gulung tikar). Terjadilah kesenjangan ekonomi dan sosial yang semakin

lebar dan dalam, sehingga sistem ekonomi dan sosial berdasarkan UUD 1945 Pasal 33

tidak mungkin tercapai. Pertanyaan adalah kemana perekonomian Indonesia akan

dibawa dan oleh siapa?

5) Di bidang ideologi politik

pergeseran akan terjadi di bidang ideologi (politik) dalam era globalisasi, karena

maraknya paham-paham lain masuk ke bumi Indonesia, seperti liberalisme,

komunisme, sekularisme, individualisme, egoisme, dan sebagainya. Semua ideologi

asing tersebut tentu bertentangan dengan ideologi Pancasila yang berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa, kekeluargaan, gotong royong, musyawarah untuk

mufakat, dan lain sebagainya.

6) Di bidang pertahanan dan keamanan

Era globalisasi juga membawa budaya kekerasan dan tindakan kejahatan yang makin

meningkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, sehingga pendidikan agama

perlu kita tingkatkan pula. Pendidikan agama bukan hanya dalam segi pengetahuan,

tetapi lebih menekankan pada pengalaman yang dimulai sejak sedini mungkin.

Universitas Bandar Lampung 9


Pengertian Remaja

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Menurut para ahli

pendidikan, remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.

Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih

belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup

yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba,

menyamakan dirinya dengan orang-orang yang di idolakan.

Usia remaja merupakan fase yang rawan secara mental dan psikologis, karena dia

menganggap dirinya sudah dewasa tetapi disisi lain dia masih dianggap sebagai anak-

anak, terutama berkaitan dengan tanggung jawab.Seorang remaja akan mengalami situasi

kritis dan akan berdampak dengan perilaku kenakalan remaja.

B. Perbedaan antara remaja laki-laki dan perempuan

Menurut Gilarso, perbedaan antara remaja laki-laki dan perempuan dapat

digolongkan dalam perbedaan fisiologis atau biologis dan perbedaan

psikologis/kejiwaan.Berikut perbedaan Fisiologis atau Biologis remaja :

No Laki-Laki Perempuan

1. Tubuh laki-laki menonjol garis-garis Tubuh perempuan lebih menonjolkan garis-


lurus dan tegak yang dianggap garis melingkar, bulat, dan sering di anggap
melambangkan keperkasaan dan sebagai lambing kelembutan, kasih sayang,
kekuasaan serta perasaan aman
2. Bahu lebar, dada lapang Bahu relative kecil dan melengkung, dada
membesar ke depan
3. Pinggul lebih kecil dibandingkan bahu Pinggang kecil tetapi tulang pinggul lebih
besar/membulat
4. Kaki tegak sering menampakan otot-otot Paha besar dan kaki meruncing ke bawah

Universitas Bandar Lampung 10


5. Lengan dan tangan relative keras dan Lengan dan tangan relative lembut dan lemas
berotot
6. Suara besar, ada jakun pada leher Suara kecil dan ringan, leher rata
7. Alat kelamin terletak di luar rongga tubuh Alat kelamin tersembunyi di dalam rongga
tubuh
8. Bulu rambut lebih mudah tumbuh pada Rambut dimuka relative tidak mudah tumbuh
muka (kumis, cambang, dan janggut)

Perbedaan psikologis/kejiwaan antara laki-laki dan perempuan :

No Laki-Laki Perempuan
1. Pola pandangan keluar, terarah pada Pola dasar pandangan ke dalam terarah
dunia/objek pada manusia/subjek
2. Suka menjelajah dan menyelidiki alam Lebih gemar tinggal di rumah,
sekitar memelihara dan merawati
3. Suka membongkar dan membangun Suka menyanyi dan memelihara,
laki-laki membangun rumah sebagai perempuan pandai membangun rumah
tempat tinggal (building a house) menjadi tempat yang membuat orang
kerasan tinggal (building a home)
4. Suka mencoba hal-hal baru, mencari Butuh perhatian, senang dilihat-lihat dan
dan melihat-lihat dicari-cari
5. Aktif, mengambil inisiatif, suka Reaktif, menanggapi, lebih tabah dan
mengkritik dan memprotes mudah menerima
6. Rasio di anggap lebih utama, dapat Emosi dan perasaan lebih menonjol dan
mengendalikan perasaan dengan hal itu mempengaruhi pikiranya
akalnya
7. Lebih melihat kenyataan secara Perhatian sampai detail (hal-hal kecil),
objektif, terarah pada garis-garis besar, cenderung intuitif, mudah mengubah
lebih teguh dalam keputusan keputusanya.
8. Gelombang perasaan mendatar dan Perasaan pasang surut terpengaruh oleh
stabil siklus bulanan
9. Gairah seksual lebih bersifat Gairah seksual (lebih bersifat rohaniah,
jasmaniah/jasmani biologis lebih mementingkan cinta dan kemesraan)

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak membuat salah satu pihak

menganggap dirinya lebih baik dari pada yang lain. Semua cirri tersebut baik, karena

masing-masing mempunyai peran tersendiri dalam kehidupan.

Universitas Bandar Lampung 11


Perbedaan itu ada supaya laki-laki dan perempuan saling menghormati dan melengkapi

satu sama lain. Dengan demikian, tidak perlu ada yang merasa dilebihkan atau

dilemahkan.

Pribadi Remaja Yang Baik

E.B.Hurlock (1986) mengemukakan bahwa kepribadian remaja yang baik dan sehat

ditandai dengan karateristik : Mampu menilai diri secara realistik, Remaja yang

kepribadianya sehat mampu menilai dirinya apa adanya, baik kelebihan maupun

kelemahanya, menyangkut fisik dan kemampuan, Mampu menilai situasi secara realistik

Remaja dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dihadapi secara realistic

dan mau menerimanya secara wajar, Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara

realistik, Remaja dapat menilai prestasinya secara realistic dan mereaksinya secara

rasional, Menerima tanggung jawab Remaja yang sehat adalah remaja yang bertanggung

jawab dan mempunyai keyakinan terhadap kemampuanya untuk mengatasi masalah yang

dihadapinya.

Kemandirian (Autonomi) Remaja memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan

bertindak, mampu mengambil keputusan, menyesuaikan diri secara konstruktif dengan

norma yang berlaku di lingkunganya. Dapat mengontrol emosi Remaja merasa nyaman

dengan emosinya, dapat mengatasi situasi secara positif dan konstruktif, tidak destruktif

(merusak) Berorientasi tujuan Setiap orang memiliki tujuan yang ingin dicapainya.

Remaja yang sehat kepribadianya dapat merumuskan tujuanya berdasarkan pertimbangan

secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar. Berorientasi luar Remaja

Universitas Bandar Lampung 12


yang sehat memiliki orientasi keluar (ekstrovert). Ia bersikap empati terhadap orang lain,

peduli terhadap situasi atau masalah-masalah lingkunganya, bersifat fleksibel dalam

berpikir.

PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum

pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan

orang-orang disekitarnya.

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :

• Kartono, ilmuwan sosiologi “kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris dikenal

dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada

remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka

mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.

• Santrock “kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja

yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

E. SEBAB-SEBAB PERILAKU KENAKALAN REMAJA

Pada masa puber, seorang remaja sering kali mengalami situasi krisis sehingga

menyebabkan kenakalan remaja antara lain sebagai berikut :

1. Bertemperamen keras dan agresif atau sebaliknya murung dan suka menyendiri.

2. Kepribadian yang labil karena msih mencari identitas diri.

3. Mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi.

4. Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik bersifat positif maupun negative.

Universitas Bandar Lampung 13


5. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba hal baru yang belum pernah dialami.

Menurut Kartona, ilmuwan sosiologi “ penyebab terjadinya kanakalan remaja”

disebabkan oleh factor Internal dan eksternal :

Faktor Internal :

1. Krisis identitas : perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja

memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan

akan konsistensi dalam kehidupanya. Kedua, tercapainya identitas peran

kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

2. Kontrol diri yang lemah : remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan

akan tersesal pada perilaku “nakal”. Namun apabila tidak bisa mengembangkan

control diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuanya.

Faktor Eksternal :

1. Keluarga, perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negative pada

remaja, pendidikan yang salah di keluarga pun seperti memanjakan anak atau

penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan

remaja.

2. Teman sebaya yang kurang baik.

3. Komunitas/ lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Universitas Bandar Lampung 14


F. Bentuk-bentuk kenakalan remaja

Minum-minuman keras

Minum-minuman keras merupakan perbuatan yang melanggar norma agama. Orang yang

minum-minuman keras berlebihan kadang-kadang tidak dapat mengendalikan diri.

Perilaku demikian menyebabkan timbulnya perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai

dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Prostitusi

Merupakan perbuatan asusila, tidak sesuai norma-norma sosial dan agama. Dampak dari

prostitusi adalah rusaknya moral remaja dan khusunya generasi muda. Salah satu jalan

keluar untuk menghindari prostitusi adalah dengan memberikan lapangan kerja serrta

meningkatkan pemahaman terhadap agama.

Penyimpangan Seksual

Perbuatan semacam ini disamping melanggar norma agama juga melanggar norma

kemasyarakatan.

Penggunaan Narkotika

Penyalahgunaan narkoba merupakan perbuatan yang sia-sia dan tidak membawa manfaat

sama sekali. Seseorang yang menggunakan narkoba sama saja merusak tubuhnya sendiri,

bahkan sarafnya akan terganggu. Oleh karena itu, jangan pernah mencoba memakai

narkoba.

Perkelahian antar pelajar

Universitas Bandar Lampung 15


Perkelahian antar pelajar merupakan sikap antisocial yang biasanya dipicu oleh bentrok

perorangan yang menjadi bentrok antar kelompok pelajar.

Melanggar nilai kesopanan

Merupakan salah satu sikap antisocial, kebanyakan para remaja tidak begitu

memperdulikah lingkungan. Seperti meludah dilantai, buang air kecil sembarangan,

membuang sampah sembarangan dan sebagainya.

G. DAMPAK KENAKALAN REMAJA

• Kenakalan dalam keluarga : remaja yang labil umunya rawan sekali melakukan

hal-hal yang negative, disinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan

mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi

sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk

dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak

cara. Tidak mengjormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan

perkataan orang tua dalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.

• Kenakalan dalam pergaulan : dampak kenakalan yang paling Nampak adalah

dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak

dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang

sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang

relative mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negative

yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remja,

bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.

Universitas Bandar Lampung 16


• Kenakalan dalam pendidikan : kenakalan remaja dalam bidang pendidikan

memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal

pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih

cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal

pendidikan misalnya membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur

dalam kelas, dan lain-lain.

H. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri dicegah

atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan

sebanyak mungkin figure orang-orang dewasa yang telah melampaui masa

remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri

setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan

point pertama.

3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta

keluarga yang harmonis, kominikatif, dan nyaman bagi remaja.

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua

member arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus

bergaul.

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika

ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan

harapan.

Universitas Bandar Lampung 17


6. Rencana Biaya

Rencana anggaran biaya untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat

dijabarkan ke dalam beberapa komponen-komponen yang sangat menunjang

keberhasilan kegiatan tersebut.

1. Kesektretarian

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 Kertas HVS 2 Rim Rp. 47.000,- Rp. 94,000-
2 Fotocopy 500 Lembar Rp. 200,- Rp. 100.000,-
3 Sertifikat 5 Lembar Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
4 Pembuatan Laporan 2 Set Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-
Jumlah Rp. 519,000-

2. Konsumsi di hari pelatihan

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 Makan peserta dan panitia 60 orang Rp. 20.000,- Rp. 1000.000,-
2 Snack peserta dan panitia 60 orang Rp. 10.000,- Rp. 600.000,-
3 Air Mineral 4kardus (gelas) Rp. 19.000,- Rp. 76.000,-
Jumlah Rp 1.676.000,-

3. Konsumsi (per-kunjungan)

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 Makan 5 orang Rp. 20.000,- Rp. 100.000,-
2 Snack 5 orang Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
3 Air Mineral 5 orang Rp. 3000,- Rp. 15.000,-
Jumlah/kunjungan Rp. 165.000,-

Jumlah 2 kali kunjungan Rp. 330.000,-

4. Akomodasi dan Transport

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total


1 1 kali 5 orang Rp. 100.000,- Rp. 500.000,-
kunjungan
(saat pelatihan)

Universitas Bandar Lampung 18


2 1 kali 5 orang Rp. 100.000,- Rp. 500.000,-
kunjungan
(saat survei)
Jumlah Rp.1.000.000,-

Rekapitulasi penggunaan dana pengabdian masyarakat


1. Kesekretariatan Rp. 519.000,-
2. Konsumsi di hari pelatihan Rp. 1.676.000,-
3. Konsumsi kunjungan Rp. 330.000,-
4. Akomodasi dan Transport Rp. 1.000.000,-

Total Rp. 3.5255.000,-

Terbilang : Tiga Juta Lima Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah

Universitas Bandar Lampung 19


MENUMBUHKAN GENERASI MUDA YANG BERKARAKTER MELALUI
SOSIALISASI DASAR HUKUM OLEH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG DI SMA NEGERI 1 LABUHAN MARINGGAI
KAB. LAMPUNG TIMUR

PROPOSAL

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

OLEH`

EFFRAN TYAS 16211475


FENI YUNITA SARI 16211508
JANSEN SIHITE 16211503
GAYUH DEO TIVANI 16211483
AGUS PRATAMA W 16211482

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG

2018

Anda mungkin juga menyukai