Askep Angina Pectoris
Askep Angina Pectoris
1. PENGERTIAN
Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan
tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai
oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779)
Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada
yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Noer, Sjaifoellah, dkk.
IPD, 1999 : 1082)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler)
2. ETIOLOGI
Ateriosklerosis
Spasme arteri koroner
Anemia berat
Artritis
Aorta Insufisiensi
3. EPIDEMIOLOGI
Di AS kurang lebih 50 % dari penderita jantung koroner ( PJK ) mempunyai
manifestasi angina pectoris, jumlah angina pectoris sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insiden
angina pectoris pertahun pada penderita di atas 3 th sebesar 213 penderita / 100.000
penduduk.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
Dapat Diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
b. Rokok
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Kurang aktifitas
g. Diabetes Mellitus
h. Pemakaian kontrasepsi oral
Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras
d. Herediter
5. PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai oksigen ke
sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering
ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner
berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi
iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa
miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang
anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tidak
efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan
siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar.
Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga
mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri.
Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis
menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya
berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal;
bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.
Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika.
Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami
iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya
fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup
(jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).
Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium.
Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas.
Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh suatu
zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh stres mekanik lokal akibat kontraksi
miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan
substernal, kadang-kadang menyebar turun ke sisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien
tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit karena
maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang meningkatkan
miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan hilang dalam
beberapa menit dengan istirahat atau nitrogliserin.
6. KLASIFIKASI
Angina Pektoris Stabil
Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan
kebutuhan oksigen miokard.
Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
Durasi nyeri 3 – 15 menit.
Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Angina noctural
Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi
dengan duduk tegak. Biasanya angina noctural disebabkan oleh gagal ventrikel
kiri.
b. Angina dekubitus
Angina yang terjadi saat berbaring.
c. Iskemia tersamar
Terdapat bukti objektif iskemia ( seperti tes pada stress ) tetapi pasien tidak
menunjukan gejala.
Angina Pektoris Tidak Stabil
Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
Kurang responsif terhadap nitrat.
Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.
Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit
yang beragregasi.
Angina Prinzmental (Angina Varian).
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
EKG menunjukkan elevasi segmen ST.
Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
Dapat terjadi aritmia.
7. GEJALA KLINIS
Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter
skapula atau lengan kiri.
Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-
kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi,
dizzines.
Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan
miokard.
EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST
gelombang T menunjukkan iskemia.
Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi
jantung atau komplikasi paru.
PCO2 kalium dan laktat miokard: mungkin meningkat selama serangan angina.
Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.
Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang
diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan
kolesterolemia dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien
dengan EKG istirahat abnormal.
9. THERAPY
a. Terapi Farmakologi.
Nitrogliserin
Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina
pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung
yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena
maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena
terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah
yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload).
Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan
darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen
jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan
kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) atau di pipi
(kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit.
Penyekat Beta-adrenergik.
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung,
kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek
samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat
beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.
Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran
kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga
terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis
juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi
vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil,
diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
10. PROGNOSIS
Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-tahun dengan hanya
sedikit pembatasan dalam kegiatan sehari-hari. Mortalitas bervariasi dari 2% - 8%
setahun. Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah beratnyan kelainan pembuluh
koroner. Pasien dengan penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai
mortalitas 50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien dengan
penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang
buruk akan memperburuk prognosis. Dengan pengobatan yang maksimal dan dengan
bertambah majunya tindakan intervensi dibidang kardiologi dan bedah pintas koroner,
harapan hidup pasien angina pektoris menjadi jauh lebih baik.
11. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen
jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui
terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secar bedah tujuan ini dicapai
melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau
angioplasti koroner transluminal perkutan (PCTA= percutaneus transluminal coronary
angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha untuk memperbaiki aliran
darah arteri koroner dengan memecahkan plak atau ateroma yang telah tertimbun dan
mengganggu aliran darah ke jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan
ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan diletakkan di antara daerah
aterosklerotik. Balon kemidian dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk
memecah plak.
PCTA dilakukan pada pasien yang mempunyai lesi yang menyumbat paling tidak
70% lumen internal arteri koroner besar, sehingga banyak daerah jantung yang berisiko
mengalami iskemia. PCTA jarang dilakukan pada pasien dengan (1) oklusi arteri koroner
kiri utama yang tidak menunjukkan aliran kolateral ke arteri sirkumflexa dan desebdens
anterior, (2) yang mengalami stenosis di daerah arteria koroner kanan dan aorta, (3) yang
aretri koronernya menunjukkan aneurisma proksimal atau distal stenosis, (4) yang telah
menjalani tandur safena magma, atau (5) fungsi ventrikel kirinya sudah tidak jelas.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan
Terbangun bila nyeri dada
Tanda : Dispnea saat kerja
Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan
Tanda : Takikardia, disritmia, Kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya
vasokonstriksi
Makanan/ cairan
Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan
Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras
Tanda : Distensi gaster
Integritas ego
Gejala : Stresor kerja, keluarga
Tanda : Ketakutan, mudah marah
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan
ekstremitas atas kiri.
Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-
rata 3 menit)
Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan
darah.
Pernapasan
Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok
Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke
Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
b) Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard
transien/memanjang)
c) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung, berkurangnya
curah jantung.
d) Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status
kesehatan.
e) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. RENCANA KEPERAWATAN
1. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN ISKEMIK MIOKARDIUM
4. EVALUASI
1) Pasien bebas dari nyeri.
2) Peningkatan curah jantung
a. EKG dan kadar enzim jantung normal
b. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut
3) Pasien dapat mengontrol aktivitas yang dapat memicu serangan angina
4) Menunjukan penurunan kecemasan
a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
b. Mematuhi semua aturan medis
c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya
berubah
d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadi episode nyeri
5) Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari
komplikasi
a. Menjelaskan proses terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
PENGERTIAN
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena iskemik miokard dan
bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit
dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang
bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler)
ETIOLOGI
1. Ateriosklerosis
2. Spasme arteri koroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Ras
4. Herediter
5. Kepribadian tipe A
PENCETUS
1. Emosi
2. Stress
3. Kerja fisik terlalu berat
4. Hawa terlalu panas dan lembab
5. Terlalu kenyang
6. Banyak merokok
GAMBARAN KLINIS
1. Nyeri dada substernal atau retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter
skapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-
kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih dari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,
palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
TIPE SERANGAN
1. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris
stabil.
2. Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
3. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
4. Kurang responsif terhadap nitrat.
5. ST. depresi segmen lebih sering ditemukan
6. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau
trombosit yang beragregasi.
3. Angina Prinzmental (Angina Varian)
1. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
2. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroner aterosklerotik.
3. EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
4. Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut.
5. Dapat terjadi aritmia.
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplay oksigen ke
sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu
beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan
lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan
tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida yang
berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat
menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum
mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan
maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen
anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam
laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi
sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.
Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
FOKUS INTERVENSI
1. Intervensi :
1. Intervensi :
1. Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
http://dwipuspitaeka.wordpress.com/2013/05/17/asuhan-keperawatan-pada-pasien-angina-
pectoris/
http://learntogether-aries.blogspot.com/2011/09/askep-angina-pectoris.html
Glyseril trinitrat
GTN yang diletakkan di bawah lidah atau obat semprot dapat mengendurkan arteri pada
jantung dan dapat mengurangi serangan Angina.
Nitrat
Gerakan nitrat dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan angina. Dapat berupa
tablet atau potongan obat, dan itu sangat efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini
adalah sakit kepala. Tetapi setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan
jarang terjadi. Nitrat ada 4 macam, yaitu:
1. Nitrogliserin
Merupakan obat yang paling utama. Nitrat efektif pada angina dengan cara menurunkan
konsumsi oksigen miokardium lewat penurunan tekanan darah dan tekanan intrakardiak.
Nitrogliserin ini diserap dari mukosa pipi dan dapat meredakan angina dalam 2- 4 menit.
2. Isosorbid dinitrat (sorbitrat)
Diberikan dengan jumlah dosis 10- 20 mg tiap 2- 4 jam. Merupakan suatu sediaan nitrat kerja
lama yang dapat membantu mencegah angina, meski mempunyai efek yang berbeda- beda.
Obat ini lebih jarang menimbulkan nyeri kepala dibandingkan dengan nitrogliserin
3. Nitrat transdermal
Diserap melalui kulit dan dapat digunakan sebagai pasta yang dioleskan pada dinding dada.
4. Perheksilin maleat
Dengan besar dosis 100 mg per oral tiap 12 jam, lalu ditingkatkan hingga 200mg tiap 12 jam.
Sehingga dapat mengurangi denyut jantung saat beraktivitas. Merupakan obat yang sangat
toksik, dan sering menimbulkan efek samping (pusing, tremor, ataksia dan gangguan usus).
Pada pemakaian kronik dapat mengakibatkan efek samping berupa neurologik, metabolic dan
hepatic.
Penghambat Beta
Memberikan efek pada hormon sehingga nadi akan berdenyut secara pelan dan tekanan darah
menjadi rendah. Hal itu akan dapat membuat jantung untuk mengurangi jumlah oksigen yang
diperlukan dan memperbaiki supplai darah ke otot jantung. Selain itu, penghambat beta ini
juga penting untuk melindungi jantung saat terkena serangan.
Antagonis Kalsium
Fungsinya secara umum adalah untuk mengurangi tekanan pada otot arteri koronari.
Tindakan Invasif
1. Percutanens transluminal coronary angioplasty (PTCA)
merupakan upaya memperbaiki sirkulasi koroner dgn cara memecah plak atau ateroma dgn
cara memasukan kateter dgn ujung berbentuk balon.
2. Coronary artery bypass graft (CABG)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Keluhan utama
Keluahan yang paling dirasakan oleh pasien saat pengkajian, alasan utama masuk rumah
sakit.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan dan keluha pasien saat timbulnya serangan, waktu dan frekuensi timbulnya
serangan, tindakan yang telah dilakukan untuk mengurangi gejala.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien, terutama yang berkaitan dengan penyakit
saat ini.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita yang berhubungan dengan penyakit pasien
saat ini, mengkaji hubungan penyakit secara herediter. Kaji factor risiko penyakit jantung,
seperti berikut ini.
Riwayat penyakit klen seperti diabetes, hipertensi, penyakit vascular, animea dan lai-lain.
Riwayat kesehatan lain :
Peningkatan kadar kolesterol (ldl dan hdl), trigliserida, hipertriroid, kebiasaan merokok,
konsumsi minuman berakohol, asupan makanan tinggi garam, kafein, asupan cairan, dan bb.
Obat-obatan : toleransi terhadap obat-obatan dan terapi yang didapat saat timbul serangan.
Riwayat gangguan saluran pencernaan seperti dyspepsia, astritis, peptic uler, dan penyakit
lain yang menimbulkan keluhan nyeri epigastrium.
Riwayat kesehatan keluarga : riwayat penyakit jantung dan pembuluh dara (arteri koroner)
dalam keluarga merupakan factor risiko bagi klien.
f. Riwayat psikososial
Mengkaji dampak penyakit pasien saat ini terhadap keadaan psikologis pasien dan kehidupan
sosialnya.
Aktivitas/ istirahat
Gejala : kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.terbangun bila nyeri dada
Tanda : dispnea saat kerja
Sirkulasi
Gejala : riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan
Tanda : takikardia, disritmia.kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi
Makanan/ cairan
Gejala : mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan. Diet tinggi kolesterol/lemak,kafein,
minuman keras
Tanda : distensi gaster
Integritas ego
Gejala : stresor kerja, keluarga
Tanda : ketakutan, mudah marah
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas
atas kiri.
Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit)
Tanda : wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan
darah.
Pernapasan
Gejala : dispnea saat kerja, riwayat merokok
Tanda : meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.
Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke
Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas
g. Kesan umum
Kaji kondisi pasien secara umum. Secara tidak langsung menentukan tingkat ketergantuang
pasien.
h. Tanda-tanda vital6
Tekanan darah
Denyut nadi
Pernapasan
Suhu
Tinggi badan
Berat badan
i. Pemeriksaan fisik
Kepala dan leher
- Wajah : mungkin didapatkan pucat, grimace yang menandakan pasien dalam
ketakutan/kecemasan
Pemeriksaan integumen / kulit dan kuku :
- Kulit : kaji tanda adanya sianosis
- Kuku : kaji keadekuatan perfusi dengan crt
Pemeriksaan payudara dan ketiak (bila diperlukan)
Pemeriksaan thorax / dada :
- Inspeksi : bentuk thorax dan pernapasan
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
Jantung :
- Inspeksi : letak iktus kordis
- Palpasi : letak iktus kordis, adakah getaran
- Perkusi : letak jantung
- Auscultasi : suara jantung, apakah normal apa tidak
Pemeriksaan abdomen :
- Bising
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya (bila diperlukan) :
Pemeriksaan muskuloskeletal :
pemeriksaan neurologi :
Kesadaran, gcs
Pemeriksaan status mental :
j. Pemeriksaan penunjang medis :
Ekg
Cardiac isoenzyme
Normal (ldh/lactat dehydrogenase, cpk/creatinin phospokinase, ck-mb/creatinin kinase-
myocard balance, sgot/serum glutamic oxaloacetik transaminase)
Faal lemak
Ldl / hdl, trigliserida
Tiroid serum
Darah lengkap
Thorax rongent
Echocardiogram
Kateterisasi jantung
Cardio scaning
2. PRIORITAS KEPERAWATAN
a. Mengurangi keluhan nyeri
b. Membantu klien dalam mengubah gaya hidup
c. Memberikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, dan tindakan pencegahan
d. Mempersiapkan klien untuk tindakan pembedahan, bila ada indikasi
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard
transien/memanjang)
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
d. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
4. RENCANA TINDAKAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
uan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi
eria hasil : pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien melaporkan episode angina menurun
dalam frekuensi durasi dan beratnya.
Intervensi Rasional
Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung dpat
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri merangsang sistem saraf simpatis untuk
dada. mengeluarkan sejumlah besar nor
epineprin, yang meningkatkan agregasi
trombosit dan mengeluarkan
trombokxane a2.nyeri tidak bisa ditahan
menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan td dan frekuensi jantung.
Identifikasi terjadinya faktor pencetus, Membantu membedakan nyeri dada dini
bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan
lokasi nyeri. menjadi angina tidak stabil (angina stabil
biasanya berakhir 3 sampai 5 menit
sementara angina tidak stabil lebih lama
dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Nyeri jantung dapat menyebar contoh
leher, bahu, tangan atau lengan nyeri sering lebih ke permukaan
(khusunya pada sisi kiri. dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang
sama.
Letakkan pasien pada istirahat total Menurunka kebutuhan oksigen miokard
selama episode angina. untuk meminimalkan resiko cidera
jaringan atau nekrosis.
Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien Memudahkan pertukaran gas untuk
napas pendek menurunkan hipoksia dan napas pendek
berulang
Pantau kecepatan atau irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami
peningkatan disritmia yang mengancam
hidup secara akut, yang terjadi pada
respon terhadap iskemia dan atau stress
Panatau tanda vital tiap 5 menit selama Td dapat meningkat secara dini
serangan angina sehubungan dengan rangsangan simpatis,
kemudian turun bila curah jantung
dipengaruhi.
Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, Stres mental atau emosi meningkatkan
batasi pengunjung bila perlu kerja miokard
Berikan makanan lembut. Biarkan pasien Menurunkan kerja miokard sehubungan
istirahat selama 1 jam setelah makan dengan kerja pencernaan, manurunkan
risiko serangan angina
Kolaborasi: Nitrigliserin mempunyai standar untuk
Berikan antiangina sesuai indikasi: pengobatan dan mencegah nyeri angina
nitrogliserin: sublingual selam lebih dari 100 tahun
b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard
transien/memanjang)
uan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan curah jantung.
eria hasil : pasien melaporkan penurunan episode dipsnea, angina dan disritmia menunjukkan
peningkatan toleransi aktivitas, klien berpartisipasi pada perilaku atau aktivitas yang
menurunkan kerja jantung.
Intervensi Rasional
Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
jantung, tekanan darah. cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung. Perubahan juga terjadi
pada td (hipertensi atau hipotensi) karena
respon jantung
Evaluasi status mental, catat terjadinya Menurunkan perfusi otak dapat
bingung, disorientasi. menghasilkan perubahan sensorium.
Catat warna kulit dan adanya kualitas Sirkulasi perifer menurun bila curah
nadi jantung turun, membuat kulit pucat dan
warna abu-abu (tergantung tingkat
hipoksia) dan menurunya kekuatan nadi
perifer
Mempertahankan tirah baring pada posisi Menurunkan konsumsi oksigen atau
nyaman selama episode akut kebutuhan menurunkan kerja miokard
dan risiko dekompensasi
Berikan periode istirahat adekuat. Bantu Penghematan energy, menurunkan kerja
dalam atau melakukan aktivitas jantung.
perawatan diri, sesuai indikasi
Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan untuk menurunkan
respon obat, catat td, frekuaensi jantung kebutuhan oksigen miokard dengan
dan irama (khususnya bila memberikan menurunkan stress ventricular. Obat
kombinasi antagonis kalsium, betabloker, dengan kandungan inotropik negative
dan nitras) dapat menurunkan perfusi terhadap
iskemik miokardium. Kombinasi nitras
dan penyekat beta dapat memberi efek
terkumpul pada curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala gjk Angina hanya gejalab patologis yang
disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi dekompensasi.
Kolaborasi : Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya,
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat penyekat saluran kalsium berperan
saluran kalsium, contoh ditiazem penting dalam mencegah dan
(cardizem); nifedipin (procardia); menghilangkan iskemia pencetus spasme
verapamil(calan). arteri koroner dan menurunkan tahanan
vaskuler, sehingga menurunkan td dan
kerja jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung
(tenormin); nadolol (corgard); propanolol dengan menurunkan frekuensi jantung
(inderal); esmolal (brebivbloc). dan td sistolik.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
uan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berpartisipasi dalam
aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
eria hasil : pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, pasien
menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
Intervensi Rasional
Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 dalam mengkaji respons fisiologi
kali per menit di atas frekuensi istirahat; terhadap stress aktivitas dan, bila ada
peningkatan td yang nyata merupakan indikator dari kelebihan kerja
selama/sesudah aktivitas; dispnea atau yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
nyeri dada; keletihan dan kelemahan yang
berlebihan; diaphoresis; pusing atau
pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi mengurangi
penghematan energi. penggunaan energy, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai Memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan. kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.
d. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
uan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien turun sampai tingkat
yang dapat diatasi.
eria hasil : pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai, pasien menunjukkan
strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah, pasien melaporkan ansietas
menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Intervensi Rasional
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh Menurunkan cemas dan takut terhadap
tes stress. diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat
takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan
marah. efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
menganggap pasien sebelumnya. keluarga dan kerja tidak berubah.
Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer Mungkin diperlukan untuk membantu
sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik mampu
untuk membuat strategi koping adekuat.
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
uan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah.
eria hasil : pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan, berpartisipasi
dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi Rasional
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Pasien dengan angina membutuhkan
Tekankan perlyunya mencegah serangan belajar mengapa hal itu terjadi dan
angina. apakah dapat dikontrol. Ini adalah focus
manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari faktor/situasi Dapat menurunkan insiden /beratnya
yang sebagai pencetus episode angina, episode iskemik.
contoh: stress emosional, kerja fisik,
makan terlalu banyak/berat, terpajan pada
suhu lingkungan yang ekstrem
Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting
menghentikan merokok, perubahan diet memberikan pasien kesempatan untuk
dan olahraga. membuat perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk memantau Membiarkan pasien untuk
nadi sendiri selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas yang dapat
jadwal/aktivitas sederhana, hindari dimodifikasi untuk menghindari stress
regangan. jantung dan tetap dibawah ambang
angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian untuk
terjadi serangan angina, contoh menghilangkan takut yang mungkin tidak
menghentikan aktivitas, pemberian obat tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi
bila perlu, penggunaan teknik relaksasi. serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang sering
mengontrol/mencegah serangan angina. memerlukan penggunaan banyak obat
untuk menurunkan kerja jantung,
memperbaiki sirkulasi koroner, dan
mengontrol terjadinya serangan.
Tekankan pentingnya mengecek dengan Obat yang dijual bebas mempunyai
dokter kapan menggunakan obat-obat potensi penyimpangan.
yang dijual bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Chung, ek, penuntun praktis penyakit kardiovaskuler, jakarta, egc, 1996
Doenges, marylinn e, rencana asuhan keperawatan, jakarta, egc, 1998
Engram, barbara, rencana asuhan keperawatan medikal bedah volume 2, jakarta, egc, 1998
Guyton & Hall, ( 2002 ), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Edisi 9,Jakarta : EGC
Lynda Juall Carpenito, ( 2001 ), Buku Saku Diagnosa Keperawatan ,Edisi 8 ,Jakarta : EGC.
Long, c, barbara, perawatan medikal bedah 2, bandung, iapk, 1996
Noer, sjaifoellah, buku ajar ilmu penyakit dalam, jakarta, fkui, 1996
Price,Sylvia A. ( 2006 ), Patofisiologi Edisi 6, Jakarta: EGC
Price, sylvia anderson, patofisiologi buku i jakarta, egc, 1994
……., dasar-dasar keperawatan kardiotorasik (kumpulan bahan kuliah edisi ketiga),jakarta : rs jantung
harapan kita, 1993.
Rahman, muin. Angina pectoris stabil. Buku ajar ilmu penyakit dalam, edisi keempat, jilid iii. Pusat
penerbitan departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran universitas indonesia, 2
corwin, elizabeth, buku saku patofisiologi, jakarta, egc, 2000.
Soeparman,( 1994 ),Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi 2,Jakarta: FKUI
Tucker, susan martin, standar perawatan pasien volume i, jakarta, egc, 1998
Underwood, j c e, pathologi volume 1 , jakarta, egc, 1999
I Putu Juniartha Semara Putra
http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/10/14/asuhan-keperawatan-angina-pektoris-nyeri-
dada/