Anda di halaman 1dari 22

BUKU PANDUAN

KULIAH LAPANGAN
ANGKATAN 2011

BUKU PANDUAN

KULIAH LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
ANGKATAN 2011
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2011
BUKU PANDUAN
KATA PENGANTAR JURUSAN
KULIAH LAPANGAN
ANGKATAN 2015

OLEH :

1. ANSOSRY, ST.MT
2. HERI PRABOWO ST,MT.
3. MULYA GUSMAN ST.,MT
4. DEDI YULHENDRA, ST, MT

EDITOR :

1. FATHUL JANNAH
2. YEFRI MARTHA

DITERBITKAN OLEH :

CV .SUKABINA

TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG


KATA PENGANTAR PANITIA jauh dari perpeloncoan dan kekerasan fisik maupun mental. Kami lebih
menekankan pada konsep pemberian materi kuliah di lapangan yang juga disertai
Menghadapi permasalahan ekonomi maupun kemajuan ilmu dengan menanamkan kedisplinan, kemandirian, dan pematangan fisik maupun
pengetahuan dan teknologi di dunia yang telah mempengaruhi seluruh aspek mental mahasiswa jika berada di lapangan.
kehidupan saat ini. Hal ini yang memacu bangsa-bangsa di dunia untuk keluar
dari permasalahan krisis perekonomian dunia termasuk bangsa Indonesia. Dengan Kuliah Lapangan ini akan menguatkan mahasiswa baru akan
pengantar pertambangan yang akan membuka wawasan mereka terhadap dunia
Pencapaian kemajuan dibidang ekonomi haruslah seiring dengan pertambangan dan perkuliahan selanjutnya. Serangkaian kegiatan Kuliah
pencapaian dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pencapaian Lapangan seperti pemberian kuliah dan kunjunan langsung ke lapangan dan juga
kemajuan di bidang IPTEK pada dasarnya didukung oleh kualitas SDM yang diselingi dengan bakti sosial pada lahan di akhir acara merupakan agenda
memadai. Untuk itu, sebuah Perguruan Tinggi harus mampu mencetak lulusan kegiatan kami yang bertujuan menanamkan kecintaan dan kepedulian mahasiswa
yang berdaya saing serta kompeten di bidangnya, karena Perguruan Tinggi tambang akan alam.
sebagai salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan merupakan suatu
wadah yang memberikan pengajaran serta pemahaman yang benar agar kondisi
lulusannya dapat memenuhi standar yang dibutuhkan lapangan kerja. Idealnya,
keselarasan pemahaman yang dimiliki lulusan baik teori ataupun praktek Padang, November 2011
merupakan tolak ukur keberhasilan pendidikan tersebut.

Pada kenyataannya sarana dan prasarana yang tersedia di Perguruan


Tinggi masih jauh dari cukup, terutama dalam hal praktek. Pelaksanaan kuliah di
Perguruan Tinggi selalu disajikan secara teoritis, padahal disiplin ilmu Panitia pelaksana
keteknikan termasuk Teknik Pertambangan adalah ilmu terapan (aplikasi)
dimana disini sangat dituntut keseimbangan pemahaman mahasiswa terhadap
teori dan praktek. Dengan kata lain, perkuliahan teori harus dibarengi dengan
kenampakan visual yang nyata dalam dunia kerja.

Oleh karena itu, kami mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas


Negeri Padang bermaksud melaksanakan kegiatan KULIAH LAPANGAN yang
ditujukan kepada mahasiswa angkatan 2011 Teknik Pertambangan UNP.
Kegiatan ini dalam rangka pembelajaran dan memperkenalkan kepada
mahasiswa baru akan dunia pertambangan dimana akan meningkatkan wawasan
dan pengetahuan serta meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkan oleh
Perguruan Tinggi terutama pada Teknik Pertambangan.

Seperti yang kita ketahui, salah satu karakteristik dunia pertambangan


yaitu “Remote Location” yakni tempat yang jauh dari keramaian diantara lain
adalah hutan. Kami dari panitia telah merancang kegiatan diantaranya survival di
hutan dengan konsep bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi dan dapat
menggunakan navigasi di dalam hutan. Kegiatan Ekskursi/Kuliah Lapangan ini
DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN
A. JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG.
KATA PENGANTAR JURUSAN
KATA PENGANTAR PANITIA
DAFTAR DOSEN TEKNIK PERTAMBANGAN UNP
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN Nama Mata Kuliah

a. Jurusan teknik pertambangan 1. Drs. Bambang Heriyadi,MT TBT, Prak MekTan, Ventilasi
2. Mulya Gusman,MT Pengolahan Bahan Galian, Praktek Mektan
b. Permata ft unp
3. Dedi Yulhendra,MT Alat Berat, Eksplorasi Tambang.
c. panitia kegiatan kuliah lapangan 4. Ansosry ST,MT Geologi Struktur, Tamka, Rekling.
5. Drs.Sumarya, MT Survey Pemetaan, Survey Topo, Alat Berat
6. Drs. Yunasril,MSi Rekling
2. ISI 7. Drs. Raimon Kopa,MT Mekanika Terapan, Mekanika Batuan.
8. Drs. Syamsul Bahri,MT Hidrogeologi, Aplikom,Survey Topo.
a. Materi kuliah bapak ANSOSRY ST,MT. 9. Drs. Tamrin,MT Penyaliran Tambang, T. Pemboran.
b. Materi kuliah bapak DEDI YULHENDRA ST,MT 10. Drs. Samian Survey Pemetaan, Survey Topo.
11. Drs. Rijal Abdullah,MT K3 Tambang, Matematika Terapan.
c. Materi kuliah bapak HERI PRABOWO ST,MT 12. Heri Prabowo,ST.MT Geologi Dasar, Geologi Struktur, GBG
d. Materi kuliah bapak MULYA GUSMAN ST, MT 13. Drs. Murad, MS,MT. Gambar Teknik 1, Gambar T. Pertambangan
14. Ir. Fahri Rusma Kewirausahaan, Batubara.
15. Fadhila,MSi Fisika Teknik, Kristalografi dan Mineralogy
3. PENUTUP 16. Yoszi Mingsi Anaperta, ST.MT Matematika Terapan, Mekanika Tanah.
17. Heri Prabowo,ST.MT Geologi Dasar, Geologi Struktur, GBG
a. Daftar pustaka
B. PERHIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK PERTAMBANGAN UNP C. PANITIA PELAKSANA KEGIATAN KULIAH LAPANGAN

PANITIA KEGIATAN KULIAH LAPANGAN 2011

Ketua pelaksana : Rizki Mulda

Sekretaris : Fathul Jannah

Bendahara : Riri Febrina

Korlap : zul akhiar addin

Seksi acara :

Koor : Revi yulianti bima putri wahyuni

Anggota : Usrimanto novi refriadi

Robby akhwanul

Seksi dokumentasi :

Koor : Yefri Martha Rahman

Anggota : One Putra

Seksi P3k :

Koor : Akasendo Sujatmika

Anggota : Wulan Fionita Ermita Wahyuni

Aldrin Febriansyah Ardiansyah saputra

Ferry arfatoling
Seksi Humas : Seksi keamanan :

Koor : Refki Adinata Koor : Agung zulkarnain

Anggota : Agem Hartias Putra Dimas Riski

Seksi Pionir :

Seksi konsumsi : Koor : Wendra

Koor : resti suri mailani Anggota : Abdi Riski E.Hasibuan Yeza Khaysbbi

Anggota : Riski Adam Riki Agustus Gito fernandes Ferdy

Nanda bob nuzul Imam zul kardi Rinaldi Satria Eko

Tri Yeli marsha Fitriyati Solehati Widi Febrinalza Abel Vandru

Jana hafiza Yosi femila sari Andre Wahyudi Refadli Rendra

Mutia Restu Anggi citra randa Ilham Riki Tri Wahyudi

Riski yandi Riko Matsu Fajri

Nofri Ismanneldi Aidil Frayodi

Seksi Perlengkapan : Hafis Aidi Anggita putri

Koor : Zulfahmi Jiwa Zul Azim Anton Rius Gulo

Anggota : afrizal Handri tri susanto Sardini

Aria Putra

Seksi transportasi :

Koor : Jerry rahman

Anggota : Ihsan (Ibenk) Fajri nur intan


Bahan galian andesit/sirtukil
2. ISI
Telah diusahakan oleh beberapa perusahaan antara lain PT. Dekky Karya Bestari di daerah
Salido Kecil, penambangan tidak berlangsung setiap hari hanya berdasarkan permintaan pasar.
A. MATERI KULIAH BAPAK ANSOSRY ST,MT Di daerah Selayang Pandang oleh PT Amanah Griya Sakinah dengan wilayah seluas ± 30 Ha
sumberdaya yang potensial diperkirakan sebesar 6.600.000 M ³.
“POTENSI BAHAN GALIAN DAN BATUBARA PESISIR SELATAN”
PETI
OLEH :
Kegiatan pertambangan tradisional tanpa ijin (PETI) dijumpai di desa Salido Tambang ,
ANSOSRY, ST.MT kecamatan IV Jurai hanya dilakukan oleh dua kelompok keluarga yang mengoperasikan satu dua
gelundung saja.
Geologi Regional Pesisir Selatan
Pada umumnya hasil yang diperolehan sangat kecil, rata-rata dari 10-15 kg batuan yang diolah
Batuan tertua di daerah ini terdiri dari metasedimen dan vulkanik berumur Perem sampai Trias dalam setiap tromol (glundung) hanya mendapatkan sekitar 2-3 gram saja. Hal ini impas saja
Tengah bagian Atas. Batupasir, batusabak, pilit dan serpih metamorf berselang-seling dengan dengan biaya pengolahannya.
batugamping dan batuan vulkanik Perem di bagian timur dari jalur metasedimen. Beberapa
intrusi terjadi dalam betuan dasar metasedimen berumur Perem hingga Trias. Intrusi tersebut Emas
diperkirakan berhubungan dengan jalur vulkanik pada jaman Jura. Batuan sedimen Tersier dari
Tambang Salido, Kecamatan IV Jurai Secara geologi daerah ini ditempati oleh batuan andesit,
daerah Cekungan Sumatra Tengah terjadi di bagian timur dari jalur metamorfik Permo-Trias,
trakit terpropilitisdasi kuat, setempat kuarsa prorfir, batusabak dan batupasir, penyebaran
sebagai cekungan-cekungan lokal yang dibatasi patahan yang berhubungan dengan tektonik
mineralisasi terutama ke arah timurlaut-utara. Daerah ini telah ditambang oleh penduduk asli
zona patahan Sumatra. Batuan sedimen Tersier diendapkan tidakselaras di atas batuan dasar
semenjak tahun 1669 – 1735 untuk emas dan perak semejak itu sampai tahun 1913 daerah ini
PraTersier.
beberapa kali di selidiki oleh beberapa perusahaan dan baru tahun 1914 di bawah perusahaan
Bersamaan transgresi laut Tersier, aktifitas vulkanik Oligo-Miosen berhubungan dengan Kinandam Sumatera Mining tambang ini berproduksi. Tahun 1928 cadangan dinyatakan habis,
pembentukan busur Sunda, menghasilkan perselingan batuan sedumen dan vulkanik pada selama tahun 1914 – 1928 tercatat produksi sebesar 579.000 ton bijih dengan kadar Au 5 gr/ton
pinggiran cekungan laut. Intrusi diorit dan granit berbentuk memanjang di bagian barat dan atau setara dengan 3.004 kg/Au dan perak yang dihasilkan 169.2 ton. (Scorpion Salido Pty Ltd,
tengah dari jalur metasedimen Permo-Trias dan telah dipetakan berumur Kapur. Penentuan umur 1996)
yang baru menunjukkan umur Oligosen. Intrusi tersebut kemungkinan berhubungan dengan
Daerah Gunung Arum, Kecamatan IV Jurai
aktifitas vulkanik busur Sunda. Aktifitas vulkanik periode Miosen Akhir-Pliosen berhubungan
dengan beberapa intrusi kecil granitik dan dioritik yang umumnya terjadi sepanjang dan ke barat
Batuan yang dijumpai di daerah ini berupa batuan intrusi berbentuk dike liparit dalam lempung-
dari sistim patahan Sumatra. Paling tidak batuan-batuan itu sebelumnya telah dipetakan berumur
serpih. Urat berarah N 15º E/70º dengan ketebalan 1 meter, dengan asosiasi mineral : kuarsa
Kapur contohnya tonalit di Lolo, tetapi muncul menjadi Miosen-Pliosen pada dasar penentuan
dengan 0,5% sulfida.
umur yang dilakukan BGS. Demikian juga diatrema dan andesit porpiri plug dengan umur sama
yang berhubungan dengan mineralisasi juga dijumpai.
Tambang ini telah berproduksi dari tahun 1935 – 1940 sebesar 106.000 ton bijih dengan kadar 8 Penambangan ;
gr/ton Au dan 60 gr/ton Ag atau setara 904 kg Au dan 6.543 Ag, dan tahun 1940tambang
dihentikan karena mulainya perang dunia ke II. Dari hasil penyelidikan tersebut di atas ditentukan metoda penambangan yang sesuai dengan
ketebalan dan cadangannya. Metoda tambang terbuka, dipergunakan jika perbandingan tebal
Tambang Kinandam batubara dan tanah (batuan) penutup lebih kecil 1 : 8.

Menurut informasi derah ini paling awal dilakukan kegiatan penambangan, akan tetapi tentang Penambangan dilakukan dengan mengupas tanah penutup (humus) ditumpuk di suatu tempat
keberadaan lokasi tambang ini baik dari masyarakat maupun staf dinas pertambangan tidak tertentu, guna reklamasi nantinya. Kemudian dibuat bench/jenjang - jenjang hingga mencapai
diketahui secara pasti. lapisan batubara.

Jumlah produksi tercatat tahun 1917 – 1918 adalah : 6.000 ton bijih atau setara dengan 89 kg Au Metoda tambang dalam, diterapkan jika perbandingan tebal lapisan batubara dan batuan penutup
dan 60 kg Ag. (Nursahan Iwan, dkk, 2003) lebih besar dari 1 : 8.

Baatubara Penambangan dilakukan dengan membuat terowongan datar (adit) dan terowongan tegak (shaft)
untuk mencapai lapisan batubara.
Batubara adalah bahan bakar hydro-carbon yang terbentuk dari tetumbuhan dalam lingkungan
bebas oksigen dan terkena pengaruh panas, tekanan yang berlangsung cukup lama. Proses ini Penggunaan ;
memakan waktu cukup lama hingga puluhan juta tahun.
Batubara dipergunakan sebagai bahan bakar industri : Pabrik semen, PLTU, pabrik kertas (pulp),
Awal pembentukannya menghasilkan gambut (peat) kemudian lignit, selanjutnya batubara dll.
subbituminous, bituminous dan terakhir antrasit.

Batubara di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat pada Formasi Painan pada cekungan Potensi ;
intermontana di lingkungan darat/sungai yang berumur Oligo – Miosin (15 juta tahun yang
lalu). No Lokasi Kecamatan Sebaran (m2)

Penyelidikan ;
Ba-01 Selayang Pandang IV Jurai 1.258.248
Penyelidikan geologi, pengukuran topografi pemboran, sumuran dan paritan uji. Penyelidikan
geologi untuk mendapatkan sebaran batubara. Ba-02 Ampuan IV Jurai 244.642

Pengukuran topografi untuk menghitung sebaran dan cadangan batubara. Ba-03 Bukit Pulai IV Jurai 3.825.232

Sumuran uji untuk mengetahui ketebalan batubara secara vertikal, susunan batuan dasar dan Ba-04 Sungai Nipah IV Jurai 762.269
penutupnya.

Paritan uji untuk mengetahui konsistensi (kemenerusan) lapisan batubara secara horizontal.

Pemboran untuk mengetahui susunan, ketebalan batubara secara vertikal dengan kedalaman
bervariasi sesuai kebutuhan, dapat mencapai ratusan meter.
Sebaran mencapai luas 3.825.232 m2 (382,52 ha)

Batubara di Kecamatan IV Jurai; Selayang Pandang, Ampuan, Bukit Pulai dan Sungai Nipah. Cadangan terukur pada areal 40 ha. sbb :

1. Selayang Pandang  Lapisan 1 (0,45 m) – 265.868,75 ton

Tersingkap pada anak sungai Batang Lumpo di sisi utara Bukit Selayang Pandang, Kecamatan  Lapisan 2 (1,80 m) – 1.063.475,15 ton
IV Jurai. Jumlah - 1.329.343,90 ton
Tabel 1 Rekapitulasi analisis Batubara Bukit Pulai, IV Jurai.
Batubara tipis (10 cm) pada batuan selang - seling blackshale dan lempung hitam.

Tata guna lahan wilayah ini berupa ladang masyarakat (karet, jengkol, dll). Dijumpai rumah Abu Karbon Padat S. Total Kalori
No Lokasi
penduduk (terpencar).
(%) (%) (%) (Cal/gr)
Sebaran batuan lempung hitam ini mencapai 1.258.248 m2 (125,82 ha).
1 Lokasi 01 8,15 75,70 0,73 7.302,31
2. Ampuan
2 Lokasi 02 3,32 84,62 0,62 7.063,66
Tersingkap pada lereng/kaki perbukitan di pinggir persawahan. (Foto 6)

Batubara berwarna coklat kehitaman. kedudukan lapisan tidak jelas. Sebaran mencapai luas 4. Sungai Nipah
244.642 m2 (24,46 ha).
Tersingkap di pinggir jalan ruas Painan – Batang Kapas km-8 dari Painan.

3. Bukit Pulai Batubara selang - seling dengan blackshale, lempung abu - abu kecoklatan dan batupasir.
Tersingkap pada lereng/kaki Bukit Pulai, Lumpo Selatan, Kecamatan IV Jurai.
Tata guna lahan berupa semak belukar, ladang dan kebun karet rakyat.
Kedudukan lapisan batubara N 3370E/440, lapisan menunjam ke dalam bukit. (Foto 7)
Sebaran batuan ini mencapai luas 762.269 m2 (76,23 ha).
Batubara berada pada Formasi Painan yang diendapkan pada lingkungan darat/sungai. berumur
Oligo – Miosin (15 juta tahun yang lalu).

Di jumpai dua lapisan, masing - masing ketebalan 0,45 m dan 1,80 m.

Tata guna lahan berupa perladangan, kebun karet dan sebagian kecil pemukiman dan semak
belukar serta hutan.

Jalan beraspal baik melalui wilayah sebaran batubara.

Hasil analisis laboratorium, batubara Bukit Pulai merupakan Bituminous – Antrasit.


B. MATERI KULIAH BAPAK DEDI YULHENDRA ST,MT
PENDAHULUAN

1. Pertambangan dan Peradaban


Kegiatan pertambangan telah dimulai semenjak keberadaan manusia didunia ini.
Demikian tuanya sehingga pertambangan diyakini sebagai unit kegiatan kedua setelah
kegiatan pertanian. Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang unik. Hal ini
disebabkan karena endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata
di dalam kulit bumi baik jenis, jumlah, kadar (kualitas) maupun karakteristiknya.
Dalam pelaksanaannya kegiatan pertambangan disuatu daerah akan memberikan
dampak terhadap kehidupan social kemasyarakatan. Diantara kontribusi pertambangan
antara lain :
a) Menambah pendapatan dan devisa Negara
b) Dapat meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat
sekitar
c) Membuka kesempatan kerja dan berusaha
d) Memberi kesempatan alih teknologi
e) Berperan dalam pengembangan wilayah (community dan regional development)
f) Merubah topografi dan bentang alam
g) Dapat menimbulkan kesenjangan social, ekonomi dan budaya diwilayah
setempat.
Untuk itu sebelum memulai suatu kegiatan pertambangan, terlebih dahulu harus Beberapa istilah mengenai mineral atau batuan adalah :
dilakukan telaah untuk mendapatkan metode penambangan yang sesuai,
menguntungkan dan berwawasan lingkungan. Mineral : benda padat anorganik dan homogen yang terbentuk
secara alamiah, mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia
Beberapa definisi tentang tambang dan pertambangan diambil dari beberapa sumber tertentu, dapat berunsur tunggal (Au, Cu, Ag) atau
adalah sebagai berikut. persenyawaan (NaCl, CaCO3)

Tambang (mine) : Suatu penggalian yang dilakukan di bumi untuk Batuan (rock) : massa yang terdiri atas satu atau lebih mineral yang
memperoleh mineral (Hartman,1987). membentuk bagian kerak bumi, baik dalam keadaan
terikat maupun terlepas.
Lokasi kegiatan yang bertujuan memperoleh mineral bernilai ekonomis (kamus istilah
teknik pertambangan umum, 1994). Bijih (ore) : mineral yang memiliki kegunaan dan nilai tertentu
yang dapat diekstrak/ditambang secara
Pertambangan (mining) : kegiatan, pekerjaan dan industri yang berhubungan menguntungkan(Hartman,1987).
dengan ekstraksi mineral (Hartman,1987).

Ilmu pengetahuan, teknologi dan bisnis yang


berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari \
prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan,
pengolahan, pemurnian sampai dengan
pemasarannya (kamus istilah teknik pertambangan
umum, 1994).

Teknik Pertambangan (mining engineering) : suatu “seni”/rekayasa dan ilmu


pengetahuan yang diterapkan pada proses
penambangan dan operasional tambang
(Hartman,1987).
2. Tahapan Kegiatan Pertambangan (Mining Stage)

Bagan Alir Tahapan Penambangan Batubara


Bagan Alir Tahapan Pertambangan
3. Sebaran Industri Pertambangan diIndonesia C. MATERI KULIAH BAPAK HERI PRABOWO ST,MT

TEKNIK PEMETAAN GEOLOGI DAN


EKSPLORASI BAHAN GALIAN
Heri Prabowo, ST., MT.
1. Pengertian Eksplorasi
Mc. Kinstry H . E : Suatu kegiatan yg meliputi keseluruhan urutan pekerjaan mulai dari
pencarian suatu prospek ( reconnaissance ) sampai evaluasi dari prospek tsb dan
memperluas lokasi lain disekitar daerah yg telah dilakukan kegiatan penambangan.

Alan M. Bateman : Suatu kegiatan yg bertujuan akhirnya adalah penemuan kondisi


geologi berupa endapan mineral yg bernilai ekonomis.

Peel dan W. C. Petters : Eksplorasi merupakan kegiatan yg dilakukan setelah


prospeksi atau setelah endapan bahan galian tsb ditemukan dan bertujuan utk
mengetahui ukuran, bentuk kedudukan, sifat dan nilai dari endapan bahan galian tsb.

2. Tahap Eksplorasi
2.A. Tahap Persiapan
1. Penentuan Tujuan :

 Eksplorasi pendahuluan/prospeksi atau eksplorasi detil


 Endapan bahan galian/ endapan bijih yang dicari
 Untuk inventarisasi, konstruksi, penambangan atau maksud lain
2. Meneliti literatur : 5. Anggota tim

 Peta dan citra yang tersedia : peta dasar, peta geologi, peta topografi, Terdiri : geologist, gheophysist, geochemist, operator alat
foto udara, citra satelit
6. Biaya
 Analisis regional dalam bentuk sejarah, struktur/tektonik dan morfologi
 Laporan penyelidikan terdahulu 7. Waktu
 Teori-teori dan metoda-metoda lapangan yang ada
 Keadaan geografi 8. Perbekalan : peta dasar, alat ukur, alat kerja, perlengkapan geofisika,
perlengkapan sampling, palu, altimeter, peralatan pemboran, kompas,
 Social budaya, adat
meteran, alat tulis, alat komunikasi, obat-obatan.
 Hukum
3. Metode Eksplorasi
9. Jalur eksplorasi

a. Cara tidak langsung

10. Perijinan
 Foto udara dan citra satelit
 Geofisika : Magnetik, gravitasi, seismik (refraksi/refleksi), listrik
(polarisasi Induksi/IP, potensial diri / SP, Geolistrik, Telluric Current, 2.B. Tahap Kerja Lapangan
Electromagnetik) 1. Observasi lapangan
 Geokimia : Bedrock, soil, air, vegetasi, stream sedimen Bertujuan mendapatkan gambaran praktis mengenai kondisi dan keadaan
b. Cara langsung lapangan.

 Permukaan : pemetaan langsung, penyelidikan singkapan (outcrop), 2. Pemetaan


penjajakan float (tracing float), pembuatan parit uji (trenching), Bermanfaat untuk mengetahui topografi setempat, situasi bentangan,
pembuatan sumur uji (test pitting) kemiringan lereng awal, perhitungan cadangan.
 Bawah tanah : Pemboran inti (drilling), adit test dan shaft shingking
3. Pengambilan conto, disesuaikan dengan tujuan eksplorasi
(pembuatan shaft).
4. Pengambilan data geologi: strike/dip, ketebalan, jenis batuan,
4. Peralatan
kekar/sesar/lipatan, posisi atau koordinat.
Tergantung pada metode yg dipilih berdasarkan pertimbangan alat yg
tersedia, keadaan lapangan, biaya dan waktu
5. Preparasi conto 3. Broken ore sampling : pengambilan conto pd sekumpulan batuan yg telah
Pengambilan Conto terpisah dr batuan induknya secara manual/mekanis
4. Grab sampling : sama dengan broken ore tetapi dilakukan apabila broken
Suatu proses pengambilan sejumlah kecil dari populasi (gas, cairan, padatan,
ore telah diluar stope/ di atas alat angkut.
tumbuhan) yang mewakili sifat fisik dan kimia secara keseluruhan populasi
5. Core sampling dan cutting
tersebut.
Pengambilan conto perlu dilakukan karena bahan galian mempunyai sifat fisik dan B. Pola Pengambilan Conto

kimia tertentu, mempunyai mineral penyusun bermacam-macam, komposisi dan


1. Bujur sangkar
kadar yang tidak sama.
2. Empat persegi panjang

Tujuan : 3. Segitiga

C. Konsep Daerah Pengaruh


Menentukan ada tidaknya endapan bahan galian atau menentukan bentuk, kadar
Hanya untuk conto berupa material dan batuan (air, gas dan tanaman tidak
dan kedudukan di permukaan bumi.
berlaku). Penarikan garis batas pada prinsipnya garis tersebut memotong sama

Komponen Utama: panjang secara tegak lurus terhadap garis antara 2 ttitik pengambilan conto.

1. Komponen static : komponen yang berhubungan dengan angka dari suatu Daerah pengaruh dibatasi oleh garis yg terletak di antara 2 titik pengambilan

pengambilan conto dan individu masanya. conto dan garis penghubung antara 2 titik pengambilan conto. Artinya bahwa

2. Komponen Geologi : berhubungan dengan orientasi dan jumlah pengambilan titik potong tersebut tidak melebihi garis penghubung antara 2 titik pengambilan
conto. conto.

3. Komponen fisik :
Jika hal ini terjadi maka titik potong tersebut tidak digunakan sebagai batas
Proses fisik pada pengambilan conto, preparasi conto, instrumen dan metode
tetapi garis penghubung antara 2 titik pengambilan conto yg digunakan sebagai
yg digunakan. Sifat fisik dari populasi yg akan diambil contonya.
batas.
4. Komponen Kimia : berhubungan dengan proses kimia pada pengujian akhir
suatu conto. Daerah pengaruh conto berbentuk ttk berpedoman pada grs berat yaitu garis

A. Metode pengambilan conto tegak lurus yg membagi 2 dgn jarak yg sama antara 2 ttk terdekat.

1. Channel sampling : cara konvensional yg dilakukan pada sumur uji, drift,


D. Peralatan Pengambilan conto
dan cross cut
1. Rotary drilling : auger drill, conventional auger drill, dry stick auger drill,
2. Chip sampling : pengambilan conto pada batuan yg tersingkap
conventional rotary drill
2. Percussion drill (bor tumbuk)
3. Diamond drill BAB 2. METODOLOGI EKSPLORASI
4. Bangka bor
2.1. Persiapan
2.C. Tahap Pengolahan Data

2.2. Eksplorasi Geologi


Data hasil pengukuran dapat segera dilakukan pengolahan di lapangan atau
langsung dikirim ke kantor. Macam – macam lab. yang digunakan adalah : Lab. 2.3. Eksplorasi Geokimia
krismin, petrologi, mektan, mekbat, PBG, kimia, batubara, X- ray fluorescence, X-
ray diffraction. Studio yang digunakan: Penginderaan jauh, pemetaan, geofisika, 2.4. Eksplorasi Geofisika
dll.
2.5. Metode Pemercontoan
2.D. Tahap Pelaporan
2.6. Pengukuran Topografi
Pembuatan laporan setelah pengolahan data dan analisis selesai dilaksanakan,
tahap ini mengacu secara umum pada SNI 13-6606-2001 tentang Tata Cara 2.7. Penyelidikan Lain

Pelaporan Eksplorasi Bahan Galian:


2.8. Pengelolaan Perconto

BAB 1. PENDAHULUAN 2.9. Analisis Perconto di Laboratorium

1.1. Latar Belakang 2.10. Pengolahan Data

1.2. Maksud dan Tujuan BAB 3. HASIL EKSPLORASI

1.3. Lokasi Eksplorasi 3.1. Geologi

1.4. Keadaan Lingkungan 3.2. Geokimia

1.5. Waktu 3.3. Geofisika

1.6. Pelaksana dan Peralatan 3.4. Sumur uji, Parit Uji, Pengeboran

1.7. Penyelidikan Terdahulu 3.5. Endapan Bahan Galian

1.8. Geologi Regional 3.6. Estimasi Sumber Daya Bahan Galian


3.7. Tipe Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan APLIKASI GARMIN GPS 60
3.8. Rencana Penanganan Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan Heri Prabowo, ST. MT.
BAB 4. KESIMPULAN

INFORMASI PENDUKUNG

Power

Page
In/ Out

Find

Mark
Menu

Quit Enter

Rocker
Key Functions  Jika sedang membuka halaman tertentu tombol Page berfungsi sebagai
menutup halaman tersebut serta mengembalikannya pada halaman menu
1. Tombol Power
utama.
 Jika ditekan dan ditahan berfungsi untuk menghidup dan mematikan GPS.
8. Tombol Menu
 Jika ditekan berfungsi sebagai pengatur cahaya latar dan kontras.
 Digunakan untuk melihat option dari halaman yang sedang dibuka.
2. Tombol In / out zoom
 Pada halaman peta tombol ini berfungsi untuk memperbesar dan
9. Tombol Enter
memperkecil ukuran dan skala peta.
 Pada halaman peta berfungsi untuk memilih halaman penting,
 Pada halaman lainnya berfungsi sebagai scroll untuk menaik dan
memasukkan data, dan menegaskan pesan dilayar.
menurunkan pilihan.
3. Tombol Find Memulai dan Pengistalan
 Berfungsi untuk membuka halaman pencarian.
Untuk menggunakan GPS 60 hal yang pertama kali harus dilakukan adalah :
4. Tombol Mark
 Berfungsi untuk menandai posisi dalam peta sebagai waypoint. 1. Bawa GPS anda diluar ruangan yang dimana kondisi cuaca cerah dan tidak
5. Tombol Quit tertutup awan.
 Berfungsi untuk membatalkan data yang akan disimpan atau keluar dari 2. Tunggu beberapa saat dan GPS mencari sinyal satelit, dan pada kolom teratas
halaman tertentu ataupun halaman menu. tertulis “cari sinyal satelit”
6. Tombol Rocker 3. Apabila GPS merasa sinyal satelit dirasa sudah cukup untuk mengoperasikan
 Pada tampilan menu berfungsi untuk menggeser keatas, kebawah, kekiri, alat, maka kolom tersebut akan digantikan oleh lokasi koordinat alat dan elevasi
ataupun kekanan pilihan. (ketinggian titik) dari pandangan satellite.
 Pada halaman peta berfungsi untuk menggeser tanda panah.
 Jika telah membuat titik pada halaman peta dan akan diberi nama maka
tombol Rocker digunakan untuk menukar huruf dan angka pada nama titik
tersebut.

7. Tombol Page
 Berfungsi untuk memutar halaman pada menu utama.
3. DAFTAR PUSTAKA

-----, Kumpulan Peraturan-Peraturan Tentang Pertambangan Umum,


Buku Kedua Peraturan-Peraturan Pelaksanaan dan Syarat-Syarat
Permohonan Kuasa Pertambangan, Direktorat Jenderal Pertambangan
Umum, Jakarta 1998.

Darijanto, Totok., Diktat Kuliah TA-313 Genesa Bahan Galian, Jurusan


Teknik Pertambangan FTM – ITB, tidak dipublikasikan, 1997.

Evans, Anthony. M., Introduction to Mineral Exploration., Blackwell


Science Ltd., 1995.

Joyce, A.S., Exploration Geochemistry., Techsearch Inc., South


Australian Institute of Technology, 1974.

Peters, C. William, Exploration Mining and Geology, Department of


Mining and Geological Engineering, The University of Arizona, John
Wiley & Sons, 1978.

Tilton, John E., G.E. Roderick, H.L. Hans, World Mineral Exploration,
Trends and Economic Issues, Resources For The Future, Washington
D.C., 1988.

White, Andrew H., Management of Mineral Exploration, Rossco Print,


Victoria 3072, 1997

Anda mungkin juga menyukai