Anda di halaman 1dari 3

Artikel Penelitian

Pengaruh pijat/masase aromatherapy pada kulaitas tidur pada perawat shift malam rotasi
bulanan
Tujuan penelitian ini adalah menguji dampak dari pijat/masase aromatherapy pada kualitas tidur pada
perawat shift malam rotasi bulanan. Peserta yang diikutkan/didaftarkan bekerja di pusat kesehatan di
Taiwan pusat dengan skor Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) keseluruhan ≥ 5 dan secara acak
dibagi kedalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Para peserta divalidasi dengan pretest
selama shift jaga malam sampai pagi pertama mereka pada periode percobaan dan informasi kualitas
tidur didapatkan dengan menggunakan PSQI dan detektor tidur. Selama shift jaga malam sampai pagi
kedua, kelompok intervensi diberikan pijat/masase aromaterapi dan kelompok kontrol beristirahat di
ruang aromaterapi yang sama setelah bekerja. Semua peserta mengisi survei PSQI dan informasi
kualitas tidur didapatkan saat sesi pemijatan/masase atau pada saat istirahat dan malam berikutnya.
Peneliti menemukan bahwa skor PSQI secara signifikan menurun pada kelompok intervensi setelah
dilakukan pijat/masase aromaterapi. Secara khusus, komponen seperti penilaian subjektif kualitas
tidur, gangguan tidur, dan disfungsi siang hari (Entusiasme menurun/kurang semangat) secara
signifikan menurun. Namun, tidak ada perubahan signifikan terhadap skor rata-rata PSQI antara kedua
kelompok sebelum dan sesudah intervensi. Secara keseluruhan, penelitian ini menyatakan
pijat/masase aromaterapi dapat meningkatkan kualitas tidur perawat dengan shift malam rotasi
bulanan.
P: MASALAH dan POPULASI
Terdapat Bukti kuat yang menunjukkan bahwa Shift jaga malam tidak hanya berdasmpak pada
kesehatan dan keselamatan kerja namun juga mengurangi kualitas hidup setelah jam kerja. Telah
diketahui bersama bahwa orang dengan gangguan pola tidur menderita kelelahan dan kehilangan
fokus yang sering menyebabkan mereka menerima pengobatan atau bantuan nonmedis.
Populasi : Sejumlah 53 perawat yang masuk kriteria inklusi direkrut, namun sebelum dilakukan
pengacakan untuk kelompok intervcensi dan kontrol, 3 peserta menarik diri dengan alasan : 1 peserta
hamil, 1 peserta menjadi perawta praktisi dan 1 perawat ada alasan personal
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah (1) Perawat perempuan
pada rotasi shift bulanan, (2) memiliki skor PSQI ≥
5, dan (3) usia antara 20 sampai 50 tahun.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah(1) bekerja tetap shift malam atau shift siang, (2) hamil,
dan (3) menopause.

INTERVENSI : Intervensi pada shift jaga malam sampai pagi pertama dilakukan pada 53 peserta atau
semua peserta yaitu pesrta di suruh untuk istirahat selama 1 jam dan diperdengarekan music dan
diberikan tugas sebagai berikut :
1) Mengisi survey PSQI minggu lalu
2) Mengumpulkan data tentang pola tidur dengan detector tidur yang dapat dibawa pulang
3) Membawa pulang detector tidur untuk mengfumpulkan data dan dikembalikan hari berikutnya
Pada shift jaga malam sampai pagi kedua ini para pesrta juga diharapkan untuk melapor ke kamar
aromaterapi 1x seminggu (total 4 kali). Setelah itu peserta sebanyak 50 peserta kemudian di acak ke
dalam dua kelompok : Kelompok intervensi (27 peserta) dan kelompok kontrol (23 peserta)
Pada kelompok intervensi diharapkan peserta untuk melapor ke kamar aromaterapi 1x seminggu (total
4 kali) dan intervensi yang dilakukan adalah para peserta beristirahat selama 1 jam dan diperdengarkan
music dan dibewrikan pijat/masase aromaterapi dan diberikan tugas sebagai berikut :
1) Mengisi survey PSQI minggu lalu
2) Mengumpulkan data tentang pola tidur dengan detector tidur yang dapat dibawa pulang
3) Membawa pulang detector tidur untuk mengfumpulkan data dan dikembalikan hari berikutnya
Intervensi pada kelompok kontrol diharapkan peserta untuk melapor ke kamar aromaterapi 1x
seminggu (total 4 kali) dan intervensi yang dilakukan adalah para peserta beristirahat selama 1 jam dan
diperdengarkan music dan diberikan tugas sebagai berikut :
1) Mengisi survey PSQI minggu lalu
2) Mengumpulkan data tentang pola tidur dengan detector tidur yang dapat dibawa pulang
3) Membawa pulang detector tidur untuk mengfumpulkan data dan dikembalikan hari berikutnya

Pada saat sesi pijat/masase aromaterapi para peserta melepas semua aksesori dan barang elektronik
dan kemudian relax dan berbaring santai di ruang aromaterapi selama 5 menit dengan Musik pelan
sebagai pengiring. Aromatherapis menggunakan minyak esensial untuk pemijatan/masase untuk
merelaksasi otot tubuh selama 25 menit berikutnya. Bagian Tubuh
seperti kepala, bahu, dan leher dipijat untuk meningkatkan penyerapan minyak esensial dan membantu
mereka berelaksasi. Para peserta kemudian diberikan minum 300 cc air hangat dan beristirahat selama
30 menit.Minyak esensial yang digunakan : bahan kimiawi yang terkandung di dalamnya adalah
Terpinen-4-ol (36%) yang diekstraksi dengan uap dari marjoram manis(nama ilmiahnya adalah
Origanum majorana manis, family Lamiaceae). Dan Minyak Pijatyang digunakan adalah 5 ml minyak
almond manis dicampurkankan dengan 100 μl minyak esensial marjoram manis (2%) dan kemudian
secara lembut dicampur pada temperatur ruang sampai berbentuk homogen cair.

C: Ada komparasi intervensi dalam penelitian ini. Pada penelitian ini peneliti menggunakian uji acak
terkontrol atau randomized controlled trial dan membagi menjadi dua kelompok yang diberikan
intervensi yang berbeda : Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

O : OUTCOME
27 orang peserta diacak ke kelompok intervensi dan 23 orang peserta diacak ke kontrol kelompok.
Usia rata-rata peserta adalah 29,37 ± 5,37 (kisaran Usia 23-48) dan rata-rata lama bekerja di tempat
penelitian adalah 5,62 ± 4,68 (kisaran 1,73-32,9). Kedua kelompok tersebut tidak memiliki Perbedaan
demografis yang signifikan seperti usia, jumlah tahun lamabekerja di tempat penelitian, BMI, jabatan,
status karir, keterampilan unggulan, dan latar belakang pendidikan (Tabel 1).
Analisis PSQI dirangkum dalam Tabel 2. kelompok intervensi mengalami penurunan yang signifikan
(yaitu, tidur lebih nyenyak) di PSQI setelah diberikan intervensi aromaterapi dibandingkan dengan
sebelum (Z = -3,54, P <0,001). Secara khusus, ada penurunan yang signifikan dalam penilaian subjektif
kualitas tidur (Z = -3,38, P = 0,001), gangguan tidur(Z = -2,99, P = 0,003), dan disfungsi siang hari
(Z = -3,57, P <0,001). Di sisi lain, kelmpok kontrol tidak didapatkan perbedaan yang signifikan dalam
total PSQI, namun terdapat penurunan signifikan pada disfungsi siang hari (Z = -3,08, P = 0.002).

Kesimpulannya, penelitian ini menemukan bahwa pijat /masase aromaterapi merupakan


pengobatan/perawatan yang efektif dalam meningkatkan kualitas tidur (PSQI skor dan kualitas tidur
subjektif)pada perawat shift malam rotasi bulanan. Pembentukan pijat /masase aromaterapi sebagai
bagian dari program peningkatan kesehata perawat khususnya
bagi mereka yang harus bekerja shift malam dianjurkan
sebagai suatu pilihan untuk mengurangi keletihan dan meningkatkan kualitas tidur. Dikarenakan
adanya keterbatasan seperti sumber daya manusia, material, waktu, dan Jadwal kerja, tidak
memungkinkan untuk mengumpulkan sampel yang besar untuk penelitian ini. Investigasi lebih lanjut
dapat berfokus pada penggunaan minyak esensial yang berbeda, metode penerapannya,dosis,
demografi, dan sebagainya untuk melakukan penelitian yang lebih luas dan lebih teliti, untuk
menemukan perbedaan efek terapeutik dan nilainya/manfaatnya dalam meningkatkan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai