Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Dosen : Dr, dr. Arifin Seweng, MPH


Tugas : Individu

ANTENATAL CARE TERPADU


Hildayanti Syamsul
K012171097

KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI


PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri
agar pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan
diselenggarakan berdasarkan azas perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian serta adil dan merata dengan mengutamakan aspek manfaat
utamanya bagi kelompok rentan seperti ibu, bayi, anak, usia lanjut dan
keluarga tidak mampu.
Upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita, meningkatkan
status gizi masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional
bidang kesehatan sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana
Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2010-2014.
Untuk meningkatkan status kesehatan ibu, puskesmas dan jaringannya
serta rumah sakit rujukan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan,
baik yang bersifat promotif, preventif, maupun kuratif dan rehabilitatif.
Upaya tersebut berupa pelayanan kesehatan pada ibu hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi, pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi. Setiap ibu hamil diharapkan dapat
menjalankan kehamilannya dengan sehat, bersalin dengan selamat serta
melahirkan bayi yang sehat. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus dapat
dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan
sesuai standar, termasuk deteksi kemungkinan adanya masalah/penyakit
yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janinnya.
Ada beberapa masalah/penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, pertumbuhan janin dan bahkan dapat menimbulkan komplikasi
kehamilan dan persalinan yang kelak dapat mengancam kehidupan ibu
dan bayi serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
seperti kurang energi kronis, anemia gizi besi, kurang yodium, HIV/AIDS,
Malaria, TB dan lain sebagainya.
Melihat kenyataan tersebut, maka pelayanan antenatal harus
dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan berkualitas agar adanya
masalah/penyakit tersebut dapat dideteksi dan ditangani secara dini.
Melalui pelayanan antenatal yang terpadu, ibu hamil akan mendapatkan
pelayanan yang lebih menyeluruh dan terpadu, sehingga hak
reproduksinya dapat terpenuhi, missed opportunity dapat dihindari serta
pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan secara lebih efektif dan
efisien.
Hasil pengamatan lapangan yang dilaksanakan secara intensif dalam
beberapa tahun terakhir, memperlihatkan bahwa pelayanan antenatal
masih terfokus pada pelayanan 7T (timbang, tensi, tinggi fundus, Tetanus
Toxoid, tablet tambah darah, temu wicara, dan tes laboratorium). Hal ini
menyebabkan berbagai masalah/penyakit yang diderita ibu hamil tidak
terdeteksi secara dini.
2. Tujuan
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Tujuan umum adalah :
untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
1) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.
2) Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas.
3) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu
hamil.
4) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu
hamil sedini mungkin.
5) Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan sesuai
dengan sistem rujukan yang ada.
B. Peraturan dan Undang-Undang Pendukung
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Upaya
Kesehatan Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
825);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

C. Isi Program
a. Antenatal Care
1) Pengertian
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil
untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu
apakah ibu hamil normal atau bermasalah. (Rukiah, Yulianti,
Maemunah, & Susilawati, 2013)
2) Tujuan kunjungan
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan
sosial ibu dan bayi.
c) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013)
3) Jadwal kunjungan
Sebaiknya setiap wanita hamil memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaandilakukan
setiap 6 minggu sampai kehamilan. Sesudah itu, pemeriksaan
dilakukan setiap 2 minggu. Dan sesudah 36 minggu.
Kunjungan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan.
a) Satu kali pada trimester pertama
b) Satu kali pada trimester kedua
c) Dua kali pada trimester ketiga. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, &
Susilawati, 2013)
b. Pelayanan antenatal terpadu
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil
serta terpadu dengan program lain yang memerlukan intervensi selama
kehamilannya
Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat. (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
c. Standar asuhan kebidanan
Standar asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4
- 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil
sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil.
Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan
berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2
Tabel 2.4 Klasifikasi Nilai IMT
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Sumber : (Prawirohadjo, 2013)

Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan

bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III

perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambha berat badan 0,4

kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks

masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan

optimal, yaitu:

a) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg

b) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg

c) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari,

Ulfa, & Daulay, 2015)

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor

resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan

rongga panggul.

2) Ukur Tekanan Darah (T2)

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung.

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar

normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah yang normal 110/80 -

120/80 mmHg.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah

menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di

bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir

(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal

harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam

HPHT.

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang

diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk

memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa

kehamilan kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin. Zat

besi ini penting untuk mengkompensasi penigkatan volume darah

yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan

dan perkembangan janin.

5) Pemberian Imunisasi TT (T5)

Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan

kemudian dimurnikan. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya

pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan

bayi yang dikandungnya.

Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :

a) Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan

untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).


b) TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya

diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan

(Depkes RI, 2000).

Jadwal Imunisasi TT :

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah

diberikan imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling

sedikitnya dua kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat

kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian)Jarak

pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu

(Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)

Tabel 2.5 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Lama %
Antigen Interval
perlindungan Perlindungan
Pada kunjungan -
TT 1 -
antenatal pertama
4 minggu setelah 3 tahun
TT 2 80
TT1
6 bulan setelah 5 tahun
TT 3 95
TT2
1 tahun setelah 10 tahun
TT 4 99
TT3
1 taun setelah 25 tahun/seumur
TT 5 99
TT4 hidup
Sumber : (Saifuddin dalam Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)

6) Pemeriksaan Hb (T6)

Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis

dan dengan cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan

ibu hamil pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan.

Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi Anemia

pada ibu hamil.

7) Pemeriksaan Protein urine (T7)


Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin

ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3%

ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki

oedema. Pemeriksaan protein urin ini untuk mendeteksi ibu hamil

kearah preeklampsia.

8) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah

untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular

seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang

pertama kali datang diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil

tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat

fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan < 16 minggu,

pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan premature, cacat bawaan.

9) Pemeriksaan urine reduksi (T9)

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu

diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes

Melitus Gestasioal. Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat

mengakibatkan adanya penyakit berupa pre-eklampsia,

polihidramnion, bayi besar.

10) Perawatan Payudara (T10)

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil,

dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6

Minggu.

11) Senam Hamil ( T11 )


Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam

mempersiapkan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah

memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,

ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan

latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.

12) Pemberian Obat Malaria (T12)

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga

kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai

mengigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat

penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapt terjadi

abortus, partus prematurus juga anemia.

13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di

daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang

manusia.

14) Temu wicara / Konseling ( T14 ).(Pantiawati & Suryono, 2010).

Pelayanan Standar Asuhan 17 T

Tabel 2.6 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu


Jenis Trimester Trimester Trimester
No Keterangan
Pemeriksaan I II III
Keadaan
1 ü ü ü Rutin
Umum
2 Suhu Badan ü ü ü Rutin
3 Tekanan Darahü ü ü Rutin
4 Berat Badan ü ü ü Rutin
5 LILA ü Rutin
6 TFU ü ü Rutin
Presentasi
7 ü ü Rutin
Janin
8 DJJ ü ü Rutin
Pemeriksaan
9 ü ü Rutin
HB
10 Golongan ü Rutin
Darah
11 Protein Urin · · · Rutin
Gula
12 · · · Atas indikasi
Darah/reduksi
13 Darah Malaria · · · Atas indikasi
14 BTA · · · Atas indikasi
15 Darah Sifilis · · · Atas indukasi
16 Serologi HIV · · · Atas indikasi
17 USG · · · Atas indikasi
Sumber : (Kementrian Kesehatan RI, 2015)

D. Masalah Program

E. Saran
Referensi :
Rukiah, A. Y., Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. (2013). Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Selatan :
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Bogor: IN MEDIA.

Anda mungkin juga menyukai