Anda di halaman 1dari 4

gardu tiang trafo (GTT)

16OKT

Gardu Tiang Trafo(GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo dipasang pada tiang listrik dan
menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan trafo dan sistemnya, GTT dilengkapi dengan
unit-unit pengaman yang ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-
TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi Jatim. Trafo daya step down berfungsi untuk menurunkan
dari tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah 380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).

Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan langsung dengan daerah
pelayanan konsumen, selanjutnya GTT disalurkan ke konsumen melewati jurusan-jurusan, dan untuk
setiap unit GTT disalurkan empat jurusan.

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV.
Karena tegangan masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung,
kecuali pada beban yang didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay
ke Gardu Tiang Trafo(GTT), unit peralatan yang termasuk sisi primer, sbb:

 Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo)


 Cut Out (CO)
 Ligthning Arrester (LA)
 Saluran masukan
1. Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo
Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung berdasarkan
besar kapasitas daya trafo terpasang.

single line GTT

1. Cut Out
Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai berikut:

 Membuka dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus memakai tongkat khusus
(stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar
 CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi dengan Fuse Link dan akan
bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari kapasitasnya
 Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena:
o SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT.
o Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada unit trafonya.
o Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF.
Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan dengan
daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi
gangguan pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari PLN adalah
3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar kapasitas Trafo Distribusi milik PLN.

Gambar Cut Out (CO) pada GTT di Jl. Galunggung (depan SD Percobaan)
1. Lightning Arrester
Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan tegangan lebih
surja petir, system pemasangan LA, sbb:

 LA dipasang antara SUTM dan CO


Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan
selanjutnya disalurkan ketanah.
 LA dipasang setelah CO
Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan diamankan CO lebih dan arus sisa
gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA.

Gambar Ligthning Arrester (LA) pada GTT di Jl. Galunggung (depan SD Percobaan)
1. PHB-TR
Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL mensyratkan sebagai berikut:

 Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan
dan sambungan pelayanan.
 Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi persyaratan keamanan
dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan mekanis.
 Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal;
o Satu sakelar masuk sirkit masuk
o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar (MCB atau MCCB).
o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal penghantar masuk
atau arus maksimal beban penuh.
o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai kemampuan rel, temperature
ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC.
o Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan jarak 5 cm
+ 2/3 kV dari system tegangan nominal.
PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan
melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai.

Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut:

 Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai.
 Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang instrument ukur minimal Volt
meter dan Ampere meter.
 Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar masuk.
 Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan jenis metalnya
dan ukuran penghantar serta harus dijepit/dipress pada penghantar, KHA terminal sepatu kanel
harus minimum sama dengan kemampuan sakelar dari sirikit yang bersangkutan rangkaian.
 Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik, sehingga gaya
tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik lain.

1.2.4. Pembumian Pada Jaringan Distribusi Jaringan Tegangan Rendah


1. Ketentuan-ketentuan tentang Pembumian :
a. Menurut PUIL, semua bagian konduktif terbuka pada suatu instalasi harus dibumikan.
b. Menurut PUIL, apabila jalur yang sama dipasang SUTM dan SUTR, maka pada setiap 3 tiang harus
dipasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.
c. Menurut PUIL, nilai resistansi pembumian setiap 200 meter lintasan ( 5 gawang) tidak boleh melebihi
dari 10 Ohm.
d. Petunjuk praktis semua nilai resistansi pembumian maksimum sebesar 5 Ohm.
e. Berdasarkan kekuatan mekanis luas penampang minimum penghantar pembumian adalah sebesar
50 mm2 dan terbuat dari tembaga.
f. Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat secara mekanis/ elektris dan mudah
dibuka untuk dilakukan pengujian resistansipembumian. Klem pada elektroda pipa harus memakai
ukuran minimal 10 Ohm dan dilindungi dari kemungkinan korosi.
g. Penghantar bumi harus dilindungi secara mekanis kimiawi.
Catatan : - Biasanya dimasukkan dalam pipa ½ inchi, setinggi 2,5 mm2.
-Terminal klem ditanam 20 cm dibawah permukaan tanah.
h. Elektroda batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah. Panjangnya disesuaikan dengan
kebutuhan dengan memperhatikan resistansi tanah :
Untuk resistansi tanah P1 = 100 Ω meter :
Panjang : 1m 2m 3m 5m
Nilai Ω : 70. 40. 3 0. 20.
Untuk resistansi tanah P tidak sama dengan P, nilai pentanahan dikalikan P . P1
Catatan :
- Resistansi pembumian total dari suatu instalasi pembumian belum dapat ditentukan dari hasil
pengukuran tiap elektroda secara matematis.
- Untuk beberapa elektroda yang di paralel harus dihubung fisik/ paralel sebelum di test.
2. Pembumian pada PHB - TR (Rak TR)
Prosedur instalasi pembumia PHB –TR / Rak TR di gardu distribusi harus memperhatikan jenis
sistem pembumian yang dianut (TT, TN, IT).
a. Bila rel netral dipakai sebagai rel proteksi (sistem TNC) rel proteksi harus dibumikan.
b. Bila rel netral terpisah dari rel proteksi, maka hanya rel proteksi yang harus dibumikan.
c. Bila saklar masuk dilengkapi dengan saklar arus sisa, maka rel netral tidak boleh dibumikan.
3. Penghantar Pembumian dan Elektroda bumi
a. Elektroda Bumi adalah penghantar yang ditanam dalam bumi dan membuat kontak langsung dengan
bumi.
b. Penghantar Bumi yang tidak berisolasi ditanam dalam bumi dianggap sebagai bagian elektroda
bumi.
c. Umumnya elektroda bumi yang dipakai pada jaringan saluran udara tegangan rendah / menengah
memakai elektroda barang.
d. Sebelum dipasang harus diteliti dulu berapa resitance jenis tanah.

Anda mungkin juga menyukai