SKRIPSI
Oleh :
ELLYS WAHYUNI
X 2508505
Oleh:
Ellys Wahyuni
X 2508505
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Juni 2010
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Ellys Wahyuni
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dengan menggunakan metode pemberian tugas kompetensi kelistrikan otomotif pada
siswa XI TKRb tahun pelajaran 2009/2010. (2) untuk meningkatkan prestasi belajar
dengan menggunakan metode pemberian tugas kompetensi kelistrikan otomotif pada
siswa kelas XI TKRb tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari bulan Februari sampai
dengan bulan April 2010, bertempat di SMK N 2 Surakarta. Adapun sebagai subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI TKRb (Teknik Kendaraan Ringan Kelas b) dengan
jumlah siswa 33 anak.
Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur Penelitian Tindakan
Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes. Adapun alat pengumpul data
berupa butir-butir soal tes tertulis yang harus dikerjakan siswa dan lembar observasi
aktivitas belajar siswa, yang diambil selama pelaksanaan tindakan baik pada siklus 1
ataupun siklus 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksaaan pembelajaran melalui
metode pembelajaran pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi
belajar kompetensi kelistrikan otomotif kelas XI TKRb SMK N 2 Surakarta tahun
pelajaran 2009/2010. Hasil pembelajaran dengan metode pemberian tugas terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa, pada aspek interaksi siswa dan guru terjadi
peningkatan dari 10 siswa menjadi 30 siswa sehingga mengalami peningkatan 200
persen, pada aspek tanggung jawab terjadi peningkatan dari 30 siswa menjadi 33 siswa
atau mengalami peningkatan 10 persen. Sedangkan aspek kehadiran dari siklus 1 ke
siklus 2 tidak terjadi peningkatan. Sedangkan pada prestasi belajar juga terjadi
peningkatan prestasi belajar dari nilai ulangan harian pada kondisi awal diperoleh
sebesar 54,96. Dari siklus 1 didapat bahwa dengan metode pemberian tugas yang
diberikan setiap dua kali pertemuan diperoleh nilai rata-rata ulangan harian 66,06.
Pelaksanaan siklus 2 dengan metode pemberian tugas yang diberikan setiap pertemuan,
diperoleh nilai rata-rata ulangan harian sebesar 77,87.
MOTTO
Berusaha maksimal, berdo’a, dan bertawakal serta yakin kepada Allah SWT
Pasti memberi yang terbaik
untuk hamba-Nya.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah
2. Ketua Jurusan PTK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang
3. Ketua Program PTM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang
4. Bapak Drs C. Sudibyo,MT selaku pembimbing I atas waktu bimbingan dan segala
5. Bapak Budi Harjanto ST,M.Eng selaku pembimbing II atas waktu bimbingan dan
ini.
8. Suamiku dan ke tiga anakku yang telah memberi semangat dan motivasi sehingga
9. Semua pihak yang belum dapat penulis sebutkan yang telah membantu dalam
Penulis menyadari tidak ada kemutlakan bagi kebenaran yang datangnya dari
manusia. Serta penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .....................................................................................................................i
PENGAJUAN SKRIPSI........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
PERNYATAAN.....................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
MOTTO...............................................................................................................viii
PERSEMBAHAN..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
B. Identifikasi Masalah......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 3
E. Tujuan Penelitian..............................................................................4
1. Pengertian Belajar...................................................................... 6
F. Analisis Data.................................................................................. 24
G. Indikator Kerja............................................................................... 24
1. Perencanaan ............................................................................. 32
1. Perencanaan ............................................................................. 36
4. Refleksi .................................................................................... 41
D. Pembahasan ................................................................................... 42
E. Hasil Tindakan............................................................................... 44
A. Simpulan ........................................................................................ 46
B. Implikasi ........................................................................................ 46
C. Saran .............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................48
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap pengumpulan Tugas siklus 1..33
Tabel 10. Aspek Tanggung Jawab Siswa Terhadap pengumpulan Tugas siklus 139
Halaman
Halaman
Lampiran 27. Tugas Siswa dan Contoh Pekerjaan Siswa Siklus 1........................87
Lampiran 29. Tugas Siswa dan Contoh Pekerjaan Siswa Siklus 2........................89
The objectivies of the research is (1) for increasing student’s learning activity
with using recitation method electric Outomotive comptence in class XI TKRb in
academic year 2009/2010. (2) for increasing student’s learning achievement with using
recitation methods electric Outomotive comptence in class XI TKRb in academic year
2009/2010.
Research conducted in 3 months in February to April 2010, in SMK Negeri 2
Surakarta. The research is students in Class XI TKRb ( simpilty motor technique class
b) with 33 students.
The research was used in Class Action Research procedure with 2 cycle. The
Technique of Collecting data are test technique and non test technique. The collecting of
data is test that working students and Activity with using activity obsevering, are giving
on cycle 1 and cycle 2.
Based on the result of the research are concluded that the learning with recitation
can be increasing student’s learnig activity ang achievement learning for electric
Outomotive in class XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta in academic year 2009/2010.
The result of learning with recitation Method to increasing Student’s learning
activity,on student and teacher interaction aspect to increasing from 10 students to 30
students so increasing 200 precent, for responsible aspect to increasing from 30 students
to 33 students or increasing 10 precent. While presence aspect from cycle 1 to cycle 2 is
not increasing . While for learning achievement so increasing, learning achievement
form tes in beginning condition can be obtained average 54,96. From cycle 1 can be
that with recitation method that giving every twice seasion can be obtained the average
of daily test of average 66,06. Implementer of cycle 2 with recitation method with every
session can be obtained the average 77,87.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kita tidak lagi dapat
mengandalkan pada tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah, seperti yang
selama ini telah dianggap sebagai suatu keuntungan kompetitif. Tenaga kerja yang
diperlukan dalam era perubahan ini adalah mereka yang terdidik dan terlatih dengan
baik, serta menguasai informasi (Well Educated, Well Trained and Informed).
Perubahan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
merupakan asas dari organisasi belajar.
Salah satu sarana penyiapan tenaga kerja di masa depan adalah pemanfaatan
teknologi dan media pembelajaran yang memadai, karena aspek ini masih banyak
dipandang sebagai suatu bidang yang berkepentingan dengan persekolahan. Untuk itu
teknologi pembelajaran dan media pembelajaran perlu mendapat perhatian dari para
guru atau tenaga kependidikan lain dalam lingkungan pendidikan formal, sebab
teknologi dan media pembelajaran telah berkembang sebagai suatu teori dan praktek
dimana proses, sumber dan sistem belajar pada manusia, baik perorangan maupun
dalam suatu ikatan organisasi dapat dirancang, dikembangkan, dimanfaatkan, dikelola
dan dinilai.
Pelajaran yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan, baik
pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pada dasarnya tujuan pendidikan
tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas siswa sehingga menuju keadaaan yang
lebih baik. Keberhasilan pembelajaran yang berada di sekolah sangat tergantung pada
peran guru dalam memberi pelajaran kepada siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu
metode pembelajaran yang sesuai bagi perkembangan anak didik. Belajar yang berhasil
adalah apabila siswa aktif menerima atau memahami konsep-konsep yang disampaikan
serta mampu melakukan percobaan sesuai dengan kompentensi yang disampaikan oleh
seorang guru. Sehingga pengalaman yang didapat akan bertahan lama.
Pada pelajaran produktif khususnya pada pelajaran kelistrikan pada program
keahlian Teknik Kendaraan Ringan siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep
yang ada pada kompetensi tersebut. Pada pelajaran kelistrikan di SMKN 2 Surakarta
pada program Teknik Kendaraan Ringan sebagian guru masih menggunakan pola
pembelajaran lama yaitu dengan metode konvensional dalam menyampaikan materi
pelajaran, ini akan berakibat siswa merasa jenuh dan bosan karena metode yang
diterapkan monoton tanpa adanya variasi, sehingga mengakibatkan minat belajar dan
aktivitas belajar siswa berkurang sehingga mengakibatkan prestasi belajar siswa sangat
rendah.
Pada pelajaran kelistrikan pada Program Teknik Kendaraan Ringan khususnya
siswa kelas XI TKRb mendapat nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) masih rendah
hampir 50% siswa di bawah nilai KKM pada nilai Kelistrikan Otomotif, untuk
meningkatkan nilai KKM tersebut diperlukan suatu metode pelajaran yang dapat
mendorong aktivitas belajar siswa sehingga dengan aktivitas belajar yang tinggi
diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pelajaran yang
baik untuk merangsang siswa dalam aktivitas belajar adalah metode yang menuntut
tanggung jawab serta siswa merasa tertarik untuk mempelajarinya. Salah satu metode
pelajaranyang kita pilih adalah metode pelajaran pemberian tugas, dengan metode
pemberian tugas diharapkan siswa dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
kepada guru dengan baik, karena kita tahu bahwa sebagaian siswa SMK malas untuk
belajar karena dengan alasan tidak ada tugas dari seorang guru.
Metode pemberian tugas atau metode resitasi merupakan metode yamg perlu
dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa,
dengan metode ini diharapakan setiap siswa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap
apa yang diberikan kepada guru karena dengan harapan dia akan mendapat
penghargaaan dari guru berupa nilai. Dengan rangsangan yang diberikan pada guru
kepada siswa dalam metode pelajaran ini diharapkan nilai KKM(kriteria ketuntasan
minimal) siswa Kelas XI TKRb akan meningkat. Dengan adanya peningkatkan Nilai
KKM (kriteria ketuntasan minimal) maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat,
sehingga pelajaran yang diberikan kepada guru akan berhasil dan dapat bermanfaat pada
siswa.
Metode pemberian tugas yang akan diteliti adalah pemberian tugas secara
individual hal ini diharapkan dengan pemberian tugas secara individu dapat membuat
seoarang siswa mempunyai rasa tanggung jawab untuk mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh seoarang guru, sehingga dapat diharapkan aktivitas dan prestasi belajar
akan meningkat.
Metode pemberian tugas yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti
dengan menberikan tugas pada siswa secara berkesinambungan, dengan harapan terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta dapat mendorong siswa untuk selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada metode pemberian tugas dibuat agar
siswa benar-benar mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dalam pengumpulan
tugas, sehingga diharapkan aktivitas dan prestasi belajar terjadi peningkatan.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka berbagai permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa rendah pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif di SMK N 2
Surakarta.
2. Sebagian siswa kurang aktivitas belajar dalam mata pelajaran Kelistrikan Otomotif.
3. Aktivitas belajar siswa perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode pemberian
tugas.
4. Metode Pemberian Tugas perlu dikembangkan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
C. Pembatasan Masalah.
Agar dalam penelitian dapat mencapai masalah yang utama perlu adanya
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan metode pemberian
tugas.
2. Upaya meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan metode pemberian
tugas.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif bagi kelas XI TKRb Semester 2
SMK N 2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010?.
2. Apakah melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif bagi kelas XI TKRb semester 2 SMKN
2 Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar pada mata mata pelajaran Kelistrikan
Otomotif melalui Metode Pemberian Tugas pada siswa kelas XI TKRb SMKN 2
Surakarta pada tahun pelajaran 2009/2010.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Kelistrikan Otomotif
melalui Metode Pemberian Tugas pada siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta
pada tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan khazanah ilmiah bagi dunia pendidikan untuk menghadirkan metode
pemberian tugas.
b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a.Bagi Siswa
Siswa lebih mudah memahami Ilmu Kelistrikan otomotif sebagai implikasi aktivitas
belajar dan prestasi belajar meningkat
b.Bagi Guru
Dapat meningkatkan kualitas mengajar melalui inovasi Pembelajaran dengan
menggunakan metode pemberian tugas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan
tingkah laku pada individu yang belajar . Belajar adalah kegiatan yang sadar atau tidak
telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus
mengembangkan dirinya. Kemampuan baru yang diperoleh serta perubahan perilaku
menunjukkan bahwa telah terjadi proses belajar. Sedangkan Pembelajaran adalah
menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat
(Slameto, 2003:30). Sehingga model pembelajaran dapat diartikan sebagai skema yang
berupa struktur cara menanamkan pengetahuan pada seseorang. Model pembelajaran
membuat para pengembang pembelajaran memahami dan merinci masalah ke dalam
unit-unit yang lebih mudah diatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran.
a. Teori Belajar dan Pembelajaran
Beberapa teori belajar dan pembelajaran yang dapat kita jadikan acuan pada
penelitian ini antara lain:
1) Teori Belajar Kognitif
Psikologi kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal
dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap
stimulus (http:// teoripembelajaran. blogspot. com. 2008/04/teori-belajar-kognitif.html). Teori
psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi
terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar, hal ini
berati aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni
pengolahan informasi.
Prinsip-prinsip teori kognitif dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a)
siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu, b) anak usia pra sekolah dan awal
sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda
konkrit, c) keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik, d) untuk menarik minat dan meningkatkan retensi
belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki si belajar, e) pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun
dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks, f) belajar
memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal, g) adanya perbedaan individual
pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa.
Beberapa teori belajar dan pembelajaran aliran kognitif, antara lain:
a) Teori Piaget
Jean Piaget adalah ahli psikologi yang pertama menggunakan filsafat konstruktivis
dalam proses belajar. Piaget menjelaskan bagaimana proses pengetahuan seseorang dalam
teori perkembangan intelektual yaitu berpikir dari konkrit ke abstrak. Menurut Piaget, tahap-
tahap berpikir itu adalah pasti dan spontan namun umur kronologis yang diberikan itu adalah
fleksibel, terutama selama masa transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur
kronologis itu dapat saling tindih tergantung kepada individu. Skema adalah suatu struktur
mental atau kognitif yang dengan seseorang secara intelektual beradaptasi dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Menurut Piaget, adaptasi adalah proses penyesuaian
skema dalam merespon lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses
kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman
baru kedalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah proses
pengintegrasian stimulus baru kedalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung.
Selanjutnya dalam proses perkembangan kognitif seseorang diperlukan keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi. Keadaan ini disebut dengan equilibrium. Pada bagian lain Slavin
menegaskan bahwa teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang
perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem
makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
mereka (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/).
Hal ini berarti bahwa anak-anak mengkontruksi pengetahuan secara terus-menerus
dengan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi-informasi baru dalam mereka
mengerjakan tugas. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget pembelajaran adalah
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/): (1) Bahasa dan cara
berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak, (2) Anak-anak akan belajar lebih
baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar
dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya, (3) Bahan yang harus dipelajari anak
hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, (4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai
tahap perkembangannya, (5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
b) Teori Vygotsky
Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip kunci dalam pembelajaran, yaitu
(http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677): (1) Penekanan pada hakekat sosio-kultural
pada pembelajaran (the sosiocultural of learning). Siswa belajar melalui interaksi dengan orang
dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi
sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran, (2) Zona perkembangan terdekat (zone of
proximal development). Dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap anak
memiliki apa yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) yang
didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara tingkat perkembangan anak yang aktual dengan
tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia mendapat
bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten, (3)
Pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship). Suatu proses dimana seorang siswa belajar
setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang ahli.
Seorang ahli bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau teman sebaya yang telah
menguasai permasalahannya, (4) Perancahan (scaffolding). Perancahan atau scaffolding,
merupakan satu ide kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky.
Perancahan berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-
tahap awal pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi dengan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab setelah ia
mampu mengerjakan sendiri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa implikasi utama dari teori
Vygotsky terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk mewujudkan tatanan
pembelajaran dengan pemberian tugas dalam pembelajaran supaya siswa mempunyai
tanggungjawab terhadap belajar.
c) Ausubel : Teori Belajar Bermakna
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif
siswa melalui proses belajar yang bermakna. Inti dari teori belajar bermakna Ausubel
adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam
menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang
relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa.
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru untuk menerapkan belajar
bermakna Ausubel adalah sebagai berikut: Advance organizer, Progressive differensial,
integrative reconciliation, dan consolidation (http://zalfaasatira. blogspot.com) (1)
Advance organizer: Penyampaian awal tentang materi yang akan dipelajari siswa.
Diharapkan siswa secara mental akan siap untuk menerima materi kalau mereka
mengetahui sebelumnya materi apa yang akan disampaikan guru. Contoh: handout
sebelum perkuliahan, (2) Progressive Differensial: Materi pelajaran yang disampaikan
guru hendaknya bertahap. Diawali dengan hal-hal atau konsep yang umum, kemudian
dilanjutkan ke hal-hal yang khusus, disertai dengan contoh-contoh, (3) Integrative
reconciliation: Penjelasan yang diberikan oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan
konsep-konsep yang telah mereka ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari, (4)
Consolidation: Pemantapan materi dalam bentuk menghadirkan lebih banyak contoh
atau latihan sehingga siswa bisa lebih paham dan selanjutnya siap menerima materi
baru.
Teori Belajar Konstruktivistik
Siklus I
Pemberian tugas
setiap dua kali tatap
Guru menerapkan muka.
metode pemberian
Tindakan
tugas
Siklus II
Pemberian tugas
setiap satu kali tatap
muka.
Diduga melalui
metode pelajaran
Kondisi
pemberian Tugas
akhir
dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi
belajar
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian di atas, diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Metode pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas belajar Kelistrikan Otomtif
siswa kelas XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun pelajaran
2009/2010.
2. Metode pemberian Tugas dapat meningkatkan prestasi belajar Kelistrikan
Otomotif bagi siswa kelas XI TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun
pelajaran 2009/2010.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama satu semester dengan mengambil data kondisi awal
pada semester satu dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada semester dua pada tahun
pelajaran 2009/2010 pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan secara bertahap,
adapun tahap-tahap pelaksanaanya dapat dilihat dalam Tabel 1
Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan kelas
No Uraian Bulan
kegiatan Des Jan Februari Maret April
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyusun 12
proposal s/d
26
2. Menyusun 6 s/d 26
Instrumen
dan
Seminar
proposal
3 Siklus 1 11 18 25 4
4 Siklus 2 11 18 25 1
5 Analisa
Data
6. Menyusun 8 s/d 29
hasil
penelitian
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di SMK N 2 Surakarta. Penelitian mengambil kelas XI TKRb
Program Teknik Kendaraan Ringan, dengan alasan kebanyakan siswa Kelas XI TKRb
menurut data pengamatan semester 1 banyak yang tidak memenuhi nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKRb program Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang
berjumlah 33 siswa.
C. Sumber Data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data kondisi awal yang berupa nilai harian pada Semester 1 dan data aktivitas
belajar siswa pada Semester 1.
2. Data Siklus 1 yang berupa nilai harian pada akhir Siklus 1 dan data aktivitas belajar
siswa pada Siklus 1
3. Data Siklus 2 yang berupa nilai harian pada akhir Siklus 2 dan data aktivitas belajar
siswa pada Siklus 2.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.
1. Teknik Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes
dan metode non tes . Metode tes digunakan untuk mengetahui nilai prestasi belajar
dan metode non tes digunakan untuk mengetahui data aktivitas belajar selama
pembelajaran dalam Siklus 1 dan Siklus 2.
E. Validasi Data
Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua validasi data yaitu:
1. Untuk tes prestasi belajar menggunakan validitas isi yaitu yang berupa kisi-kisi soal
dalam hal ini pada materi Kelitrikan Otomotif. Dalam pembuatan soal prestasi
belajar disesuai dengan kisi-kisi soal yang dirujuk dari indikator serta standar
kompetensi yang diambil dari Silabus KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).
2. Untuk aktivitas belajar siswa menggunakan Triangulasi data yaitu dari kolaborasi
teman sejawat dengan sesama guru Kelistrikan Otomotif. Lembar observasi
aktivitas belajar didiskusikan dengan kolaborator, serta pengambilan data observasi
aktivitas belajar juga dengan kolaborator.
F. Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan dua analisis data yaitu:
1. Analisis data pada tes prestasi belajar menggunakan analisis deskriptif komparatif
yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus 1 dan
terakhir nilai tes pada Siklus 2.
2. Analisis data pada aktivitas belajar siswa menggunakan analisis deskriptif kualitatif
berdasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada Siklus 1 dan Siklus 2.
G. Indikator Kerja
Indikator kerja tindakan terhadap peningkatan Aktivitas belajar Siswa dan prestasi
belajar siswa kelas XI TKRb SMKN 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 dapat
dilihat dengan cara berikut:
a) Peningkatan aktivitas belajar siswa dari kondisi awal ke Siklus 1 dan dari Siklus
1 ke Siklus 2.
b) Peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal ke Siklus 1 dan dari Siklus 1 ke
Siklus 2.
H.Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
terdiri dari dua Siklus, masing-masing Siklus melalui tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Adapun guru peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran, observasi,
pengumpul data, penganalisis data dan pelapor hasil penelitian.
1. Rincian Prosedur Penelitian.
a. Siklus 1
1) Perencanaan Tindakan.
Persiapan tindakan didasarkan pada kondisi awal yang telah diuraikan pada latar
belakang penelitian, yaitu siswa kurang bersemangat dalam pelajaran Kelistrikan
Otomotif, sehingga prestasi belajar siswa sangat kurang dalam pelajaran
Kelistrikan Otomotif. Dan guru menjelaskan dengan menggunakan dengan
metode ceramah.
Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah:
Tahapan
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kegiatan
1. Kegiatan awal 1. Guru menciptakan 1. Siswa 15 menit
lingkungan/suasana melakukan
awal belajar: salam kegiatan yang
pembuka, berdoa, disuruh oleh
mengabsen guru
2. Guru menjelaskan 2. Siswa
materi awal dan memperhatikan
mendemontrasikan penjelasan guru
lampu yang baik . dan melakukan
perintah dari
guru.
2. Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan 1. Siswa 60 menit
tentang kelistrikan memperhatikan
lampu Hazard. penjelasan Guru
2. Guru membimbing, 2. Siswa
mengarahkan, dan menyampaikan
mengkondisikan kesulitan dan
serta mengawasi hambatan
siswa.
3. Guru mengajak 3.Siswa
berdiskusi tentang memperhatikan
kesulitan materi dari penjelasan guru
siswa. dan berdiskusi
3. Kegiatan akhir 1. Guru meminta siswa 1. Siswa 15 menit
untuk membuat mengerjakan
kesimpulan. tugas dari guru
2) Tindakan
Siklus 1 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x
45 menit untuk sekali pertemuan.Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
digunakan untuk menjelaskan materi 1 dan memberikan Tugas pertama pada
pertemuan ke 2 dan pada pertemuan ketiga Guru membagikan tugas yang
diberikan sambil mendiskusikan hasil pekerjaan siswa. Pada pertemuan keempat
dilakukan tes ulangan harian yang digunakan dalam data pada Siklus 1.
3) Observasi
Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan.Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan,aktivitas siswa
selama pembelajran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam
mengerjakan setiap tugas pada pelajaranserta prestasi belajar sesuai dengan
lembar pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan.
4) Refleksi
Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran
bagaimana dampak pelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan menerapkan
pelajaran dengan metode pemberian tugas .Hasil analisis yang diperoleh
merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi selama penerapan tindakan pada
Siklus 1. Permasalahan pada Siklus 1 digunakan sebagai pertimbangan untuk
merumuskan perencanaan tindakan pada Siklus 2.
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada Siklus 1 peneliti
mempelajari hasil refleksi tindakan yang lebih efektif pada Siklus 2.
Adapun pelaksanaan perencanaan adalah sebagai berikut:
Tahapan
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kegiatan
1. Kegiatan awal 1. Guru menciptakan 1. Siswa 15 menit
lingkungan/suasana melakukan
awal belajar: salam kegiatan yang
pembuka, berdoa, disuruh oleh
mengabsen guru
2. Guru mengulang 2. Siswa
materi pada memperhatikan
pelajaran yang lalu. penjelasan guru
2. Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan 1. Siswa 60 menit
tentang rangkaian memperhatikan
lampu tanda belok. penjelasan guru
2. Guru membimbing, 2. Siswa
mengarahkan, dan menyampaikan
mengkondisikan kesulitan dan
serta mengawasi hambatan
siswa
3. Guru mengajak 3. Siswa
berdiskusi tentang memperhatikan
kesulitan dari siswa penjelasan guru
dan berdiskusi
3. Kegiatan akhir 1. Guru meminta siswa 1. Siswa 15 menit
untuk membuat mengerjakan
kesimpulan. tugas dari guru.
2) Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama seperti pada Siklus 1
yaitu dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, tetapi pada Siklus 2 pada
pertemuan pertama guru menjelaskan materi dan akhir pelajaran guru
memberikan tugas. Pada Pertemuaan kedua guru membagikan tugas dan
menjelaskan materi baru serta memberikan tugas pada siswa. Pada
pertemuan ketiga membahas tugas satu dan tugas ke dua dan pada pertemuan
ke empat diadakan ulangan harian ke dua sebagai data Siklus 2.
3) Observasi
Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan, aktivitas siswa selama
pembelajran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam
mengerjakan setiap tugas pada pelajaranserta prestasi belajar sesuai dengan
lembar pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan.
4) Refleksi
Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran
bagaiman dampak pelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan
menerapkan metode pelajaran pemberian tugas Hasil analisis yang
diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi selama penerapan
tindakan pada Siklus 2. Permasalahan pada Siklus 2 digunakan sebagai
tindakan akhir penelitian.
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi awal prestasi belajar siswa sangat rendah sekali dan nilai terendah
dicapai pada nilai 35 dan nilai tertinggi hanya 67 hal ini disebabkan karena
pengajaran yang diberikan oleh guru hanya berbentuk ceramah saja. Dan peserta
didik hanya sebagai pendengar, sehingga apa yang disampaikan oleh guru tidak
akan tertransfer ke dalam diri siswa,sehingga prestasi belajar pada kondisi awal ini
sangat rendah
Pada kondisi awal ini guru bertindak otoriter sehingga siswa hanya sepintas
mendengarkan dan tidak rasa tanggung jawab sama sekali, atau dengan kata lain
30
mereka hanya datang diam pulang. Adapun tabel nilai ulangan harian pada kondisi
awal dapat disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
1 Nilai terendah 35
2 Nilai tertinggi 67
4 Rentang nilai 32
Adapun rentang nilai siswa dapat disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut:
No Interval Frekwensi
1 35-39 2
2 40-44 3
3 45-49 5
4 50-54 1
5 55-59 11
6 60-64 6
7 65-69 5
Dari Tabel 3 terlihat bahwa siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM(70) 33
siswa, untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut:
Gambar 1. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Pada Kondisi Awal Kelas XI
2. Pelaksanaan Tindakan
a.Pertemuan Pertama dan Kedua
Pada pertemuan ini guru memberikan materi hazard dengan cara ceramah disertai
dengan media demonstrasi. Pada pertemuan kedua guru melanjutkan penjelasan
materi minggu yang lalu, tetapi pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas di
rumah untuk dikumpulkan minggu depan.
3. Hasil Pengamatan
Pada hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa sebagian siswa sudah mulai
antusias untuk mendengarkan ceramah dari guru, bahkan mereka sudah mulai
bertanya apa yang mereka belum jelas dari penjelasan guru, sehingga diharapkan
nilai ulangan harian pada Siklus 1 lebih bagus dari kondisi awal. Adapun indikator
yang penilaian pada hasil pengamatan adalah sebagai berikut;
Pada Siklus I indikator aktivitas diobservasi adalah interaksi siswa dengan guru
dalam proses belajar, di dapatkan persentase 30,30% siswa yang berinteraksi dengan
guru.
c.Kehadiran Siswa
Aspek kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
aspek penting untuk meningkatkan aktivitas belajar. Pada Siklus yang pertama siswa
yang hadir mengikuti pelajaran kelistrikan otomotif sebanyak 100% hal ini
menunjukkan siswa merespon baik pelajaran kelistrikan otomotif. Data tersebut dapat
dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Sedangkan pada tes prestasi belajar dengan menggunakan soal berbentuk objektif
yang terdiri dari 15 soal, di dapat nilai ulangan harian sebagai berikut:
No Uraian Ulangan
Harian
1 Nilai terendah 53
2 Nilai tertinggi 80
3 Nilai rerata 66,06
4 Rentang nilai 27
Dalam Siklus 1 terlihat adanya nilai terendah 53 dan nilai tertinggi 80 untuk
mengetahui nilai interval nilai ulangan Siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 8
Interval Frekwensi
53-57 4
58-61 5
62-66 3
67-71 14
72-76 5
77-81 2
Pada interval nilai ulangan harian pada Siklus 1 siswa sudah mencapai KKM adalah
9 anak. Adapun interval nilai Ulangan harian dapat disajikan dalam bentuk Diagram
sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian pada Siklus 1 Kelas XI TKRb
SMK N 2 Surakarta
4. Refleksi
Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas,
dibandingkan dengan kondisi awal terjadi peningkatan seperti terlihat pada simpulan
Berikut:
Dari tes prestasi belajar terjadi peningkatan nilai terendah dari 35 menjadi 53 atau
mengalami peningkatan 51,42%. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 67 menjadi
80 atau terjadi peningkatan 25,37% dan nilai rerata terjadi peningkatan 54,96
menjadi 66,06 atau terjadi peningkatan 20,19%.
Berdasarkan hasil diatas masih banyak siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM,
sehingga perlu adanya tindakan pada Siklus 2, dengan pembelajaran modul yang
seefektif mungkin sehingga diharapkan banyak siswa yang antusias dalam
mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga akan terjadi peningkatan prestasi
belajar, oleh karena itu peneliti berusaha untuk membimbing siswa dengan baik dan
berusaha untuk mendorong aktivitas pembelajaran menggunakan metode pemberian
tugas.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan yang pertama guru menjelaskan tentang materi lampu tanda
belok dalam waktu 2x 45 menit, dan pada akhir pelajaran guru memberikan tugas
pada siswa untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan yang
kedua. Pada pertemuan yang pertama siswa antusias sekali mendengarkan ceramah
dari guru, karena guru sudah melibatkan interaksi antara siswa dengan guru. Siswa
berusaha mendengarkan materi guru karena mereka mempunyai rasa tanggung
jawab utuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada guru.
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua pada awal pertemuan guru membagikan hasil tugas yang
diberikan oleh guru pada pertemuan yang pertama. Dari hasil yang telah diterima
oleh siswa, guru mengadakan diskusi tentang hasil pekerjaaan siswa dan
membacakan nilai yang telah diperoleh oleh siswa dengan maksud agar siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada pertemuan
yang kedua guru menjelaskan kembali lampu tanda belok untuk melanjutkan materi
pada pertemuan yang pertama. Pada pertemuan yang kedua siswa antusias sekali
dalam mendengarkan penjelasan dari guru dan sudah berusaha menanyakan hal-hal
yang belum jelas, hal ini dilakukan siswa agar supaya siswa dapat mengerjakan
tugas yang telah diberikan oleh guru pada pertemuan kedua.
c. Pertemuan Ketiga.
Pada pertemuan ketiga pada awal pelajaran guru membagikan tugas yang telah
diberikan pada pertemuan yang kedua, selanjutnya diadakan diskusi untuk
membahas tentang tugas yang telah diberikan oleh siswa. Pada pertemuan ketiga
guru melanjutkan materi tentang lampu tanda belok, pada pertemuan ini sebagian
besar siswa sudah tidak ada yang bercakap-cakap bahkan semua mendengarkan
penjelasan guru dengan sangat antusias.
d. Pertemuan Keempat.
Pada pertemuan keempat guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan
yang ketiga. Pada pertemuan keempat ini diadakan ulangan harian sebagai data pada
Siklus 2.
3. Hasil Pengamatan
Pada hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa sebagian siswa sudah mulai
antusias untuk mendengarkan ceramah dari guru, bahkan mereka sebagian besar
sudah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Didalam kelas mereka sudah
berusaha berdiskusi tentang materi yang belum jelas. Dalam pengumpulan tugas
yang diberikan oleh guru, sebagian besar siswa sudah megumpulkan dengan hasil
pekerjaan yang bagus.
Pada Siklus 2 indikator di observasi adalah interaksi siswa dengan guru dalam
proses belajar, didapatkan persentase 90,90% siswa yang berinteraksi dengan guru.
Tabel 9. Aspek Interaksi Siswa dengan Guru Siklus I.
Aspek yang Siswa yang Jumlah siswa Persentase
dinilai berinteraksi dengan
guru
Interaksi siswa 30 33 90,90%
dengan guru di
kelas
c.Kehadiran siswa
Aspek kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
aspek penting untuk meningkatkan aktvitas belajar. Pada Siklus yang kedua siswa
yang hadir mengikuti pelajaran kelistrikan otomotif sebanyak 100% hal ini
menunjukkan siswa merespon baik pelajaran kelistrikan otomotif. Data tersebut dapat
dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Aspek Kehadiran Siswa Mengikuti Pelajaran Kelistrikan Otomotif
Siklus I
Aspek yang dinilai Siswa hadir Jumlah siswa Persentase
Kehadiran Siswa 33 33 100%
Sedangkan pada tes prestasi belajar dengan menggunakan soal berbentuk objektif
yang terdiri dari 10 soal. Di peroleh nilai ulangan harian sebagai berikut:
1 Nilai terendah 70
2 Nilai tertinggi 90
4 Rentang nilai 20
Dalam Siklus 2 terlihat adanya peningkatan dimana nilai terendah 70 dan nilai
tertinggi 90 untuk mengetahui nilai interval nilai ulangan Siklus 2 dapat dilihat pada
Tabel 13.
No Interval Frekwensi
1 70-79 13
2 80-89 14
3 90-99 6
Pada interval nilai ulangan harian pada Siklus 2 siswa sudah mencapai KKM adalah
33 anak. Adapun interval nilai ulangan harian dapat disajikan dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Balok Nilai Ulangan Harian Pada Siklus 2 kelas XI TKRb
SMK N 2 Surakarta
4. Refleksi
Penerapan metode pembelajaran dengan metode pemberian tugas pada materi lampu
tanda belok dibandingkan dengan Siklus 1, terjadi peningkatan seperti terlihat pada
simpulan berikut:
Dari simpulan tesebut di atas tentang pembelajaran dengan metode pemberian tugas,
aktivitas dalam belajar sudah ada peningkatan yang bagus terbukti sebagian besar
siswa sudah mulai aktif mendengarkan penjelasan dari guru dan sebagian siswa
sudah mulai berusaha berdikusi dalam kelompoknya, mereka mulai mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang
terbaik.
Dari tes prestasi belajar terjadi peningkatan nilai terendah dari 53 menjadi 70 atau
mengalami peningkatan 43,39%. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 80 menjadi
90 atau terjadi peningkatan 12,5% dan nilai rerata terjadi peningkatan dari 66,06
menjadi 77,87 atau terjadi peningkatan 17,87%.
D. Pembahasan
1. Tindakan
Siklus 2/Kondisi
No Kondisi Awal Siklus 1
Akhir
Refleksi
Kondisi
Siklus 2 /
No Kondisi Awal Siklus 1 Awal ke
Kondisi akhir
Kondisi
Akhir
1 Siswa tidak Siswa sudah Siswa sudah Dari
antusias mulai aktif mulai aktif kondisi
dalam dalam dalam awal ke
kegiatan pembelajaran pembelajaran,su kondisi
pembelajaran karena dah aktif akhir
terbukti siswa menggunakan menanyakan terjadi
banyak tidur- metode hal-hal yang peningkata
tidur dan pemberian belum n aktivitas
bercakap- tugas , tetapi jelas,mereka belajar
cakap dengan mereka masih sudah mulai siswa
teman terasa asing mempunyai rasa dalam
lainnya. dalam tanggung jawab proses
pembelajaran yang besar pembelajar
tersebut terhadap tugas an dengan
sehingga ada yang diberikan menggunak
sebagian oleh an metode
siswa yang guru,sehingga pemberian
malas untuk sangat sedikit tugas.
mengerjakan siswa yang
soal atau tugas tidak
yang mengumpulkan
diberikan oleh tugas.
guru.
Refleksi
Siklus 2 / dari
No Kondisi Awal Siklus 1 Kondisi Kondisi
Akhir Awal ke
Kondisi
Akhir
E. Hasil Tindakan
Pada pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas yamg merupakan
bentuk pembelajaran yang bersifat mandiri ternyata dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa serta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan akan sangat baik
sekali diterapkan pada kelas XI TKRb karena dengan pemberian tugas tersebut,
tersebut anak lebih mempunyai rasa tanggung jawab, sehingga secara teori
pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
2. Prestasi belajar siswa terjadi peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir dari
rata rata 54,96 menjadi rata-rata 77,87 atau terjadi peningkatan sebesar 41,68 %.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada
perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas pada mata pelajaran
kelistrikan otomotif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu aspek
interaksi siswa dengan guru terjadi peningkatan dari 10 siswa menjadi 30 siswa atau
mengalami peningkatan 200%, pada aspek tanggung jawab terjadi peningkatan 30
siswa menjadi 33 atau mengalami peningkatan 10%, pada aspek kehadiran pada
Siklus 1 dan Siklus 2 tidak terjadi peningkatan.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan adanya peningkatan nilai rerata dari kondisi awal
dengan kondisi akhir dari nilai rerata 54,96 menjadi 77,87 atau mengalami
peningkatan sebesar 41,68 %.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, implikasi yang dapat disampaikan adalah:
1. Metode pemberian tugas yang merupakan metode yang melatih siswa untuk
berinteraksi dengan guru serta membuat siswa lebih bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif kelas XI TKRb.
2. Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana pengajar
memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
dipertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam
bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas tersebut
merangsang siswa untuk aktif belajar secara individual atau kelompok, sehingga
terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kelistrikan otomotif
kelas XI TKRb.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dengan pembelajaran dengan metode pemberian tugas hendaknya siswa dapat
memanfaatkannya dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
b. Hendaknya siswa lebih aktif sendiri dan berusaha menemukan konsep konsep
yang didapat.
2. Bagi Guru
a. Dengan metode pemberian tugas dapat membuat guru mendorong
profesionalisme sebagai guru.
b. Perlunya metode pembelajaran pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
c. Sebaiknya peneliti sering berkonsultasi dengan guru pengajar kelistrikan
otomotif.
3. Peneliti yang Relevan
a. Pengumpulan data aktivitas dengan observasi supaya dilakukan teman sejawat.
b. Agar lebih cermat dalam menulis butir-butir observasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya
Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum Revisi ketiga. Yogyakrta: Andi
Offset.
1990. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offs
Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Sardiman. A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
S.Nasution.2004.Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.
S. Nasution, 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta,
Bumi Aksara.
Syaiful Sagala, 2007, Konsep dan Makna Ajaran, Bandung, Alfa Beta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/.[6Januari 2010)
rewhfshttp://zalfaasatira.blogspot.com [15 Januari 2010]