Berkala Tuntunan ISLAM Edisi 1 - 2011 PDF
Berkala Tuntunan ISLAM Edisi 1 - 2011 PDF
Salam Tabligh
Berkala Tuntunan Islam adalah
bagian dari upaya Majelis Tabligh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
untuk membantu umat dalam
memahami peta perjalanan menuju
Pribadi Muslim yang sebenar-
benarnya serta menyemangati
ummat agar mewujudkan amal
Islami dalam kehidupan pribadi,
keluarga, dan masyarakat. - hal. 2
Tafsir al-Qur’an:
Surat al-Fatihah (bagian 1) DINAMIKA PENGAJIAN AHAD PAGI - Suasana
Surat ini dinamakan “al-Fatihah” Pengajian Ahad Pagi al-Manar Muhammadiyah Ponorogo.
(pembuka), karena surat ini meru- Pengajian ini telah berlangsung selama lebih kurang 14
pakan pembuka atau awal dari tertib tahun. Tampak dalam gambar ketika pengajian ahad pagi ini
surat-surat al-Qur’an. Surat ini juga diisi oleh Prof. Dr. H.M. Amien Rais, M.A., mantan Ketua
dinamakan “Ummul-Qur’an” (induk PP Muhammadiyah. Rekaman pengajian ini dapat diunduh
al-Qur’an), karena surat ini meng- di: http://tabligh.muhammadiyah.or.id
himpun isi al-Qur’an secara garis
besar - hal. 5
Tuntunan Akhlak: Konseptualisasi Akhlak dalam
Tuntunan Aqidah: Islam Satu-
Ajaran Islam - hal.18. Adab Berbicara - hal.25
satunya Agama yang Benar
Tuntunan Ibadah: Falsafah, Makna dan Prinsip
Dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, disebutkan bahwa Islam Ibadah - hal. 30
adalah agama Allah yang diwahyukan Tuntunan Ibadah Ramadhan - hal. 35
kepada para rasulNya sejak nabi Adam, Nuh, Tuntunan Muammalah: Kepemilikan Harta
Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai dalam Islam - hal. 55
kepada nabi penutup Muhammad saw,
Suplemen - Dinamika:
sebagai hidayat dan rahmat Allah kepada
Pengajian Ahad Pagi Panti Asuhan Yatim
ummat manusia sepanjang masa dan
Muhammadiyah Magetan - hal. 58
menjamin kesejahteraan materiil dan ukhrawi.
- hal. 13
Lukisan sampul: Munichi B. Edrees, kaligrafi: cinetrophee.blogspot.com
Agus Sukaca
SURAT AL-FATIHAH
A. Pendahuluan
Keyakinan bahwa Islam satu-satunya ditegaskan dalam salah satu keputusan
Agama yang Benar adalah termasuk per- Munas Tarjih di Jakarta yang berbunyi:
kara yang bersifat qath’i, tsawabit dan “sehubungan dengan munculnya
badihiy/pasti, tetap dan jelas (minal pemahaman bahwa orang Islam yang
umuridl-dlaruriyah fid din) yakni mengklaim agama Islam sebagai
termasuk di antara perkara-perkara agama agama yang paling benar adalah
yang bersifat dhlaruriyah (suatu salah. Berdasarkan al-Qur’an perlu
keharusan) karena telah disepakati dan ditegaskan kembali kepada warga
didukung oleh seluruh ulama sepanjang Muham-madiyah bahwa Islam adalah
masa, lebih-lebih oleh salafus salih ber- satu-satunya agama yang benar dan
dasarkan nash-nash yang jelas dan tegas. diridhai Allah” (Keputusan Munas
Namun demikian, sekarang perkara Majelis Tarjih di Jakarta tahun 2000).
tersebut sering mendapat rongrongan dari Dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
kalangan-kalangan tertentu dengan Muhammadiyah juga disebutkan:
mengatasnamakan toleransi agama. “mematuhi ajaran-ajaran Agama
Mereka menyebarkan paham pluralisme Islam dengan keyakinan bahwa
agama dan mengecam setiap orang yang ajaran Islam itu satu-satunya lan-
meyakini dan menyatakan kebenaran dasan kepribadian dan ketertiban
agamanya dan kesesatan agama lain. bersama untuk kebahagiaan dunia
Kelompok ini menyebarkan pahamnya dan akhirat”.
dengan berbagai cara, baik melalui TV,
majalah, koran, buku-buku dan film-film. B. Pengertian Islam
Mereka tidak segan-segan mengutip
Pengertian Umum
ayat-ayat al-Qur’an yang ditafsirkan
menurut selera mereka, Padahal hal itu Dalam Matan Keyakinan dan Cita-
jauh dari manhaj yang benar. Cita Hidup Muhammadiyah disebutkan
Dengan latar belakang itulah tulisan ini bahwa Islam adalah agama Allah yang
disajikan untuk menegaskan ulang bahwa diwahyukan kepada para Rasul-Nya
Islam adalah satu-satunya agama yang sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,
benar. Hal ini sebagaimana pernah Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
Pengertian Khusus
Terjemah: Agama yakni agama Islam yang
Sesungguhnya Kami telah membe- dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w.
rikan wahyu kepadamu sebagaimana ialah apa yang diturunkan Allah di dalam
Kami telah memberikan wahyu ke- al-Qur’an dan yang tersebut dalam
pada Nuh dan nabi-nabi yang kemu- Sunnah yang sahih, berupa perintah-
diannya, dan kami telah memberikan perintah dan larangan-larangan serta
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia
Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, dan akhirat (Himpunan Putusan Tarjih).
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman,
Dalil-Dalil:
dan Kami berikan Zabur kepada
Daud. a. Q.s. at-Taubah, 9: 33
Terjemah:
Dialah yang telah mengutus Rasul-
Nya (dengan membawa) petunjuk (al-
Quran) dan agama yang benar untuk
dimenangkanNya atas segala agama,
Terjemah: walaupun orang-orang musyrikin
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tidak menyukai.
tentang agama apa yang telah diwa-
siatkan-Nya kepada Nuh dan apa
1
Dipandang dari “religious studies” (studi keberagamaan) pada umumnya, masalah
penghayatan keberagamaan dan ekspresi fungsional dari penghayatan keberagamaan itu
merupakan bagian niscaya dari seluruh (yang menyebut dirinya) agama. Oleh karena itu
bukan hanya milik Islam. Berdasarkan kenyataan demikian, bukti nyata akhlak Islam yang
ditampilkan umat Islam harus menunjukkan keunggulan. Barangkali tidak pada tempatnya
kalau Islam hanya menang (unggul) dalam ranah teoritik, tetapi justru kurang terbukti
keunggulannya dalam ranah praktis.
2
Untuk ini diungkapkan bahwa Allah s.w.t. adalah Nama (ism), Ada (wujud), Esa, Zat yang
Serba Sempurna. Di sini yang dipentingkan adalah pendalaman pemahaman tentang
keistimewaan Allah s.w.t.
3
Dalam ayat ini peristilahan “’abdun” (hamba) diwujudkan dalam bentuk fi’il mudlari’ (kata
kerja yang menunjukkan sedang berlangsung atau akan berlangsung). Karena berbentuk
kata kerja, kalau boleh ditafsirkan kemaknaannya, maka status “hamba” itu haruslah
fungsional. Artinya, pengakuan tentang sifat kehambaan itu tidak berhenti sekedar
“pengakuan”, melainkan harus sanggup menanggung resiko (konsekuensi) dari sifat
kehambaan itu di hadapan Allah s.w.t., (2) benar-benar menghayati sifat kehambaan itu di
hadapan Allah s.w.t.: dan (3) siap taat terhadap apa yang ditugaskan oleh Allah s.w.t. yaitu
melakukan ibadah.
4
Hal ini dapat dianalogikan dengan buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik tertentu
mengenai produknya. Manakala pembeli dan pemakai produk pabrik tersebut mengikuti
secara tepat dan disiplin sesuai dengan buku petunjuk tersebut, maka akan dijamin
produsennya bahwa produk pabrik tersebut akan menjadi relatif lebih memuaskan
pemakaiannya dan lebih awet.
5
Gejala ini misalnya dalam dunia disiplin ilmu orang membedakan “benar-salah” adalah milik
sains; “baik-buruk” adalah milik agama; dan “indah-jelek” milik dunia seni. Mestinya, sains,
agama, dan seni harus terikat satu sama lain dalam bentuk segitiga sama sisi. Sekularisme,
nihilisme, relativisme, dsb. dapat dipahami lewat konfigurasi titik nilai yang atomistik itu.
6
Kalau digambarkan secara diagramatik akan terlihat sebagai berikut:
nBS
Yang ideal nBS
Misal yang kurang ideal
nIJ
paling tidak, goyang pantat semacam itu hanya pantas dilakukan seorang perempuan di
depan suaminya dan di tempat yang relevan pula. Namun, ada limbah (faktor) eksternal yang
dengan dalih “demi estetika”, “demi cari makan”, HAM (Hak Asasi Manusia)”, “demi
perjuangan gender” dan dalih-dalih yang lain, maka rasa kepantasan sebagai standar
pengukuran kesopanan menjadi tidak jalan, kalah dengan arus pengukuran kesopanan menjadi
tidak jalan, kalah dengan arus besar opini pasar yang berupa limbah (faktor) eksternal di atas.
Di sini potensi esensial berupa kepantasan yang bersifat universal kalah pamor dan kalah
kuat dengan limbah (faktor) eksternal-instrumental yang hanya bersifat partikular.
8
Dewasa ini telah banyak diterbitkan buku-buku tentang psikologi bekerja yang membahas
tentang cara-cara mengatasi kecenderungan menunda waktu/pekerjaan dan rasa malas ini.
Para wirausaha yang sukses, secara material maupun pengaruh, biasanya adalah mereka
yang dapat menghindarkan diri dari kesukaan menunda waktu/pekerjaan dan rasa malas ini.
9
Untuk menentukan indikator konsep akhlak tertentu itu perlu didasarkan pada : (1) penguasaan
makna yang tersurat dan tersirat dari teks yang menjadi sumbernya (utamanya kitab suci al-
Qur’an); (2) luasnya wawasan sebagai hasil pembacaan argumentasi, kemasyhuran dan
bobot keulamaannya, serta (kalau memungkinkan) pengakuan orang banyak atas kesalehan
hidupnya.
10
Dalam puji-pujian di langgar atau masjid-masjid di Jawa ada ungkapan, “wong kang soleh
kumpulana”, (terjemahan Indonesianya: bergaullah dengan orang-orang yang saleh).
11
Umpamanya Psikologi Kepribadian, Psikologi Anak-anak dan Remaja, Psikologi Sosial,
Psikologi Abnormal, Sosiologi Perkotaan, Patologi Sosial, Sosiologi Ilmu Pengetahuan,
Sosiologi Sastra dan sebagainya.
ADAB BERBICARA:
BERBICARA BAIK ATAU DIAM
Arti bicara antara lain pertimbangan mengolah informasi yang datang dari area
pikiran atau pendapat. Padanan kata wernicke (suatu area di otak yang
berbicara adalah berkata, bercakap, berperan dalam pemahaman informasi
berbahasa. Bicara dilakukan dengan penglihatan dan pendengaran) menjadi
menggunakan bahasa. Bahasa meru- pola yang terinci dan terkoordinasi untuk
pakan salah satu dasar hakiki intelegensia vokalisasi, lalu memproyeksikan pola
manusia dan merupakan bagian penting tersebut melalui area pengucapan kata
dari kebudayaan manusia. Berbicara ke korteks motorik (suatu area yang
merupakan cara mengkomunikasikan juga terletak di otak) yang mencetuskan
apa yang ada dalam pikiran seseorang gerakan bibir, lidah, kerongkongan yang
kepada orang lain dan menggambarkan tepat untuk menghasilkan suara.
apa yang ada dalam pikiran seseorang. Kualitas bicara seseorang sangat ber-
Pusat bicara terletak di area broca, gantung kepada: (1) memori (ingatan),
sebuah area yang terletak di otak bagian (2) bagaimana ia belajar, dan (3) apa yang
depan (lobus frontalis). Area broca ini dipelajari. Belajar merupakan proses
Pada awalnya kitalah yang membangun Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi
kebiasaan, tetapi selanjutnya kebiasa- Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
anlah yang akan membentuk kita. “Sesungguhnya seorang hamba yang
berbicara dengan kata-kata yang
diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa
berpikir panjang, Allah akan meng-
angkatnya beberapa derajat dengan
Rasulullah s.a.w. bersabda: kata-katanya itu. Dan seorang hamba
“Laksanakanlah oleh kalian amalan yang berbicara dengan kata-kata
semampu kalian, sesungguhnya yang dimurkai Allah tanpa berpikir
sebaik-baik amalan adalah yang panjang, Allah akan menjerumus-
dikerjakan terus menerus (menjadi kannya ke neraka Jahannam dengan
kebiasaan) meskipun sedikit” (HR. kata-katanya itu”.(HR Bukhari,
Ibnu Majah) Ahmad dan Malik).
Secara tersirat, hadits di atas Orang disebut baik kalau kebiasaan-
memotivasi kita untuk membangun kebiasaannya baik, termasuk dalam hal
kebiasaan sedikit demi sedikit. Dalam hal berbicara. Kebiasaannya berbicara baik
berbicara, Allah memberikan apresiasi sudah masuk ke dalam memori tersirat
yang sangat tinggi kepada orang-orang (otak bawah sadar), sehingga tanpa
yang mampu berbicara baik tanpa dipikir dipikir-pikir panjangpun, yang keluar dari
panjang lagi, sebagaimana tersebut dalam lisannya selalu baik. Keadaan ini
hadits: merupakan hasil dari proses pembinaan
diri jangka panjang. Allah sangat meng-
hargai perjuangan seseorang dalam
membiasakan berbicara baik –yang
tentunya diridhai-Nya– dengan senan-
tiasa meningkatkan derajatnya.
Sebaliknya, orang yang memiliki
kebiasaan berbicara buruk, misalnya su-
ka mencaci, mencela, mengutuk, ber-
FALSAFAH, MAKNA
DAN PRINSIP IBADAH
A. Persiapan
1. Dituntunkan agar setiap muslim dan muslimah mempersiapkan diri baik secara
lahir maupun batin, dan memperbanyak melakukan puasa sunah di bulan Sya‘ban.
Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad s.a.w.:
Dari ‘Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: ... Saya tidak pernah melihat
Rasulullah s.a.w. berpuasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan. Juga saya
tidak pernah melihat Beliau banyak berpuasa kecuali di bulan Sya‘ban.
(Muttafaq ‘Alaih).
2. Melakukan pengkondisian Ramadhan pada bulan Sya‘ban di lingkungan
masyarakat, rumah dan masjid-masjid dengan memperbanyak informasi dan kajian
tentang Tuntunan Ibadah Ramadhan.
3. Mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan di bulan Ramadhan, seperti sound
system yang memadai, mempersiapkan dan membersihkan tempat dan air wudhu,
kotak-kotak infaq, peralatan ta‘jil dan lain-lain.
4. Kebersihan, baik di dalam masjid maupun di lingkungan sekitarnya.
5. Pengaturan shaf dan keamanan
6. Jadwal mu'adzin, imam, penceramah dan penjemputannya.
7. Mempersiapkan tempat shalat ‘Idul Fitri, Imam/Khatib dan penjemputannya.
8. Membentuk ‘Amil Zakat untuk memungut dan membagikannya serta
mempersiapkan peralatannya.
B. Tuntunan Shiyam
Dari Ibnu Umar r.a. dari Rasulullah s.a.w., (diriwayatkan bahwa) Beliau
bersabda: “Bila kamu melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan bila
kamu melihatnya maka berbukalah (berlebaranlah). Dan jika
penglihatanmu tertutup oleh awan maka kira-kirakanlah bulan itu” (HR.
asy-Syaikhani, an-Nasa'i dan Ibnu Majah].
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Bukankah wanita itu jika sedang haid, tidak
shalat dan tidak berpuasa? “Mereka menjawab: “Ya.” (HR. al-Bukhariy).
‘Aisyah r.a. berkata: “Kami pernah kedatangan hal itu [haid], maka kami
diperintahkan meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan meng-qadha
shalat. (HR. Muslim)
(Keterangan: Ketika mensyarah hadits ini, an-Nawawi menjelaskan, “ungkapan
‘… maka kami diperintahkan meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan meng-
qadha shalat adalah hukum yang telah disepakati. Kaum muslimin juga telah
ber’ijmak bahwa wanita sedang haid dan nifas tidak wajib shalat dan puasa, dan
tidak wajib meng-qadha shalat tetapi wajib meng-qadha puasa.)
1. Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa, dan wajib
mengganti (meng-qadha) puasanya di luar bulan Ramadhan:
a. Orang yang sakit biasa di bulan Ramadhan.
b. Orang yang sedang bepergian (musafir).
Dasarnya adalah:
1) Firman Allah s.w.t.
Terjemah: “Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain ...” (Qs. al-Baqarah
(2): 184).
2) Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:
1. Makan dan minum di siang hari pada bulan Ramadhan, puasanya batal dan wajib
menggantinya di luar bulan Ramadhan. Allah s.w.t. berfirman;
Terjemah: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar ...” Qs. al-Baqarah (2): 187).
2. Senggama suami-isteri di siang hari pada bulan Ramadhan; puasanya batal dan
wajib mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan, dan wajib membayar kifarah
berupa: memerdekakan seorang budak; kalau tidak mampu harus berpuasa 2
(dua) bulan berturut-turut; kalau tidak mampu harus memberi makan 60 orang
miskin, setiap orang 1 mud makanan pokok.
1. Berkata atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti:
berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh,
mengganggu orang lain, berkelahi, dan segala perbuatan yang tercela menurut
ajaran Islam.
Dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.
Dari Sahl Ibnu Sa‘ad r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya makan
sahur di keluarga saya, kemudian saya berangkat terburu-buru sehingga
saya mendapatkan sujud (pada shalat subuh) bersama Rasulullah s.a.w.
(HR al-Bukhari, dalam Kitab ash-Shiyam Bab Ta’khir as-Sahur).
“Dari Sahl bin Sa‘ad (diriwayatkan bahwa) Rasulullah s.a.w. bersabda: Orang
akan selalu baik (sehat) apabila menyegerakan berbuka.” [Muttafaq ‘Alaih].
4. Berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa yang dituntunkan yang menunjukkan
kepada rasa syukur kepada Allah s.w.t. Misalnya do’a dzahabazh-zhama’u
wabtallatil ‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah, atau Allahumma laka shumtu
wa ‘ala rizqika afthartu.
Hal ini diterangkan dalam hadits-hadits berikut:
6. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i‘tikaf di masjid, terutama pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan Rasulullah s.a.w.
Dari Anas ibn Malik r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya men-
dirikan shalat di rumah saya bersama anak yatim di belakang Nabi
s.a.w., sedang ibuku, Ummu Sulaim di belakang kami” (HR. Al-
Bukhari).
b. Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih) dikerjakan dengan 4 raka‘at, 4 raka‘at tanpa
tasyahud awal, dan 3 raka‘at witir tanpa tasyahud awal, sebagaimana dijelaskan
dalam hadits Nabi Muhammad s.a.w.:
1. Memperbanyak takbir pada malam Hari Raya ‘Idul Fitri, sejak matahari terbenam,
hingga esok, ketika shalat ‘Id dimulai.
Dasarnya adalah firman Allah s.a.w.;
Allahu akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha Illallaahu Allahu Akbar, Allahu akbar
walillahil- hamd
Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad s.a.w.:
Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) Rasulullah s.a.w. telah
mewajibkan zakat fitri pada bulan Ramadhan atas setiap jiwa orang Muslim,
baik merdeka ataupun budak, laki-laki ataupun perempuan, kecil ataupun
besar, sebanyak satu sha' kurma atau gandum” (HR. Muslim).
5. Shalat dan Khutbah ‘Idul Fitri
a. Shalat ‘Idul Fitri dikerjakan secara berjama‘ah di tanah lapang. Jumlah raka’at
shalat ‘Idul Fitri adalah dua raka’at, dengan tujuh kali takbir setelah takbiratul
ihram pada raka’at pertama, dan lima kali takbir pada raka’at kedua.
*)
Tuntunan ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Di dalam jejaring internet, tulisan ini bisa diunduh dari http://eprints.umm.ac.id/13061/
KEPEMILIKAN HARTA
DALAM ISLAM
b. Berkembang
Harta itu dirasakan oleh orang banyak
sehingga pemilik harta menjauhi sifat
tamak dan kikir, serta menggunakan
hartanya untuk kepentingan sosial seperti
infak, zakat dan shadaqah.
Firman Allah Q.s. Ali Imran, 3: 180
Terjemah:
Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-
rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manu-
Terjemah: sia) dari jalan Allah. dan orang-orang
Sekali-kali janganlah orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
yang bakhil dengan harta yang Allah tidak menafkahkannya pada jalan
berikan kepada mereka dari karunia- Allah, maka beritahukanlah kepada
Nya menyangka bahwa kebakhilan itu mereka, (bahwa mereka akan menda-
baik bagi mereka. Sebenarnya, keba- pat) siksa yang pedih.
khilan itu adalah buruk bagi mereka.
Harta yang mereka bakhilkan itu Karakteristik Harta
akan dikalungkan kelak di lehernya di Secara umum, karakteristik harta
hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah dalam Islam adalah sebagai berikut.
segala warisan (yang ada) di langit a. Ilahiyah
dan di bumi. Dan Allah mengetahui Titik berangkat kita dalam kepemi-
apa yang kamu kerjakan. likan maupun pengembangan harta kita
adalah dari Allah. Tujuannya adalah men-
c. Efektif cari ridha Allah dan cara caranya juga
Sebagai modal, harta harus berperan tidak bertentangan dengan syari’at-Nya.
dalam berbagai lapangan produktif yang Kegiatan produksi, konsumsi, penukaran
akhirnya akan tersalur dalam berbagai dan distribusi diikatkan pada prinsip
lapangan usaha secara distributif yang Ilahiyah dan tujuan Ilahi. Seorang Muslim
tradisionalis. Tidak sedikit pula yang Rekan seprofesi Karno, Iskandar (53)
merasa “belum terlalu mendalam mema- mengiyakan soal diperolehnya pencerahan
hami Islam”. Mukar (+ 47), dari Desa dari PAP. Guru di SD Ringinagung II ini
Cepoko, misalnya. Ia mengaku baru bahkan sudah rutin hadir dalam PAP se-
sebulan ini rajin hadir di PAP. Ia merasa menjak awal diadakan. “Saya selalu mem-
memperoleh semacam hidayah. “Soalnya, peroleh pengetahuan baru dari sini,”
istri saya sudah bertahun-tahun mengikuti ujarnya menegaskan.
pengajian ini.” Tetapi selama itu dia hanya
mengantar sang istri, ditinggal pergi untuk Merawat Donatur
satu dua urusan, dan satu jam kemudian Ketika mulai mengadakan pengajian
kembali menjemputnya pulang. itu 15 tahun yang lalu, para pengurus
Dia merasa pengajian ini sangat pas Panti Asuhan Muhammadiyah mungkin
bobotnya. “Materinya cukupan, tidak tidak mengira bahwa pengajiannya akan
terlalu berat, tetapi juga tidak terlalu ringan seme-riah saat ini. Mereka, yang dimo-
yang banyak guyonnya,” tutur warga Pa- tori antara lain oleh Hawari, Ahmad
nekan, kecamatan di sisi barat laut Ma- Sedyo Utomo, dan Chanan —dan
getan itu kepada Tuntunan. sejumlah nama lain yang tidak tercatat
Lain lagi dengan Karno (72), pen- oleh Tuntunan— waktu itu tampaknya
siunan guru, yang sudah lebih 10 tahun tidak berharap terlalu “muluk”. Tujuan
rutin menghadiri pengajian ini bersama- semulanya adalah untuk ‘merawat’
sama teman sedusunnya dari Ngariboyo, 250-an orang donatur panti, agar terbina
kecamatan di selatan kota Magetan. Ia dan terjalin komunikasi dari dan dengan
juga belum terdaftar sebagai anggota panti. Dengan demikian, panti asuhan
Muhammadiyah, namun merasa betapa yang berdiri sejak 7 Februari 1963 itu
PAP di Jl. Salak itu “merupakan tuntunan memiliki kedekatan dengan para donatur,
dan pencerahan bagi saya”. Kegemaran- yang selain membuka akses perhatian
nya membaca, tuturnya, membuat selalu juga menjaga pertanggungjawaban.
nyambung dengan materi yang diberikan “Jamaah pengajian kemudian dikem-
para penceramah. Di rumahnya, di Dusun bangkan dengan mengundang RT dan RW
Banyudono-Ngrini, al-Quran terjemah di sekitar Panti ini,” cerita Hawari (54).
Mahmud Yunus juga menjadi bacaan Kiat mengundang pun dibuat efisien juga.
favorit yang akan dibukanya lagi setelah “Dalam undangan itu kami sebutkan ‘ber-
pengajian ini usai. laku untuk seterusnya’ supaya tidak