Anda di halaman 1dari 61

Ragam Isi

Salam Tabligh
Berkala Tuntunan Islam adalah
bagian dari upaya Majelis Tabligh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
untuk membantu umat dalam
memahami peta perjalanan menuju
Pribadi Muslim yang sebenar-
benarnya serta menyemangati
ummat agar mewujudkan amal
Islami dalam kehidupan pribadi,
keluarga, dan masyarakat. - hal. 2

Tafsir al-Qur’an:
Surat al-Fatihah (bagian 1) DINAMIKA PENGAJIAN AHAD PAGI - Suasana
Surat ini dinamakan “al-Fatihah” Pengajian Ahad Pagi al-Manar Muhammadiyah Ponorogo.
(pembuka), karena surat ini meru- Pengajian ini telah berlangsung selama lebih kurang 14
pakan pembuka atau awal dari tertib tahun. Tampak dalam gambar ketika pengajian ahad pagi ini
surat-surat al-Qur’an. Surat ini juga diisi oleh Prof. Dr. H.M. Amien Rais, M.A., mantan Ketua
dinamakan “Ummul-Qur’an” (induk PP Muhammadiyah. Rekaman pengajian ini dapat diunduh
al-Qur’an), karena surat ini meng- di: http://tabligh.muhammadiyah.or.id
himpun isi al-Qur’an secara garis
besar - hal. 5
Tuntunan Akhlak: Konseptualisasi Akhlak dalam
Tuntunan Aqidah: Islam Satu-
Ajaran Islam - hal.18. Adab Berbicara - hal.25
satunya Agama yang Benar
Tuntunan Ibadah: Falsafah, Makna dan Prinsip
Dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, disebutkan bahwa Islam Ibadah - hal. 30
adalah agama Allah yang diwahyukan Tuntunan Ibadah Ramadhan - hal. 35
kepada para rasulNya sejak nabi Adam, Nuh, Tuntunan Muammalah: Kepemilikan Harta
Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai dalam Islam - hal. 55
kepada nabi penutup Muhammad saw,
Suplemen - Dinamika:
sebagai hidayat dan rahmat Allah kepada
Pengajian Ahad Pagi Panti Asuhan Yatim
ummat manusia sepanjang masa dan
Muhammadiyah Magetan - hal. 58
menjamin kesejahteraan materiil dan ukhrawi.
- hal. 13
Lukisan sampul: Munichi B. Edrees, kaligrafi: cinetrophee.blogspot.com

Pemimpin Umum: Agus Sukaca. Wakil Pemimpin Umum: Ahmad Supriyadi.


Pemimpin Perusahaan: Ismail Siregar. Pemimpin Redaksi: Farid B. Siswantoro.
Dewan Ahli: Drs. H. Andy Dermawan, M.A. (Koordinator); Prof. Drs. H. Sa’ad Abdul
Wahid, Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A. (Tafsir); H. Fathurrahman Kamal, Lc.,
M.Si., Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag., Drs. H. Zaini Munir, M.Ag. (Aqidah); Dr.
Mohammad Damami, M.Ag., Drs. H. Hamdan Hambali, Drs. Yusuf A. Hasan, M.Ag.,
Drs. H. Muhsin Haryanto, M.Ag., Drs. Marsudi Iman, M.Ag. (Akhlak); Syakir Jamaluddin,
S.Ag., M.A., Ghofar Ismail, S.Ag., M.Ag., Asep Salahuddin, S.Ag., Drs. H. Kamiran Qomar (Ibadah); Drs. H. Dahwan, M.Si., H. Okrisal
Eka Putra, Lc., M.Ag., Drs. H. Najib Sudarmawan, Drs. H. Khamim Z. Putra, M.Ag. (Muammalah).
Sidang Redaksi: Yusron Asrofie (Tafsir), Ahmad Muttaqien (Akidah), Farid Setiawan (Akhlak), Ridwan Hamidy (Ibadah), Wijdan Al-
Arifin (Muamalah), Arif Jamali (Dinamika), Mahli Zainuddin Tago (Sosok), Adim Paknala (Rancang Grafis), Munichy B. Edrees
(Artistik), Nuruddin T. Widiyanto (Dokumentasi), Sutoto Jatmiko (Sekretaris Redaksi).
Manajer Pemasaran: RCA Pradipto Kuswantoro. Manajer Keuangan: Zulbahri St. Bagindo. Distribusi & Iklan: Sukirman,
Purwana. Staf Sekretariat: Pepizon Muzamil, Amrullah Umar (tipografi arabic). Diterbitkan oleh: Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Alamat: Jl. KHA. Dahlan 103 Yogyakarta-55262 telp. +62-274-375025 fax. +62-274-381031 BERKALA
email: TUNTUNAN ISLAM 1
berkalatuntunanislam@gmail.com
Salam Tabligh

Agus Sukaca

hal yang menyenangkan, ia bersyukur.


Demikian pula ketika mendapatkan
kesempitan, musibah dan segala hal yang
tidak menyenangkan, ia bersabar.
Alhamdulillah, segala Seseorang menjadi kekasih Allah bila
puji bagi Allah yang dapat mewujudkan dirinya menjadi
Pribadi Muslim yang sebenar-
nikmat-Nya mengalir
benarnya. Idealnya seperti Rasulullah
sepanjang masa. Muhammad s.a.w., pribadi terbaik
Beruntunglah orang- sepanjang jaman. Untuk mencapainya
hanya dapat dilakukan dengan
orang yang pandai mencontoh Beliau. Bila diibaratkan
bersyukur, karena Allah dengan perjalanan mendaki puncak
pasti menambah nikmat- gunung, maka kepribadian Rasulullah
adalah puncaknya, dan perjalanan
Nya dan merugilah mendaki adalah proses mencontohnya.
orang-orang yang kufur, Puncak tertinggi yang berhasil diraih
manusia adalah maqam Rasulullah
karena adzab Allah Muhammad s.a.w. Puncak yang bisa
amatlah pedih. diraih oleh selain Beliau berada di
bawahnya. Setiap orang yang berusaha
Kenikmatan terbesar bagi umat sungguh-sungguh menuju puncak dengan
manusia adalah menjadi kekasih Allah menggunakan peta perjalanan yang benar
yang hanya bisa diraih dengan iman. akan semakin mendekati puncak. Tempat
Dengan iman seseorang dapat menikmati tertinggi yang berhasil diraih di akhir
secara positif peristiwa apapun yang hanyatnya, itulah puncak individualnya.
menimpa dirinya. Ketika mendapatkan Masing-masing kita mencapai puncak
kelapangan, rizki, kemudahan dan segala individual yang berbeda, tergantung
2 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
kesungguhan dan komitmen kita dalam meskipun punya peta yang benar, tetapi
mempedomani al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa semangat menjalaninya ia hanya
al-Maqbulah. Semakin bersungguh- akan termangu-mangu melihat beratnya
sungguh, semakin tinggi puncak yang kita perjalanan. Itulah yang dilakukan oleh
capai. Orang yang tidak mau tahu dengan orang yang paham Islam tetapi tidak
al-Qur’an dan as-Sunnah, alih-alih mengamalkannya.
mendekati puncak, ia akan terperosok ke Dalam proses menjadi Pribadi
jurang kegelapan yang membawanya ke Muslim yang sebenar-benarnya, mema-
penderitaan tiada akhir. hami peta perjalanan adalah aktualisasi
Puncak manakah yang menjadi target dari memahami al-Qur’an dan as-Sunnah.
atau impian anda? Puncak yang berhasil Sedangkan langkah-langkah perjalanan-
dicapai oleh orang kebanyakan atau nya adalah aktualisasi dari pengamalan
puncaknya para aulia? Bila memilih ajaran Islam dengan menjalankan perintah
untuk mencapai puncaknya orang Allah, meninggalkan larangan-Nya, dan
kebanyakan, anda tinggal melakukan menja-lani hidup sesuai petunjuk-
sebagaimana yang dilakukan oleh orang petunjuk-Nya sebagaimana yang
kebanyakan. Demikian pula kalau ingin dicontohkan Rasulullah.
mencapai puncaknya para aulia, maka Berkala Tuntunan Islam yang
caranya pun harus seperti yang dilakukan berada di tangan anda ini adalah bagian
oleh para aulia. Bila tidak memilih, anda dari upaya Majelis Tabligh Pimpinan
akan menjadi seperti orang-orang di Pusat Muhammadiyah untuk membantu
sekeliling anda yang juga tidak memilih! ummat dalam memahami peta perjalanan
Semuanya bergantung pada pilihan anda! menuju Pribadi Muslim yang sebenar-
Kesuksesan seseorang mencapai benarnya serta menyemangati umat agar
puncak bisa dicapai bila ia mendaki mewujudkan amal Islami dalam kehi-
dengan mengikuti peta perjalanan yang dupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
benar dan melangkah pasti dengan Rubrikasi yang disajikan dalam
semangat yang membara. Tanpa peta Berkala Tuntunan Islam ini meliputi (1)
yang benar, perjalanan seseorang akan Tafsir al-Qur’an, (2) Tuntunan Akidah,
berputar-putar dan tersesat. Sebaliknya, (3) Tuntunan Akhlak, (4) Tuntunan

Berkala “Tuntunan Islam” yang berada di tangan anda ini


adalah bagian dari upaya Majelis Tabligh PP
Muhammadiyah untuk membantu ummat dalam memahami
peta perjalanan menuju Pribadi Muslim yang sebenar-
benarnya serta menyemangati umat agar mewujudkan amal
Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 3
Ibadah, (5) Tuntunan Muamalah dan (6) ulang dan dikoreksi. Setelah dinyatakan
Suplemen yang berisi tentang Dinamika layak, barulah bisa diterbitkan.
Dakwah, Sosok dan hal-hal penting Insya Allah, Berkala Tuntunan
lainnya. Kami berharap berkala ini dapat Islam akan terbit rutin setiap bulan. Kami
menjadi tuntunan dalam memahami dan berharap upaya ini dapat membantu
mengamalkan ajaran Islam. Ummat Islam dalam upayanya menjadi
Untuk menjaga agar sesuai dengan Pribadi Muslim yang Sebenar-
paham agama yang didasarkan kepada benarnya. Pribadi-pribadi tersebutlah
al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah, yang bertanggungjawab dalam mewu-
setiap tulisan diterbitkan setelah melalui judkan Masyarakat Islam yang
beberapa proses sebagai berikut: sebenar-benarnya, sebagaimana yang
Pertama, tulisan dipresentasikan kita cita-citakan bersama.
dalam forum Pengajian Malam Selasa Kami mohon doa, kiranya upaya kami
yang diselenggarakan oleh Majelis dapat menjadi sumbangsih Muham-
Tabligh PP Muhammadiyah setiap Malam madiyah kepada ummat untuk menjadi
Selasa di Madrasah Mu’allimin Muham- lebih baik dalam ber Islam. Dan yang
madiyah Yogyakarta. Dalam pengajian lebih penting, menjadi bagian ibadah kami
ini, naskah yang akan terbit didiskusikan kepada Allah!
dan dilakukan pengayaan oleh peserta Selamat membaca dan mengamalkan
pengajian. materi-materi yang tersaji dalam Berkala
Kedua; Tim redaksi mengedit ulang Tuntunan Islam ini! Selamat menu-
tulisan yang akan diterbitkan dengan naikan shaum Ramadhan! Semoga
menambahkan hasil-hasil diskusi dan menjadi semakin tinggi derajat takwa
pengayaan yang dilakukan peserta kita! Amin.
pengajian dalam bahasa yang sederhana.
Ketiga; tulisan yang siap terbit
(dummy), diserahkan kepada Dewan
Ahli sebagai proof reader untuk dibaca Pemimpin Umum

4 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tafsir al-Qur’an

SURAT AL-FATIHAH

Para ulama membagi al-Quran dari penjelasan tentang ushuluddin


segi nuzulnya menjadi dua golongan, yaitu: (pokok-pokok agama) secara garis
Makkiyyah dan Madaniyyah. besar.
Makiyyah ialah surat-surat atau ayat- c. Sebagian besar surat Makkiyyah,
ayat yang diturunkan sebelum hijrah Nabi terutama surat-surat yang diturunkan
ke Madinah. Sedangkan Madaniyyah pada masa permulaan risalah Nabi,
ialah surat-surat atau ayat-ayat yang ditu- lebih banyak memberikan kejutan
runkan sesudah Nabi ke Madinah, baik terhadap hati untuk memberikan rasa
yang diturunkan di Madinah maupun di takut dan mendorong agar berpikir
luar Madinah. Untuk mengetahui panjang akan adanya bahaya, baik
perbedaan antara kedua macam yang tersembunyi maupun yang
golongan tersebut dapat diketahui dari terlihat, baik yang jauh maupun yang
ciri-cirinya. dekat, yaitu adzab di dunia dan di
Ciri-ciri Makiyyah ialah: akhirat, serta memberikan peringatan
a. Surat-surat dan ayat-ayatnya pendek- kepada manusia agar meninggalkan
pendek dan singkat (ijaz), sasarannya segala macam kemusyrikan dengan
bangsa Arab yang memiliki tiga tingkat tegas. Contoh surat-surat: al-Haaq-
balaghah dan fashahah yang sangat qah, al-Qaari’ah, az-Zalzalah, dan
tinggi. Menurut para ahli bahasa, sebagainya. Ayat-ayat dari surat-surat
puncak balaghah yang paling tinggi tersebut sangat pendek, tetapi sangat
ialah pernyataan yang singkat. mengejutkan hati, terutama orang-
b. Sebagian besar surat-surat dan ayat- orang Arab yang memiliki tingkat
ayatnya mengandung peringatan dan balaghah yang tinggi, sehingga
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 5
mereka merasa takut dan gelisah lafal-lafal selain al-Qur’an, termasuk lafal
ketika mendengarkan al-Qur’an “Amin” sesudah surat al-Fatihah.
dibaca. Surat ini dinamakan “al-Fatihah”
Adapun ciri-ciri surat-surat Mada- (pembuka), karena surat ini merupakan
niyyah antara lain: pembuka atau awal dari tertib surat-surat
a. Surat-surat dan ayat-ayat Mada- al-Qur’an. Surat ini juga dinamakan
niyyah panjang-panjang, terutama “Ummul-Qur’an” (induk al-Qur’an),
apabila sasarannya para ahli kitab, karena surat ini menghimpun isi al-
sehingga mereka pada umumnya Qur’an secara garis besar.
kurang menguasai balaghah bahasa Sebagian ulama berpendapat bahwa
Arab. surat al-Fatihah diturunkan dua kali,
b. Membicarakan hukum-hukum Islam. pertama, di Makkah, ketika shalat mulai
c. Mengajak berjihad membela agama diwajibkan, dan kedua di Madinah
Islam. ketika terjadi perubahan kiblat. Semen-
d. Membicarakan hubungan antar nega- tara, sebagian ulama lainnya berpendapat
ra dan mengatur kaidah hubungan bahwa surat al-Fatihah adalah surat yang
kemasyarakatan. pertama kali diturunkan secara lengkap
e. Membicarakan ikatan keluarga, men- dalam satu surat (Rasyid Ridla, al-Manar,
cela orang-orang munafik dan me- t.t. I: 24).
nyingkap rahasia kaum musyrikin serta Sebagian ulama berpendapat bahwa
memerintahkan berdialog dengan para surat al-Fatihah mencakup isi kandungan
ahli kitab. al-Qur’an secara garis besar, yaitu:
Surat al-Fatihah termasuk golongan a. Ajaran tauhid. Karena pada waktu al-
Makkiyyah, karena diturunkan sebelum Qur’an diturunkan, semua manusia
Nabi hijrah ke Madinah. Surat ini terdiri mengikuti ajaran animisme yang me-
dari tujuh ayat. merintahkan menyembah berhala, se-
Yang dimaksudkan dengan surat ialah kalipun sebagian di antara mereka
sepotong al-Qur’an yang terdiri dari tiga mengaku bertauhid.
ayat atau lebih. Surat-surat al-Qur’an b. Janji dan kabar gembira dari Allah
diberi nama dengan nama-nama tertentu, s.w.t. Bagi orang-orang yang beriman,
secara tauqifi (ketentuan dari Allah dan mereka akan dianugerahi pahala yang
Rasul-Nya) dan pada umumnya diambil sangat baik. Juga ancaman bagi
lafal dari surat yang disebutkan pada awal orang-orang yang tidak beriman,
surat, seperti al-Baqarah, an-Nisa dan bahwa mereka akan ditimpa adzab
sebagainya. Pada masa Rasulullah s.a.w. yang pedih, baik di dunia maupun di
Nama-nama surat tidak dican-tumkan, akhirat kelak.
karena beliau melarang para penulis c. Perintah beribadah hanya kepada
wahyu dari penulisan apa pun kecuali al- Allah semata sebagai realisasi ajaran
Qur’an agar tidak bercampur dengan tauhid.

6 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


d. Penjelasan tentang jalan kebahagiaan mereka sembah hanya untuk mende-
di dunia dan di akhirat. katkan diri kepada Allah. Ayat-ayat
e. Kisah-kisah tentang manusia pada tentang tauhid dalam al-Qur ’an
masa lalu, yaitu kisah-kisah tentang merupakan penjelasan secara rinci
orang-orang yang taat kepada hukum
Allah dan orang-orang yang menen- (iyyaaka na’budu waiyyaka nasta’iin).
tang hukum Allah s.w.t. Adapun janji Allah termuat dalam
Inilah isi kandungan al-Qur’an yang firmanNya:

garis besar. , (bismillaahir-


Tentang ajaran tauhid tercakup dalam rahmaanirrahiim - dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
, (Al-
Maha Penyayang).
hamdulillahi rabbil ‘alamin - segala
Penyebutan kata ar-rahmah (kasih
puja dan puji hanya bagi Allah, Tuhan
sayang), pada permulaan al-Qur’an
sekalian alam). Ayat ini berbicara bahwa
merupakan suatu janji dari Allah bahwa
puja dan puji hanya bagi Allah semata,
Dia akan menganugerahkan kenikmatan
karena Allah s.w.t. adalah sumber segala
kepada hambaNya yang taat kepada-
kenikmatan. Maka pada akhir ayat
Nya. Kata tersebut diulang dua kali untuk
tersebut ditegaskan dengan firmanNya:
mengingatkan kita semua akan kewajiban
(Tuhan sekalian alam). mentauhidkan Allah dan menyembahNya
Tauhid adalah ajaran yang paling sebagai ungkapan rasa syukur
pokok dalam Islam, maka tidak cukup kepadaNya.
hanya dengan isyarat saja, melainkan
(maa-
harus disempurnakan dengan firmanNya:
liki yaumiddiin - Yang Menguasai hari
, (iyyaaka na’- pembalasan) mengandung makna janji
budu waiyyaaka nasta’iin - hanya dan ancaman. Sebab, makna ad-Din
kepada-Mu aku menyembah dan hanya adalah ketundukan kepada Allah s.w.t.,
kepadaMu aku mohon pertolongan). yaitu bahwa pada hari kiamat kelak
Dengan pernyataan tersebut, tercabutlah kekuasaan hanya dimiliki Allah s.w.t., dan
akar-akar kemusyrikan dan animisme seluruh alam tunduk kepadaNya.
yang telah menyebar ke seluruh umat. Semuanya mengharapkan rahmat dari
Mereka menjadikan berhala sebagai Allah dan takut kepada adzab-Nya. Ad-
penolong, dan mereka meyakini bahwa Din dapat juga diartikan balasan dari
berhala yang mereka sembah mempunyai Allah. Balasan kebaikan bagi orang-orang
kekuatan ghaib yang kemudian mereka yang berbuat kebaikan dan balasan
sembah dan minta pertolongan untuk siksaan bagi orang-orang yang berbuat
memenuhi kebutuhan mereka di dunia. kejahatan. Itulah janji dan ancaman Allah
Mereka meyakini bahwa berhala yang kepada manusia.
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 7
Adapun ibadah tercakup dalam orang yang sesat dan dilaknat, seba-
gaimana disebut dalam firman-Nya:
(ghairil-
hanya kepada-Mu aku menyembah dan maghdzuubi ‘alaihim waladhdhaalliin
hanya kepada-Mu aku mohon perto- - bukan jalan mereka yang dimurkai dan
longan). Beribadah kepada Allah harus bukan jalan mereka yang sesat). Firman
melalui jalan yang telah ditentukan Allah Allah tersebut menjelaskan bahwa orang-
s.w.t. Karena itulah pada ayat berikutnya orang yang tidak diberi kenikmatan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu: orang-
orang yang sesat dari jalan Allah serta
(ihdinash-shi-rathal mustaqiim - Tun-
orang-orang yang menentang dan memu-
jukilah kami jalan yang lurus). Mak-
suhi Allah SWT. Mereka itulah yang
sudnya, jadikanlah kami tetap pada jalan
dimurkai Allah. Kisah-kisah tersebut
yang lurus. Sebab, pada dasarnya orang-
diungkapkan agar dapat dijadikan pela-
orang mukmin telah berada pada jalan
jaran bagi kita semua.
yang lurus. Para ulama mengatakan bah-
Ringkasnya, bahwa surat al-Fatihah
wa kebahagiaan itu terwujud karena
telah mencakup ushuluddin (pokok-
istiqamah pada jalan yang lurus, yaitu
pokok agama) secara garis besar, yang
Islam. Dan sebaliknya, kesusahan itu lahir
akan dijelaskan pada surat-surat dan ayat-
karena keluar dari jalan yang lurus, yaitu
ayat berikutnya. Karena itulah, surat al-
kekafiran. Dan istiqamah itu merupakan
Fatihah juga disebut “Ulumul-Qur’an”
ruh ibadah. Yang dimaksudkan dengan
atau “Ummul-Kitab” (Induk Kitab).
ruh ibadah ialah “al-khauf war-raja”
(rasa takut dan harapan). Ruh ibadah
itulah yang mendorong seseorang untuk
Kandungan Surat al-Fatihah
berbuat amal shalih.
Kisah-kisah dan berita tentang masa
lalu diungkapkan dalam firmanNya:
(shirathal-la-
dziina an’amta ‘alaihim - jalan orang-
orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka). Firman Allah ini
menjelaskan kisah orang-orang shalih
yang hidup pada masa lalu yang telah
dikaruniai kenikmatan lahir dan batin,
seperti para Nabi dan para Wali Allah
s.w.t. Mereka itulah yang wajib diteladani Artinya:
oleh siapa pun. Dengan menyebut nama Allah Yang
Di samping mengisahkan orang-orang Maha Pemurah lagi Maha Penya-
shalih, Allah juga mengisahkan orang- yang, (1) Segala puji hanya bagi Allah,

8 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tuhan semesta alam, (2) Maha Pemu- halangi kamu untuk menjalankan
rah lagi Maha Penyayang, (3) Yang me- hukum Allah (an-Nur [24]: 2).
nguasai hari pembalasan, (4) Hanya c. Agama, seperti disebutkan dalam
kepada Engkaulah kami menyembah firman-Nya:
dan hanya kepada Engkaulah kami
mohon pertolongan, (5) Tunjukilah ka-
Dialah yang telah mengutus Rasul-
mi jalan yang lurus, (6) yaitu jalan
Nya dengan membawa petun-juk
orang yang Engkau anugerahkan
al-Qur’an dan agama yang benar
nikmat kepada mereka; bukan jalan
(at-Taubah [9]: 33).
mereka yang dimurkai dan bukan pula
jalan mereka yang sesat (7).
.
Tafsir Mufradat Yang menguasai hari pembalasan
Alhamdu: Pujian dengan lisan atas (al-Fatihah [1]: 4).
perbuatan yang baik. Arti inilah yang
terkenal di kalangan para ahli bahasa dan Tafsir Ayat
para ulama (Rasyid Ridha, al-Manar, I: Sebagaimana telah disinggung sebe-
49). Kata tersebut berasal dari kosa kata: lumnya bahwa yang dimaksudkan de-
hamida-yahmadu. Dalam al-Qur’an, ngan surat ialah sepotong al-Qur’an yang
kata tersebut turunnya diulang sebanyak terdiri dari tiga ayat atau lebih yang nama-
68 kali dengan berbagai kata. nya diketahui melalui riwayat.
Al-‘alamin bentuk jamak dar: al- Surat al-Fatihah mempunyai beberapa
‘alam, artinya: semua makhluk Allah. nama, antara lain:
Dalam al-Qur’an, kata tersebut diulang a. Ummul-Kitab atau Ummul-Qur’an
sebanyak 73 kali. (Induk al-Qur’an). Sebab, surat al-
Ad-Din berasal dari kosa kata: daana- Fatihah mengandung pokok-pokok
yadiinu-diinan. Kata ad-Din dalam al- tujuan al-Qur’an, seperti memuji dan
Qur’an mempunyai arti yang berbeda-beda berbakti kepada Allah s.w.t., dengan
sesuai dengan konteksnya, antara lain: mentaati segala perintah dan larangan-
Nya dan penjelasan tentang janji dan
a. Tauhid, seperti disebutkan dalam
ancaman-Nya.
firmanNya: b. As-Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang
(Sesungguhnya agama tauhid yang diulang-ulang), karena surat ini dibaca
sah disisi Allah adalah al-Islam (Ali berulang-ulang dalam shalat.
Imran [3]: 19). c. Al-Asas (dasar, asas). Karena surat
b. Hukum, seperti disebutkan dalam ini diletakkan pada permulaan dalam
tertib surat-surat al-Qur’an atau ka-
firman-Nya:
rena surat ini adalah yang pertama kali
Dan janganlah belas kasihan diturunkan dengan lengkap (al-Mara-
kepada keduanya menghalang- ghi, 1969, I: 23).
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 9
Pendapat tersebut berdasarkan suatu kebahagiaan di dunia dan akhirat, kisah-
hadits yang diriwayatkan oleh al-Baihaqy, kisah tentang orang-orang yang hidup di
dari ‘Amr bin Syurahbil: bahwa Rasu- masa lalu yang memperoleh hidayah dan
lullah s.a.w. berkata kepada isterinya, melaksanakan aturan-aturan yang telah
Khadijah: “Ketika Aku berkhalwat ditetapkan Allah s.w.t. untuk mencapai
(mengasingkan diri), Aku mendengar kebahagiaan di dunia dan akhirat dan
panggilan, demi Allah Aku sangat orang-orang yang sesat dan mening-
khawatir akan terjadi peristiwa galkan syari’at Islam. Isi pokok ini telah
besar”. Lalu Khadijah berkata: “Mo- tercakup dalam surat al-Fatihah secara
honlah perlindungan kepada Allah, garis besar.
tidak mungkin Allah memperdayakan Tauhid termuat dalam firmanNya:
(alhamdu lil-
laahi rabbil-‘aalamiin - segala pujian
suka bersilaturrahim dan terpercaya”. hanya bagi Allah Tuhan semesta alam).
Kemudian Rasulullah s.a.w. menyam- Sebab, pujian itu dilahirkan karena
paikan peristiwa itu kepada Waraqah, adanya suatu kenikmatan, dan Allah
lalu Waraqah memberikan saran agar adalah sumber segala macam kenik-
Rasulullah bersikap tenang dan mem- matan. Kenikmatan yang paling besar
perhatikan panggilan itu. Selanjutnya, adalah kenikmatan keberadaan dan
ketika Beliau berkhalwat pada hari keterpeliharaan, sebagaimana diisya-
berikutnya, datanglah malaikat Jibril
memanggil-manggil Rasul: Hai
(rabbil ‘alamin - Tuhan semesta alam).
Muhammad, ucapkanlah Bismillahir-
Dengan demikian tercabutlah akar-akar
Rahmanir-Rahim, al-Hamdu Lillahi
kemusyrikan dan keberhalaan yang telah
Rabbil-‘Alamin, hingga Waladl-
menjadi budaya pada hampir semua
dlaallin” (Rasyid Ridha, I: 35).
orang.
Surat al-Fatihah mengandung isi Janji dan ancaman tercakup dalam
pokok al-Qur’an secara garis besar,
kemudian dirinci dalam surat-surat (maaliki
berikutnya. Menurut para mufassir, isi yaumiddiin - yang menguasai hari
pokok al-Qur’an adalah tauhid, janji pembalasan), baik balasan kebaikan
Allah untuk memberikan balasan yang maupun balasan adzab.
sebaik-baiknya bagi orang yang melak- Ibadah tercakup dalam firman-Nya:
(iyyaaka na’bu-
dengan adzab yang sangat pedih bagi du wa-iyyaaka nasta’iin - hanya
orang yang meninggalkan dan menentang kepada-Mu aku menyembah dan hanya
al-Qur’an, ibadah untuk memantapkan kepada-Mu aku mohon pertolongan).
tauhid dalam jiwa setiap mukmin, Jalan kebahagiaan tercakup dalam
penjelasan-penjelasan untuk mencapai firmanNya: Ihdinash-Shiraathal

10 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Mustaqiim (Tunjukilah kami jalan yang Ibni Umar dan sebagian tabi’in, seperti:
lurus). Sebab kebahagiaan itu hanya Said ibni Jubair, ‘Atha, az-Zuhry, Ibni
dapat diperoleh di jalan yang lurus Mubarak dan sebagian qari’ dan ahli
(Islam), barang siapa menyimpang dari fiqh dari Kufah, seperti ‘Asim dan al-
jalan yang lurus, maka ia akan sesat. Kisa’iy, berpendapat bahwa basmalah
(Rasyid Ridha, I: 38) adalah sebagian ayat dari setiap surat al-
Adapun kisah-kisah tercakup dalam Qur’an. Pendapat tersebut berdasarkan
firmanNya: dalil-dalil sebagai berikut:
1. Ijma’ para sahabat dan para ulama
yang menetapkan basmalah pada
setiap permulaan surat dalam mushaf,
Shiraathal-ladziina an’amta alaihim kecuali surat al-Bara’ah (at-Taubah)
ghairil-maghdzuubi ‘alaihim waladh- 2. Hadits-hadits tentang basmalah;
dhaalliin (jalan orang-orang yang telah antara lain hadis yang diriwayatkan
Engkau anugerahkan nikmat kepada oleh Anas bin Malik, bahwa Ra-
mereka, bukan jalan mereka yang sulullah s.a.w. bersabda: “Tadi te-
Engkau murkai dan bukan jalan mereka lah diturunkan sebuah surat al-
yang sesat). Qur’an kepadaku, lalu Beliau
Ayat tersebut menjelaskan bahwa berkata: “Bismillahir-Rahmanir-
pada masa lampau terdapat orang-orang Rahim” (HR Muslim, I: 187).
yang taat kepada Allah, dan kita wajib Pendapat tersebut dikuatkan oleh
mengikuti jejak mereka. Selain itu juga hadits yang diriwayatkan oleh Abu
terdapat orang-orang yang sesat dan kita Hurairah, bahwa Nabi s.a.w. ber-
dilarang mengikuti jejak mereka. sabda: (Apabila kamu membaca al-
Surat al-Fatihah adalah salah satu dari hamdu lillah (al-Fatihah), maka
surat-surat Makkiyyah yang diturunkan bacalah “Bismillahir-Rahmanir-
sebelum hijrah Nabi ke Madinah dan Rahim”, sebab al-Fatihah adalah
terdiri dari tujuh ayat. Surat al-Fatihah Ummul Qur’an (induk al-Qur’an
ini dimulai dengan firmanNya: dan tujuh ayat yang dibaca ber-
(bismillaahir ulang-ulang, sedangkan “Bismil-
Rahmaanir-Rahiim - dengan menyebut lahir-Rahmani-Rahim” adalah
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi salah satu ayat dari ayat-ayat al-
Maha Penyayang). Fatihah (Ad-Daruqutny).
Para ulama berbeda pendapat Sedangkan Imam Malik berpendapat
mengenai status basmalah, apakah bahwa basmalah merupakan suatu ayat
termasuk salah satu ayat dari surat al- yang berdiri sendiri, diturunkan untuk
Fatihah atau berdiri sendiri. menjelaskan permulaan surat dan untuk
Sebagian sahabat, seperti: Abi memisahkan antara satu surat dengan
Hurairah, Ali bin Abi Thalib, Ibni Abbas, surat lainnya. Pendapat tersebut didukung

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 11


ulama Madinah dan ulama Syam (Syiria) Menyebut nama Allah tidaklah cukup
(al-Maraghi, 1969, I: 27). hanya dengan ucapan, melainkan harus
Lafal “ism” yang berarti nama, adalah menghadirkan hati, sehingga dapat benar-
suatu lafal yang menunjukkan benda benar mengingat keagungan, kebesaran
konkrit, seperti Zaid, lembu dan sebagai- dan kesucian-Nya.
nya dan benda abstrak, seperti: akhlak, Allah membuka al-Qur’an dengan
kebenaran dan sebagainya. basmalah mempunyai tujuan agar kita
Lafal “ism” yang dihubungkan dengan membiasakan membaca basmalah pada
lafal jalalah, seperti Allah dan Rabb setiap memulai suatu pekerjaan.
dalam al-Qur’an, dapat ditemukan dalam Dalam suatu hadits, Nabi s.a.w.
al-Qur’an sebanyak 23 ayat, dan me- menegaskan sebagai berikut: “suatu
ngandung makna kesucian. Oleh karena perkataan atau perkara yang penting,
itulah Allah memerintahkan kepada kita jika tidak dimulai dengan menyebut
agar menyebutkan dan mensucikan nama nama Allah Yang Maha Perkasa dan
Allah sebagaimana disebutkan dalam Maha Mulia, maka pekerjaan itu sia-
firmanNya: sia” (Musnad Ahmad, II, 359, dari Abi
Hurairah).
Apabila seseorang memulai peker-
Dan sebutkanlah nama Tuhanmu dan jaannya dengan membaca basmalah,
beribadahlah kepadaNya dengan maka ia telah memenuhi perintah Allah
sepenuh hati (al-Muzammil [73]: 8). dan telah berniat hanya mencari
keridhaan-Nya, dan meyakini bahwa
Pada ayat lainnya Allah berfirman sebagai kemampuan yang dimilikinya adalah
berikut: karunia Allah s.w.t.[ bersambung]

Dan sebutlah nama Tuhanmu, pagi *)


Narasumber utama artikel ini:
dan siang (al-Ihsan [76]: 25). Prof. Drs. H. Saad Abdul Wahid

12 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tuntunan Aqidah

ISLAM SATU-SATUNYA AGAMA


YANG BENAR

A. Pendahuluan
Keyakinan bahwa Islam satu-satunya ditegaskan dalam salah satu keputusan
Agama yang Benar adalah termasuk per- Munas Tarjih di Jakarta yang berbunyi:
kara yang bersifat qath’i, tsawabit dan “sehubungan dengan munculnya
badihiy/pasti, tetap dan jelas (minal pemahaman bahwa orang Islam yang
umuridl-dlaruriyah fid din) yakni mengklaim agama Islam sebagai
termasuk di antara perkara-perkara agama agama yang paling benar adalah
yang bersifat dhlaruriyah (suatu salah. Berdasarkan al-Qur’an perlu
keharusan) karena telah disepakati dan ditegaskan kembali kepada warga
didukung oleh seluruh ulama sepanjang Muham-madiyah bahwa Islam adalah
masa, lebih-lebih oleh salafus salih ber- satu-satunya agama yang benar dan
dasarkan nash-nash yang jelas dan tegas. diridhai Allah” (Keputusan Munas
Namun demikian, sekarang perkara Majelis Tarjih di Jakarta tahun 2000).
tersebut sering mendapat rongrongan dari Dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
kalangan-kalangan tertentu dengan Muhammadiyah juga disebutkan:
mengatasnamakan toleransi agama. “mematuhi ajaran-ajaran Agama
Mereka menyebarkan paham pluralisme Islam dengan keyakinan bahwa
agama dan mengecam setiap orang yang ajaran Islam itu satu-satunya lan-
meyakini dan menyatakan kebenaran dasan kepribadian dan ketertiban
agamanya dan kesesatan agama lain. bersama untuk kebahagiaan dunia
Kelompok ini menyebarkan pahamnya dan akhirat”.
dengan berbagai cara, baik melalui TV,
majalah, koran, buku-buku dan film-film. B. Pengertian Islam
Mereka tidak segan-segan mengutip
Pengertian Umum
ayat-ayat al-Qur’an yang ditafsirkan
menurut selera mereka, Padahal hal itu Dalam Matan Keyakinan dan Cita-
jauh dari manhaj yang benar. Cita Hidup Muhammadiyah disebutkan
Dengan latar belakang itulah tulisan ini bahwa Islam adalah agama Allah yang
disajikan untuk menegaskan ulang bahwa diwahyukan kepada para Rasul-Nya
Islam adalah satu-satunya agama yang sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,
benar. Hal ini sebagaimana pernah Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 13


penutup Muhammad s.a.w., sebagai yang telah kami wahyukan kepadamu
hidayah dan rahmat Allah kepada ummat dan apa yang telah kami wasiatkan
manusia sepanjang masa dan menjamin kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
kesejah-teraan materiil dan ukhrawi. Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya.
Dalil-Dalil:
amat berat bagi orang-orang musyrik
a. Q.s. an-Nisa, 4: 163 agama yang kamu seru mereka kepa-
danya. Allah menarik kepada agama
itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-
Nya orang yang kembali (kepada-
Nya).

Pengertian Khusus
Terjemah: Agama yakni agama Islam yang
Sesungguhnya Kami telah membe- dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w.
rikan wahyu kepadamu sebagaimana ialah apa yang diturunkan Allah di dalam
Kami telah memberikan wahyu ke- al-Qur’an dan yang tersebut dalam
pada Nuh dan nabi-nabi yang kemu- Sunnah yang sahih, berupa perintah-
diannya, dan kami telah memberikan perintah dan larangan-larangan serta
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia
Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, dan akhirat (Himpunan Putusan Tarjih).
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman,
Dalil-Dalil:
dan Kami berikan Zabur kepada
Daud. a. Q.s. at-Taubah, 9: 33

b. Q.s. asy-Syuura, 42: 13

Terjemah:
Dialah yang telah mengutus Rasul-
Nya (dengan membawa) petunjuk (al-
Quran) dan agama yang benar untuk
dimenangkanNya atas segala agama,
Terjemah: walaupun orang-orang musyrikin
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tidak menyukai.
tentang agama apa yang telah diwa-
siatkan-Nya kepada Nuh dan apa

14 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


b. Q.s. al-Anbiya’, 21 :107 Tuhan selain Allah. Apabila engkau
enggan menuruti ajakan ini, maka
saksikanlah bahwa kami adalah
orang-orang muslim.”
Terjemah:
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, Kesimpulan Pengertian:
melainkan untuk (menjadi) rahmat
a. Antara Islam sebagai agama samawi
bagi semesta alam.
terakhir dan agama wahyu sebelum-
nya jelas mempunyai hubungan yang
c. Hadits shahih Bukhari, surat Nabi
erat, karena keberadaannya merupa-
Muhammad s.a.w. kepada Hiraklius:
kan mata rantai terakhir agama Allah
b. Kebenaran-kebenaran fundamental
dan nilai-nilai hidup yang bersifat uni-
versal yang pernah diajarkan oleh para
Nabi dan Rasul terdahulu dikukuhkan
dan dilestarikan. Sementara, bebe-
rapa aturan yang merupakan realisasi
dan nilai-nilai universal disesuaikan
dengan perkembangan hidup.
Terjemah:
Dengan nama Allah yang Maha C. Kebenaran Dinul Islam
Pengasih lagi Maha Penyayang, Dari Dalam al-Qur’an, Allah telah mene-
Muhammad, hamba Allah dan Rasul- gaskan sendiri tentang kebenaran Islam
Nya kepada Hiraklius, kaisar Romawi. sebagai agama bagi seluruh umat manusia.
Kesejahteraan kiranya un-tuk orang- Diantara penegasan tersebut terdapat
orang yang mengikuti petunjuk. dalam beberapa surat berikut:
Kemudian sesungguhnya saya Surat Ali Imran, 3: 83
mengajak anda memenuhi pang-gilan
Islam. Masuklah Islam! Pasti anda
selamat, dan Allah memberi pahala
kepada anda dua kali lipat. Tetapi jika
anda enggan, niscaya anda akan
memikul dosa seluruh rakyat. “Hai Terjemah:
ahli kitab! Marilah kita bersatu dalam Apakah selain agama Allah yang
satu kalimat yang sama antara kita, mereka cari, padahal hanya kepada-
yaitu supaya kita tidak memperse- Nya tunduk siapapun yang ada di
kutukan-Nya dengan suatu apapun, langit-langit dan di bumi, baik karena
dan janganlah sebagian kita menja- taat maupun terpaksa. Dan hanya
dikan sebagian yang lain menjadi kepada-Nya mereka dikembalikan.
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 15
Ayat di atas menjelaskan bahwa Taubah: 36. Dan dalam surat al-
agama yang benar adalah agama yang Bayyinah: 5 disebut dengan istilah Dinul
datang dari Allah s.w.t. Qayyimah. Sebutan lain adalah
Dalam firman-Nya yang lain, pada Dinullah, seperti nampak dalam surat Ali
surat Ali Imran, 3: 19, Dia menegaskan: Imran: 83 dan surat an-Nashr: 2; “Dinul
Haq” seperti tersebut dalam surat at-
Taubah: 29 dan 33.
Terjemah: Penegasan Allah s.w.t. dalam al-
Sungguh agama yang diridlai di sisi Qur’an yang mengatakan bahwa Islam
Allah adalah agama Islam. yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Kemudian, dalam surat Ali Imran:15, s.a.w. sebagai satu-satunya agama yang
Allah s.w.t. berfirman: benar ajarannya dapat dikuatkan dengan
alasan dan bukti sebagai berikut:
a. Islam sebagai agama yang jelas asal
usulnya, yaitu sebagai agama wahyu
yang terakhir.
Terjemah:
b. Islam dibawa oleh seorang Nabi
Barangsiapa yang mencari agama lain
terakhir, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.
selain Islam maka ia tidak akan diteri-
c. Ajaran Islam diterangkan dalam Al-
ma dan kelak di akhirat tergolong
Qur’an sebagai kitab suci terakhir
orang-orang yang merugi.
bagi seluruh umat manusia.
Dalam surat al-Ma’idah (5) ayat 3,
d. Ajaran Islam tidak ada yang berten-
Allah juga menegaskan:
tangan dengan fitrah manusia, tetapi
mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia.
Hal ini sesuai dengan ayat al-Qur’an
Terjemah: dalam surat al-Ma’idah ayat 3 seba-
Hari ini Aku telah sempurnakan bagi- gaimana telah disebutkan di atas; dan
mu agamamu dan Aku telah cukupkan surat Rum ayat 30.
bagimu nikmat-Ku dan aku telah
meridlai Islam sebagai agama
untukmu.
Dalam al-Qur’an terdapat beberapa
nama untuk menyebut agama yang benar
(agama Islam), yaitu “al-Islam” seperti
tersebut nama itu dalam surat Ali Imran: Terjemah:
85 dan surat al-Ma’idah: 3. Nama lain Maka hadapkanlah wajahmu
dari agama Islam adalah ad-Dinul kepada agama (Islam), fitrah Allah,
Qayyim seperti tersebut dalam surat at- dimana Dia menciptakan manusia

16 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


diatas fitrah tersebut. Tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah.
Itulah agama yang yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak Terjemah:
mengetahui. Bulan Ramadhan, bulan yang di
e. Ajaran Islam tertumpu pada ajaran dalamnya diturunkan (permulaan)
mengesakan Tuhan dan bertujuan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
menjadikan manusia sebagai sumber manusia dan penjelasan-penje-
kabaikan. lasan mengenai petunjuk itu dan
f. Ajaran Islam dapat diamalkan dengan pembeda (antara yang hak dan
mudah dan praktis oleh orang yang yang bathil).
beriman (tidak memerlukan upacara Q.s. al-Baqarah ayat 286:
yang rumit), dan semua ajarannya
baik dan lurus sesuai dengan fitrah
manusia yang tidak mau dipersulit dan
yang kecenderungannya kepada yang
baik dan lurus. Terjemah:
Hal ini ditegaskan al-Qur’an dalam Allah tidak membebani seseorang
surat al-Ma’idah ayat 50. melainkan sesuai dengan kesang-
gupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusaha-
kannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya.
Terjemah:
(Bersambung)
Apakah hukum jahiliyah yang
mereka cari dan hukum siapakah
yang lebih baik daripada hukum
Allah bagi kaum yang yakin.
Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 185
menyebutkan bahwa al-Qur’an
*)
diturunkan sebagai petunjuk dan Narasumber utama artikel ini:
pembeda. Zaini Munir Fadholi

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 17


Tuntunan Akhlak

AKHLAK DAN KONSEPTUALISASINYA


DALAM STRUKTUR AJARAN ISLAM

Pendahuluan makhlûq-annya” yang sebenarnya serba


Istilah “akhlak” (asli Arabnya lemah itu. Oleh karena itu pula ber-
“akhlâq”) tidak dapat dilepaskan dari akhlâq (dalam ejaan Indonesianya
kata Arab, “khalaqa” (menciptakan), “berakhlak”) bagi manusia selaku
“makhlûqun” (yang diciptakan) dan makhlûq merupakan sebuah kenis-
“khâliqun” (yang menciptakan). Dalam cayaan, mau tak mau, rela atau terpaksa.
konteks kebahasaan al-Qur’an, kata Dapat dikatakan bahwa istilah
“khalaqa” menunjuk pengertian: men- “akhlak” adalah unik dan sukar dicari
ciptakan dari tiada ke ada (creatio ex tandingannya. Sayangnya, istilah ini masih
nihilo). Karena itu, “khâliqun” menun- kurang dipopulerkan umat Islam sendiri.
juk kepada Zat Yang Maha Kuat, dan Dalam konteks struktur ajaran Islam,
sebaliknya, “makhlûqun” menunjuk dalam arti setelah ajaran Islam di-sis-
kepada segala sesuatu yang serba lemah tematisasikan, akhlak dijadikan salah
(dla’îf). satu disiplin ilmu tersendiri. Sementara itu
Demikian itulah muatan istilah ada yang memasukkannya dalam sub-
“akhlak”; yang pada hakikatnya di disiplin ilmu yang lain. Namun yang pasti,
selingkar pandangan, sifat, sikap, dan dunia akhlak adalah dunia “penghayatan
tingkah laku yang seharusnya disadari keberagamaan” dan sekaligus dunia
dan dihayati manusia dalam kehidupan “ekspresi fungsional” dari penghayatan
nyata sehari-hari sesuai dengan kondisi keberagamaan tersebut1. Yang ideal,
kelemahan makhluk (kedla’îfannya). akhlak sebagai disiplin ilmu dan sebagai
Oleh karena itu, kalau ada orang yang wujud konkrit pengalaman keberaga-
tidak bersedia menyadari dan menghayati maan perlu diusahakan berjalan saling
muatan “akhlak” sama artinya orang yang mendukung dan memperkokoh.
bersangkutan “mengingkari kondisi ke-

1
Dipandang dari “religious studies” (studi keberagamaan) pada umumnya, masalah
penghayatan keberagamaan dan ekspresi fungsional dari penghayatan keberagamaan itu
merupakan bagian niscaya dari seluruh (yang menyebut dirinya) agama. Oleh karena itu
bukan hanya milik Islam. Berdasarkan kenyataan demikian, bukti nyata akhlak Islam yang
ditampilkan umat Islam harus menunjukkan keunggulan. Barangkali tidak pada tempatnya
kalau Islam hanya menang (unggul) dalam ranah teoritik, tetapi justru kurang terbukti
keunggulannya dalam ranah praktis.

18 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Allah s.w.t. Kekhalifahan Manusia (wakil Allah di bumi) (Q.s.al-Baqarah, 2:
dan Posisi al-Qur’an dalam Konteks 30), dalam arti: siapa berusaha untuk
Kekhalifahan memakmurkan kehidupan di planet
Secara global, Allah s.w.t. dapat bumi. (Q.s. Huud, 11: 61).
dipahami manusia dari pendekatan Status manusia yang tergambar di atas
uluhiyah dan rububiyah. Pendekatan menunjukkan perlunya sikap rendah hati
uluhiyah lebih terfokus pada realitas Allah (tawadlu) di hadapan Allah s.w.t. dan
s.w.t. yang bersifat statik,2 Sedangkan keniscayaan berkonsultasi kepada
dalam pendekatan rububiyah yang lebih Allah s.w.t. Oleh karena itu “kehadiran
dititikberatkan adalah pemahaman Allah s.w.t.” dalam setiap detik kehi-
terhadap Allah s.w.t.yang bersifat dinamik. dupan harus diusahakan. Selanjutnya,
Dalam konteks pembahasan tentang role (peranan) manusia di atas menun-
akhlak, pendekatan rububiyah ini jukkan perlunya ketetapan pemberlakuan
diwujudkan dalam bentuk: (1) mengha- kewenangan sebagai wakil Allah s.w.t.
dirkan Allah s.w.t. dalam seluruh pontensi Karena Allah s.w.t. itu ghaib, maka
kehidupan rohani maupun jasmani; dan (2) kalam-Nya (ucapan-Nya) agar dapat
menjabarkan secara fungsional sifat didengar lewat indera telinga dan dapat
Allah s.w.t. dalam kehidupan nyata dilihat indera mata manusia yang dla’îf
(baca: membumikan sifat Allah s.w.t. ini, maka kalam-Nya telah terwujud men-
dalam kehidupan). jadi kitab suci al-Qur’an dan menjadi
Sementara itu, status (kedudukan) acuan ketika manusia melaksanakan
manusia ketika hidup di dunia adalah peranan kekhalifahannya.4
sebagai “abdun” (hamba), dalam arti: Manusia yang melaksanakan status
mengakui secara sadar sifat keham- dan role (peranan) berdasar al-Qur’an
baanya di hadapan Allah s.w.t. (Q.s. adalah yang pantas disebut “manusia ber-
adz-Dzariayat, 51: 56).3 Sedangkan role akhlâq”. Al-Qur’an berisi formula
(peranan) manusia dalam hidup di dunia akhlâq (sifat-sifat yang sesuai dengan
ini adalah sebagai “khalifah fi al-ardl” keterciptaan) manusia secara universal.

2
Untuk ini diungkapkan bahwa Allah s.w.t. adalah Nama (ism), Ada (wujud), Esa, Zat yang
Serba Sempurna. Di sini yang dipentingkan adalah pendalaman pemahaman tentang
keistimewaan Allah s.w.t.
3
Dalam ayat ini peristilahan “’abdun” (hamba) diwujudkan dalam bentuk fi’il mudlari’ (kata
kerja yang menunjukkan sedang berlangsung atau akan berlangsung). Karena berbentuk
kata kerja, kalau boleh ditafsirkan kemaknaannya, maka status “hamba” itu haruslah
fungsional. Artinya, pengakuan tentang sifat kehambaan itu tidak berhenti sekedar
“pengakuan”, melainkan harus sanggup menanggung resiko (konsekuensi) dari sifat
kehambaan itu di hadapan Allah s.w.t., (2) benar-benar menghayati sifat kehambaan itu di
hadapan Allah s.w.t.: dan (3) siap taat terhadap apa yang ditugaskan oleh Allah s.w.t. yaitu
melakukan ibadah.
4
Hal ini dapat dianalogikan dengan buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik tertentu
mengenai produknya. Manakala pembeli dan pemakai produk pabrik tersebut mengikuti

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 19


Fenomena “Nilai” dalam Kesadaran Potensi Alamiah yang dapat Digu-
Berakhlak Secara Fungsional nakan agar Mampu Menghayati dan
“Nilai” yang dikenal populer oleh Mengekspresikan Hidup Berakhlak
manusia paling tidak ada 3 (tiga), yaitu: Secara Fungsional
(1). benar versus salah (dalam bidang Potensi pertama, dapat membe-
falsafah dibahas dalam epistemologi); (2) dakan mana yang pantas dan yang tidak
baik versus buruk (dalam bidang falsafah pantas. Potensi ini perlu diubah menjadi
dibahas dalam etika); dan (3) indah energi yang berujung kesang-gupan dan
versus jelek (dalam bidang falsafah kesediaan untuk mengeks-presikan
dibahas dalam estetika). Nuansa al- dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Qur’an meliputi tiga nilai tersebut. Potensi pertama ini cenderung tetap
Hubungan ketiga titik ‘nilai’ di atas hanya menjadi potensi, sebab begitu kuat
yang ideal bagaikan hubungan tiga titik ‘limbah’ (faktor) eksternal yang secara
dalam sebuah segi tiga sama sisi. Dalam intensif melumuri pontensi tersebut.7
praktiknya memang ada perbedaan Rasa kepantasan memang sangat
konfiguratif dari ketiga titik ‘nilai’ tersebut. fenomenal. Rasa itu jelas ada dan
Barangkali yang tidak positif adalah penolakan atas dasar apapun juga akan
manakala terjadi proses-proses gugur dengan sendirinya, kalau benar-
atomisasi ketiga nilai tersebut.5 benar jujur lahir dan batin. Pada
Dari konteks nilai-nilai ini, ideal atau hakikatnya, rasa kepantasan itu
tidaknya akhlak seseorang adalah merupakan hasil-langsung dari
berbanding lurus dengan ideal-kurangnya fungsionalnya nilai benar-baik-indah
bentuk konfigurasi titik nilai di atas.6 yang bekerja pada diri seseorang dalam
konfigurasi nilai dalam bentuk segi tiga

secara tepat dan disiplin sesuai dengan buku petunjuk tersebut, maka akan dijamin
produsennya bahwa produk pabrik tersebut akan menjadi relatif lebih memuaskan
pemakaiannya dan lebih awet.
5
Gejala ini misalnya dalam dunia disiplin ilmu orang membedakan “benar-salah” adalah milik
sains; “baik-buruk” adalah milik agama; dan “indah-jelek” milik dunia seni. Mestinya, sains,
agama, dan seni harus terikat satu sama lain dalam bentuk segitiga sama sisi. Sekularisme,
nihilisme, relativisme, dsb. dapat dipahami lewat konfigurasi titik nilai yang atomistik itu.
6
Kalau digambarkan secara diagramatik akan terlihat sebagai berikut:
nBS
Yang ideal nBS
Misal yang kurang ideal

nIJ

nBB nIJ nBB


Keterangan: nBS: nilai Benar-Salah nBB: nilai Baik-Buruk nIJ: nilai Indah-Jelek
7
Misal terbaru (2003) adalah kasus “tari ngebor” si penyanyi Inul Daratista. Kalau mau benar-
benar jujur, goyang pantat (bokong) Inul, dari sudut kepantasan, jelas: tidak pantas. Sebab,

20 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


sama sisi. Sebab, bagaimanapun juga eksplisit, kalau perlu seolah-olah sampai
rasa kepantasan adalah sesuatu yang dapat diukur (sekalipun secara kualitatif
dianggap ideal (luhur). modelnya). Misalnya konsep akhlak yang
Potensi kedua, manusia dapat dilatih disebut “jujur” (amanah). Jujur atau
untuk menjadi kebiasaan. Ketika kejujuran yang fungsional indikatornya
manusia lahir, ada beberapa kenyataan antara lain: (1) kalau berbicara kepada
yang melingkupinya, yaitu: (1) belum atau siapa saja senantiasa cocok antara
tidak tahu (Q.s. an-Nahl, 16: 78); belum informasi/pernyataannya dengan fakta
atau tidak kuat (fisik dan termasuk psikis- informasi/pernyataan itu; (2) kalau
nya) (Q.s. ar-Rum, 30: 54). Kenyataan berjanji kepada siapa saja senantiasa
menunjukkan, setelah dilatih ternyata ditepati persis seperti isi janjinya; (3)
manusia menjadi mampu, tahu (bahkan kalau diberi kepercayaan apa saja (entah
sangat kaya pengetahuan) dan menjadi berupa pekerjaan atau tugas) senantiasa
kuat, baik fisik maupun psikisnya. dikerjakan sesuai dengan format
Pontensi sanggup dilatih ini sering kepercayaan yang harus dirampungkan
tidak mulus menjadi energi, apalagi itu; dan (4) konsisten mengatakan hal
berupa kesanggupan mengekspresikan yang “benar” sesuai fakta, data, dan bukti
siap secara teknis untuk dilatih tersebut. walaupun di tengah-tengah ancaman
Sebabnya, karena ada ekpresi kontras- hidup atau mati, dan konsisten menga-
nya yang lebih kuat, misalnya: kecen- takan hal “salah” kalau fakta, data, dan
derungan menunda dan rasa malas.8 bukti memang menunjukkan sesuatu itu
Cara-Cara Teknis agar Berhasil memang salah walaupun di tengah-tengah
Mengekspresikan Akhlak Secara ancaman hidup-atau-mati.9
Fungsional Kedua, rincian indikator yang telah
Pertama, perlu dirinci indikator dieksplisitkan itu lalu diuji berdasar tolok
konsep akhlak tertentu secara lebih ukur kepantasan (berdasar pengujian

paling tidak, goyang pantat semacam itu hanya pantas dilakukan seorang perempuan di
depan suaminya dan di tempat yang relevan pula. Namun, ada limbah (faktor) eksternal yang
dengan dalih “demi estetika”, “demi cari makan”, HAM (Hak Asasi Manusia)”, “demi
perjuangan gender” dan dalih-dalih yang lain, maka rasa kepantasan sebagai standar
pengukuran kesopanan menjadi tidak jalan, kalah dengan arus pengukuran kesopanan menjadi
tidak jalan, kalah dengan arus besar opini pasar yang berupa limbah (faktor) eksternal di atas.
Di sini potensi esensial berupa kepantasan yang bersifat universal kalah pamor dan kalah
kuat dengan limbah (faktor) eksternal-instrumental yang hanya bersifat partikular.
8
Dewasa ini telah banyak diterbitkan buku-buku tentang psikologi bekerja yang membahas
tentang cara-cara mengatasi kecenderungan menunda waktu/pekerjaan dan rasa malas ini.
Para wirausaha yang sukses, secara material maupun pengaruh, biasanya adalah mereka
yang dapat menghindarkan diri dari kesukaan menunda waktu/pekerjaan dan rasa malas ini.
9
Untuk menentukan indikator konsep akhlak tertentu itu perlu didasarkan pada : (1) penguasaan
makna yang tersurat dan tersirat dari teks yang menjadi sumbernya (utamanya kitab suci al-
Qur’an); (2) luasnya wawasan sebagai hasil pembacaan argumentasi, kemasyhuran dan

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 21


nilai “benar-baik-indah”). Jika setiap dipakai, yaitu as-Sunnah yang sahih.
butir indikator menunjukkan kepastian Dalam bahasa teknisnya: meneladani.
bernilai “benar-baik-indah”, maka rincian Pemikiran ulama, selama masih
indikator itu dapat dijadikan patokan. bersumber kepada al-Qur’an dan as-
Ketiga, setiap butir indikator yang Sunnah yang sahih, atau sekurang-
telah teruji tersebut lalu dilatihkan agar kurangnya tidak bertentangan langsung
nanti menjadi kebiasaan. Mula-mula atau tidak langsung terhadap kedua sum-
memang terasa “pahit” (karena kuatnya ber tersebut dapat saja dipakai untuk
dorongan “menunda” dan “malas” yang memperluas, memperdalam, memper-
menguasai batin), namun dilakukan jelas dan memperlancar pengembangan
perulangan secara teratur dan intensif; konseptual tentang akhlak dan
kepahitan akan berangsur-angsur hilang pengamalannya secara fungsional.
dan yang tersisa adalah: kebiasaan baru Dari hasil pemikiran ulama di atas
(seperti isi muatan apa yang dilatihkan). pada hakikatnya merupakan data
Keempat, dibuat faktor eksternal kesejarahan bagaimana umat yang iman
yang kondusif untuk menopang kebiasaan kepada al-Qur’an dan as-Sunnah
baru tersebut, misalnya berupa: (1) bergulat dengan kedua sumber otentik
koridor pergaulan berupa kelompok tersebut. Karena itu layak juga
yang sepandangan; 10 (2) koridor dipertimbangkan.
pranata sosial seperti kelompok Sementara itu, untuk menyusun klaster
pengajian; (3) koridor lembaga sosial dari konsep-konsep normatif akhlak yang
seperti pernikahan seagama, lembaga begitu banyak termuat dalam al-Qur’an
keagamaan (pesantren); dan (4) pranata dan as-Sunnah yang sahih tersebut
sosial normatif seperti fatwa ulama. sebenarnya tidak ada patokan yang baku.
Namun, sebagai gambaran, penyusunan
Sumber Konsep Normatif Akhlak klaster tersebut banyak dipengaruhi oleh
dan Masalah Penyusunan Klaster faktor-faktor: (1) penguasaan makna
Konsep-Konsep Itu yang tersurat dan tersirat dari kedua
Sumber konsep normatif akhlak jelas sumber (al-Qur’an dan as-Sunnah yang
al-Qur ’an. Kitab ini merupakan sahih); (2) keluasan wawasan penyusun
ensiklopedi konsep normatif umum. klaster.
Untuk memperjelas, memperluas dan Untuk memberikan ilustrasi konkrit
menjabarkannya, baik secara konsep- tentang peluang luas untuk menentukan
tual maupun praktis, sumber kedua juga sendiri model-model klaster dari

bobot keulamaannya, serta (kalau memungkinkan) pengakuan orang banyak atas kesalehan
hidupnya.
10
Dalam puji-pujian di langgar atau masjid-masjid di Jawa ada ungkapan, “wong kang soleh
kumpulana”, (terjemahan Indonesianya: bergaullah dengan orang-orang yang saleh).

22 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


konsep-konsep normatif akhlak tesebut, banyaknya kehidupan maksiat (berjudi,
di sini diberikan dua buah buku, yaitu: minum minuman keras, pelacuran,
a. Barmawie Umarie, Materi Akhlak. pencurian/pengutilan/penodongan/
Cet. VII. Solo: CV. Ramadhani.1998. perampokan/perampasan/pembegalan
186 halaman. pembajakan/plagiasi, narkotika/madat,
b. Yunahar Ilyas, H. Kuliah Akhlaq. pembunuhan /kekerasan/penganiayaan /
Cet. V Yogyakarta: Lembaga kanibalisme/pemerkosaan/terorisme/
Pengkajian dan Pengamalan Islam penindasan/invasi), tidak tegaknya hukum
(LPPI). 2002. 263 halaman. dengan seadil-adilnya, kolusi, korupsi,
Secara garis besar penyusunan klaster nepotisme, kapitalisme yang menye-
dalam buku-buku tersebut sebagai babkan kecemburuan sosial, tidak
berikut. Dalam buku Materi Akhlak, tanggap-sosial, moralitas kalah dengan
konsep-konsep normatif akhlak di uang dan sebagainya. Hal kedua yang
klaster menjadi: (1) al-akhlâqul mah- sering terdengar adalah: Mengapa
mûdah; (2) al-akhlâqul madzmûmah; Indonesia yang mayoritas muslim ini
(3) mahabbah; (4) adab-adab. belum berhasil mencerminkan keis-
Selajutnya, dalam buku Kuliah lamannya yang luhur?
Akhlak, konsep-konsep normatif akhlak Pertanyaan atau masalah-masalah di
diklaster menjadi : (1) akhlak terhadap atas lebih positif kalau dijawab dengan
Allah s.w.t.; (2) akhlak terhadap hal-hal berikut:
Rasulullah s.w.t.; (3) akhlak dalam 1. Kini sudah saatnya merumuskan
keluarga; (5) akhlak bermasyarakat; dan secara rinci dan operasional sampai
(6) akhlak bernegara. tingkat teknis tentang konsep-
konsep normatif akhlak, dibantu ilmu-
Sebuah Otokritik: Apa yang Seha- ilmu lain.11
rusnya Perlu Dilakukan pada Masa 2. Perbanyak bacaan-bacaan yang
yang akan Datang? berakhlak (dengan harga murah),
Sudah sering terdengar bahwa masih pengkajian dan praktik-praktik
ada kesenjangan besar antara ketinggian keagamaan dan terbuka untuk saling
konsep akhlak dengan bukti peng- mengkritik yang bersifat membangun.
amalannya di seluruh level masyarakat
muslim, khususnya di Indonesia. Kesan
*)
semacam itu didasarkan bukti dalam Narasumber utama artikel ini:
kehidupan sehari-hari berupa masih Mohammad Damami

11
Umpamanya Psikologi Kepribadian, Psikologi Anak-anak dan Remaja, Psikologi Sosial,
Psikologi Abnormal, Sosiologi Perkotaan, Patologi Sosial, Sosiologi Ilmu Pengetahuan,
Sosiologi Sastra dan sebagainya.

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 23


Tuntunan Akhlak

ADAB BERBICARA:
BERBICARA BAIK ATAU DIAM

“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka


janganlah menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya.
Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
maka berbicaralah yang baik atau diamlah” (HR Bukhari,
Muslim dan Ahmad)

Arti bicara antara lain pertimbangan mengolah informasi yang datang dari area
pikiran atau pendapat. Padanan kata wernicke (suatu area di otak yang
berbicara adalah berkata, bercakap, berperan dalam pemahaman informasi
berbahasa. Bicara dilakukan dengan penglihatan dan pendengaran) menjadi
menggunakan bahasa. Bahasa meru- pola yang terinci dan terkoordinasi untuk
pakan salah satu dasar hakiki intelegensia vokalisasi, lalu memproyeksikan pola
manusia dan merupakan bagian penting tersebut melalui area pengucapan kata
dari kebudayaan manusia. Berbicara ke korteks motorik (suatu area yang
merupakan cara mengkomunikasikan juga terletak di otak) yang mencetuskan
apa yang ada dalam pikiran seseorang gerakan bibir, lidah, kerongkongan yang
kepada orang lain dan menggambarkan tepat untuk menghasilkan suara.
apa yang ada dalam pikiran seseorang. Kualitas bicara seseorang sangat ber-
Pusat bicara terletak di area broca, gantung kepada: (1) memori (ingatan),
sebuah area yang terletak di otak bagian (2) bagaimana ia belajar, dan (3) apa yang
depan (lobus frontalis). Area broca ini dipelajari. Belajar merupakan proses

24 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Orang yang memiliki kebiasaan-kebiasaan baik, ia akan
menjadi orang baik. Kebiasaan belajar, membuat orang
pintar. Kebiasaan memberi menjadikannya dermawan.
Kebiasaan selalu bicara baik, menjadikannya orang yang
terpercaya.

mendapatkan informasi yang memung- Proses pemindahan dari memori


kinkan suatu hal terjadi. Mengingat tersurat (otak sadar) ke dalam memori
adalah mempertahankan dan menyimpan tersirat untuk amalan-amalan yang baik
informasi tersebut. memerlukan perjuangan berat dalam
Dari segi fisiologi, memori dibagi waktu cukup panjang. Ada ahli yang
menjadi bentuk tersurat dan tersirat. menyatakan, amalan tersebut harus
Memori tersurat berhubungan dengan dilakukan pengulangan sekurang-
kesadaran sehingga sering disebut sebagai kurangnya 90 hari berturut-turut. Mem-
otak sadar. Memori ini terdiri atas: (1) bangun kebiasaan baik ibarat orang
ingatan akan peristiwa (episodic mendorong mobil di tempat datar. Berat
memory), dan (2) ingatan akan kata- pada awalnya, tetapi bila telah mencapai
kata, peraturan-peraturan, bahasa, dan kecepatan tertentu yang diharapkan, lebih
lain-lain (semantic memory). Memori sulit menghentikannya dibandingkan
tersirat tidak berhubungan dengan menjaga kecepatannya. Begitulah karak-
kesadaran, disebut juga memori reflektif ter kebiasaan, lebih mudah memperta-
atau otak bawah sadar. Termasuk di sini hankan dibandingkan menghentikannya.
adalah kemahiran melakukan sesuatu dan Orang yang memiliki kebiasaan-
kebiasaan. kebiasaan baik ia akan menjadi orang
Kemahiran melakukan sesuatu dan baik. Kebiasaan belajar membuat orang
kebiasaan seseorang pada awalnya pintar. Kebiasaan memberi menjadi-
berada dalam memori tersurat. Kegiatan kannya dermawan. Kebiasaan selalu
mengendarai sepeda motor misalnya, pada bicara baik, menjadikannya orang
awal belajar dilakukan oleh memori terpercaya. Sebaliknya, kebiasaan-
tersurat, dan akan menjadi memori kebiasaan tidak baik, akan menjadikan
tersirat bila telah cukup mahir. Kegiatan seseorang menjadi tidak baik. Kebiasaan
seseorang melakukan shalat tahajud malas belajar, menjadikannya tetap
secara tidak rutin, dilakukan oleh memori bodoh. Kebiasaan sulit memberi,
tersurat (otak sadar), dan menjadi menjadikannya orang pelit. Kebiasaan
memori tersirat bila telah menjadi berbohong, menjadikannya pendusta dan
kebiasaan setiap malam. Kemahiran dan tidak disukai orang. Pendeknya, kita akan
kebiasaan biasanya sekali didapat akan menjadi “apa” bergantung dari
menjadi tidak disadari dan otomatis. kebiasaan-kebiasaan yang kita bangun.

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 25


Sebaliknya, kebiasaan-kebiasaan tidak baik akan
menjadikan seseorang menjadi tidak baik. Kebiasaan malas
belajar, menjadikannya tetap bodoh. Kebiasaan sulit
memberi, menjadikannya orang pelit. Kebiasaan berbohong
menjadikannya pendusta dan tidak disukai orang.

Pada awalnya kitalah yang membangun Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi
kebiasaan, tetapi selanjutnya kebiasa- Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda:
anlah yang akan membentuk kita. “Sesungguhnya seorang hamba yang
berbicara dengan kata-kata yang
diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa
berpikir panjang, Allah akan meng-
angkatnya beberapa derajat dengan
Rasulullah s.a.w. bersabda: kata-katanya itu. Dan seorang hamba
“Laksanakanlah oleh kalian amalan yang berbicara dengan kata-kata
semampu kalian, sesungguhnya yang dimurkai Allah tanpa berpikir
sebaik-baik amalan adalah yang panjang, Allah akan menjerumus-
dikerjakan terus menerus (menjadi kannya ke neraka Jahannam dengan
kebiasaan) meskipun sedikit” (HR. kata-katanya itu”.(HR Bukhari,
Ibnu Majah) Ahmad dan Malik).
Secara tersirat, hadits di atas Orang disebut baik kalau kebiasaan-
memotivasi kita untuk membangun kebiasaannya baik, termasuk dalam hal
kebiasaan sedikit demi sedikit. Dalam hal berbicara. Kebiasaannya berbicara baik
berbicara, Allah memberikan apresiasi sudah masuk ke dalam memori tersirat
yang sangat tinggi kepada orang-orang (otak bawah sadar), sehingga tanpa
yang mampu berbicara baik tanpa dipikir dipikir-pikir panjangpun, yang keluar dari
panjang lagi, sebagaimana tersebut dalam lisannya selalu baik. Keadaan ini
hadits: merupakan hasil dari proses pembinaan
diri jangka panjang. Allah sangat meng-
hargai perjuangan seseorang dalam
membiasakan berbicara baik –yang
tentunya diridhai-Nya– dengan senan-
tiasa meningkatkan derajatnya.
Sebaliknya, orang yang memiliki
kebiasaan berbicara buruk, misalnya su-
ka mencaci, mencela, mengutuk, ber-

26 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


ghibah, membicarakan aib sahabatnya, Sebaliknya, apabila seseorang banyak
dan berkata-kata kotor –kata-kata yang belajar dengan melihat, mendengar, dan
membuat murka Allah– ia telah melaku- merasakan hal-hal positif, tata nilai yang
kannya dengan kendali otak bawah terbentuk dan diyakininya juga akan
sadar. Keadaan seperti ini terjadi karena positif. Selanjutnya ia akan mudah
ia tidak berusaha menghentikannya dan berbicara dan bertindak positif.
selalu saja membiarkan keluar dari lisan- Hendaknya kita membiasakan diri dan
nya. Orang semacam ini telah keluarga kita melihat, mendengar, dan
mengabaikan perin-tah Allah dan Rasul- merasakan hal-hal yang positif.
Nya untuk berbicara baik. Pengabaian Bila di hadapan anda disajikan 2 jenis
yang berulang-ulang hingga membentuk makanan, yang satu berasal dari rumah
kebiasaan pada hakekatnya adalah makan terkenal sehat, bersih dan lezat
bentuk keingkaran yang telah terbiasa masakannya, sementara yang satunya
dilakukannya. Oleh karena itu, Allah berasal dari makanan sisa dari tempat
menjerumuskan orang semacam ini ke sampah, manakah yang akan anda pilih?
neraka Jahanam, dikarenakan kebiasaan Orang yang sehat akalnya pasti memilih
ingkarnya tersebut. yang pertama. Ia tahu konsekuensi makan
Apa yang dipelajari oleh seseorang makanan sisa dari tempat sampah dapat
melalui penglihatan dan pendengarannya. membuat badannya sakit. Sayang-nya,
membentuk tata nilai yang ia yakini. banyak yang memberikan makanan
Tatanilai tersebut membentuk prosedur kepada otaknya berupa informasi-
baku dalam otak yang berfungsi sebagai informasi “sampah” melalui penglihatan,
processor atas segala masukan informasi pendengaran dan perasaan hatinya.
penglihatan, pendengaran dan perasaan Allah Ta’ala berfirman:
hatinya. Keluaran dari processor tersebut
berupa kata-kata yang diucapkan,
ekspresi wajah, sikap dan tindakan.
Apabila seseorang banyak melihat,
mendengar dan merasakan sesuatu yang “Dan janganlah kamu mengikuti apa
negatif, maka yang masuk dalam yang kamu tidak mempunyai penge-
memorinya adalah hal-hal negatif. tata nilai tahuan tentangnya. Sesungguhnya
yang terbentuk dan diyakininya juga pendengaran, penglihatan dan hati,
menjadi negatif. Akibatnya ia akan mudah semuanya akan dimintai pertanggung-
bicara dan bertindak negatif. Hendaknya jawabannya” (Qs Al-Isra: 36)
tidak membiarkan diri dan keluarga kita Sebagaimana tersebut dalam Hadits
melihat dan mendengar hal-hal yang yang dikutip pada awal tulisan ini,
negatif secara langsung maupun melalui Rasulullah mempersyaratkan bagi
media seperti tv, radio, dunia maya, seseorang yang beriman kepada Allah
media cetak dan sebagainya. dan Hari Akhir untuk menjaga lisannya

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 27


agar ketika mengeluarkan hanya kata- Dengan mengatur bagaimana seharus-
kata yang baik. Apabila ada dorongan nya kita berbicara, secara tidak langsung
dari dalam dirinya untuk mengeluarkan kita membangun tata nilai yang kita yakini,
kata-kata yang tidak baik karena sesuatu dan mengatur masukan informasi apa
hal, misalnya sedang marah, dikecewa- yang kita berikan ke otak agar berfungsi
kan orang, didzalimi orang, atau sebab- positif.
sebab lainnya, ia harus menyimpannya Bagaimana bicara baik dan bicara
dalam hati dengan diam, meskipun untuk yang bagaimana yang harus kita hindari
itu ia harus berjuang keras. Itu semua bisa sehingga harus diam?
terjadi karena tata nilai yang tertanam Berbicara baik menurut Rasulullah
dalam memorinya melarangnya berkata- Muhammad s.a.w. adalah yang:
kata yang tidak baik dan hanya a. Diiringi dengan senyum;
membolehkan berbicara yang baik. b. Banyak disertai kalimah thayyibah;
Dengan mengetahui bagaimana c. Seperlunya;
proses seseorang memiliki kebiasaan d. Mendahulukan yang lebih tua;
berbicara, kita jadi lebih mudah mema- e. Perlahan-lahan;
hami konteks hadits Rasulullah, bahwa f. Merendahkan suara.
orang yang beriman hanya akan Yang harus kita hindari adalah:
bicara baik atau diam. a. Berbohong;
Rasulullah mengajarkan kita untuk b. Banyak bicara;
menjaga mulut, organ yang berfungsi c. Ghibah dan namimah;
mengkomunikasikan apa-apa yang ada d. Menceritakan apa saja yang didengar;
dalam pikiran kita. e. Berkata-kata kotor;
f. Suka berdebat;
g. Membuat pendengar tertawa dengan
sesuatu yang dusta;
h. Membuka aib saudara;
Rasulullah s.a.w. bersabda: i. Membuka rahasia yang anda diminta
“Barangsiapa yang dapat menjamin merahasiakan;
untukku lisan dan kemaluannya, Aku j. Suka memotong pembicaraan.
akan menjamin surga untuknya” (HR.
Ahmad)
*)
Narasumber utama artikel ini:
Agus Sukaca.

28 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tuntunan Ibadah

FALSAFAH, MAKNA
DAN PRINSIP IBADAH

A. Falsafah Ibadah: Kenapa Kita Allah terhadap segala sesuatu, Allah


(Harus) Beribadah? berfirman:
Seluruh makhluk yang ada di alam
semesta ini diciptakan dan dipelihara (ru-
bubiyyatullâh), dimiliki dan dikuasai se- Kepunyaan Allahlah segala yang ada
cara mutlak oleh Allah s.w.t. (mulkiy- di langit dan di bumi; dan kepada
yatullâh). Allahlah dikembalikan segala urusan.
Tentang penciptaan dan pemeliharaan (Q.s. Ali Imrân/3: 109)
tersebut, Allah s.w.t. berfirman: Sebagai milik Allah, maka –suka atau
tidak suka– semuanya pasti dikembalikan
dan berserah diri kepada Allah s.w.t.:

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu


Yang telah menciptakanmu dan orang- …kepada-Nya-lah berserah diri sia-pa
orang sebelummu, agar kamu ber- saja yang ada di langit dan di bumi,
takwa (Q.s. al-Baqarah/2: 21). baik dengan suka maupun terpaksa,
dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan (Q.s. Ali ‘Imrân/3: 83)

Sesungguhnya (agama tauhid) ini


adalah agama kamu semua; agama
yang satu dan Aku adalah Tuhan
(Pencipta & Pemelihara)-mu, maka Dan kepunyaan Allah-lah apa yang
sembahlah Aku (Q.s. al-Anbiyâ’/21: 92) ghaib di langit dan di bumi dan kepa-
Sebagai Yang Mencipta, tentu Dia-lah da-Nya-lah dikembalikan urusan-
yang paling tahu tentang apa yang terbaik urusan semuanya, maka sembahlah
dan apa yang terburuk bagi ciptaan-Nya. Dia, dan bertawakkal-lah kepada-
Tentang pemilikan dan penguasaan Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 29


lalai dari apa yang kamu kerjakan.” Apakah kalian mengira bahwa Kami
(QS. Hûd/11: 123) menciptakan kalian hanya sia-sia dan
mengira bahwa kalian tidak kembali
Sengaja Allah s.w.t. memilih kalimat kepada Kami?! (Q.s. al-Mu’minûn/23:
pasif: dikembalikan, karena memang 115)
semua persoalan, tanpa kecuali, pasti
Sengaja Allah merangkai dua perta-
akan dikembalikan atau dipaksa untuk
nyaan dalam satu ayat tentang tujuan
kembali kepada Allah Sang Pemilik dan
penciptaan manusia secara sempurna
Sang Penguasa (al-Malik). Atas dasar
oleh-Nya, dan tentang ke mana tempat
inilah sehingga tidak ada pilihan lain bagi
kembali terakhir kita kalau bukan
manusia kecuali berserah diri secara
kepada-Nya, dengan maksud mengajak
mutlak kepada Allah s.w.t. Dan atas dasar
kita untuk berpikir dan merenung tentang
ini pula, manusia tidak dibenarkan
tujuan penciptaan manusia. Tentu ada
memisahkan aktivitas hidupnya, sebagian
tujuan Allah untuk semua itu.
untuk Allah dan sebagiannya lagi untuk
Allah menciptakan manusia secara
yang lain. Semuanya harus total diper-
lengkap dengan berbagai kelebihan
sembahkan hanya kepada Allah s.w.t.:
dimaksudkan karena Allah akan mem-
berikan tugas mulia kepada manusia
yakni menjadi khalifah Allah di bumi (Q.s.
Katakanlah, sesungguhnya shalatku, al-Baqarah/2: 30) yang bertugas memak-
ibadahku, hidup dan matiku hanyalah murkan bumi ini (Q.s. Hûd/11: 61). Untuk
untuk Allah Pemelihara alam se- melaksanakan tugas kekhalifahan dengan
mesta.” (Q.s. al-An‘âm/6: 162) baik maka tidak bisa tidak kecuali harus
didasarkan pada semangat pengabdian
Selain itu, Allah menciptakan manusia
(ibadah) yang murni hanya karena Allah
sebagai makhluk yang paling sempurna
s.w.t. semata. Untuk itulah Allah SWT
(Q.s. al-Tîn/95: 4) dan paling dimuliakan
berfirman:
Allah dengan memberinya berbagai
kelebihan dibanding makhluk yang lain
(Q.s. al-Isra’/17: 70). Penciptaan dan Tidaklah aku menciptakan jin dan
pemuliaan Allah terhadap manusia manusia kecuali hanya untuk
dengan memberikan fasilitas yang lebih beribadah kepada-Ku (Q.s. adz-
berupa akal dan nurani tentunya bukan Dzariyat/51: 56; Lihat juga Q.s. al-
tanpa tujuan. Karena itu, Allah s.w.t. Bayyinah/98: 5).
memberikan pertanyaan reflektif kepada Dengan beribadah kepada Allah s.w.t.
manusia: maka manusia bisa menjadi manusia yang
bertakwa. Firman Allah s.w.t.:

30 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


“Hai manusia, sembahlah (beriba- misalnya: berdak-wah, melakukan
dahlah) kepada Tuhanmu yang telah amar ma‘ruf nahi munkar di
menciptakanmu dan orang-orang berbagai bidang, menuntut ilmu,
sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” bekerja, rekreasi dan lain-lain yang
(Q.s. al-Baqarah/2: 21). semuanya itu diniatkan semata-mata
karena Allah s.w.t dan ingin mende-
Hanya dengan bekal takwa, sese-
katkan diri kepada-Nya.
orang akan mampu memfungsikan dirinya
sebagai hamba Allah (‘abdullâh) dan
D. Prinsip Ibadah
khalifah Allah (khâlifatullâh) di muka
Supaya manusia bisa diterima amalan
bumi. Sehingga ia mampu menyelesaikan
ibadahnya oleh Allah s.w.t dan selamat
tugas kekhalifahannya dengan baik ketika
ketika dipanggil kembali untuk bertemu
di dunia untuk kemudian dipertanggung-
dengan-Nya, maka ada enam (6) prinsip
jawabkan kepada Allah s.w.t. di akhirat
ibadah yang dapat dijadikan sebagai
kelak.
pedoman dalam beribadah.Keenam
prinsip tersebut bisa diperas ke dalam
B. Makna Ibadah
satu prinsip utama yaitu: ibadah harus
Makna atau definisi ibadah menurut
sesuai dengan tuntunan. Allah s.w.t
Himpunan Putusan Tarjih adalah:
berfirman:

Mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.


dengan melaksanakan segala perin- Barangsiapa yang mengharapkan
tah-Nya dan menjauhi segala la- pertemuan dengan Tuhannya, maka
rangan-Nya serta mengamalkan apa hendaklah mengerjakan amal shalih
saja yang diperkenankan oleh-Nya dan ia jangan mempersekutukan
(Himpunan Putusan Tarjih, hlm. 276). seorang pun dalam beribadah kepada
Tuhannya(Qs.al-Kahfi/18: 110)
C. Pembagian Ibadah
Ditinjau dari segi ruang lingkupnya, Arti kata shâlih adalah baik karena
ibadah dibagi menjadi dua bagian, yaitu: sesuai. Seseorang dikatakan beramal
1. ‘Ibâdah khâshshah (ibadah khu- saleh bila dalam beribadah kepada Allah
sus), yaitu ibadah yang ketentuannya sesuai dengan cara yang disyari‘atkan
telah ditetapkan oleh nash, seperti: Allah melalui Nabi-Nya, bukan dengan
shalat, zakat, puasa, haji dan sema- cara yang dibuat oleh manusia sendiri.
camnya. Syarat ibadah yang dikatakan sesuai
2. ‘Ibâdah ‘âmmah (ibadah umum), dengan tuntunanAllah melalui Rasul-Nya
yaitu semua perbuatan baik yang adalah:
dilakukan dengan niat karena Allah 1. Dilakukan secara ikhlas yakni
s.w.t. semata. Sebagai contoh murni hanya menyembah kepada Allah
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 31
semata (Qs. al-Fâtihah/1: 5; an-Nisâ’/ pujian/penghargaan dari selain Allah),
4: 36; al-Bayyinah/98: 5; al-An’âm/ meskipun itu baik, maka tidak akan
6: 162) dan murni hanya karena punya nilai apa-apa di hadapan Allah,
mengharap ridha-Nya. bahkan bisa mendapatkan kecelakaan
Keikhlasan harus ada dalam seluruh (Qs. al-Mâ‘ûn/107: 4-7).
ibadah, karena keikhlasan inilah jiwa
dari ibadah. Tanpa keikhlasan, maka 2. Tata caranya harus sesuai
tidak mungkin ada ibadah yang tuntunan Allah dan Rasul-Nya
sesungguhnya. Beribadah secara Dalam hal shalat, Nabi Muhammad
ikhlas didasarkan pada firman Allah s.a.w. bersabda:
s.w.t.

Shalatlah kalian sebagaimana


kalian melihat Aku shalat (HR. al-
Katakanlah, sesungguhnya Bukhari, dari M alik bin al-Huwairits)
shalatku, ibadahku, hidup dan
Nabi Muhammad saw. telah meng-
matiku hanyalah untuk Allah
ajarkan tentang tata cara shalat secara
Pemelihara alam semesta.” (Qs. al-
lengkap melalui hadits-haditsnya yang
An‘âm/6: 162)
maqbûl, dari sejak niat yang tidak
Bahkan, ibadah yang tanpa disertai
dilafalkan, bagaimana gerakan dan
dengan keikhlasan maka tidak akan
bacaan shalat sejak takbir hingga
diterima oleh Allah s.w.t. Hal ini karena
salam, berapa jumlah raka‘at, kapan
Nabi s.a.w. pernah menyatakan
bahwa setiap perbuatan itu tergantung saja waktu-waktu shalat dan lain-lain.
pada niatnya (Muttafaq‘alayh). Dalam masalah ibadah mahdhah
Demikian pula hadits Nabi s.a.w. yang (khusus) yang sudah jelas ada
lain yang berbunyi: keterangan dari Allah dan Rasul-Nya,
tidak boleh ada hasil kreasi pemikiran
manusia yang boleh masuk di
Allah tidak menerima amalan dalamnya, kecuali menunggu perintah
kecuali dikerjakan dengan ikhlas atau tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
dan hanya mencari ridla-Nya (HR. Ketika seseorang melakukan shalat
Al-Nasâ`i) sebagai bagian dari ibadah mahdlah
tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan
Berdasarkan dalil di atas hanya ibadah Rasul-Nya, maka ada dua akibat yang
yang dilakukan secara ikhlas saja yang akan terjadi, yakni:
akan diterima oleh Allah s.w.t.
Pertama: Ibadahnya ditolak. Nabi
Sedangkan, ibadah yang dilakukan
saw bersabda:
secara tidak ikhlas, seperti karena
riya’ (baca: ingin dilihat dan mendapat

32 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Barangsiapa yang mengadakan Dalam redaksi an-Nasa’i: ... dan
sesuatu dalam perkara kami ini setiap yang sesat, di neraka.
yang tidak ada tuntunan (Islam) di Hadits ini dimaksudkan sebagai pe-
dalamnya maka ditolak (Muttafaq ringatan agar orang tidak mudah mela-
‘alayh). kukan penyimpangan (bid‘ah) dalam
Kedua: divonis bid’ah, sesat dan masalah ibadah mahdhah.
masuk neraka. Nabi Muhammad s.a.w. Itulah sebabnya para ulama menyusun
memperingatkan dengan sabdanya: sebuah kaidah ushul dalam hal ibadah:

Prinsip asal dalam masalah ibadah


Sesungguhnya sebaik-baik berita itu dilarang, kecuali terdapat dalil
adalah Kitabullah (al-Qur’an), dan dari Allah (al-Syâri’) yang men-
sebaik-baik bimbingan, adalah syari’atkannya.
bimbingan Muhammad, sedang
sejelek-jelek perkara adalah meng-
ada-ada padanya, dan setiap bid-
`ah (penyimpangan dengan meng- *)
Narasumber utama artikel ini:
ada-ada) adalah sesat (HR. Muslim, Syakir Jamaluddin
Ibn Majah, Ahmad dan Darimi).

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 33


Tuntunan Ibadah

TUNTUNAN IBADAH RAMADHAN

A. Persiapan

1. Dituntunkan agar setiap muslim dan muslimah mempersiapkan diri baik secara
lahir maupun batin, dan memperbanyak melakukan puasa sunah di bulan Sya‘ban.
Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari ‘Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: ... Saya tidak pernah melihat
Rasulullah s.a.w. berpuasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan. Juga saya
tidak pernah melihat Beliau banyak berpuasa kecuali di bulan Sya‘ban.
(Muttafaq ‘Alaih).
2. Melakukan pengkondisian Ramadhan pada bulan Sya‘ban di lingkungan
masyarakat, rumah dan masjid-masjid dengan memperbanyak informasi dan kajian
tentang Tuntunan Ibadah Ramadhan.
3. Mempersiapkan sarana dan prasarana kegiatan di bulan Ramadhan, seperti sound
system yang memadai, mempersiapkan dan membersihkan tempat dan air wudhu,
kotak-kotak infaq, peralatan ta‘jil dan lain-lain.
4. Kebersihan, baik di dalam masjid maupun di lingkungan sekitarnya.
5. Pengaturan shaf dan keamanan
6. Jadwal mu'adzin, imam, penceramah dan penjemputannya.
7. Mempersiapkan tempat shalat ‘Idul Fitri, Imam/Khatib dan penjemputannya.
8. Membentuk ‘Amil Zakat untuk memungut dan membagikannya serta
mempersiapkan peralatannya.

B. Tuntunan Shiyam

1. Pengertian Shiyam (Puasa)


a. Shiyam menurut bahasa: menahan diri dari sesuatu.
b. Shiyam menurut istilah: menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual

34 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


suami istri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam
matahari dengan niat karena Allah.
Dasar keharusan niat berpuasa karena Allah:
a. Firman Allah s.w.t. Q.s. al-Bayyinah 98: 5.
...
Terjemah: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus …”
b. Hadits Nabi Muhammad SAW:

“Dari Umar r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Semua


perbuatan ibadah harus dengan niat, dan setiap orang tergantung kepada
niatnya …” [Ditakhrijkan oleh al-Bukhariy, Kitab al-Iman].
c. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Hafshah Ummul Mu'minin r.a. (diriwayatkan bahwa) Nabi s.a.w.


bersabda: Barangsiapa tidak berniat puasa di malam hari sebelum fajar,
maka tidak sah puasanya [Ditakhrijkan oleh al-Khamsah, lihat ash-Shan‘aniy,
II, 153].

2. Jumlah Hari Shiyam (Puasa)


a. Shiyam dimulai pada tanggal 1 bulan Ramadhan dan diakhiri pada tanggal terakhir
bulan Ramadhan (29 hari atau 30 hari, tergantung pada kondisi bulan tersebut).
Untuk itu, maka harus mengetahui awal bulan Ramadhan.
b. Dasar keharusan mengetahui awal bulan Ramadhan:
1) Firman Allah s.w.t. Q.s. Yunus 10: 5;

Terjemah: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan


bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 35


perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu).
2) Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW


bersabda: Puasalah karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya,
apabila kamu terhalang penglihatanmu oleh awan, maka sempurnakanlah
bilangan bulan Sya’ban tiga puluh hari. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
3) Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

“Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Datanglah


seorang Badui kepada Nabi s.a.w. seraya katanya: “Saya telah melihat
hilal”. Beliau bersabda: “Maukah kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah?” Ia berkata: “Ya. Nabi s.a.w. bersabda: “Maukah kamu
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?” Ia berkata: “Ya”.
Bersabdalah Nabi s.a.w: Hai Bilal, umumkanlah kepada semua orang
supaya mereka besok berpuasa.” (HR. Ibnu Hibban, ad-Daruquthni, al-
Baihaqi dan al-Hakim).
4) Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Ibnu Umar r.a. dari Rasulullah s.a.w., (diriwayatkan bahwa) Beliau
bersabda: “Bila kamu melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan bila
kamu melihatnya maka berbukalah (berlebaranlah). Dan jika
penglihatanmu tertutup oleh awan maka kira-kirakanlah bulan itu” (HR.
asy-Syaikhani, an-Nasa'i dan Ibnu Majah].

36 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


C. Dasar Kewajiban Shiyam Ramadhan

1. Firman Allah s.w.t. Q.s. al-Baqarah 2: 183;

Terjemah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.”
2. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Abdullah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: ‘Rasulullah s.a.w.


bersabda: “Islam dibangun di atas lima dasar, yakni bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan melainkan Allah; mendirikan shalat; menunaikan zakat;
mengerjakan haji; dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” [HR al-Bukhari,
Muslim, at-Turmudzi, an-Nasa’i dan Ahmad, dan lafal ini adalah lafal Muslim].

Orang yang Diwajibkan dan yang Tidak Diwajibkan Berpuasa


1. Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan
Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan adalah semua muslimin dan muslimat
yang mukallaf. Dasarnya adalah hadits Abdullah di atas (huruf C).
2. Orang yang tidak diwajibkan berpuasa Ramadhan, dan wajib mengganti puasanya
di luar bulan Ramadhan adalah perempuan yang mengalami haidl dan nifas di
bulan Ramadlan. Para ulama telah sepakat bahwa hukum nifas dalam hal puasa
sama dengan haid.
Dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Rasulullah s.a.w. bersabda: “Bukankah wanita itu jika sedang haid, tidak
shalat dan tidak berpuasa? “Mereka menjawab: “Ya.” (HR. al-Bukhariy).

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 37


b. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

‘Aisyah r.a. berkata: “Kami pernah kedatangan hal itu [haid], maka kami
diperintahkan meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan meng-qadha
shalat. (HR. Muslim)
(Keterangan: Ketika mensyarah hadits ini, an-Nawawi menjelaskan, “ungkapan
‘… maka kami diperintahkan meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan meng-
qadha shalat adalah hukum yang telah disepakati. Kaum muslimin juga telah
ber’ijmak bahwa wanita sedang haid dan nifas tidak wajib shalat dan puasa, dan
tidak wajib meng-qadha shalat tetapi wajib meng-qadha puasa.)

E. Orang yang Diberi Keringanan dan Orang yang Boleh


Meninggalkan Puasa

1. Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa, dan wajib
mengganti (meng-qadha) puasanya di luar bulan Ramadhan:
a. Orang yang sakit biasa di bulan Ramadhan.
b. Orang yang sedang bepergian (musafir).
Dasarnya adalah:
1) Firman Allah s.w.t.

Terjemah: “Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain ...” (Qs. al-Baqarah
(2): 184).
2) Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:

Bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sungguh Allah Yang Maha Perkasa


dan Maha Mulia telah membebaskan puasa dan separuh shalat bagi orang
yang bepergian, dan membebaskan pula dari puasa orang hamil dan
orang yang menyusui” (HR. al-Khamsah).

38 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


2. Orang yang boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah 1 mud
(0,5 kg) atau lebih makanan pokok, untuk setiap hari.
a. Orang yang tidak mampu berpuasa, misalnya karena tua dan sebagainya.
b. Orang yang sakit menahun.
c. Perempuan hamil.
d. Perempuan yang menyusui.
Dasarnya adalah:
1) Firman Allah s.w.t.
...
Terjemah: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan
seorang miskin.” (Qs. al-Baqarah (2): 184).
2) Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sungguh Allah Yang Maha Perkasa


dan Maha Mulia telah membebaskan puasa dan separuh shalat bagi orang
yang bepergian, dan membebaskan pula dari puasa orang hamil dan
orang yang menyusui” (HR. al-Khamsah).

F. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa dan Sanksinya

1. Makan dan minum di siang hari pada bulan Ramadhan, puasanya batal dan wajib
menggantinya di luar bulan Ramadhan. Allah s.w.t. berfirman;

Terjemah: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar ...” Qs. al-Baqarah (2): 187).
2. Senggama suami-isteri di siang hari pada bulan Ramadhan; puasanya batal dan
wajib mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan, dan wajib membayar kifarah
berupa: memerdekakan seorang budak; kalau tidak mampu harus berpuasa 2
(dua) bulan berturut-turut; kalau tidak mampu harus memberi makan 60 orang
miskin, setiap orang 1 mud makanan pokok.

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 39


Dalam suatu hadits disebutkan sebagai berikut:

“Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Ketika kami


sedang duduk di hadapan Nabi s.a.w., tiba-tiba datanglah seorang laki-laki,
lalu berkata: Hai Rasulullah, celakah aku. Beliau berkata: Apa yang menim-
pamu? Ia berkata: Aku mengumpuli isteriku di bulan Ramadhan sedang aku
berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah s.a.w.: Apakah engkau dapat
menemukan budak yang engkau merdekakan? Ia menjawab: Tidak. Nabi
bersabda: Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut? Ia menjawab:
Tidak. Nabi bersabda: Mampukah engkau memberi makan enam puluh orang
miskin? Ia menjawab: Tidak. Abu Hurairah berkata: Orang itu berdiam di
hadapan Nabi s.a.w. Ketika kami dalam situasi yang demikian, ada seseorang
yang memberikan sekeranjang kurma (keranjang adalah takaran), Nabi s.a.w.
bertanya: Di mana orang yang bertanya tadi? Orang itu menyahut: Aku (di
sini). Maka bersabdalah Beliau: Ambillah ini dan sedekahkanlah. Ia berkata:
Apakah aku sedekahkan kepada orang yang lebih miskin daripada aku, hai
Rasulullah. Demi Allah, tidak ada di antara kedua benteng-kedua bukit hitam
kota Madinah ini keluarga yang lebih miskin daripada keluargaku. Maka
tertawalah Rasulullah s.a.w. hingga nampak gigi taringnya, kemudian
bersabda: Berikanlah makanan itu kepada keluargamu” (HR. al-Bukhariy).

G. Masalah Orang yang Lupa


Orang yang makan atau minum karena lupa di siang hari pada bulan Ramadhan,
dalam keadaan berpuasa, tidaklah batal puasanya, dan harus meneruskan puasanya
tanpa adanya sanksi apapun.
40 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
Dalam suatu hadits disebutkan sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah s.a.w.


bersabda: “Barangsiapa lupa sedang ia berpuasa, lalu makan dan minum,
maka sempurnakanlah puasanya, karena sesungguhnya Allahlah yang memberi
makan dan minum itu kepadanya” (HR. al-Jama‘ah).

H. Hal-Hal yang Harus Dijauhi Selama Berpuasa

1. Berkata atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti:
berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh,
mengganggu orang lain, berkelahi, dan segala perbuatan yang tercela menurut
ajaran Islam.
Dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.

Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah SAW


telah bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan
bohong dan suka mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu
orang itu meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. al-Khamsah).
b. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bersabda


Rasulullah s.a.w.: “Jika seseorang di antara kamu berpuasa, maka
janganlah berkata kotor pada hari itu dan janganlah berbuat gaduh.
Jika dimarahi oleh seseorang atau dimusuhinya, hendaklah ia berkata:
‘saya sedang berpuasa” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 41


2. Berkumur atau istinsyaq secara berlebihan.
Dasarnya adalah hadits Nabi s.a.w.:

“Dari Laqith bin Saburah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya


berkata: Hai Rasulullah terangkanlah kepadaku tentang wudlu. Rasulullah
saw bersabda: Ratakanlah air wudhu dan sela-selailah jari-jarimu, dan
keraskanlah dalam menghirup air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang
berpuasa” (HR. Al-Khamsah).

3. Mencium isteri di siang hari, jika tidak mampu menahan syahwat.


Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Pernah Rasulullah s.a.w.


mencium dan merangkul saya dalam keadaan berpuasa. Tetapi beliau
adalah orang yang paling mampu menahan nafsunya” (HR. al-Jama‘ah dan
an-Nasa'i).

I. Amalan-Amalan yang Dianjurkan Selama Berpuasa

1. Mengerjakan Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih).


Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

“Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah s.a.w.


menganjurkan (shalat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para sahabat),
tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan (shalat)
qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni
dosanya yang telah lalu.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].

42 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


2. Mengakhirkan makan di waktu sahur.
Dasarnya adalah hadits Nabi s.a.w.:

Dari Sahl Ibnu Sa‘ad r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya makan
sahur di keluarga saya, kemudian saya berangkat terburu-buru sehingga
saya mendapatkan sujud (pada shalat subuh) bersama Rasulullah s.a.w.
(HR al-Bukhari, dalam Kitab ash-Shiyam Bab Ta’khir as-Sahur).

Dari Abu Dzarr (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda:


Umatku senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan
berbuka dan menta’khirkan sahur (HR Ahmad).

3. Menyegerakan berbuka sebelum shalat Maghrib (ta‘jil).


Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

“Dari Sahl bin Sa‘ad (diriwayatkan bahwa) Rasulullah s.a.w. bersabda: Orang
akan selalu baik (sehat) apabila menyegerakan berbuka.” [Muttafaq ‘Alaih].

4. Berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa yang dituntunkan yang menunjukkan
kepada rasa syukur kepada Allah s.w.t. Misalnya do’a dzahabazh-zhama’u
wabtallatil ‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah, atau Allahumma laka shumtu
wa ‘ala rizqika afthartu.
Hal ini diterangkan dalam hadits-hadits berikut:

“Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Apabila Rasulullah


s.a.w. berbuka, Beliau berdoa: dahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa
tsabatil ajru insya Allah [Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan)
dan insya Allah mendapatkan pahala]” (HR. Abu Dawud).

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 43


5. Memperbanyak shadaqah dan mempelajari/membaca al-Qur'an.

“Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW


adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan, ketika
ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan
mengajaknya membaca dan mempelajari al-Qur'an. Ketika ditemui Jibril,
Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.”
[Muttafaq ‘Alaih].

6. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i‘tikaf di masjid, terutama pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan Rasulullah s.a.w.

“Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah s.a.w.


selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan.”
(Muttafaq ‘Alaih).

J. Tuntunan Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih)

1. Pengertian Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih).


Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih) ialah shalat sunnat malam pada bulan Ramadhan.
2. Waktu Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih) Adapun waktunya ialah sesudah shalat
‘Isya hingga fajar (sebelum datang waktu Shubuh), sebagaimana disebutkan dalam
hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

44 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Dari ‘Aisyah r.a. isteri Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Rasulullah
s.a.w. selalu mengerjakan shalat (malam) pada waktu antara selesai shalat
‘Isya, yang disebut orang ‘atamah hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat.”
(HR. Muslim).
3. Pelaksanaan Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih)
a. Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih) sebaiknya dikerjakan secara berjama‘ah, baik
di masjid, mushalla, ataupun di rumah dan dapat pula dikerjakan sendiri-sendiri.
Apabila dikerjakan secara berjama‘ah, maka harus diatur dengan baik dan
teratur, sehingga menimbulkan rasa khusyu‘ dan tenang serta khidmat; shaf
laki-laki dewasa di bagian depan, anak-anak di belakangnya, kemudian wanita
di shaf paling belakang. Kalau perlu dapat diberi tabir untuk menghindari saling
memandang antara laki-laki dan perempuan.
Dasarnya adalah:

1) Hadits riwayat al-Bukhariy (hadits mauquf):

Dari ‘Abdir-Rahman bin ‘Abdil-Qari, (diriwayatkan bahwa) ia berkata:


“Saya keluar bersama Umar ibnul-Khathab r.a. di suatu malam pada
bulan Ramadhan ke masjid, ketika itu manusia berkelompok-
kelompok terpisah-pisah, ada seorang laki-laki yang mengerjakan sha-
lat sendirian, ada pula seorang lakilaki yang sedang melakukan shalat
kemudian sekelompok orang mengikuti shalatnya, lalu berkatalah
Umar: Seandainya saya kumpulkan mereka untuk mengikuti yang
satu adalah lebih utama. Kemudian setelah memantapkan niatnya, ia
mengumpulkan mereka agar mengikuti Ubay bin Ka‘ab (sebagai
imamnya). Kemudian saya keluar bersama Umar pada malam yang
lain, dan manusia sedang mengerjakan shalat mengikuti shalat imam
mereka. Lalu berkatalah Umar: Alangkah baik bid‘ah ini …” (HR.
Al-Bukhariy).

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 45


2) Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Anas ibn Malik r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya men-
dirikan shalat di rumah saya bersama anak yatim di belakang Nabi
s.a.w., sedang ibuku, Ummu Sulaim di belakang kami” (HR. Al-
Bukhari).
b. Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih) dikerjakan dengan 4 raka‘at, 4 raka‘at tanpa
tasyahud awal, dan 3 raka‘at witir tanpa tasyahud awal, sebagaimana dijelaskan
dalam hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan bahwa) ketika ia ditanya mengenai shalat


Rasulullah s.a.w. di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab: “Nabi SAW tidak
pernah melakukan shalat sunnah di bulan Ramadhan dan bulan lainnya
lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau
tanya bagaimana bagus dan indahnya. kemudian beliau shalat lagi empat
rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya.
Kemudian beliau shalat tiga rakaat” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
c. Sebelum mengerjakan Qiyamul-Lail, disunnahkan mengerjakan shalat sunah
dua raka‘at ringan (Shalat Iftitah), sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi
Muhammad s.a.w.:

Dari Abu Hurairah dari Nabi s.a.w., (diriwayatkan bahwa) Beliau


bersabda: “Jika salah satu di antara kamu mengerjakan qiyamul-lail,
hendaklah ia membuka (mengerjakan) shalatnya dengan shalat dua
raka’at ringan” (HR. Muslim, Ahmad dan Abu Dawud).
d. Bacaan surat yang dibaca setelah membaca al-Fatihah pada 3 raka‘at shalat
witir, menurut Rasulullah s.a.w. adalah sebagai berikut: pada raka‘at pertama
membaca surat al-A‘la, pada raka‘at kedua membaca surat al-Kafirun dan
46 BERKALA TUNTUNAN ISLAM
pada raka‘at ketiga membaca surat al-Ikhlas. Dalam hadits Nabi disebutkan
sebagai berikut:

Dari Ubay bin Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bahwa Nabi


s.a.w. pada shalat witir pada raka’at yang pertama selalu membaca
Sabbihisma Rabbikal-A‘laa , dan pada raka’at yang kedua membaca
Qul Yaa Ayyuhal-Kaafiruun, dan pada raka’at yang ketiga membaca Qul
Huwallaahu Ahad .” [HR. an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah].
e. Setelah selesai 3 raka‘at shalat witir, disunatkan membaca doa dengan suara
nyaring: (Subhanal-Malikil-Quddus), dibaca 3 kali.
Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih.”
dan membaca: (Rabbul-Malaikati war-Ruuh)
Artinya: “Yang Menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril.”
Berdasarkan hadits:

“Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah


Rasulullah s.a.w. membaca Subhanal-Malikil-Qudds [Maha Suci Allah
Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih]” [HR AbDawd].

“Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah


Rasulullah s.a.w. melakukan witir dengan membaca Sabbihis—
marabbikal-a‘la, qul ya ayyuhalkafirun dan qul huwallahu ahad; dan
apabila selesai salam ia membaca Subhanal-Malikil-Quddus [Maha Suci
Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih] tiga kali dan menya-
ringkan suaranya dengan yang ketiga, serta mengucapkan
Rabbulmala’ikati war-ruh [Tuhan Malaikat dan ruh]” (HR ath-Thabarani,
di dalam al-Mu‘jam al-Ausath).
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 47
K. Tuntunan ‘Idul Fitri

1. Memperbanyak takbir pada malam Hari Raya ‘Idul Fitri, sejak matahari terbenam,
hingga esok, ketika shalat ‘Id dimulai.
Dasarnya adalah firman Allah s.a.w.;

Terjemah: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah


kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur” (Q.s. al-Baqarah (2): 185).
2. Sebelum berangkat ke tempat shalat, hendaklah memakai pakaian yang terbaik
yang dimilikinya, memakai wangi-wangian, makan secukupnya. Pada waktu
berangkat shalat hendaklah selalu membaca takbir. Dan pada waktu pulang hendaklah
mengambil jalan lain ketika berangkat. Semua kaum muslimin dan muslimat dianjurkan
mendatangi tempat shalat untuk mendengarkan khutbah. Para perempuan yang
sedang haid cukup mendengarkan khutbah, tidak mengerjakan shalat.
Dasar-dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

“Dari Anas r.a. (diriwayatkan bahwa) Rasulullah s.a.w. menyuruh kami


pada dua hari raya [Idul Fitri dan Idul Adlha] agar memakai pakaian
yang terbaik yang kami miliki, memakai wangi-wangian yang terbaik,
dan menyembelih binatang yang paling gemuk” (HR. Al-Hakim).
b. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

“Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah


s.a.w. apabila keluar ke tempat shalat dua Hari Raya, pulangnya selalu
mengambil jalan lain dari ketika Beliau keluar.” (HR. Ahmad dan Muslim).
c. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

48 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Dari ‘Ali r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Termasuk sunnah Nabi,
pergi ke tempat shalat ‘Id dengan berjalan kaki dan makan sedikit
sebelum keluar” (HR at-Tirmidzi).
d. Hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Ummu ‘Athiyyah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Rasulullah


s.a.w. memerintahkan kami supaya menyuruh mereka keluar pada hari
Idul Fitri dan Idul Adlha: yaitu semua gadis remaja, wanita sedang haid
dan perempuan pingitan. Adapun perempuan-perempuan sedang haid
supaya tidak memasuki lapangan tempat shalat, tetapi menyaksikan
kebaikan hari raya itu dan panggilan kaum muslimin. Aku bertanya:
Wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang kami yang tidak mempunyai
baju jilbab? Rasulullah menjawab: Hendaklah temannya meminjaminya
baju kurungnya” (HR. al-Jama‘ah).
3. Lafadz Takbir
Lafadz takbir untuk Hari Raya adalah:

Allahu akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha Illallaahu Allahu Akbar, Allahu akbar
walillahil- hamd
Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad s.a.w.:

Dari Salman (dilaporkan bahwa) ia berkata: “Bertakbirlah dengan: Allaahu


akbar, Allaahu akbar kabiiran. Dan dari Umar dan Ibnu Mas‘ud (dilaporkan):
Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu
akbar wa lillaahilhamd” (HR. ‘Abdur-Razzaq, dengan sanad shahih).
4. Zakat Fitri
Zakat fitri diwajibkan kepada setiap orang muslim/muslimat, tua, muda dan anak
kecil yang pada menjelang Hari Raya mempunyai kelebihan makanan pokok.

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 49


Zakat fitri berupa makanan pokok sebanyak 1 sha‘ (± 2,5 kg). Zakat fitri ditunaikan
pada akhir Ramadhan, dan selambat-lambatnya sebelum shalat ‘Id dilaksanakan.
Apabila zakat tersebut ditunaikan sesudah shalat ‘Id, maka berubah menjadi
shadaqah biasa. Sebaiknya zakat fitri dikumpulkan pada Panitia Zakat (Amil
Zakat), agar dapat dibagikan secara merata dan teratur.
Adapun tujuan zakat fitri ialah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari
dosadosanya, karena ketika berpuasa, baik sengaja maupun tidak sengaja, telah
melakukan hal-hal yang dilarang oleh syari‘ah, dan juga untuk menyantuni para
fakir miskin.
Dalam hadits Nabi s.a.w. disebutkan sebagai berikut:

Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Rasulullah s.a.w.


telah mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan diri orang yang berpuasa
dari perkataan yang sia-sia dan kotor serta untuk memberi makan kepada
orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat ‘Id,
maka itu adalah zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya
sesudah shalat ‘Id, maka itu hanyalah sekedar sedekah” (HR. Abu Dawud,
Ibnu Majah).

Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) Rasulullah s.a.w. telah
mewajibkan zakat fitri pada bulan Ramadhan atas setiap jiwa orang Muslim,
baik merdeka ataupun budak, laki-laki ataupun perempuan, kecil ataupun
besar, sebanyak satu sha' kurma atau gandum” (HR. Muslim).
5. Shalat dan Khutbah ‘Idul Fitri
a. Shalat ‘Idul Fitri dikerjakan secara berjama‘ah di tanah lapang. Jumlah raka’at
shalat ‘Idul Fitri adalah dua raka’at, dengan tujuh kali takbir setelah takbiratul
ihram pada raka’at pertama, dan lima kali takbir pada raka’at kedua.

50 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Dasar-dasarnya adalah:

Dari Abu Sa‘id al-Khudri (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Nabi


Muhammad s.a.w. selalu keluar pada hari Idul Fitri dan hari Idul Adlha
menuju lapangan, lalu hal pertama yang ia lakukan adalah shalat ...”
(HR. al-Bukhari).

Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan) bahwasanya Rasulullah s.a.w. pada hari


Idul Adlha atau Idul Fitri keluar, lalu shalat dua rakaat, dan tidak
mengerjakan shalat apapun sebelum maupun sesudahnya. (Ditakhrijkan
oleh tujuh ahli hadits).

“Dari Aisyah (diriwayatkan bahwa) Rasulullah s.a.w. pada shalat dua


hari raya bertakbir tujuh kali dan lima kali sebelum membaca (al-Fatihah
dan surat). [HR Ahmad].
b. Khutbah ‘Idul Fitri dikerjakan satu kali sesudah melaksanakan shalat Idul Fitri,
dimulai dengan bacaan hamdalah.
Dasarnya adalah:

Dari Abu Sa‘id al-Khudri (diriwayatkan bahwa) ia berkata: “Rasulullah


s.a.w. keluar pada Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adlha menuju lapangan
tempat shalat, maka hal pertama yang dia lakukan adalah shalat, kemu-
dian manakala selesai Beliau berdiri menghadap orang banyak yang tetap
BERKALA TUNTUNAN ISLAM 51
duduk dalam saf-saf mereka, lalu Nabi s.a.w. menyampaikan nasihat
dan pesan-pesan dan perintah kepada mereka; lalu jika Beliau hendak
memberangkatkan angkatan perang atau hendak memerintahkan sesuatu
Beliau laksanakan, kemudia Beliau pulang. (HR. Muttafaq ‘Alaih).

“Dari Jabir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya menghadiri shalat


pada suatu hari raya bersama Rasulullah s.a.w: sebelum khutbah, Beliau
memulai dengan shalat tanpa adzan dan tanpa qamat. Lalu, manakala
selesai shalat, Beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia
bertahmid dan memuji Allah, menyampaikan nasihat dan peringatan
untuk jamaah, serta mendorong mereka supaya patuh kepada-Nya ...
(HR. an-Nasa’i).

*)
Tuntunan ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Di dalam jejaring internet, tulisan ini bisa diunduh dari http://eprints.umm.ac.id/13061/

52 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Tuntunan Muamalah

KEPEMILIKAN HARTA
DALAM ISLAM

Hukum Islam memandang harta harus disalurkan kepada bidang produk-


mempunyai nilai yang sangat strategis. Hal tif, sehingga ada kerjasama antara agh-
ini disebabkan karena harta merupakan alat niya’ dengan golongan ekonomi lemah.
dan sarana untuk memperoleh berbagai Dengan modalnya, kaum aghniya’ dapat
manfaat dan mencapai kesejahteraan hidup memberi lapangan kerja kepada go-
manusia sepanjang waktu. longan ekonomi lemah.
Hubungan manusia dengan harta Firman Allah Q.s. al-Hasyr, 59: 7.
sangat erat. Demikian eratnya hubungan
tersebut sehingga naluri manusia untuk
memilikinya menjadi satu dengan naluri
mempertahankan hidup manusia itu
sendiri. Justru, harta termasuk salah satu
hal penting dalam kehidupan manusia.
Sebab, harta termasuk unsur lima asas
yang wajib dilindungi bagi setiap manusia
(al-dharuriyyat al-khamsah) yaitu jiwa,
akal, agama, harta dan keturunan.
Dalam al-Qur’an terdapat 82 kata Terjemah:
harta (al-mal, amwalukum, amwa- Apa saja harta rampasan (fai) yang
lahum, malukum). Dalam ayat-ayat diberikan Allah kepada Rasul-Nya
tentang harta itu menunjukkan bahwa (dari harta benda) yang berasal dari
harta benda itu meskipun milik/dimiliki penduduk kota-kota Makkah adalah
perseorangan tetapi berfungsi sosial. untuk Allah, untuk rasul, kaum kera-
bat, anak-anak yatim, orang-orang
Syarat Kepemilikan miskin dan orang-orang yang dalam
Yang harus diperhatikan dalam hal perjalanan, supaya harta itu jangan
kepemilikan harta adalah: beredar di antara orang-orang Kaya
a. Distributif saja di antara kamu. Apa yang
Jangan sampai kepemilikan harta diberikan Rasul kepadamu, maka
terkonsentrasi di tangan aghniya’. Harta terimalah. Dan apa yang dilarangnya

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 53


bagimu, maka tinggalkanlah. Dan dapat menampung dan menjalankan
bertakwalah kepada Allah. Sesung- produktivitas dan efektivitas ekonomi dan
guhnya Allah amat keras hukuman- menghindari terjadinya penimbunan harta.
nya. Firman Allah Q.s. al-Taubah, 9: 34.

b. Berkembang
Harta itu dirasakan oleh orang banyak
sehingga pemilik harta menjauhi sifat
tamak dan kikir, serta menggunakan
hartanya untuk kepentingan sosial seperti
infak, zakat dan shadaqah.
Firman Allah Q.s. Ali Imran, 3: 180

Terjemah:
Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-
rahib Nasrani benar-benar memakan
harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manu-
Terjemah: sia) dari jalan Allah. dan orang-orang
Sekali-kali janganlah orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
yang bakhil dengan harta yang Allah tidak menafkahkannya pada jalan
berikan kepada mereka dari karunia- Allah, maka beritahukanlah kepada
Nya menyangka bahwa kebakhilan itu mereka, (bahwa mereka akan menda-
baik bagi mereka. Sebenarnya, keba- pat) siksa yang pedih.
khilan itu adalah buruk bagi mereka.
Harta yang mereka bakhilkan itu Karakteristik Harta
akan dikalungkan kelak di lehernya di Secara umum, karakteristik harta
hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah dalam Islam adalah sebagai berikut.
segala warisan (yang ada) di langit a. Ilahiyah
dan di bumi. Dan Allah mengetahui Titik berangkat kita dalam kepemi-
apa yang kamu kerjakan. likan maupun pengembangan harta kita
adalah dari Allah. Tujuannya adalah men-
c. Efektif cari ridha Allah dan cara caranya juga
Sebagai modal, harta harus berperan tidak bertentangan dengan syari’at-Nya.
dalam berbagai lapangan produktif yang Kegiatan produksi, konsumsi, penukaran
akhirnya akan tersalur dalam berbagai dan distribusi diikatkan pada prinsip
lapangan usaha secara distributif yang Ilahiyah dan tujuan Ilahi. Seorang Muslim

54 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


melakukan kegiatan produksi, disamping
memenuhi hajat hidupnya, keluarga dan
masyarakatnya juga karena melaksa-
nakan perintah Allah.
Firman Allah Q.s. al-Mulk, 67:15.
Terjemah:
Hai anak Adam, pakailah pakaian-mu
yang indah di setiap (memasuki) mas-
jid, makan dan minumlah, dan ja-
nganlah berlebih-lebihan. Sesung-
Terjemah: guhnya Allah tidak menyukai orang-
Dialah yang menjadikan bumi itu orang yang berlebih-lebihan.
mudah bagi kamu, maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah Keterangan: ayat ini memerintahkan
sebahagian dari rezeki-Nya. Dan ha- untuk memakai pakaian yang indah tiap
nya kepada-Nya-lah kamu (kembali akan mengerjakan sembahyang atau
setelah) dibangkitkan. thawaf keliling ka’bah atau ibadah-ibadah
yang lain. Namun demikian, janganlah
Ketika seorang muslim mengkonsumsi meampaui batas yang dibutuhkan oleh
dan memakan dari sebaik-baiknya rizki tubuh dan jangan pula melampaui batas-
dan yang halal, ia merasa sedang melak- batas makanan yang dihalalkan.
sanakan perintah Allah.
Firman Allah Q.s. al-Baqarah, 2:168. Ketika melakukan usaha, ia tidak
akan berusaha dengan sesuatu yang
haram, tidak akan melakukan kegiatan
riba dan menimbun barang, tidak akan
berlaku dhalim, tidak akan menipu,
mencuri, korupsi, kolusi dan tidak akan
pula melakukan praktik suap menyuap.
Terjemah:
Firman Allah Q.s. al-Baqarah, 2:188.
Hai sekalian manusia, makanlah yang
halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu meng-
ikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.
Ia menikmatinya dalam batas kewa- Terjemah:
jaran dan bersahaja, sebagai bukti Dan janganlah sebahagian kamu
ketundukannya kepada perintah Allah. memakan harta sebahagian yang lain
Firman Allah Q.s. al-A’raf, 7 :31. di antara kamu dengan jalan yang

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 55


bathil dan (janganlah) kamu mem- c. Kemanusiaan
bawa (urusan) harta itu kepada hakim, Ekonomi Islam adalah ekonomi ke-
supaya kamu dapat memakan manusiaan. Artinya, ekonomi yang me-
sebahagian daripada harta benda mungkinkan manusia memenuhi kebu-
orang lain itu dengan (jalan berbuat) tuhan hidup, baik yang bersifat keben-
dosa, padahal kamu mengetahui. daan maupun kejiwaan. Manusia meru-
Ketika memiliki harta, seorang muslim pakan tujuan antara, kegiatan ekonomi
tidak akan menahannya karena kikir, dalam Islam, sekaligus merupakan
tidak akan membelanjakannya secara sarana dan pelakunya dengan meman-
boros. Ia merasa bahwa hartanya itu milik faatkan ilmu yang telah diajarkan oleh
Allah dan amanah Allah untuk diman- Allah kepadanya dan anugerah serta
faatkan sesuai dengan ketentuan-Nya kemampuan yang diberikan-Nya.
dan dikeluarkan zakatnya. Di antara kegiatan yang menonjol
Dalam pandangan Islam harta bukan- dalam segala aktivitas yang diperintahkan
lah tujuan, melainkan semata-mata sarana ajaran Islam adalah keadilan, persauda-
untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi raan, saling mencinta, saling membantu,
dan sarana penunjang bagi realisasi dan tolong-menolong. Karena harta bu-
akidah dan syariat-Nya. kan hanya berkembang dikelompok
orang kaya saja.
b. Akhlaq Firman Allah Q.s. al-Hasyr, 59: 7.
Kesatuan antara kegiatan ekonomi
dengan akhlak ini semakin jelas pada
setiap langkah. Akhlak adalah bingkai
bagi setiap aktivitas ekonomi.
Jack Aster, pakar ekonomi Perancis,
menyatakan bahwa Islam adalah sistem
hidup yang aplikatif dan secara bersa-
maan mengandung nilai-nilai akhlaq yang
tinggi.
Yusuf Qardhawi menyatakan bahwa
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang
Terjemah:
mengambil kekuatan dari wahyu al-
Apa saja harta rampasan (fai) yang
Qur’an, dan karena itu pasti berakhlak.
diberikan Allah kepada Rasul-Nya
Akhlak memberikan makna baru terha-
(dari harta benda) yang berasal dari
dap konsep nilai dan mampu mengisi
penduduk kota-kota Makkah adalah
kekosongan pikiran yang nyaris muncul
untuk Allah, untuk rasul, kaum kera-
akibat era industrialisasi.
bat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam

56 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


perjalanan, supaya harta itu jangan berhak menerima (dhuafa’ dan masa-
beredar di antara orang-orang kaya kin) maupun untuk kegiatan fi sabilillah.
saja di antara kamu. Apa yang diberi- Beberapa ketentuan Allah yang tidak
kan Rasul kepadamu, maka terimalah. diperbolehkan/diharamkan dalam men-
Dan apa yang dilarangnya bagimu, cari harta, diantaranya adalah:
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah a. Adanya Riba, karena hal ini meru-
kepada Allah. Sesung-guhnya Allah pakan larangan Allah.
sangat keras hukuman-nya. b. Maisir/perjudian untung-untungan.
Adanya kesadaran bahwa pada c. Ketidakadilan, hanya menguntung-
setiap harta yang manusia miliki terdapat kan salah satu pihak dan merugikan
hak orang lain. pihak lain.
Firman Allah Q.s.70: 24-25. d. Gharar, ketidakpastian yang me-
ngandung unsur jahalah (pembo-
dohan), mukhatarah (spekulasi),
qumaar (pertaruhan)
e. Ghasiy, kecurangan.
Terjemah: f. Menyalahi hukum Islam, misalnya
Dan orang-orang yang dalam harta- hukum waris.
nya tersedia bagian tertentu. Bagi
orang (miskin) yang meminta dan
orang yang tidak mempunyai apa-apa
(yang tidak mau meminta).
Kesadaran ini tercermin dalam
pelaksanaan zakat, infak, sadaqah yang *)
Narasumber utama artikel ini:
dikeluarkan untuk diberikan kepada yang Widjdan Al Arifin

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 57


Suplemen
DINAMIKA

PENGAJIAN AHAD PAGI PAY MAGETAN

Pengajian Ahad Pagi (PAP) di sini


memang ajeg menghadirkan penceramah
dari “luar” dan diselenggarakan tiap bulan
Naskah & foto: Farid B. Siswantoro
dua kali . Ahad mendatang giliran utusan
Lepas pukul 5 pagi, beberapa dari PWM di Surabaya yang memberi
anak panti menata kursi plastik ceramah. Setiap kali digelar, PAP ini
putih di halaman masjid. Puluhan
menghadirkan tidak kurang dari 1.000 orang
kursi sementara ditumpuk di
pinggir, sampai nanti jamaah yang hadirin. Konon pengajian awal Juli itu dihadiri
lain hadir dan memerlukannya. lebih sedikit hadirin ketimbang biasanya.
Pengajian Ahad Pagi di kompleks Padahal kendaraan yang diparkir di
Panti Asuhan Muhammadiyah sepanjang jalan itu memanjang tidak kurang
Magetan dimulai tepat pukul 06.00 400 meter. Terlebih untuk penceramah
WIB. Hari itu, 3 Juli 2011, favorit dari Surabaya, biasanya jumlah
penceramahnya dari Majelis Tabligh
jama’ahnya melampaui angka 2.000 orang.
PP Muhammadiyah, Drs. Mahli
Zainuddin Tago, M.Si., Menariknya, tidak semua jamaah
membawakan topik Relevansi merupakan anggota Muhammadiyah.
Peristiwa Isra Mi’raj untuk zaman Tidak sedikit yang berasal dari kelompok-
kita ini. kelompok Islam yang dikenal sebagai

58 BERKALA TUNTUNAN ISLAM


Jama’ah pengajian kemudian dikembangkan dengan mengundang
RT dan RW di sekitar Panti ini. Kiat mengundang pun dibuat efisien.
Dalam undangan itu kami sebutkan ‘berlaku untuk seterusnya’
supaya tidak mengulang kerja; sementara kami fokus kepada
orang baru yang belum pernah diundang.

tradisionalis. Tidak sedikit pula yang Rekan seprofesi Karno, Iskandar (53)
merasa “belum terlalu mendalam mema- mengiyakan soal diperolehnya pencerahan
hami Islam”. Mukar (+ 47), dari Desa dari PAP. Guru di SD Ringinagung II ini
Cepoko, misalnya. Ia mengaku baru bahkan sudah rutin hadir dalam PAP se-
sebulan ini rajin hadir di PAP. Ia merasa menjak awal diadakan. “Saya selalu mem-
memperoleh semacam hidayah. “Soalnya, peroleh pengetahuan baru dari sini,”
istri saya sudah bertahun-tahun mengikuti ujarnya menegaskan.
pengajian ini.” Tetapi selama itu dia hanya
mengantar sang istri, ditinggal pergi untuk Merawat Donatur
satu dua urusan, dan satu jam kemudian Ketika mulai mengadakan pengajian
kembali menjemputnya pulang. itu 15 tahun yang lalu, para pengurus
Dia merasa pengajian ini sangat pas Panti Asuhan Muhammadiyah mungkin
bobotnya. “Materinya cukupan, tidak tidak mengira bahwa pengajiannya akan
terlalu berat, tetapi juga tidak terlalu ringan seme-riah saat ini. Mereka, yang dimo-
yang banyak guyonnya,” tutur warga Pa- tori antara lain oleh Hawari, Ahmad
nekan, kecamatan di sisi barat laut Ma- Sedyo Utomo, dan Chanan —dan
getan itu kepada Tuntunan. sejumlah nama lain yang tidak tercatat
Lain lagi dengan Karno (72), pen- oleh Tuntunan— waktu itu tampaknya
siunan guru, yang sudah lebih 10 tahun tidak berharap terlalu “muluk”. Tujuan
rutin menghadiri pengajian ini bersama- semulanya adalah untuk ‘merawat’
sama teman sedusunnya dari Ngariboyo, 250-an orang donatur panti, agar terbina
kecamatan di selatan kota Magetan. Ia dan terjalin komunikasi dari dan dengan
juga belum terdaftar sebagai anggota panti. Dengan demikian, panti asuhan
Muhammadiyah, namun merasa betapa yang berdiri sejak 7 Februari 1963 itu
PAP di Jl. Salak itu “merupakan tuntunan memiliki kedekatan dengan para donatur,
dan pencerahan bagi saya”. Kegemaran- yang selain membuka akses perhatian
nya membaca, tuturnya, membuat selalu juga menjaga pertanggungjawaban.
nyambung dengan materi yang diberikan “Jamaah pengajian kemudian dikem-
para penceramah. Di rumahnya, di Dusun bangkan dengan mengundang RT dan RW
Banyudono-Ngrini, al-Quran terjemah di sekitar Panti ini,” cerita Hawari (54).
Mahmud Yunus juga menjadi bacaan Kiat mengundang pun dibuat efisien juga.
favorit yang akan dibukanya lagi setelah “Dalam undangan itu kami sebutkan ‘ber-
pengajian ini usai. laku untuk seterusnya’ supaya tidak

BERKALA TUNTUNAN ISLAM 59


itu tidak jadi dipakai untuk sekolah,
meskipun hingga kini selalu terbuka
dimanfaatkan untuk keperluan umat. Di
gedung yang berjarak 50-an meter dari
panti itu pula para tamu (penceramah) dari
jauh diinapkan atau diberi tempat transit.
Lika-liku dan jalan berkelok sudah tentu
dialami oleh kegiatan PAP yang jamaah-
Ahmad Sedyo Utomo dan Hawari,
di antara tokoh perintis nya berkembang kian besar, antara 1.000
sampai lebih 2.000 orang. Pada tanggal 3
mengulang kerja; sementara kami fokus Juli itu infak hadirin mendekati angka
kepada orang baru yang belum pernah Rp1,5 juta. Perbedaan pendapat di ka-
diundang”, ujar pria yang berasal dari langan para stakeholders tentu terjadi,
Gantiwarno Klaten yang kini menjadi karena PAP melibatkan beberapa unsur,
Hakim Agama di Kupang, NTT. yakni panti dengan sistem pengelolaannya,
Setelah setahun PAP berjalan baik dan pengurus Muhammadiyah (PDM Ma-
bisa dipastikan keutuhan jama’ahnya, maka getan) dan pengurus PAP sendiri. “Segi-
peralatan dan perangkat pengajian pun tiga PAP” itu pastilah memiliki dinamika
dicukupi. Kursi-kursi dibeli, sound system sendiri, karena masing-masing memiliki
diperbarui. Penceramahnya dicari lebih perspektif yang tidak selalu sama dengan
berkualitas, termasuk mengundang PP yang lain.
Muhammadiyah dan PWM Jawa Timur. Namun, rupanya harmoni di antara
Dulu, pengajian ini juga disiarkan lewat ketiga stakeholder tadi perlahan terben-
Radio Bagaskara, Magetan. “Ceramah itu tuk sehingga PAP berlanjut hingga tahun
direkam, kemudian disiarkan sesuai kebu- ke-15 saat ini. Segera terlihat, harmoni
tuhan melalui radio kita itu,” sambung dan keberlanjutan itu terletak pada dataran
Hawari. Itulah yang ikut menyebarkan pemikiran yang sama: pengajian sebagai
syiar pengajian ke seluruh kabupaten wahana komunikasi dan pembinaan umat
seluas 675 km2 itu, tentu sejauh kemam- harus terus berlangsung —dan kalau
puan pemancar radio Bagaskara yang mungkin ditingkatkan. Sampai titik itu
ironisnya hingga kini masih belum mempe- perbedaan pendapat yang dulu muncul,
roleh izin resmi. misalnya soal kesulitan cari pinjaman dana
Melihat semakin membesarnya jumlah untuk pembelian alat atau siapa saja
jama’ah membuat Ahmad Sedyo Utomo, nama-nama penanggung jawab, menjadi
seorang dermawan yang berprofesi seba- tidak penting lagi.
gai pemborong dan cukup ternama di Kini, Pengajian Ahad Pagi di PAY Mu-
Magetan membangun gedung yang se- hammadiyah Magetan itu selalu berlang-
mula direncanakannya untuk SD Muham- sung rutin, berkualitas dan dihadiri jama’ah
madiyah. Karena satu dan lain hal, gedung dalam jumlah yang “membesarkan hati”.::

60 BERKALA TUNTUNAN ISLAM

Anda mungkin juga menyukai