Oleh kelompok 81
I. Pendahuluan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh
masyarakat Indonesia. Dalam bahasa indonesia dikenal kaidah bahasa yang baik dan benar.
Bahasa yang baik lebih menekankan pada pemilihan, sedangkan bahasa yang benar adalah
memilih kata yang baik serta menggunakan kaidah yang telah disempurnakan. Bahasa yang
berupa tulisan merupakan penerapan bahasa yang baik dan benar terutama untuk tulisan
ilmiah. Sering kita dengar bahwa menulis lebih sulit daripada berkata langsung. Selain
pemilihan kata yang sesuai dengan kondisi, penggunaannya harus sesuai dengan ejaan yang
telah disempurnakan. 2
1
Ahmad Fauzan , baskara dwi Danar
2
Yurika Diana Fitri, Peranan Bahasa Indonesi di Bidang Perpajakan, (Malang, UB Press, 2012), hlm. 1.
3
PENGERTIAN EJAAAN (http://www.makalahkuliah.com/2012/05/pengertian-ejaan-bahasa-indonesia-
yang.html)
sehingga tidak rancu dalam menulis karya tulis ilmiah dalam bidang bahasa Indonesia
maupun perpajakan.
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara penulisan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar
khususnya d bidang perpajakan?
2. Mengapa harus menggunakan penulisan ejaan d bidang perpajakan
3. Apakah kegunaan penulisan ejaan yang baik dan benar itu
II. Pembahasan
Penggunaan huruf abjad juga termasuk kedalam huruf konsonan, dan vocal. Seperti
yang kita ketahui huruf vocal meliputi a, i, u, e, dan o sedangkan huruf konsonan adalah
huruf abjad lain selain kelima huruf vocal tersebut. Selain itu terdapat pula huruf yang
merupakan gabunag antara huruf konsonan yang nantinya akan menghasilkan 1 huruf
konsonan, seperti kh, sy, ng, dan ny. Bahasa Indonesia juga mengenal huruf diftong, yang
dilambangkan dengan ai, au dan oi.
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan
suratkabar yang dikutip dalam tulisan.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
hurufbagian kata, kata, atau kelompok kata.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan
asing,kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
2.1.3 Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan/Jadian
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkaidengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsure gabungan kata itu ditulus serangkai.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
ituditulis serangkai.
3. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebuta kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahanpengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian unsur yangbersangkutan.
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
5. Kata Ganti –ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku-, -mu,
dan –nyaditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
6. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di
dalamgabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan
daripada.
7. Kata Si dan Sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
8. Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
9. Singkatan dan Akronim
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badanorganisasi,
serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf awal kata dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidakdiikuti tanda titik.
Akronim kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikutitanda titik.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
selurhnyadengan huruf capital.
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kaptal.
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupungabungan huruf dan kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
10. Angka dan Lambang Bilangan
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazimdigunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M
(1000), V (5.000), M (1.000.000)
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii)
satuanwaktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamarpada alamat.
Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Bilangan utuh >>Dua belas 12
Bilangan pecahan>>Setengah ½
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf,kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perinciandan pemaparan.
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimatdiubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata tidakterdapat pada awal kalimat.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (Sembilan ratus Sembilanpuluh
Sembilan dan tujh puluh lima perseratus rupiah).
2.1.4 Tanda Baca
1. Tanda Baca Titik
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, ataudaftar.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkanwaktu.
d. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang
tidakberakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
2. Tanda Koma
a. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, maupun surat khusus memerlukan prangko.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setaraberikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau melainkan.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anakkalimat itu mendahului indukn kalimatnya.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat
yangterdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula,meskipun begitu, akan tetapi.
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari
katalain yang terdapat di dalam kalimat.
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
g. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempatdan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
h. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalamdaftar pustaka.
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan2.
Djakarta:PT Pustaka Rakjat.
i. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
utnukmembedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen
yangdinyatakan dengan angka.
l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidakmembatasi.
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenisdan setara.
b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkankalimat yang setara dalam kalimat majemuk.
Tanda seru dipakai sesuda ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah y
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
4
atau penulisan yang salah. Didalam bidang perpajakan penggunaan ejaan kelak akan
bergunadalam pembuataan laporan-laporan kerja dan agar dapat membuat kebijakan-
kebijakan atau peraturan perundang-undang tentang perpajakan.
III. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fitri,Yurika Diana. 2011. Peranan Bahasa Indonesia di Bidang PerpajakanMalang:UB
Press.