BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Daerah Penelitian
6| Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
Daerah Penelitian
Daerah Penelitian
Gambar 2.2. Jalur subduksi Meratus (Kapur Akhir-Tersier Awal) dan jalur
subduksi Tersier Akhir (Hutchison, 1982). Panah hijau menunjukan arah tegasan
kompresif pada masing-masing periode subduksi.
Selama Kapur Akhir sampai Eosen Awal pada batas selatan Paparan
Sunda berlangsung subduksi yang dikenal dengan subduksi Meratus dengan jalur
gunung apinya melewati Cekungan Jawa Barat Utara. Menurut Gresko dkk.
(1995), keberadaan subduksi Meratus ini turut mempengaruhi keadaan geologi
daerah penelitian. Terjadinya metamorfisme regional pada Kapur Akhir,
deformasi pada Paleosen, serta vulkanisme sampai Oligosen Awal diperkirakan
berhubungan dengan kegiatan subduksi Meratus. Metamorfisme dan magmatisme
yang berlangsung menghasilkan batuan metamorf dan intrusi batuan beku yang
kemudian menyusun batuan dasar pada Cekungan Jawa Barat Utara, sedangkan
deformasi yang terjadi menyebabkan pengangkatan dan erosi pada Kala Paleosen.
7| Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
Gambar 2.3. Peta struktur dan tektonik Oligosen Awal Cekungan Jawa Barat
Utara (Gresko dkk., 1995).
Gambar 2.4. Pergerakan fragmen benua dari selatan dari Kapur sampai
Eosen Awal(kanan) yang kemudian menumbuk batas selatan Paparan Sunda
(Sribudiyani dkk., 2003).
8| Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
Gambar 2.5. Cekungan-cekungan pull apart yang terbentuk pada Eosen Akhir dan
Oligosen Akhir (Daly dkk., 1986).
Daly dkk. (1986) menyatakan bahwa konvergensi India dengan Asia sejak
Eosen Akhir menyebabkan ekstrusi Asia Tenggara melalui sesar-sesar geser
utama. Sesar geser Bangka dan zona sesar Sumatra merupakan dua sesar geser
utama yang dianggap berperan dalam menimbulkan fase transtensional yang
berperan dalam membentuk cekungan-cekungan di regional Sumatra dan Jawa
9| Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
.
Gambar 2.6. Penampang barat-timur Cekungan Jawa Barat Utara
(Patmosukismo dan Yahya, 1974).
10 | Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
Daerah Penelitian
Gambar 2.7. Peta struktur waktu di sekitar Sesar OO dan Brebes dan struktur-struktur
ekstensional sesar turun yang dihasilkan (Ryacudu dan Bachtiar, 1999).
11 | Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
pada daerah di antara ke dua sesar ini terbentuklah sesar-sesar normal berarah
relatif utara selatan (Gambar 2.8).
Tatanan Stratigrafi Jawa Barat secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.8
dengan rincian sebagai berikut.
Batuan dasar
Batuan dasar di Cekungan Jawa Barat Utara oleh Adnan dkk. (1991),
Patmosukismo dan Yahya (1974) didefinisikan sebagai batuan-batuan beku dan
atau metamorf yang berumur pra-Tersier sampai Paleosen yang memiliki
kemungkinan kecil untuk mengakumulasi hidrokarbon. Berdasarkan metoda
penanggalan K-Ar, diketahui bahwa batuan beku yang menjadi batuan dasar
berumur lebih muda dan kemungkinan mengintrusi batuan metamorf yang lebih
tua. Batuan beku sebagai batuan dasar cekungan yang terdapat pada bagian barat
Tanggerang memiliki umur 57,8±3,5 juta tahun (Paleosen) sedangkan yang
terdapat di bagian timur cekungan (Jatibarang) memiliki umur 65,3±3,9 juta tahun
(Paleosen Awal/Kapur Akhir). Batuan metamorf sabak argilit merupakan batuan
dasar tertua di cekungan ini, dan memiliki umur 213±11 juta tahun (Trias),
terdapat pada bagian tengah dari cekungan (Pamanukan).
12 | Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
Gambar 2.8. Stratigrafi Regional Cekungan Jawa Barat Utara (Adnan dkk., 1991).
13 | Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
Formasi Parigi
Formasi Parigi mulai diendapkan secara selaras di atas Formasi Cibulakan
Atas pada periode transgresif Neogen yang kedua (Arpandi dan Patmosukismo,
1975). Formasi ini terdiri dari litologi batugamping karbonat terumbu dan
berumur dari akhir Miosen Tengah sampai awal Miosen Akhir. Penurunan
14 | Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
BAB II GEOLOGI REGIONAL
cekungan pada saat ini relatif lebih lambat sehingga batugamping Formasi Parigi
diendapkan pada lingkungan laut dangkal di Cekungan Jawa Barat Utara.
Formasi Cisubuh
Formasi Cisubuh diendapkan secara selaras di atas Formasi Parigi. Terdiri
atas litologi batulempung dengan sedikit perselingan batupasir dan batugamping.
Bagian bawah dari Formasi Cisubuh diendapkan di lingkungan pengendapan
neritik dalam yang bergradasi ke lingkungan litoral - paralik pada bagian atasnya
yang terdiri dari banyak batupasir dan lapisan-lapisan batubara. Formasi Cisubuh
memiliki kisaran umur dari Miosen Akhir sampai Plio-Plistosen (Arpandi dan
Patmosukismo, 1975).
15 | Tektonostratigrafi dan Pola Sedimentasi Formasi Talang Akar dan Baturaja Daerah OCO,
Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara.