Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN UMUM
PT. INDONESIA POWER adalah salah satu anak perusahaan listrik milik
PT. PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan
nama PT. PLN Pembangkitan Tenaga Lisrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I)
dan pada tanggal 03 Oktober 2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama
menjadi PT. INDONESIA POWER. PT. INDONESIA POWER merupakan
perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia dengan delapan
Unit Bisnis Pembangkitan utama dibeberapa lokasi strategis di Pulau Jawa
dan Pulau Bali serta satu Unit Bisnis yang bergerak dibidang jasa
pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP).
Unit - Unit Bisnis Pembangkitan tersebut adalah : Unit Bisnis
Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak &
Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. PT. INDONESIA POWER
membentuk anak perusahaan PT. COGINDO DAYA PERKASA (saham 99,9
% ) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan
penerapan konsep cogeneration dan distributed generation , juga mempunyai
saham 60 % di PT. ARTA DAYA COALINDO yang bergerak dibidang
usaha perdagangan batu bara. Aktifitas kedua anak 9perusahaan ini
diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan Perusahaan dimasa
mendatang.
A. VISI
Menjadikan perusahaan energi terpecaya dan tumbuh berkelanjutan
B. MISI
Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait
yang bersahabat dengan lingkungan
6
B. Warna
1. Merah
Diaplikasikan pada kata Indonesia, menunjukan identitas yang kuat dan
kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik
guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.
2. Biru
Diaplikasikan pada kata Power, pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan diaplikasikan pada kata
Power, maka warna ini menunjukan produk tenaga listrik yang dihasilkan
perusahaan memiliki ciri:
a. Perteknologian tinggi
b. Efisien
c. Aman
d. Ramah lingkungan
Indonesia Power Way (IP Way) merupakan sistem nilai yang membentuk
sekaligus memengaruhi budaya perusahaan. IP Way dirumuskan pada 3 Oktober
2011 lalu sebagai bentuk review terhadap Tata Nilai IP-HaPPPI yang dicanangkan
pada tahun2004.Namun, jauh sebelum diberlakukannya IP-HaPPPI dan IP Way,
tatanilai perusahaan sebenarnya sudah ada sejak Indonesia Power berdiri.
Tata nilai ini dikenal sebagai 12 Dimensi Perilaku, yang mencakup
integritas, sikap melayani, komunikasi, kerja sama, tanggung jawab,
kepemimpinan, pengambilan risiko, pemberdayaan, peduli biaya dan kualitas,
adaptif, keselarasan tujuan, serta keseimbangan antara tugas dan hubungan sosial.
Seiring dengan perubahan organisasi di tahun 2004, tata nilai ini pun disesuaikan
menjadi IP-HaPPPI. Nilai-nilai yang terkandung dalam IP-HaPPPI adalah
8
UBP Priok dipimpin oleh seorang General Manager yang dibantu oleh enam
orang Manageryang bertaggung jawab pada bidangnya masing-masing dan
seorang Supervisor Senior untuk menangani PLTD Senayan.
10
Hal penting yang harus diketahui adalah terdapatnya 2 unit PLTG yaitu
PLTG 1 dan PLTG 3 yang dapat dihidupkan tanpa menggunakan energi listrik
dari luar ( Black Start ), apabila terjadi pemadaman total ( Black Out ). Energi
listrik yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk menghidupkan unit pembangkit
lainnya, kemampuan ini sangat menunjang dalam rangka pemulihan kembali
sistem kelistrikan Jawa - Bali. Karena fungsinya yang sangat vital, kedua unit ini
tidak dioperasikan setiap hari.
Selain kedua unit PLTG tersebut, Unit Pembangkitan Priok juga
mengelola 6 unit PLTD Senayan beroperasi tahun 1961. PLTD Senayan
Kebayoran, melalui feeder Vip hingga saat ini memasok kebutuhan energi listrik
ke gedung MPR, Gelora Bung Karno dan TVRI.
Tanggal 25 Maret 1992, PLN menyertakan Internasional Konsorsium
ABB dan Marubeni untuk membangun 2 blok. Dengan menggunakan kabel
bawah tanah, listrik sebesar 150 KV disalurkan ke GI Plumpang dan GI Ancol.
Selain itu listrik juga dialirkan melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150
KV ke Kemayoran I/II, dan Plumpang I/II. Setelah PLTGU Priok sempurna untuk
dioperasikan maka dilakukan sinkronisasi ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.
Sampai saat ini, kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Unit
Pembangkitan Priok merupakan aset yang tak ternilai. Selain memiliki SDM
profesional yang ahli di bidangnya, pihak manajemen juga berhasil mengelola
perusahaan dengan baik. Terbukti dengan berhasilnya mendapat sertifikat ISO
9002, ISO 14001 dan SMK 3 dan ISO 9001 versi 2000.
Mesin – Mesin yang dimiliki dan dikelola oleh UBP Priok adalah:
PLTD Senayan
Jumlah unit : 4 Unit
Kapasitas per Unit : 2,52 MW
Kapasitas Total : 10,08 MW
PLTD Senayan
Jumlah Unit : 2 Unit
Kapasitas per Unit : 3,00 MW
Kapasitas Total : 6,00 MW
13
PLTG Priok
Jumlah Unit : 2 Unit
Kapasitas per Unit : 26,00 MW
Kapasitas Total : 52,00 MW
PLTGU Priok – Gas Turbine
Jumlah Unit : 6 Unit
Kapasitas per Unit : 130 MW
Kapasitas Total : 780,00 MW
PTGU Priok – Steam Turbine
Jumlah Unit : 2 Unit
Kapasitas per Unit : 200,00 MW
Kapasitas Total : 400,00 MW
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
480°C s/d 535°C , dimana suhu ini dimanfaatkan untuk memanaskan HRSG(Heat
Recovery Steam Generator).
Sistem sudu – sudu turbin gas terdiri dari sudu pengarah yang ditempatkan
di dalam rumah turbin atau penyangga sudu penyerah dan sudu jalan.
Untuk memutar kompresor, kecepatan turbin gas dibuat lebih tinggi,
supaya diameternya bisa dibuat lebih kecil dan sudu – sudunya bisa dibuat lebih
panjang.
Daya yang dihasilkan turbin dapat diperhitungkan dengan menggunakan
persamaan:
di mana: PT = daya yang dihasilkan turbin keseluruhan (kW)
PV = daya yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor (kW)
PN = daya efektif yang keluar untuk memutar mesin (kW)
Biasanya daya efektif pada turbin gas sudah diketahui karena ukuran
turbin gas ditentukan oleh daya yang berguna. Daya yang dihasilkan turbin gas
harus dibagi sebagian untuk menggerakkan kompresor udara dan sebagian lagi
untuk menggerakkan generator listrik.
Spesifikasi dari Turbin Gas ABB GT 13E :
1. Turbin Gas
a. Pabrik : Asia Brown Boveri (ABB)
b. Jumlah sudu : 5 (lima) tingkat
c. Kompresor : 21 (duapuluh satu) tingkat
d. Model : GT-13E SBK
e. Kapasitas : 140.830 KW
f. Putaran : 3000 rpm
g. Suhu Uap Masuk : Beban dasar : 1070 oC
h. Beban puncak : 1115 oC
i. Suhu Gas Buang : Beban dasar : 527 oC
j. Beban puncak : 554 oC
k. Bahan Bakar : Minyak HSD : 30,426 ton/jam/unit
l. Gas Propane : 9,2 kg/sec/0,011 MMBTU/kWh
m. Temperatur : Udara masuk : 30 oC
16
HRSG memiliki dua tekanan kerja yaitu tekanan rendah LP system dan
tekanan tinggi HP system . Adapun proses pembentukan uap pada sisi tekanan
rendah (LP) maupun tekanan tinggi (HP) dibagi dalam tiga (3) proses yaitu:
1. Proses pada Economizer
Proses yang terjadi disini adalah proses menaikan temperature air make up
atau kondensat sebagai pemanasan awal .
2. Proses pada Evaporator
Proses yang terjadi disini adalah proses menaikan tekanan dan temperatur air
make up atau kondensat yang disirkulasikan secara paksa melalui Economizer
sehingga menjadi fasa uap basah. Proses pada evaporator disebut juga perubahan
fasa cair menjadi fasa uap basah .
18
b. Desalination plant
Desalination plant adalah suatu peralatan yang berfungsi mengolah air laut
yang mempunyai conductivity diatas 50.000 mhos/cm menjadi air tawar (fresh
water) yang mempunyai conductivity berkisar antara 10 mhos/cm sampai
dengan 85 mhos/cm. Air hasil produksi desalination plant digunakan untuk
menyuplai water treatment plant, sealing pompa-pompa tertentu dan sebagai
suplai pompa pemadam kebakaran.
c. Water treatment plant / demineralization plant
Water treatment plant mempunyai fungsi merubah air tawar produksi
desalination plant yang mempunyai conductivity berkisar antara 10 mhos/cm
sampai dengan 85 mhos/cm menjadi air murni yang mempunyai conductivity
≤ 0.3 mhos/cm. Air murni tersebut berfungsi sebagai air penambah sistem boiler,
air penambah CCW ( Closed Cooling Water ), dan sebagai sealing pompa-pompa
tertentu.
d. Waste water treatment plant
Waste water treatment plant adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk
mengolah limbah cair hasil produksi unit PLTGU sehingga layak untuk
dikembalikan ke laut. Pengolahan tersebut meliputi penetralan pH berkisar antara
6,5 sampai dengan 8.5, penurunan suhu sampai ≤ 38 oC, dan suspended solid /
kejernihan air harus bersih.
e. Peralatan udara tekan (sistem udara instrumen dan sistem udara servis)
Peralatan udara tekan berfungsi menghasilkan udara bertekanan yang
dipergunakan untuk menyuplai sistem udara instrumen diunit pembangkit antara
lain : HRSG, steam turbin, main control building, water treatment plant,
desalination plant, chlorination plant dan untuk menyuplai udara servis diunit
pembangkit antara lain : HRSG, steam turbin, gas turbin, fuel oil forwading pump,
fire fighting, chlorination plant, desalination plant, water treatment plant. Sistem
udara instrumen dilengkapi dengan alat pengering udara / air dryer sedangkan
pada sistem udara servis tidak. Udara untuk sistem udara instrumen dan udara
21
servis dihasilkan oleh kompresor yang ditampung didalam tanki udara instrumen
dan tanki udara servis.
Pada sistem produksi PLTGU mempunyai 3 pola operasi turbin untuk
menghasilkan daya yang diinginkan dengan pola sebagai berikut :
1. Combined cycle : operasi normal dari CCPP yaitu Turbin Gas, HRSG dan
Turbin Uap bersama-sama secara normal.
2. Single cycle + Steam By Pass Operation : operasi abnormal dari CCPP yaitu
tanpa turbin uap, sedangkan turbin gas, HRSG dan siklus uap/air dan sistem air
pendingin masih beroperasi.
3. Single cycle + Fuel Gas By Pass : hanya turbin gas saja yang beroperasi dan
gas buangnya dilewatkan ke by pass stack (Open Cycle).
Namun untuk memulai proses diatas maka dibutuhkan suatu tahapan –
tahapan yang akan membuat proses tersebut berjalan dimana proses tersebut
berawal dari suatu proses starting hingga proses pengereman.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok
Fungsi utama dari sistem bahan bakar adalah untuk mengontrol besarnya
laju aliran bahan bakar dengan mengontorol tekanan masuknya. Tujuan yang
ingin didapat yaitu turbin generator dapat berjalan dan berfungsi dengan baik,
kecepatannya maksimum dan pada kecepatan rata – rata dapat diperoleh tegangan
yang stabil, mencegah over-temperatur selama start-up dan operasi, serta
menghasilkan frekuensi tegangan AC yang baik walaupun beban yang ada
berubah – ubah.
4.2.1 Fungsi Umum
Sistem bahan bakar gas dari turbin gas bahan bakarnya disuplay ke burnner
dengan jumlah aliran bahan bakar gas sesuai dengan power output yang
dibangkitkan oleh turbine gas. Sistem bahan bakar gas telah diintegrasikan
kedalam system proteksi pembangkit secara menyeluruh dengan demikian katup
trip akan segera menghentikan aliran bahan bakar yang ke burner bila terjadi suatu
trip emergency.
4.2.2 Bahan Bakar Cair
Minyak bakar asalnya dari minyak bumi dan minyak bumi ini mengandung
campuran zat hidrokarbon. Minyak bakar berat dan sedang adalah yang pertama
kali dipergunakan pada turbin gas di industri. Minyak ini mengandung aspal dan
bitumen yang akan menyebabkan terbentuknya suatu endapan yang sukar terbakar
di ruang bakar dan pada sudu – sudu turbin. Sisa – sisa pembakaran yang didapat
dari pembakaran minyak bakar berat mempunyai bahan – bahan campuran yang
untuk meleburkannya dibutuhkan suhu yang tinggi. Berdasarkan kenyataan ini,
maka pemakaian minyak bakar berat dibatasi penggunaannya.
Bahan bakar untuk diesel cocok untuk turbin gas. Selain itu, dapat pula
digunakan minyak kasar yang diambil langsung dari ladang minyak karena
sebagian besar dari bagian – bagian tersebut mudah menguap.
4.2.3 Bahan Bakar Gas
Bahan bakar yang berbentuk gas yang umum digunakan untuk turbin gas
adalah gas bumi, karena merupakan bahan bakar ideal dan terbaik. Hal ini
24
disebabkan rendahnya radiasi yang dihasilkan serta proses pembakaran yang lebih
mudah dan bersih.
4.2.4 Bahan Bakar High Speed Diesel (HSD)
Bahan bakar cadangan yang terbentuk dari sisa gas pada proses PLTG yang
terbuang yang dapat digunakan dalam PLTU dengan menggunakan HRSG dalam
proses combined cycle.
1. Main Stop Valve MBM31 AA001 akan terbuka dan dengan bantuan Fuel Oil
Pump MBN32 AP001 akan mengatur tekanan aliran bahan bakar.
2. Fuel Pump MBN32 AA001 berfungsi untuk memberikan tekanan tambahan
pada bahan bakar sebelum kemudian dialirkan menuju Relief Valve MBN32
AA002.
3. Aliran bahan bakar akan kembali ke tangki utama dan menuju Minimum Flow
Valve MBN32 AA001 setelah Turboset Gas mencapai nilai yang telah
ditetapkan berdasarkan kebutuhan. Minimum Flow Valve berfungsi untuk
meningkatkan tekanan pada bahan bakar. Aliran bahan bakar ini bertujuan
untuk menghindari Fuel Oil Pump atau pompa bahan bakar minyak dari panas
berlebih.
4. Ignition Gas System akan bekerja setelah kecepatan penyulutan berada pada
nilai yang ditentukan, yang mana secara bersamaan Trip Valve akan terbuka
dan mengalirkan bahan bakar melalui Filling Valve menuju Nozzle MBM31
AV001.
5. Fuel Oil Relieve Valve akan terbuka secara sempurna. Leakage Valve pada
jalur utama menuju Fuel Oil Leakage Return System pun akan terbuka.
Sementara Fuel Oil Drain Valve akan tertutup dan Fuel Nozzle di sisi kanan
akan terbuka untuk memberikan tekanan minimum.
6. Bahan bakar kemudian mengalir melalui Nozzle menuju ruang bakar dan
mengalami pembakaran. Saat pembakaran terjadi, 3 monitor pengawas akan
26
Selama saat pembakaran awal dari trip valve MBP31AA003 sampai dengan
perpindahan kondisi ke ignition gas/blow off setting akan hilang ke udara terbuka.
Ignition gas mengalir melalui blow off valve yang merupakan katup 3 jalan dan
oriface MPB32 BP001 serta burner MBM31 kedalam combustor MBM 30.
Penyalaan akan dilakukan oleh gas propane MBQ30 yang akan menyala
selama 10 detik. dengan sekali penyalaan diharapkan penyalaan awal dari bahan
bakar gas sudah berhasil. Tiga buah flame monitor MBM30CR001,
MBM30CR002, dan MBM30CR003, akan diaktifkan untuk mendeteksi penyalaan
awal pada ruang bakar. Untuk langkah berikutnya adalah Control valve
MBP31AA007 akan mulai membuka secara perlahan lahan sehingga aliran gas
akan meningkat diikuti pula dengan penambahan putaran turbin sampai dengan
nominal yang telah ditentukan (3000rpm) dan dilanjukan ke pembebanan pada
generator.
Ketika turbine gas dalam kondisi beroperasi control valve MBP31AA007
akan mengatur supply bahan bakar gas sesuai dengan power output yang
diinginkan. Menurut mode operasi turbine gas yang telah ditetapkan, maka
pengaturan turbin gas dapat dilakukan berdasarkan controller yang mendapat
input dari inlet (set point) dari temperatur dan beban/frequency. Jika turbin
inlet(set point) yang digunakan pada mode pengaturan beban /frequency akan
membatasi temperatur inlet turbin pada batas maksimum. Sedangkan jika turbin
inlet(set point) yang digunakan pada metode temperature maka akan membatasi
beban dan frekwensi pada batas maksimum. Biasanya set point yang sering
digunakan ialah ialah membatasi temperatur, hal ini dikarenakan akan membuat
frekwensi dan beban akan stabil dan peraralan-peralatan utama seperti generator
akan stabil pula.
4.3 Proses Kontrol Pada Sistem Bahan Bakar Gas Pada Turbin Gas
Pada PLTGU Priok sistem kontrol yang digunakan ialah menggunakan
kontrol DCS. Distributed Control System (DCS) ini dapat diartikan sebagai sistem
kontrol yang terdistribusi merupakan sebuah kontrol sistem yang
mendistribusikan data-data dari tiap-tiap sistem hingga pada suatu main kontrol
yang memonitor dari tiap-tiap sistem tersebut. Pada unit PLTGU digunakan suatu
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut:
1. Gas Turbin PLTGU Priok menggunakan bahan bakar utama Gas Alam
dan bahan bakar cadangan HSD tetapi juga dapat digunakan kedua-
duanya (Dual Fuel).
2. Sistem Kontrol Proteksi gedungya masih manual yaitu dengan perawatan
yang sekaligus pengecekan secara berkala.
3. Perlu diperhatikan bahwa system proteksi petir tidaklah dapat mencegah
terjadinyapetir.
4. Suatu sistem proteksi petir yang dirancang dan dipasang sesuai dengan
standar ini,tidak dapat menjamin proteksi terhadap bangunan gedung,
manusia atau obyek secara mutlak; namun demikian penggunaan Standar
ini akan mengurangi secara nyata risiko kerusakan yang disebabkan petir
terhadap bangunan gedung yang diproteksinya
5. Proteksi yang digunakan yaitu dengan menggunakan penangkal petir
dengan pentanahan langsung pada setiap gedungnya.
6. Dalam pengoperasiannya PLTGU Priok dapat menggunakan 2 metode,
yaitu Open Cyclemaupun Combined Cycle. Bila dioperasikan pada Open
Cycle gas buang dari Turbin Gas langsung dibuang ke atmosfer,
sementara bila dioperasikan Combined Cycle dimana panas yang
dihasilkan dari Turbin Gas dimanfaatkan untuk dipakai sebagai pemanas
air hingga menjadi uap untuk menggerakkan Turbin Uap yang prosesnya
dilakukan didalamBoiler dalam hal ini disebut HRSG (Heat Recovery
Steam Generator.
7. PLTGU UBP Priok menggunakan sistem PROCONTROL P, dan P14
dari ABB dalammengendalikan kegiatan Combined Cycle Plant.
32