Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUBERCULOSIS (TBC)
Disusun oleh
Zahra Umaiya Anggraeni, S.Kep
1306378035
PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
A. Anatomi dan Fisiologi
Saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru adalah
hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran pernapasan dari
hidung sampai bronkiolus dilapisi membran mukosa bersilia. Ketika masuk
rongga hidung, udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. Ketiga proses ini
merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks
bertingkat, bersilia, dan bersel goblet (yaitu sel yang berada dari rongga hidung
sampai dengan bronkiolus). Permukaan epitel diliputi oleh lapisan mukus yang
di sekresi oleh sel goblet dan kelenjar mukosa. Partikel debu yang kasar disaring
oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel
yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus. Lapisan mukus memberikan air
untuk kelembapan, dan banyaknya jaringan pembuluh darah di bawahnya akan
menyuplai panas ke udara inspirasi. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan
sedemikian rupa sehingga udara yang mencapai faring hampir bebas debu,
bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembapannya mencapai 100%. (Kozier,
2009).
1. TBC Primer, yaitu bentuk penyakit yang terjadi pada orang yang belum
pernah terpajan (tidak pernah tersensitisasi).
2. TBC Sekunder (Pasca Primer), yaitu pola penyakit yang terjadi pada pejamu
yang telah tersensitisasi.
E. Komplikasi
1. Penyebaran Infeksi TB (TB Miliaris)
Bila kompleks gohn menyebar melalui pembuluh darah, sebagian besar
organisme berinvasi ke aliran darah dan menyebar ke seluruh organ tubuh
(TB hematogen).
2. Efusi pleura
Disebabkan pelepasan dari material kaseosa ke dalam rongga pleura. Hal
ini merangsang inflamasi dan menghasilkan eksudat di pleura.
3. Pneumonia TB
Terjadi akibat basilius tuberkel dalam jumlah besar berpindah dari lesi
nekrotik cair ke dalam paru atau nodul limfe.
4. TB ekstra paru.
Kuman TB menyebar melalui hematogen ke organ-organ otak, tulang,
hepar, kulit, ginjal, saluran cerna.
Kolaborasi
Lembabkan udara/oksigen
inspirasi.
Kolaborasi pemberian obat: agen
mukolitik, bronkodilator,
kortikosteroid sesuai indikasi.
Kolaborasi
Berikan oksigen sesuai indikasi.
Kolaborasi
Pemberian terapi INH, etambutanol,
rifampisin.
Pemberian terapi Pyrazinamid
(PZA)/ Aldinamide, para-amino
salisik (PAS), sikloserin,
streptomisin.
Monitor sputum BTA.
Referensi:
Black, J.M. & Hawks, J.H. (2009). Medical Surgical Nursing; Clinical
management for positive outcomes. Singapura: Elsevier Pte Ltd
Doengoes, Marilynn E. (2010). Nursing care plans: Guidelines for individualizing
client care across the life span (8th Ed). Philadelphia: F.A Davis Company.
Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2.
Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Text Book of
Medical Surgical Nursing 12th Ed. China: Lippincott Williams & Wilkins.
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical Surgical Nursing: An
Integrated Approach 3rd Ed. Delmar: Cengage Learning