PENDAHULUAN
melalui ketiga tahap pemeriksaan harus dilakukan dengan baik menurut prosedur
yang telah ada, sehingga didapatkan hasil yang teliti, tepat, cepat, dan dapat
dipercaya (Wirawan,2011).
dengan antikoagulan. Saat darah segar dicampur dengan antikoagulan, darah dapat
dipisahkan menjadi cairan kekuningan atau disebut plasma dan komponen seluler
membeku secara alami akan membentuk cairan kekuningan yang disebut dengan
dipakai dengan darah yang dipakai sangat penting untuk mencegah terjadinya
1
kesalahan hasil pemeriksaan. Jenis antikoagulan yang dipakai juga perlu
darah dikumpulkan dengan punksi vena dan dimasukkan ke dalam tabung yang
2
BAB 2
2.1 Definisi
(Arkin CF et al, 2003). Literatur lain menyebutkan antikoagulan adalah suatu zat
Dua puluh sampai tiga puluh tahun yang lalu pengambilan darah dilakukan
dengan menggunkan jarum semprit yang ditampung dalam botol atau tabung
menyebabkan jumlah antikoagulan yang dipakai dan darah tidak seimbang. Akhir-
akhir ini pengambilan darah dilakukan menggunakan jarum khusus dengan tabung
vakum sebagai penampung darah. Tabung penampung tersebut ada yang berisi
Setelah darah masuk ke dalam tabung, darah harus dicampur segera untuk
tidak boleh dikocok untuk mencegah terjadinya hemolisis dan busa. Busa akan
3
2.2.1 Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA)
baik dan efeknya terhadap morfologi sel darah minimal (Perkin,2009; Arkin et al.,
atau tripotassium (K3EDTA) (Young et al., 2006). National Committee for Clinical
adalah asam kompleks berupa asam karboksilat poliamino yang basa digunakan
sebagai agensia pengkelat atau ligan beberapa ion atau unsur logam terutama
mengikat ion kalsium dalam darah. Kalsium diperlukan dalam cascade koagulasi
koagulasi baik jalur intrinsik maupun ekstrinsik dan akhirnya tidak terjadi
pembekuan (Gambar 2.1). Zat ini telah dipakai untuk mecegah pembekuan darah
4
sejak awal tahun 1950 dan memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan
2.2.1.3 Sifat
agent). EDTA membentuk kompleks dengan ion kalsium sehingga ion tersebut
serbuk putih dan tidak berbau. Daya larutnya kurang lebih 100g/L pada suhu
200C. Daya ikat (chelation value) garam ini yaitu 1 g atau 2,6 mmol Na2EDTA
serbuk putih dan tidak berbau. Daya larutnya kurang lebih 1650g/L pada suhu
220C. Daya ikat (chelation value) garam ini yaitu 1 g atau 2,4 mmol K2EDTA
cair, bening, dan tidak berbau. Bentuk keringnya berupa serbuk putih tidak
berbau. Daya larutnya kurang lebih 1650g/L pada suhu 220C. Daya ikat (chelation
5
value) garam ini (dalam bentuk kering) yaitu 1 g atau 2,4 mmol K3EDTA mampu
mengikat 2,4 mmol atau 100 mg ion kalsium (Arkin et al, 2003).
morfologi sel-sel darah. Tabung penampung yang telah berisi darah EDTA harus
µmol/mL darah. Jumlah EDTA yang diperlukan menurut jenis garamnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini sesuai dengan berat molekulnya (Arkin et al.,
2003):
Beberapa garam EDTA tersedia secara komersial dalam bentuk cair. Hasil
terutama bila darah yang dicampurkan kurang dari yang seharusnya. Hal ini sering
antikoagulan ini biasanya menyebabkan dilusi darah 1 – 2%. (Arkin et al., 2003)
6
2.2.1.5 Jenis Pemeriksaan Hematologi dengan Antikoagulan EDTA
lain pemeriksaan darah rutin, hitung sel, hematokrit, tes fragilitas osmotik,
2.2.2 Heparin
in vivo. Secara in vitro heparin digunakan untuk melapisi permukaan dalam pipet
beberapa pemeriksaan karena memiliki sifat pengkelat yang minimal, efek yang
Heparin terdapat dalam bentuk garamnya dengan natrium, amonium, dan lithium.
karena paling sedikit pengaruhnya terhadap ion darah. Heparin lebih banyak
digunakan untuk pemeriksaan pH darah, gas darah, elektrolit, dan ion kalsium.
glukoronat, asam L-iduronat, asam asetat, dan asam sulfur (Arkin et al., 2003).
7
2.2.2.2 Cara Kerja
trombin
protrombin
2.2.2.3 Sifat
Heparin berbentuk serbuk putih atau krem, tidak berbau, dan higroskopik.
Antikoagulan ini memiliki potensi tidak kurang dari 140 USP unit/mg heparin
kering. Heparin ini memiliki pH 6.0 – 8.0 pada konsentrasi 1% (w/v; 1 g/100 mL).
beratnya dengan bentuk kering tidak lebih dari 8%. Pada pemeriksaan dengan
dengan asam triklorasetat tidak ditemukan protein pada antikoagulan ini. Unsur-
8
Logam berat : kurang dari 0.003%
antikoagulan ini mengandung tidak lebih dari 0,03 endotoxin unit per USP
Antikoagulan heparin dapat menguap pada suhu kamar atau suhu 370C
pada inkubator atau waterbath, dan harga antikoagulan ini cenderung mahal
adalah 10 – 30 USP unit/mL darah atau 0.1 – 0.2 mg/mL darah (Arkin et al.,2003;
unit adalah 6.4% (1,064) lebih besar dari USP unit (Arkin et al., 2003).
Darah dengan antikoagulan heparin tidak bisa digunakan untuk hitung sel
trombosit. Sediaan ini juga tidak baik digunakan untuk membuat apusan darah
9
karena menyebabkan dasar yang biru kehitaman dengan pewarnaan Wright
Garam natrium dari asam sitrat dan/atau buffer garam natriumnya biasanya
2.2.3.3 Sifat
molekul 192. Bentuk yang sering dipakai adalah garam trisodium yang berat
molekul 294 dengan 2 molekul air (pH 8.0). Natrium acid sitrat (disodium sitrat,
disodium hidrogen sitrat) juga dipakai dimana garam ini memiliki pH 4.9 – 5.2.
Kombinasi sodium sitrat dan asam sitrat ini disebut sodium sitrat “buffer” (Arkin
et al., 2003).
10
2.2.3.4 Jumlah Pemakaian
mmol/L, 3.13% - 3.2% (umumnya dipakai 3.2%) dalam bentuk trisodium sitrat
dihidrat (Na3C6H5O7 . 2H2O), buffer ataupun nonbuffer. Selain itu juga tersedia
tabung sitrat berisi 3.5% (0.129 mol/L) trisodium sitrat dihidrat (Arkin et al.,
2003).
untuk penentuan kadar hemoglobin, Laju Endap Darah (LED), perhitungan sel
darah merah, agregasi trombosit, penentuan golongan darah, faal hemostasis, dan
11
Gambar 2.4 Peran Antikoagulan pada Jalur Koagulasi
(Strasinger and Lorenzo, 2011)
12
BAB 3
Sediaan hapus darah tepi yang baik dapat dibuat dari darah EDTA dalam
yang dibuat dari darah EDTA setelah 5 jam pengambilan sering menimbulkan
artefak pada sel darah (sel burr, sferosit, dan necrobiotic leukocytes. (Rodak,
1995). Perbandingan jumlah darah dan EDTA juga berpengaruh pada eritrosit.
Jika jumlah darah kurang maka EDTA menyebabkan eritrosit mengkerut akibat
morfologi eritrosit dengan benar (Lampasso, 1965; Arkin et al., 2003). Kelebihan
membran (Lewis and Stoddart, 1971). Selain itu juga dikatakan bahwa darah
EDTA tidak bisa menggambarkan adanya basophilic stippling pada eritrosit pada
sampai tiga hari bila darah EDTA disimpan pada suhu ruangan (Gulati et al.,2002;
Baca et al., 2006). Netrofil dan monosit merupakan sel yang paling sensitif
al., 1991). Setelah 1 jam ada suhu ruangan (20-240C) ditemukan vakuolisasi
ringan pada monosit, dan berlanjut menjadi vakuolisasi sedang setelah 4 jam.
13
vakuolisasi sedang setelah 6 jam (Assendelft and Parvin, 1988). Jika darah EDTA
disimpan pada suhu 40C selama 12 jam hanya ditemukan sedikit perubahan pada
selama kontak dengan kaca tube yang dapat mencetuskan aktivasi trombosit.
Agregasi trombosit dapat terjadi pada keadaan kurang pengocokan sampel atau
pengocokan yang terlambat, atau terdapatnya bekuan pada sampel. Selain itu
pengambilan darah yang tidak benar dapat menyebabkan pelepasan trombin dan
(Kjeldsberg and Hershgold, 1974). Bekuan juga dapat terjadi akibat jumlah EDTA
yang kurang dari seharusnya dan EDTA yang sukar larut seperti Na2EDTA.
(Shreiner and Bell, 1973; Evans, 1984). Pada platelet satellitism ditemukan halo
14
Gambar 3.1 EDTA induced Pseudothrombocytopenia (Anonymous, 2011)
pada suhu rendah. Jika spesimen diambil menggunakan antikoagulan lain agregasi
diinkubasi pada suhu 370C, tidak ditemukan agregasi trombosit dan hitung
membengkak dan kemudian menjadi pecah. Pecahan trombosit ini kemudian bisa
15
BAB 4
RINGKASAN
dipakai dengan darah yang dipakai sangat penting untuk mencegah terjadinya
hitung sel darah dan menilai morfologi darah tepi. Antikoagulan lain juga dapat
ini juga tidak baik digunakan untuk membuat apusan darah karena menyebabkan
dasar yang biru kehitaman dengan pewarnaan Wright. Darah dengan antikoagulan
natrium sitrat kurang baik untuk pemeriksaan hematologi karena efek dilusinya.
16