Anda di halaman 1dari 57

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

IMUNISASI TETANUS TOKSOID


DI BPS AL FIRDAUS
BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
Fitri Laila Rahmawati
NIM B12128

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG


IMUNISASI TETANUS TOKSOID
DI BPS AL FIRDAUS
BOYOLALI

Diajukan Oleh :
Fitri Laila Rahmawati
NIM B12128

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal

Pembimbing

Anis Nurhidayati,S.ST,M.Kes
NIK 200685025

ii
HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG


IMUNISASI TETANUS TOKSOID
DIBPS AL FIRDAUS
BOYOLALI

Karya Tulis Ilmiah


Disusun Oleh:
Fitri Laila Rahmawati
NIM B12128

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

iii
MOTTO

1. Dunia penuh persaingan, siapa yang tidak bersiap – siap dia akan kalah
2. Orang bekerja untuk menyambung hidup, pelajar belajar untuk mendapat
ilmu.
3. Apa yang aku inginkan dalam hidup harus aku dapatkan.
4. Mungkin orang dapat lupa akan sesuatu, tetapi janganlah lupa akan jasa – jasa
guru.
5. Manusia hidup untuk 5 hal Allah, orang tua, orang lain, diri – sendiri dan
kehidupan yang hakiki.
6. Awali hari mu dengan senyuman meski berat beban yang memikul pundak
mu saat ini, karna dibalik kesukaran pasti akan ada kemudahan setelahnya,
percayalah semua akan indah pada waktunya.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:

1. Ayah, ibu dan adek tercinta yang selalu memberi doa dan dukungan selama
ini yang mungkin tak akan mampu anak mu ini untuk membalasnya meski
dengan cucuran keringat sekalipun.
2. Pembimbing Akademik Bu Kartika Dian Listyaningsih,SST,M.SC dan
Pembimbing KTI Bu Anis Nurhidayati,S.ST,M.Kes terimakasi selalu
memberi motivasi dan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
tepat waktu.
3. Sahabat – sahabat tercinta yang selalu memberi semangat dan saling
menguatkan satu sama lain selama perkuliahan semoga setelah kelulusan kita
nantinya akan bertemu lagi sebagai Bidan yang sukses.
4. Kepada penyemangatku (Rosyid) terimakasih telah menemaniku dalam masa
– masa sulitku hingga aku mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

vi
CURICULUM VITAE

Nama : Fitri Laila Rahmawati

Tempat / Tanggal Lahir : Surakarta, 15 Maret 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Riwayat Pendidikan

1. SD N 01 Pajang Laweyan Surakarta LULUS TAHUN 2006


2. SMP N 17 Surakarta LULUS TAHUN 2009
3. SMA N 01 Colomadu LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012

vii
DAFTAR ISI
.
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
CURICULUM VITAE ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori............................................................................. 6
B. Kerangka Teori .......................................................................... 17
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 18
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 19
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan sampel ................... 20
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 20
E. Definisi Operasional ................................................................... 21
F. Intrumen Penelitian ..................................................................... 21
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 26

viii
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 27
I. Etika Penelitian .......................................................................... 30
J. Jadwal Penelitian ....................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian............................................ 32
B. Hasil Penelitian............................................................................. 32
C. Pembahasaan................................................................................ 36
D. Keterbatasan................................................................................ 39
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan ................................................................................. 41
B Saran ........................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KaryaTulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Surat Balasan dari BPS Al Firdaus

Lampiran 4. Butir Pertanyaan Pengambilan DataAwal

Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Balasan Permohonan Ijin Uji Validitas

Lampiran 7. Surat Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Balasan Penggunaan Lahan

Lampiran 9. Surat Permohonan Responden

Lampiran 10. Surat Persetujuan Responden

Lampiran 11. Kuesioner Penelitian

Lampiran 12. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 13. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen

Lampiran 14. Hasil Uji Validitas

Lampiran 15. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 16. Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 17. Mean dan Standar Deviasi

Lampiran 18. Hasil Hitungan Mean dan Standar Deviasi

Lampiran 19. Tabel Nilai r Product Moment

Lampiran 20. Lembar Konsultasi

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 17
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 18

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi – kisi Kuesioner ..................................................................... 25

Tabel 3.2. Definisi Operasional ................................................................. .... 20

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ........................ 32

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ............. 32

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ................. 33

Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi ............................................................. 33

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingkat kematian ibu saat melahirkan di Indonesia masih sangat tinggi.

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (2012), Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359 /100 ribu kelahiran hidup,

sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia tercatat 26/1000

kelahiran hidup (Depkes RI, 2011).

Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan,

hipertensi saat kehamilan dan infeksi. Penyebab tidak langsung kematian

ibu di Indonesia adalah usia yang terlalu muda, usia terlalu tua saat

melahirkan, terlalu sering melahirkan, serta terlalu banyak anak yang

dilahirkan (BKKBN, 2011).

Berdasarkan laporan Analisis Uji Coba di Indonesia pada tahun 2005-

2006 yang disusun oleh WHO (World Health Organization) yang

bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tetanus

masih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan maternal dan

neonatal. Kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih

tinggi dibanding negara maju. Di Indonesia sekitar 9,8%

(18.032 bayi) dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi kematian karena

cakupan imunisasi Tetanus Toksoid yang rendah

(Depkes RI-WHO, 2006).

1
2

Imunisasi Tetanus Toksoid yang diberikan kepada ibu hamil bertujuan

untuk mecegah terjadinya tetanus neonatorum (Astuti, 2012). Cakupan

imunisasi TT di Indonesia tahun 2012 sebesar 71,19%, di Jawa Tengah

tahun 2012 sebesar 71,52%. Meskipun tidak hamil wanita usia subur bila

belum mencapai status T5 diharapkan mendapat dosis

TT hingga mencapai status T5 dengan interval yang ditentukan, hal

ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum (Sulistyawati,

2009).

Tetanus Neonatorum merupakan salah satu penyakit yang paling

beresiko menyebabkan kematian bayi baru lahir. Tetanus yang menyerang

bayi usia dibawah satu bulan, yang disebabkan oleh basil Clostridium

Tetani. Penyakit ini menular dan menyebabkan resiko kematian sangat

tinggi. Bisa dikatakan, seratus persen bayi yang lahir terkena tetanus akan

mengalami kematian (DinKes Jateng, 2008).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18

November 2014 di BPS Al Firdaus Boyolali didapatkan informasi bahwa

jumlah ibu hamil pada bulan Januari–November 2014 sebanyak 950 ibu

hamil, rata-rata kunjungan tiap bulan sebanyak 86 ibu hamil. Pada bulan

Oktober 2014 ibu hamil yang sudah melakukan imunisasi TT sebanyak 14

ibu hamil.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan di BPS Al Firdaus Boyolali

kepada 10 ibu hamil, terdapat 2 ibu hamil yang pengetahuannya baik

tentang imunisasi TT, 3 ibu hamil yang pengetahuannya cukup tentang


3

imunisasi TT dan 5 ibu hamil yang pengetahuannya kurang tentang

imunisasi TT.

Berdasarkan latar belakang diatas, pengetahuan ibu hamil tentang

imunisasi Tetanus Toksoid masih kurang dan tujuan imunisasi Tetanus

Toksoid untuk ibu hamil adalah untuk mencegah terjadinya tetanus

neonatorum, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di

BPS Al Firdaus Boyolali.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi

Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi

Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali pada katagori baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi

Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali pada katagori cukup.


4

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi

Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali pada katagori kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah pengetahuan tentang

imunisasi Tetanus Toksoid.

2. Bagi diri sendiri

Dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang di

peroleh di bangku kuliah, serta pengalaman nyata dalam melaksanakan

penelitian tentang imunisasi Tetanus Toksoid.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa kesehatan

khususnya kebidanan mengenai pengetahuan ibu hamil tentang

imunisasi Tetanus Toksoid.

4. Bagi BPS Al Firdaus Boyolali

Memberi masukan atau informsi untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan Ibu dan Anak khususnya dalam pemberian KIE

tentang imunisasi Tetanus Toksoid.


5

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran perpustakaan yang telah penulis telusuri di

dapatkan hasil penelitian yang serupa dengan penelitian penulis, yaitu:

1. Diah Windisari (2011), tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi

Tetanus Toksoid di Bidan Praktek Swasta Djamini Damun Surabaya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, populasi dalam

penelitian ini 166 orang dengan besar sampel 70 orang. Cara

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling

dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini adalah

20% ibu hamil memiliki pengetahuan baik, 24,3% ibu hamil memiliki

pengetahuan cukup dan 55,7% ibu hamil memiliki pengetahuan kurang.

2. Sri Lestari (2012), tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi

Tetanus Toksoid di Forum Kesehatan Desa Purwosunan Sidoharjo

Sragen. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif, populasi dalam penelitian

ini 40 orang dengan besar sampel 40 orang. Cara pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah non random sampling dengan metode total

sampling. Hasil penelitian ini 25% ibu hamil memiliki pengetahuan

baik, 60% ibu hamil memiliki pengetahuan cukup, 15% ibu hamil

memiliki pengetahuan kurang.

Persamaan keaslian dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu

judul penelitian pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus

Toksoid dan jenis penelitian deskriptif. Perbedaan keaslian dengan

penelitian yang penulis lakukan yaitu cara pengembilan sampel dengan


6

cara total sampling yaitu sebanyak 43 ibu hamil. Lokasi penelitian ini di

BPS Al Firdaus Boyolali dan waktu penelitian dilakukan tanggal 12

April – 15 Mei 2015.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan adalah merupakan

hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan

terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terhadap obyek ini melalui

panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010), tingkat pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut:

1) Tahu (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari,

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

apa yang dipelajari antaralain: menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasikan dan mengatakan.

7
8

2) Memahami (Comprehention)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-

prinsip dan sebagainya.

4) Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam

suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk

keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi

yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi

atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.


9

c. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2010), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Menurut

Riwidikdo (2013), kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau

kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori dibawah ini:

1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x)

> Mean + 1 SD

2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean – 1 SD ≤x≤ Mean

+ 1 SD

3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh

(x) < Mean – 1 SD

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan dan

Dewi (2010), antara lain:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagiaan. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan karena semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin luas pula pengetahuannya.


10

2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja.

4) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi dari sikap

dan menerima informasi.

5) Sosial Budaya

Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

sikap dalam menerima informasi.

2. Kehamilan

a. Definisi

Menurut Sukarni dan Margareth (2013), k e h a m i l a n adalah

fertilisasi atau penyatuan sprematozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Menurut Prawirohardjo (2009),

lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira

280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
11

b. Pembagian Usia Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2009), ditinjau dari tuanya kehamilan,

kehamilan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu), yang mana alat-alat

mulai dibentuk.

2) Kehamilan triwulan kedua(12-28 minggu), yang mana alat-alat

telah dibentuk namun belum sempurna.

3) Kehamilan triwulan ketiga (28-40 minggu), yang mana janin yang

dilahirkan dapat viable (dapat hidup).

c. Satandar Asuhan Kehamilan

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), dalam melakukan asuhan kepada

ibu hamil bidan harus susuai dengan standar pelayanan kebidanan

yang berlaku, terdapat enam standar, yaitu :

1) Satandar 1: Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

memotivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar ibu

memeriksakan kehamilan sejak dini.

2) Standar 2: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memerikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal.

3) Standar 3: Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan,


12

memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala

janin kedalam rongga panggul untuk mencari kelainan.

4) Standar 4: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan

atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai

ketantuan yang berlaku.

5) Standar 5: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan mengenai tanda dan gejala preeklamsi lainnya,

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6) Standar 6: Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami dan

keluarganya pada trimester tiga untuk memastikan bahwa

persiapan persalinan bersih dan aman, serta suasana yang

menyenangkan akan direncanakan dengan baik, oleh sebab itu

bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah.

. d. Evidence Based dalam Praktik Kehamilan

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), praktik yang berdasarkan bukti

penelitian adalah penggunaan secara sisematis, ilmiah dan eksplisit,

berikut ini evidence based yang menjadi standar pelayanan dalam

praktik kehamilan adalah sebagai berikut :

1) Kunjungan ANC

2) Pemberian suplemen mikronoutrien


13

3) Imuisasi Tetanus Toksoid

4) Perkiraan hb pada kehamilan

5) Perkiraan tinggi fundus uteri

6) Hipotensi pada saat berbaring terlentang

7) Pemeriksaan kehamilan

e. Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2009), pemeriksaan kehamilan merupakan

salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Pemeriksaan

kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan

dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan, yaitu:

1) Trimester pertama minimal satu kali kunjungan.

2) Trimester kedua minimal satu kali kunjungan.

3) Trimester ketiga minimal dua kali kunjungan.

3. Tetanus Toksoid (TT)

a. Definisi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan

penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2005).

Menurut Astuti (2012), imunisasi Tetanus Toksoid adalah imunisasi

yang diberikan kepada ibu hamil untuk mecegah terjadinya tetanus

neonatorum.
14

b. Manfaat Imunisasi TT

Manfaat imunisasi TT ibu hamil menurut BKKBN (2005), yaitu:

1) Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum

2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.

Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan

dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus

maternal dan tetanus neonatorum.

Menurut Depkes RI (2005), manfaat imunisasi TT yaitu:

1) Mencegah tetanus pada bayi baru lahir (diberikan pada wanita usia

subur atau ibu hamil).

2) Mencegah tetanus pada ibu bayi.

3) Dapat digunakan oleh siapa saja yang terluka seperti terkena benda

berkarat atau jatuh dijalan raya.

c. Waktu Pemberian Imunisasi TT

Menurut Sulistyawati (2009), Ibu hamil yang belum pernah

imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan imunisasi dosis

dengan interval minimal 4 minggu atau pada waktu balitanya telah

mendapat imunisasi DPT sampai 3 kali (interval minimal 6 bulan dari

dosis ke 2) maka statusnya T3, status T4 didapat bila telah mendapat 4

dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ke 3) dan status T5 didapatkan

bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dari dosis ke 4).
15

Walaupun tidak hamil bila wanita usia subur belum mencapai status

T5 diharapkan mendapat dosis TT hingga tercapai status T5 dengan

interval penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan

dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapat kekebalan aktif

terhadap tetanus Long Life Card (LLC).

Jadwal pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :

1) TT1, diberikan dengan presentase perlindungan 80 persen.

2) TT2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT1, dapat memberikan

perlindungan selama 3 tahun, dengan presentase perlindungan 95

persen

3) TT3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT2, masa perlindungan 5

tahun, dengan presentase perlindungan 99 persen.

4) TT4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT3, masa perlindungan 10

tahun, dengan presentase perlindungan 99 persen.

5) TT5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT4, masa perlindungan 25

tahun, dengan presentase perlindungan 99 persen.

d. Cara Pemberian Imunisasi TT

Menurut BKKBN (2005), imunisasi TT pada ibu hamil diberikan 2 kali

dengan dosis 0,5 cc dan dinjeksikan secara intramuskuler/subkutan

dalam. Cara pemberian imunisasi TT yaitu:

1) Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspensi menjadi homogen.

2) Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer


16

yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam,

dengan dosis pemberian 0,5 ml.

3) Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh

digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:

a) Vaksin belum kadaluarsa

b) Vaksin disimpan dalam suhu +2º -+8ºC.

c ) Tidak pernah terendam air.

d) Sterilitasnya terjaga

e) VVM (Vaccine Vial Monitor) masih dalam kondisi A/B.

f) Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan

lagi untuk hari berikutnya.

e. Efek Samping Imunisasi TT

Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti

lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara

dan kadang-kadang gejala demam (Depkes RI, 2005).

f. Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi TT

Menurut Depkes RI (2012), tempat pelayanan untuk mendapatkan

imunisasi TT antara lain:

1) Puskesmas

2) Puskesmas pembantu

3) Rumah sakit

4) Rumah bersalin

5) Polindes
17

6) Posyandu

7) Rumah sakit swasta

8) Dokter praktik

9) Bidan praktik
18

B. Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan:
1.Tahu
2.Memahami
3.Aplikasi
4.Analisis
5. Sintesis
6.Evaluas

Imunisasi
Pengetahuan kehamilan Tetanus Toksoid

Faktor yang Teori Teori imunisasi


mempengaruhi kehamilan: TT :
pengetahuan: 1. Definisi 1. Pengertian
2. Pembagian 2. Manfaat
1.Pendidikan usia 3. Jadwal
2.Pekerjaan kehamilan 4. Cara
3.Umur 3. Standar pemberian dan
4.Lingkungan asuhan dosis
5.Sosial Budaya 4. Evidence 5. Efek samping
based 6. Tempat
5. Pemeriksaan pelayanan
kehamilan

Gambar 2.1 kerangka Teori

Sumber: Modifikasi dari Wawan dan Dewi (2010) dan Sulistyawati (2009)
19

C. KERANGKA KOSEP
BAIK

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Imunisasi Tetanus CUKUP
Toksoid

KURANG

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan:


1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Sosial Budaya

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Faktor yang diteliti

: Faktor yang tidak diteliti


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2012),

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Menurut

Arikunto (2010), penelitian kuantitatif dituntut menggunakan angka, mulai

dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

dari hasilnya. Penelitian yang dilakukan menggambarkan Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Al

Firdaus Boyolali.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di BPS Al Firdaus

Boyolali.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk

memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 April – 15 Mei 2015.

20
21

C. Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dari penetian ini adalah semua ibu hamil

yang berkunjung di BPS Al Firdaus Boyolali pada tanggal 12 April – 15

Mei 2015, dengan jumlah populasi 43 orang.

2. Sampel Penelitian
Sampel adalah Obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Menurut Arikunto (2010), untuk sampel kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar (>100) dapat diambil

antara 25-30%. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semua ibu hamil yang berkunjung di BPS Al Firdaus Boyolali pada

tanggal 12 April – 15 Mei 2015 yang berjumlah 43 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Non Random Sampling dengan metode Sampling jenuh. Menurut

Sugiyono (2012), Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel

dengan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.


22

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,

ukuran, yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep tertentu,

seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,

pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid.

E. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2012), definisi operasional merupakan definisi

yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati

atau diteliti.

Tabel. 3.1 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Skala Katagori

1. Tingkat Kemampuan Ordinal a. Baik,bila


PengetahuanIbu responden untuk nilai(x)>Mean+
Hamil Tentang menjawab 1SD
Imunisasi tentang imunisasi b. Cukup, bila
Tetanus Toksid TT yang meliputi nilai Mean–
definisi, manfaat, 1SD≤x≤ Mean
efek samping, + 1 SD
waktu c. Kurang, bila
pemberian, cara nilai (x) < mean
pemberian dan – 1 SD
tempat pelayanan (Riwidikdo, 2013)
imunisasi TT.
23

F. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan untuk melakukan penelitian ini adalah kuesioner.

Menurut Notoatmodjo (2012), kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah

tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan

jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Untuk mengetahui

pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid, kuesioner yang

digunakan adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Untuk

menghindari ketidak seriusan responden yang sering kali terjadi dalam

pengisian kuesioner, maka pernyataan dibuat 2 kategori, yaitu pernyataan

positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif (favorable) jika jawaban

benar nilai 1 dan jawaban salah nilai 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika

jawaban benar nilai 0 dan jawaban salah nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut

dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Untuk itu, maka

kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba di lapangan. Responden yang

digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari tempat

dimana penelitian tersebut harus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Uji coba

penelitian ini dilakukan di BPS Ririn Boyolali dengan jumlah 30 responden.

Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah repoden 30 adalah karena

kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian

mendekati kurva normal.


24

1. Uji Validitas

Menurut Riwidikdo (2013), validitas didefinisikan sebagai ukuran

seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Jadi validitas

adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dengan

menggunakan tehnik korelasi pearson product moment dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

N : Jumlah sampel

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

Instrumen dikatakan valid atau sahih jika karena

menyatakan adanya korelasi antara skor item dengan jumlah skor total.

Pada taraf signifikan 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,361 (Riwidikdo,

2013).

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di BPS Ririn Boyolali,

didapatkan 35 item yang valid dan 5 item yang tidak valid yaitu nomor

6, 13, 19, 26,dan 34. Item yang tidak valid tidak digunakan dalam

penelitian ini. Data hasil validitas dapat dilihat di lampiran 14.


25

2. Uji Reliabilitas

Menurut Riwidikdo (2013), reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya,

hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat

kosistensi dan kemantapan. Reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara

eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan

dengan test-retest (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Secara

internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi

butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Untuk menguji

reliabilitas intrumen, penguji menggunakan Alpha Cronbach dengan

program SPSS for Windows. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai

berikut:

r=

Keterangan :

r : Koefisien relibilitas instrumen

K : Banyaknya butir pertanyaan

: Total varians

: Total varians butir

Menurut Riwidikdo (2013), jika koefisien reliabilitas lebih besar dari

koefisien pembanding (0,75) maka dapat dikatakan kelompok variabel

tersebut akan relatif konsisten bila pengukuran diulang dua kali atau

lebih. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas, diperoleh nilai

Alpha sebesar 0,89 sehingga instrumen dinyatakan reliabel. Data hasil


26

uji reliabilitas dapat dilihat di lampiran 15.

3. Kisi - kisi kuesioner

Tabel.3.2. Kisi – Kisi Kuesioner Uji Coba Instrumen

No Variabel Indikator Nomor Nomor Jumlah


penelitian pernyataan pernyataan
favorable unfavorable
1. Tingkat Definisi 1, 2 3 3
pengetahu imunisasi TT
an ibu
hamil Manfaat
tentang imunisasi TT 4, 33 5, 37 4
imunisasi
Tetanus Waktu
Toksoid pemberian 6*, 7, 8, 9, 11, 12, 40 10
imunisasi TT 10, 34*, 39

Cara
pemberian 13*, 15, 17, 14, 16, 18, 11
imunisasi TT 27, 30, 35 28, 29

Efek
samping 19*, 20 22, 31, 32, 6
imunisasiTT 38

Tempat
21, 24, 23, 36 6
pelayanan
25,26*
imunisasi TT

Total item 40

* = Item yang tidak valid


27

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen penelitian

No Variabel Indikator Nomor Nomor Jumlah


penelitian pernyataan pernyataan
favorable unfavorable
1. Tingkat Definisi 1, 2 3 3
pengetahu imunisasi TT
an ibu
hamil Manfaat
tentang imunisasi TT 4, 33 5, 37 4
imunisasi
Tetanus Waktu
Toksoid pemberian 7, 8, 9, 10, 11, 12, 40 8
imunisasi TT 39

Cara
pemberian 15, 17, 27, 14, 16, 18, 10
imunisasi TT 30, 35 28, 29

Efek
samping 20 22, 31, 32, 5
imunisasiTT 38

Tempat
pelayanan 21, 24, 25 23, 36 5
imunisasi TT

Total item 35

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu

hamil diBPS Al Firdaus Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara

pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan

kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri

dari:
28

1. Data Primer

Menurut Riwidikdo (2013), data primer diperoleh secara langsung dari

obyek penelitian, sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan yang

disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden. Peneliti

mendapatkan data primer dari hasil pengisian kuesioner oleh responden

tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian.

Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh

pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial

maupun non komersial (Riwidikdo, 2013). Peneliti mendapatkan data

sekunder dari dokumentasi jumlah ibu hamil dan cakupan imunisasi

Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam pengolahan data yaitu :

a) Penyuntingan Data (Editing)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuisioner perlu di sunting (edit) terlebih dahulu. Pada

penelitian ini dilakukan editing untuk menilai data sudah lengkap apa

belum, apabila masih ada data yang belum lengkap dan tidak
29

mungkin dilakukan wawancara ulang maka kuisioner tersebut

dikeluarkan (Droup out). Pada saat peneliti melalukan penyebaran

kuesioner ada beberapa pernyataan yang belum di isi oleh responden

sehingga peneliti mengembalikan kuesioner tersebut kepada

responden untuk dilengkapi

b) Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan. Pada saat melakukan penelitian jawaban

responden yang sudah terkumpul kemudian diubah sesuai jawaban

masing-masing responden dengan memberi angka 1 atau 0.

c) Memasukkan Data (Data Entry)

Pada penelitian ini jawaban masing-masing pertanyaan yang sudah

diberi kode kemudian dimasukkan kedalam komputer sesuai dengan

kolom-kolom yang sudah tersedia.

d) Pembersihan Data (Cleaning)

Cleaning adalah semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan perlu untuk dilakukan pengecekan untuk

melihat kemukinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak

lengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.

2. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan analisis univariate. Analilis univariate adalah


30

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Selanjutnya untuk mengetahui hasil

tingkat pengetahuan ibu hamil menurut Riwidikdo (2012), ditunjukan

dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x)

> Mean + 1 SD.

b. Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean – 1 SD ≤x≤ Mean + 1

SD.

c. Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh

(x) < Mean – 1 SD.

Menurut Riwidikdo (2012), rumus mean, rumus SD dan rumus

prosentase berdasarkan tingkat pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) Rumus mean :

X=

Keterangan:

xi : Besaran atau nilai data

n : Jumlah data

X : Mean/rata-rata

2) Rumus Standar Deviasi :

sd =
31

Keterangan:

sd : Standar Deviasi

xi : Bersaran atau nilai data

n : Jumlah data

3) Rumus prosentase berdasarkan tingkat pengetahuan

Skor Presentase = Jumlah ibu hamil menurut tingkat pengetahuan x 100%


Jumlah Responden

I. Etika Penelitian

1. Informent consent

Informet consent diberikan pada saat melakukan penelitian. Informent

consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud

dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat,

2007). Pada penelitian ini semua responden diberikan lembar persetujuan

dan semua ibu hamil bersedia menjadi responden.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2007). Peneliti tidak

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam

penelitian ini.
32

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian

(Hidayat, 2007). Penelitian ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah

dikumpulkan dari setiap subyek dijamin oleh peneliti.

J. Jadwal Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012), jadwal penelitian adalah waktu

berlangsungnya tiap kegiatan dan disusun dalam suatu gant’s chart. Jadwal

penelitian terlampir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Lokasi penelitian ini adalah di BPS Al Firdaus terletak di Desa

Kismoyoso RT 03 RW 08 Ngemplak Boyolali. BPS Al Firdaus satu-

satunya BPS di Desa Kismoyoso yang dikelola oleh 1 Bidan Desa.

Sarana dan Prasarana di BPS Al Firdaus yaitu memiliki 1 ruang

periksa, 1 ruang bersalin, 2 ruang nifas dan 1 ruang tunggu. Pelayanan

yang diberikan di BPS Al Firdaus meliputi pemeriksaan ibu hamil

(ANC), pelayanan persalinan, pelayanan imunisasi, pelayanan

Keluarga Berencana (KB), pemeriksaan bayi dan balita sakit dan

pengobatan umum. Jadwal pemeriksaan umum pagi pukul 07.00 –

08.00 dan sore pukul 16.00 – 20.00 sedangkan untuk persalinan 24

jam.

B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di

BPS Al Firdaus yang berjumlah 43 orang. Pengambilan data

dilakukan dengan membagikan kuesioner yang diberikan kepada

43 responden dengan pilihan jawaban benar dan salah sebanyak 35

butir soal.

33
34

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

No Umur (tahun) Frekuensi Prosentasi (%)


1 < 20 9 20,90%
2 20-35 30 69,80%
3 > 35 4 9,30%
Total 43 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1, dari 43 responden menunjukkan

bahwa terdapat kelompok umur <20 tahun sebanyak 9 responden

(20,93%), kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 30 responden

(69,80%) dan kelompok umur >35 tahun sebanyak 4 responden

(9,30%). Jadi umur responden yang paling banyak pada kelompok

umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 30 responden (69,80%).

b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


1 SD 5 11,60%
2 SMP 15 34,90%
3 SMA 20 46,50%
4 Perguruan Tinggi 3 7,00%
Total 43 100
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2, dari 43 responden menunjukkan

bahwa terdapat pendidikan SD sebanyak 5 responden (11,60%),

pendidikan SMP sebanyak 15 responden (34,90%), pendidikan

SMA sebanyak 20 responden (46,50%), pendidikan Perguruan

Tinggi sebanyak 3 responden (7.00%). Jadi pendidikan

responden yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 20


35

responden (46,50%).

c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)


1 Bekerja
a. PNS 3 7,00%
b. Swasta 15 35,00%
c.Tani 3 7,00%
2. Tidak bekerja (IRT) 22 51,00%
Total 43 100

Berdasarkan tabel 4.3, dari 43 responden menunjukkan bahwa

terdapat kelompok bekerja (PNS, Swasta, dan Tani) sebanyak 21

responden (49,00%) dan kelompok tidak bekerja sebanyak 22

Rresponden (51,00%). Jadi responden yang paling banyak tidak

bekerja yaitu sebanyak 22 responden (51,00%).

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data, didapatkan nilai Mean 23,4 dan

Standar Deviasi 3,5 yang disajikan dalam tabel 4.4 berikut

Tabel 4. 4 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi


Pengetahuan ibu 23,4 3,5
hamil tentang imunisasi TT
Berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi diatas, maka

pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT di BPS Al Firdaus

dapat dikatagorikan menjadi 3 tingkat, yaitu :


36

a. Baik : (x) > Mean + 1 SD

(x) > 23,4+ 1 x 3,5

(x) > 26,9

Jadi, pengetahuan baik bila nilai responden x > 26,9

b. Cukup : Mean – 1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD

23,4 – 1 x 3,5 ≤ x ≤ 23,4 + 1 x 3,5

19,9 ≤ x ≤ 26,9

Jadi, pengetahuan cukup bila nilai 19,9 ≤ x ≤ 26,9

c. Kurang : (x) < Mean – 1 SD

(x) < 23,4 – 1 x 3,5

(x) < 19,9

Jadi, pengetahuan kurang bila nilai responden <19,9

Berdasarkan data yang diperoleh, maka tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang imunisasi TT di BPS Al Firdaus dapat dilihat pada

tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus

Toksoid di BPS Al Firdaus

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase


1 Baik 9 (%)
20,9%
2 Cukup 26 60,5%
3 Kurang 8 18,6%
Total 43 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus

Boyolali, pada katagori baik sebanyak 9 responden (20,9%),


37

katagori cukup sebanyak 26 responden (60,5%) dan katagori

kurang sebanyak 8 responden (18,6%). Jadi tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus

yang paling banyak pada katagori cukup.

C. Pembahasan

Menurut Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan adalah

merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terhadap

obyek ini melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. Faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : pendidikan,

pekerjaan, umur, lingkungan, sosial budaya ( W a w a n d a n

Dewi, 2010)

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh data

responden yang berpendidikan SD sebanyak 5 responden yang

memiliki pengetahuan baik tidak ada, cukup 1 orang, kurang 4

orang. Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 15 responden

yang memiliki pengetahuan baik 1 orang, cukup 11 orang, kurang 3

orang. Responden yang berpendidikan SMA sebanyak 20 reponden

yang memiliki pengetahuan baik 7 orang, cukup 13 orang, kurang

tidak ada. Responden yang berpendidikan Perguruan tinggi

sebanyak 3 responden yang memiliki pengetahuan baik 2 orang,


38

cukup 1 orang dan kurang tidak ada. Menurut Wawan dan Dewi

(2010), pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi.

Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh data

responden yang memiliki umur <20 tahun sebanyak 9 responden

yang memiliki pengetahuan baik tidak ada, cukup 8 orang, kurang

sebanyak 1 orang. Responden yang memiliki umur 20-35 tahun

sebanyak 30 responden yang memiliki pengetahuan baik 10 orang,

cukup 17 orang, kurang 3 orang. Responden yang memiliki umur

>35 tahun sebanyak 4 responden yang memiliki pengetahuan baik

tidak ada, cukup 2 orang, kurang 2 orang. Menurut Wawan dan

Dewi (2010), semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Karateristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh data

responden yang bekerja (sebagai PNS, swasta dan tani) berjumlah

21 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik 6 orang,

cukup 11 orang, kurang 4 orang. Responden yang tidak bekerja

(sebagai IRT) sebanyak 22 responden yang memiliki pengetahuan

baik sebanyak 4 orang, cukup 15 orang, kurang 3 orang. Menurut

Wawan dan Dewi (2010), semakin baik pekerjaan seseorang

semakin meningkat pengetahuannya.


39

Faktor lain yang mempengarui pengetahuan seseorang menurut

Wawan dan Dewi (2010), adalah lingkungan dan sosial budaya.

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku seseorang. Sosial budaya adalah segala sesuatu yang ada

pada masyarakat yang dapat mempengaruhi sikap dalam menerima

informasi.

Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh ibu hamil

adalah pengeahuan tentang imunisasi Tetanus Toksoid. Menurut

Astuti (2012), imunisasi Tetanus Toksoid adalah imunisasi yang

diberikan kepada ibu hamil untuk mecegah terjadinya tetanus

neonatorum. Manfaat imunisasi Tetanus Toksoid ibu hamil yaitu

melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum yang dapat

mengakibatkan kematian, dan melindungi ibu terhadap

kemungkinan tetanus apabila terluka (BKKBN, 2005).

Menurut Sulistyawati (2009), Ibu hamil yang belum pernah

imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan imunisasi

dosis dengan interval minimal 4 minggu atau pada waktu balitanya

telah mendapat imunisasi DPT sampai 3 kali (interval minimal 6

bulan dari dosis ke 2) maka statusnya T3, status T4 didapat bila

telah mendapat 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ke 3)

dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal

1 tahun dari dosis ke 4). Walaupun tidak hamil maka bila wanita
40

usia subur belum mencapai status T5 diharapkan mendapat dosis TT

hingga tercapai status T5 dengan interval penting untuk mencegah

terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan dan keuntungan

bagi wanita untuk mendapat kekebalan aktif terhadap tetanus Long

Life Card (LLC).

Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid

di BPS Al Firdaus paling banyak pada katagori cukup yaitu sebanyak

26 responden. Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sri Lestari (2012), yang berjudul

tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid

menggunakan responden sebanyak 40 orang dan hasil penelitian

paling banyak pada katagori cukup.

D. Kendala dan Keterbatasan

Dalam penelitian ini ada kendala dan keterbatasan, yaitu :

1. Kendala

Responden ada yang kurang paham tentang pernyataan yang

dibuat peneliti.

2. Keterbatasan

a. Variabel Penelitian ini variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.


41

b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup

sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau

salah, dan jawaban responden belum bisa mengukur

pengetahuan secara mendalam.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

imunisasi Tetanus Toksoid di BPS Al Firdaus Boyolali, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di

BPS Al Firdaus Boyolali, dalam katagori baik sebanyak 9 responden

(20,9%).

2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di

BPS Al Firdaus Boyolali, dalam katagori cukup sebanyak 26 responden

(60,5%).

3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di

BPS Al Firdaus Boyolali, dalam katagori kurang sebanyak 8 responden

(18,6%).

42
43

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka perlu adanya upaya untuk

meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti

menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Responden

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, ibu hamil dapat lebih rutin

dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan serta aktif dalam

mengikuti atau mencari informasi tentang kesehatan khususnya tentang

imunisasi Tetanus Toksoid melalui media elektronik maupun media

cetak.

2. Bagi BPS Al Firdaus

Petugas Kesehatan (Bidan) dan kader diharapkan dapat meningkatkan

pemberian penyuluhan dalam bidang kesehatan khususnya tentang

imunisasi Tetanus Toksoid, dan meningkatkan cakupan imunisasi

Tetanus Toksoid.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah referensi bacaan bagi mahasiswa kebidanan khususnya

tentang pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan pengembangan

variabel penelitian dan Instrumen penelitian sehingga akan diperoleh hasil

yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Abarwati,E.R.Rismintari, Y.S. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:


Mulia Medika

Anariyusmi. 2011. Tetanus Neonatorum. (online). Available:


http://anariyusmi.students-blog.undip.ac.id/2011/04/09/tetanus-
neonatorum. html 4 September 2011.

Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Astuti, H.P. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu I. Yogyakarta: Rohima Press.

Ayu, R.2013. Kematian Ibu Melonjak. (online). Available: http://www.


nasional.sindonews.com/read/787480/15/data-sdki-2012-angka-
kematian-ibu-melonjak-1380122625. html 26 September , 2013.

Dewi, V.N.L, Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta:


Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2012. Cakupan Imunisasi TT . (online). http://


www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013/SDK/Mibangkes/profil201
2/tabel/Tbl_Profil_Kes_2012tabel29.pdf. html 16 September, 2012.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Prawiroharjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Banndung:


Alfabeta
Sukarni, I, Margareth. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Wawan, A, Dewi. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia .Yogyakarta:


Nuha Medika.

Yakkum. 2011. Penyebab Tertinggi Kematian Ibu di Indonesia. (online).


Available: http://www.vivanews.com . html 8 Desember, 2011.

Anda mungkin juga menyukai