PENDAHULUAN
Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai
oleh suatu perusahaan sehingga laba dapat dijadikan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba
dimasa mendatang. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan
datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya prediksi perubahan laba.
Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun. Perubahan
laba yang tinggi, sehingga tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi pula.
Maka dari itu, perubahan laba akan mempengaruhi investasi para investor yang
akan menanamkan modalnya di perusahaan. Hal ini dikarenakan investor
mengharapkan dana yang di investasikan kedalam perusahaan akan memperoleh
tingkat pengembalian tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas apakah NIM dan BOPO memiliki pengaruh
signifikan terhadap Perubahan Laba perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh NIM (Net Interest
Margin), dan BOPO (rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional),
terhadap perubahan Laba.
1.Hanya menggunakan dua variabel yang digunakan, yaitu NIM daan BOPO
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Telaah Pustaka
TINJAUAN LITERATUR
Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan
biayayang dikeluarkan untuk mendatangkan laba.Ghozali dan Chariri (2007)
mengungkapkan pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan
biaya.Menurut Riahi dan Belkaoui (2001) beberapa sifat dari laba akuntansi
adalah sebagai berikut:
B. Perubahan Laba
Investor merupakan salah satu pemakai eksternal utama laporan keuangan. Para
investor dalam menilai perusahaan perPerusahaanan tidak hanya melihat laba
yang dihasilkan dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba
dari tahun ke tahun. Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba
pertahun.
Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba
sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba
dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda
antar periode yang dianalisis (Zainuddin dan Hartono, 1999)
Untuk mengetahui perubahan laba yang terjadi pada perusahaan akan digunakan
rumus sebagai berikut: (Zainuddin dan Jogiyanto, 1999)
Dimana:
n = tahun ke-n
Analsis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi
akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif atau absolut untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu
laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lainnya. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan
atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2000).
Rasio keuangan adalah ukuran tingkat atau perbandingan antara dua atau lebih
variabel keuangan. Menurut Riyanto (2008), rasio keuangan adalah alat yang
dinyatakan dalam arimathical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan dua data. Apabila dihubungkan dengan masalah keuangan maka data
tersebut adalah hubungan matematik antara pos keuangan dengan pos yang
lainnya atau jumlah-jumlah di neraca dengan jumlah-jumlah di laporan laba rugi
atau sebaliknya, maka yang timbul adalah rasio keuangan.
Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang
menunjukkan indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu
(Kuswandi,2006). Setiap jenis rasio keuangan mempunyai kegunaan untuk
membuat analisis yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang yang
menggunakan dan tujuan dari penggunaannya. PerPerusahaanan merupakan bisnis
jasa yang tergolong dalam industri “kepercayaan” dan mempunyai rasio-rasio
keuangan yang khas. Analisis rasio keuangan banyak digunakan oleh calon
investor. Sebenarnya analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos dalam
laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta
hasil dari operasional perusahaan.
Analisa rasio keuangan dapat digunakan untuk membandingkan rasio saat ini
dengan rasio masa lalu dan akan datang dalam perusahaan yang sama. Jika rasio
keuangan diurutkan dalam beberapa periode tahun analisis dapat mempelajari
komposisi perubahan dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau penurunan
dalam kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Apabila dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan lebih kecil dibanding dana
yang diserahkan para kreditur maka berarti perusahaan sangat tergantung pada
para kreditur sehingga kreditur mempunyai peranan yang lebih besar untuk
mengendalikan perusahaan. Dalam perPerusahaanan, rasio solvabilitas biasa
disebut Perusahaan Capital. Fungsi dari Perusahaan capital adalah : (1) Sebagai
ukuran kemampuan Perusahaan untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak
dapat dihindarkan, (2) Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan usahanya sampai batas-batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat
juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak terpakai dan lain-lain, (3)
Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaaan Perusahaan atau kekayaan yang
dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Perusahaan yang mempunyai rasio
solvabilitas rendah berarti perusahaan tersebut mempunyai resiko kerugian lebih
kecil ketika keadaan ekonomi merosot dan juga mempunyai kesempatan
memperoleh laba yang rendah ketika ekonomi melonjak dengan baik, begitu pula
sebaliknya (Muljono, 1999).
METODE PENELITIAN
Untuk keperluan penelitian ini, kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh
penulis yaitu:
Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder,
dimana data tersebut diperoleh dari media internet.
Data dan rumusan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini bersumber dari
beberapa buku paket untuk kuliah. Selain itu penulis juga mendapatkan beberapa
sumber data yang berasal dari refrensi penelitian-penelitian sebelumnya.
3. Web Searching
Yaitu usaha penulis untuk mengumpulkan artikel-artikel, jurnal, dokumen lain-
lain yang ada hubungannya dengan materi yang ada hubungannya dengan
penulisan ilmiah ini di internet
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Profitabilitas
(NIM dan BOPO)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perubahan Laba
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain:
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan asuransi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Menurut Siregar (2013 : 56), populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek
penelitian. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:185), dalam Aris (2012:20),
populasi adalah generalisasi yang terdiri atas, subyek dengan kualitas dan
karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan
kemudian di tarik dari kesimpulan.
Dengan demikian data populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2010-2012 yaitu sebanyak 131 perusahaan.
Tabel 3.1
Daftar Populasi
Menurut Siregar (2013 : 56), sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, di
mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk
memenuhi sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi. Didalam
penelitian ini sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling.Menurut Siregar (2013 : 60), teknik purposive sampling yaitu metode
penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria – kriteria
tertentu.
Beberapa pertimbangan atau kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
menerbitkan laporan keuangan periode 2008-2012 yang telah diaudit.
3. Perusahaan yang diteliti harus memiliki pertumbuhan laba positif selama
periode penelitian.
Tabel 3.2
Daftar Sampel
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data-data yang berhubungan dengan penelitian. Adapun metode yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Mengumpulkan laporan keuangan guna data dalam penelitian melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia yaitu http://www.idx.co.id .
2. Teknik pustaka
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah teknik regresi
berganda atau multiple regression untuk menguji pengaruh NIM dan BOPO
terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Model regresi berganda adalah
teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen
dengan beberapa variabel independen. Dalam penggunaan persamaan regresi
terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi
tersebut adalah: uji normalitas, uji multikolenearitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas. Setelah persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar tersebut
maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis.
Model regresi yang diperoleh dari metode OLS merupakan model regresi yang
menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik (Best Linier Unbias
Estimator / BLUE) (Saepudin,dkk,2006). Kondisi akan terjadi apabila memenuhi
beberapa asumsi klasik seperti normalitas, tidak ada multikolonearitas yang
sempurna antar variabel bebas, tidak ada autokorelasi dan heterokedastisitas.
B. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang ada terdistribusi
secara normal/tidak. pengujian ini diakukan dengan menggunakan analisis grafik
histogram dan normal plot. Pada analisis histogram bila grafik normal plot
menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda memenuhi
asumsi normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikasi untuk
variabel yang dianalisis memiliki nilai signifikansi (P-Value) lebih besar dari 0,05
(5%). Analisis Statistik, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula
melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-
Smirnov test (K-S). uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
C. Uji Multikolonearitas
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2. Menganalisis matrik korelasi antar variabel bebas. jika ada korelasi yang
cukup tinggi, maka di dalam model regresi tersebut terdapat
multikolinearitas.
3. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance
Infkation Factor). Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi, maka menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi (karena
VIF=1/Tolerance). Nilai Cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan
nilai VIF > 10.
D. Uji Heteroskedastisitas
E. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Autokoelasi keadaan dimana variabel gangguan pada
periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini sering ditemukan pada data time
series karena gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode
berikutnya. Cara yang digunakan untuk mendiagnosis adanya autokorelasi adalah
dengan uji Durbin- Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi (Imam Ghozali,
2009) adalah:
1. Bila DW terletak antara batas atas (Upper bound/du) dan 4-du, maka tidak
ada autokorelasi.
2. Bila DW lebih rendah dari batas bawah (Lower bound/dl) maka ada
autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl), maka ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak antara (4-du) dan antara (dl-du) maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
Tabel 3.3
Tabel Autokorelasi
A. Analisis Regresi
Y = a + b1NIM+ b2BOPO + e
Dimana:
a = Koefisien konstanta
e = Variabel gangguan/error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan
goodness of fitnya. Secara statistik, dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik
F, dan koefisien determinasinya. Perhitungan statistik disebut signifikansi secara
statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana
H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah dimana H0 diterima.
C. Koefisien Determinasi
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variable
independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan uji dua arah dengan hipotesis: H0 : β1<0 atau β1>0 artinya ada
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk
menghitung nilai thitung digunakan rumus:
thitung=
Dimana:
β1 = Koefisien korelasi
F. Uji R Square ()
Uji R Square dilakukan dengan SPSS 17.0 guna mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependent.
Daftar Pustaka