LATAR BELAKANG
Indonesia terletak didaerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh 2 musim yaitu musim panas
dan musim hujan. Dampak negatif dari posisi Indonesia yang berada didaerah tropis yaitu sering
terjadi bencana alam seperti kekeringan dan banjir, temperatur yang cederung tinggi berkisar di
26o C - 28o C, curah hujan yang mencapai 200 mm pertahunnya, kebakaran hutan yang sering
terjadi karena kemarau panjang, dan Indonesia diapit oleh 3 lempeng besar dan bertemunya
sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik menyebabkan tingginya potensi gempa tektonik dan
vulkanik. Menurut United Nations International Stategy for Disaster ReductionIndonesia
merupakan negara yang paling rawan bencana alamdi dunia. Berbagai bencana alam mulai
gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran
hutan rawan terjadi di Indonesia.
Dari berbagai jenis bencana alam, United Nations International Stategy for Disaster Reduction
(UNISDR) merangking jumlah korban pada 6 jenis bencana alam yang banyak memakan korban
yang meliputi tsunami, tanah longsor, banjir, gempa bumi, angin topan, dan kekeringan. Dalam
undang-undang no 27 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana di jelaskan bahwa wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, biologis, hidrologis, dan
demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang di sebabkan oleh faktor alam,
faktor nonalam, maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan
tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
Kota Dumai merupakan salah satu daerah yang rawan bencana baik yan disebabkan oleh alam
maupun ulah manusia. Kota Dumai memiliki rata-rata ketinggian tanah 3 meter diatas
permukaan laut, beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan kondisi tanah rawa
bergambut dibagian utara dan disebelah selatan terdiri dari dataran tinggi. Kota Dumai sering
terjadi banjir,baik yang disebabkan dari curah hujan yang tinggi, maupun banjir yang disebabkan
pasang air laut. Secara geografi Kota Dumai yang terdiri dari rawa dan terletak dekat pesisir
pantai maka sangat rentan terjadi banjir. Untuk itu diperlukan upaya kesiapsiagaan untuk
mengantisipasi terjadinya bencana. Maka dari itu perlu dibuat rencana kontigensi.Rencana
kontinjensi merupakan rencana yang dibuat sebagai bentuk kesiapsiagaan akan terjadinya
bencana atau penanggulangan bencana Dalam implementasinya, penanggulangan bencana
tersebut menjadi tugas dan tanggung-jawab pemerintah dan pemerintah daerah bersama-sama
masyarakat luas. Bentuk tanggung-jawab antara lain memenuhi kebutuhan masyarakat yang
diakibatkan oleh bencana yang merupakan salah satu wujud perlindungan negara kepada warga
negara.
Dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Pennaggulangan Bencana. Pasal 5 UU ini
menegaskan, bawhwa pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Penjelasan pasal 5 bahkan juga menegaskan
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana meliputi bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Tujuan penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana adalah menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka memberikan
perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana. Skema
penyelenggaraan Penanggulangan Bencana secara umum dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu
pra bencana, saat bencana dan pascabencana. Paradigma lain yang lebih luas yang harus
diluruskan dan terkait dengan masalah ini adalah soal penanggulangan bencana. Penanggulangan
bencana selama ini selalu identik dengan penanganan saat tanggap darurat dan pasca bencana.
Padahal, yang lebih penting dari itu adalah pada masa pra bencana berupa mitigasi dan
pencegahan bencana.
BAB II
RENCANA KONTINJENSI
Kota Dumai terletak pada posisi antara 1 0 23’ – 1 0 24’–23’ Lintang Utara dan 1010 23’37’ -
1010 28’ 13’ Bujur Timur. Kota Dumai mempunyai luas 1,727.38 Km2. Kota Dumai sebagian
terdiri dari dataran rendah di bagian Utara dan sebagian dataran tinggi di sebelah Selatan. Pada
umumnya struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan endapan, alluvial,
dan tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Di wilayah Kota
Dumai terdapat 15 buah sungai yang dapat dilayari oleh kapal pompong, sampan, dan perahu
sampai jauh ke daerah hulu sungai. Sungai Buluala, Sungai Senepis, dan Sungai Mesjid
merupakan tiga sungai yang terpanjang. Dumai beriklim tropis dengan suhu udara berkisar
antara 210 C – 360 C dan terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Jumlah penduduk Kota Dumai menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 (SP 2010) sebanyak
253,803 jiwa dengan luas wilayah sebanyak 1,727.38 km². Kepadatan penduduk di Kota Dumai
tahun 2010 sebanyak 147 jiwa per km². Jumlah penduduk laki-laki 131,465 jiwa dan 122,338
jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk Kota Dumai pada tahun 2015 sebanyak 285,967
jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 146,792 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak
139,175 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 165 jiwa per km². Sementara itu jumlah
rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 2.091 persen dari tahun 2014. Kecamatan dengan
penduduk terbanyak adalah Dumai Timur dengan jumlah penduduk 61.685 jiwa, sedangkan
kecamatan dengan penduduk terendah adalah Medang Kampai dengan jumlah penduduk 11.470
jiwa.
Kesehatan
Pada tahun 2015 terdapat 3 buah rumah sakit, 10 puskesmas, 129 dokter, 444 perawat dan 301
bidan. Guna menanggulangi tingginya laju pertumbuhan penduduk, pemerintah melaksanakan
program Keluarga Berencana. Tujuan Keluarga Berencana adalah tercapainya suatu masyarakat
yang sejahtera melalui upaya perencanaan dan pengendalian jumlah kelahiran. Tahun 2014
terdapat 4.653 akseptor KB baru dan 45.334 akseptor KB aktif.
Pendidikan
Pada tahun 2015 Sekolah Dasar berjumlah 98, jumlah murid 36,991 dan guru 2,170 dengan rasio
murid terhadap guru 17.05. Data statistik pendidikan menengah meliputi SLTP dan SLTA
dilingkungan Dinas Pendidikan Kota Dumai saja. Pada tahun 2015 terdapat 31 SLTP umum dan
13 SMA dengan jumlah murid SLTP 11,935 dan jumlah murid SMA 8,682 Sedangkan rasio
murid terhadap guru SLTP 14,.19 sedangkan rasio murid terhadap guru SMA 10.10.
Skenario Kejadian
Kabupaten Dumai Provinsi Riau menetapkan beberapa kawasan rawan bencana yaitu Kecamatan
Dumai Timur adalah kawasan yang terancam banjir. Curah hujan yang tinggi dan banyaknya
sungai menjadi faktor penyebab terjadinya banjir di kawasan ini.
Banjir terjadi pada musim hujan, pada tanggal 8 Desember 2017. Banjir terjadi akibat hujan yang
terus-menerus selama lebih kurang 2 hari. Tingginya curah hujan tersebut menyebabkan
meluapnya sungai dumai di Kecamatan Dumai Timur, Kelurahan Bumi Ayu sehingga merendam
seluruh kawasan tersebut. Banjir paling parah terjadi di pemukiman padat penduduk di sekitar
pusat kota. Air mulai naik pada pukul 02.00 WIB di saat kebanyakan penduduk sedang
beristirahat, sehingga masyarakat tidak menyadari bahwa air sungai sudah meluap tinggi.
Ketinggian air terus meningkat hingga mencapai atap rumah warga.
Akibat banjir tersebut, sekitar 339 rumah penduduk terendam oleh banjir, lebih dari 350 keluarga
diungsikan ke tempat yang lebih aman. Sejauh ini bencana banjir ini sudah menelan korban jiwa
sebanyak 33 orang akibat hanyut terbawa arus. Dilaporkan masih ada korban hilang yang belum
ditemukan sebanyak 17 orang. Selain itu juga terdapat korban luka sebanyak 146 orang akibat
berusaha menyelamatkan diri saat terbawa arus banjir. Hingga saat ini tim SAR masih berusaha
melakukan pencarian korban hilang dan evakuasi warga dari lokasi banjir.
Perkiraan Dampak
Dampak dari bencana banjir tersebut adalah rusaknya ratusan rumah warga dan kendaraan
sehingga menimbulkan kerugian materiil yang cukup besar. Banjir juga meluap hingga menutupi
jalanan, yang menyebabkan terputusnya jalur transportasi ke daerah tersebut. Luapan air karena
banjir juga akan menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan membuat sampah berserakan,
sehingga dapat menimbulkan penyakit. Masyarakat di pengungsian juga menjadi rentan terhadap
penyakit akibat kotornya lingkungan tersebut, seperti diare, penyakit kulit, demam berdarah, dan
ISPA.
Tujuan Umum
Masalah kesehatan akibat bencana banjir di Kota Dumai dapat ditanggulangi secara sinergis
cepat tanggap, dan terpadu.
Tujuan Khusus
Penanganan korban hidup dan kelompok rawan(ibu hamil, lansia, anak-anak & cacat)
Sasaran
Prioritas adalah lansia, anak-anak, Pasien Rumah Sakit, Penyandang cacat, ibu Hamil, Orang
Stres.
Apabila dampak yang ditimbulkan cukup besar, maka perlu dilakukan pengajuan bantuan
yang dibutuhkan kepada organisasi donatur.
Mengevaluasi seluruh pelaksanaaan kegiatan yang sudah dilaksanakan serta tindak lanjut
yang direncanakan.
Strategi
Untuk mewujudkan tercapainya kebijakan-kebijakan di atas maka ditetapkan strategi-strategi
dibawah ini:
Mendirikan Posko Utama Penanggulangan Bencana banjir di Kantor BPBD Kota Dumai,
dan mendirikan Posko Bantuan di tingkat Kecamatansesuai kebutuhan;
Mendirikan tenda pengunsian sesuai kebutuhan
Menetapkan lamanya tanggap darurat yang akan dilaksanakan selama 10 hari
Mengerahkan semua sumberdaya yang ada danorganisasi/lembaga terkait yang dapat
dipergunakan dalam penanggulanganbencana banjir;
Pelayanan Pengobatan
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Gizi : Susu formula untuk bayi piatu, bayi yang terpisah dari ibunya dan
bayi yang ibunya dalam kondisi sakit berat.
PENANG
SDM TENAGA KEBUTU KESENJA SUMBER
NO TERSEDIA GUNG
KESEHATAN HAN NGAN PEMBIAYAAN
JAWAB
1. 50 10 40 RSUD APBD
Dokter Umum
2. 5 1 4 RSUD APBD
Dokter gigi
5. 3 2 1 RSUD APBD
Apoteker
6. 3 10 - RSUD APBD
Bidan
7. 15 6 9 RSUD APBD
Perawat
8. 3 1 2 DINKES APBD
Ahli gizi
Analisis kesenjangan
Pada inventaris Sumber daya manusia yang tersedia di Kecamatan Dumai Timur Kelurahan
Bumi Ayu, terdapat kesenjangan pada tenaga dokter umum sebanyak 40 orang, dokter gigi
sebanyak 4 orang, dokter spesialis THT sebanyak 2 orang dokter spesialis penyakit dalam
sebanyak 3 orang, apoteker sebanyak 1 orang, perawat sebanyak 9 orang, ahli gizi sebanyak 2
orang, surveillance sebanyak 1 orang, sanitarian sebanyak 1 orang dan epidemiolog sebanyak 2
orang.
Kekurangan sumber daya tersebut bisa ditanggulangi dengan meminta tambahan tenaga
kesehatan dari puskesmas dan rumah sakit dari kecamatan lainnya di sekitar Kecamatan Dumai
Timur, seperti Kecamatan Dumai Kota, Kecamatan Medang Kampai, dan Kecamatan Dumai
Selatan.
1. RSUD APBD
Tenda kesehatan 5 1 4
Masker
4. 20 kotak 20 kotak 0 RSUD APBD
5. RSUD APBD
Sarung tangan 20 kotak 20 kotak 0
TOTAL 150 76 74
TOTAL 19 19 0
Alat Komunikasi
Kesenjang Penanggun Sumber
No Alat Komunikasi Kebutuhan Tersedia
an g Jawab Pembiayaan
2. HT 8 5 3 DINKES APBD
TOTAL 14 11 3
Alat Medis
Alkohol
1. 50 50 0 RSUD APBD
2. Cairan Infus 50 50 0 RSUD APBD
165 155 10
2.9 Anggaran
Korban Banjir
Korban meninggal
Korban selamat Korban luka
dan hilang
Posko pengobatan
Dibawa ke posko
pengungsian
(Keecamatan Dumai
Selatan) pasca
perawatan
LAPORAN SKILL LAB
BLOK 21
MANAJEMEN BENCANA
Oleh:
Kelompok 2 SL A
Chelsy Ismael : 1411412013
Instruktur SL :
drg. Arymbi Pujiastuty, M.Kes
drg. Bambang Ristiono, MMR