Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Jika kita perhatikan pemerintah Indonesia selalu berusaha sebisa mungkin


untuk mengurangi tingkat kebodohan di Indonesia. Sebagai bukti nyata kita
dapat melihat program – program pemerintah seperti : BOS, Wajib belajar 9
tahun dan tidak tanggung – tanggung pemerintah bahkan menaikkan
sebagian gaji para PNS khususnya tenaga pendidik atau lazimnya disebut
guru. Itu semua tidak lain bertujuan untuk meningkatkan keefektifan cara
mengajar guru kepada para penerus bangsa yaitu siswa.

Tapi pada kenyataannya hal ini bertolak belakang dengan kenyataan di


lapangan, pasalnya mereka lebih memilih bolos ketimbang belajar. Memang
cerita bolos sewaktu jam pelajaran sudah tidak asing lagi bagi sebagian
kalangan pelajar ataupun pembaca sebagai pihak pengamat. Seringkali
telinga kita sampai sakit mendengar kata bolos karena hal ini bukanlah
cerita baru lagi. Bolos atau meninggalkan jam pelajaran saat kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung di sekolah. Itu adalah sebuah hal yang sering
dilakukan oleh para pelajar. Namun tetap saja boleh dikatakan wajar karena
sifat dasar siswa yang juga manusia yang selalu saja ada secuil rasa bosan
yang timbul di benak mereka. Bosan dengan rutinitas sehari-hari untuk pergi
ke sekolah dan menunaikan kewajiban sebagai pelajar. Terlebih bagi mereka
yang sudah menjadikan bolos ini sebagai hobi dan agenda wajib mereka saat
sekolah. Mereka yang malas-malasan dan hanya ingin bersenang-senang
saja tentunya lebih memilih untuk meninggalkan kelas daripada harus
mendengarkan penjelasan guru yang tidak mereka mengerti.
Mungkin masalah yang seperti ini sering dianggap sepele oleh sebagian
kalangan, namun hal ini sangatlah disayangkan terutama bagi pemerintah
yang sudah berusaha keras untuk memajukan pendidikan di Indonesia,
Apalagi kalau kita mengamati sekarang banyaknya siswa yang berkeliaran di
jalan, di pasar, di pertokoan bahkan di mall, sewaktu di saat jam sekolah.

1.2. MASALAH

1. Mengapa siswa suka membolos pada saat jam pelajaran di sekolah?


2. Apakah yang menyebabkan mereka membolos saat jam pelajaran sedang
berlangsung?
3. Bagaimana guru di sekolah mengantisipasi masalah siswa yang suka
membolos?
1.3. TUJUAN

1. Mengetahui apa yang menyebabkan para siswa suka bolos sekolah


2. Mengetahui apa alasan siswa jika membolos
3. Mengetahui hukuman apa yang akan dibebankan pada siswa yang suka
membolos

1.4. MANFAAT

1. Dapat memberi masukan bagi para murid yang sering bolos agar tidak
membolos lagi
2. Dapat mengetahui alasan siswa yang suka membolos
3. Dapat membuat siswa jera dan tidak akan mengulangi kebiasaannya
membolos

1.5. BATASAN MASALAH

Penulis mengambil contoh hanya kelas IX karena sehubungan dengan


penulis sangat peduli dengan semakin dekatnya pelaksanaan Ujian Nasional.
Dan siswa yang dijadikan contoh adalah siswa SMP Negeri I Bitung.

1.6. METODE PENULISAN

Penulis akan memaparkan kejadian di sekolah sampai penanganannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Minggat dari sekolah atau bolos bukanlah hal yang baru bagi pelajar. Bahkan
bukan hanya pelajar laki-laki tapi pelajar perempuan juga termasuk
melakukan hal ini. Keinginan bolos sekolah ini bermacam-macam. Ada yang
sekadar menghilangkan rasa suntuk karena pelajaran di sekolah atau
memiliki masalah pribadi yang membuat tidak konsen belajar.
Perilaku bolos sekolah juga dapat membawa dampak buruk seperti resiko
ketinggalan pelajaran, karena saat bolos mereka tidak menerima pelajaran
seperti yang semestinya. Membolos pun bisa menghasilkan hadiah
peringatan dari sekolah atau yang paling parah lagi adalah dikeluarkan dari
sekolah alias DO (Drop Out) bagi mereka yang membolos. (Sumber :
http://www.infogue.com)

Sementara itu, psikolog Dian Apriyatni Psi mengatakan, kebiasaan bolos


sekolah
itu disebabkan oleh banyak faktor. Di mana tidak semuanya muthlak
kenakalan siswa Menurut Dian, ada beberapa faktor yang menyebabkan
siswa minggat dari sekolah, di antaranya karena merasa bosan dengan gaya
mengajar dari guru. Karena biasanya, jika guru berhasil membangun
suasana belajar yang menarik bagi siswanya, maka senakal apa pun siswa
tersebut, maka dia akan menunggui guru tersebut. Berbeda dengan guru-
guru yang sudah menakutkan bagi siswa mulai dari gaya mengajar, cara
menghadapi siswa hingga memberikan tugas. Tetapi ada juga yang memang
yang bolos karena gurunya gagal membuat suasana menarik di kelas,
sehingga membuat siswa bosan dan mencoba mencari suasana berbeda di
luar sekolah. Penyebab lain adalah adanya masalah pribadi baik dengan
orang tua, pacar, keluarga maupun dengan teman-teman.

Biasanya, masalah ini membuatnya tidak konsentrasi.


Namun, bolos sekolah juga terkadang dilakukan siswa karena pengaruh dari
teman-teman. Karena masa remaja, pengaruh teman-teman yang disebut
dengan konvernitas sangat besar. Bahkan, nilai yang dibawa dari rumah bisa
hilang karena konvernitas tadi.
Sebenarnya, hal ini wajar karena memang pada masa ini, teman merupakan
salah satu penentu karakter bagi remaja setelah orangtua. Secara psikologis,
ini menyebabkan pengaruh teman bisa lebih menentukan dibandingkan
orang tua. Apalagi bila perhatian dari orang tua minim. Maka remaja akan
lari dengan teman-temanya sebagai teman curhat.

Jika teman-teman yang dipilihnya yang dapat memberikan nilai positif itu
tidak ada masalah. Tapi jika teman yang dipilihnya adalah yang berpengaruh
negatif, maka karakternya akan terbentuk di sana. Untuk itu, guru-guru
harus mengevaluasi sebab bolosnya siswa mereka. Apakah disebabkan
karena siswanya atau karena suasana belajar di sekolah. Selain itu, perlu
perhatian dan kontrol dari orang tua, tapi tidak dengan cara mengekangnya.
”Seperti main layang-layang tarik ulur saja,
Hanya saja, bagi remaja bolos sekolah bukanlah solusi untuk mencari
kesenangan di luar sekolah. Karena masih banyak waktu yang bisa dijadikan
refreshing. Tidak mesti melalui bolos. Bisa di hari libur maupun sepulang
sekolah. Kalaupun jika bosan, siswa bisa rileks di saat jam istirahat dengan
bercanda dengan teman.

Menurut Dian,masih ada cara lain yaitu dengan terbuka terhadap masalah
yang dihadapi baik dengan orang tua, guru, maupun teman sehingga tidak
mengorbankan pelajaran untuk menyelesaikan masalah. Karena jika
masalahnya serius, orangtua maupun guru akan mengerti dan memberikan
dispensasi buat kamu
Biasanya siswa yang membolos itu melakukan aksinya tidak atas inisiatif
sendiri namun dia biasanya diajak oleh teman – temannya, entah karena
mengalami tekanan mental dari teman – temannya atau mengalami hal lain.

Biasanya hal ini dekat dengan dengan pergaulan siswa yang sembarangan
alias tidak benar dalam memilih teman karena hanya ingin dianggap gaul.
Para siswa terkadang memilih bolos lewat tempat yang sulit untuk
diintai/diawasi seperti di belakang kelas, pagar yang tertutup oleh pohon-
pohon yang rimbun,biasanya siswa – siswa yang bolos kebanyakan berasal
dari sekolah swasta. Adapun guru yang mengalami masalah dengan murid
yang membolos dan Ia pun mencoba untuk mencoba memberitahu siswanya
mengenai hal itu , namun cara itu tidak ampuh dan Iapun mencoba menegur
dengan keras dan cara yang dilakukannya berhasil sebanyak 50%, Tapi
hasilnya kurang memuaskan. Iapun mencoba untuk
Mencoba hal yang tidak diasayaitu dengan menyuruh siswa yang bolos
untuk membuat surat pernytaan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan
mengulangi perbuatan tersebut.Yang membuat Surat pernyataan ini berbeda
ada pada isinya yaitu dengan memasukkan tanda tangan orang tua, ketua
RT dan RW.
Pada akhirnya cara ini dapat membuat hampir100% siswa sudah tidak lagi
membolos.
Hal yang menyebabkan siswa tidak membolos adalah karena mereka
mendapatkan hukuman sosialyang berat dan dengan mencantumkan tanda
tangan ketua RT dan RW memiliki beban tersendiri

Anda mungkin juga menyukai