Anda di halaman 1dari 3

MC karina : Pendidikan adalah salah satu indikator kemajuan suatu negara.

Pendidikan di sini
mencakup sistem, kurikulum, infrastruktur, dan SDM. Salah satu tujuan bangsa kita jelas tertuang
pada pembukaan UUD 1945 yaitu ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Salah satu sistem pendidikan
Indonesia adalah kurikulum. Bagaimana kira-kira kurikulum pendidikan Indonesia,apakah sudah
tepat?

Sudah hadir di sini para pakar pendidikan Indonesia, kepala dinas pendidikan tinggi bapa hapid dan
Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, ibu citra. Marilah kita dengar pendapat dari mereka.

Hapid : orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang
antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan.

CitraR : saya menyayangkan keterburu-buruan pemerintah memberlakukan kurikulum baru,


statusnya kedepan karena mata pelajaran yang selama ini diampunya kini ditiadakan, mengkritisi
pengurangan atau penggabungan mata pelajaran, atau bahkan jumlah distribusi jam pelajaran. Juga
tidak sedikit yang mendukungnya.

Kemendikbud, ketika itu, berjanji akan menghargai segala bentuk masukan dan kritikan yang
disampaikan oleh masyarakat. Namun, betulkah pemerintah menghargai setiap masukan?
Jawabannya tentu hanya Tuhan dan pemerintah yang tahu, karena hingga saat ini yang terkabarkan
justru semangat yang tinggi terhadap “pemaksaan” pemberlakuan pada bulan Juli mendatang.

hapid :

1. penambahan kuantitas pendidikan berbasis nilai akan cocok diterapkan di negara yang sedang
berjuang melawan penindasan (bullying) dan kekerasan antarpelajar (tawuran).

2. Pendidikan memproduksi orang-orang dengan karakter yang baik, khususnya integritas. Kita harus
memerangi korupsi, dan korupsi bertalian erat dengan integritas. Begitu seseorang memiliki
integritas, maka pengetahuan pun akan datang dengan sendirinya.

citra : Kelemahan

1. kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi
pragmatis.

2. kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku
pendidikan.

3. Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum melaksanakannya.
Bagaimana bisa, Kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum
sebelumnya.

MC kemal : baiklah sekarang kita lihat dari sudut pandang objek sistem kurikulum Indonesia,
mira dari SMAN 3 Bandung dan maulina dari SMAN 5 Bandung. Mari kita dengarkan pendapat
mereka.
Mira :

1. Salah satu perubahan mendasar dalam kurikulum pendidikan Indonesia adalah mengedepankan
pendidikan berdasarkan nilai, seperti agama, nasionalisme

2. Ini bukan nasionalisme dalam arti sempit, tetapi tentang mengenal negaramu sendiri, dan yang
menjadikan identitas sebagai bangsa Indonesia

3. Pendidikan berbasis nilai ini, cukup rasional. pelajaran tentang nasionalisme yang didapatnya di
sekolah cukup berharga. Kita mendapat banyak pengetahuan tentang sistem pemerintahan dan
sejarah negara Indonesia.

4. Ketika lulus, kami akan berkerja di komunitas internasional. Kami harus mengenal negara kami
dan mengetahui apa yang ingin dicapai Indonesia, dan apa yang negara kami perjuangkan,"

Maulina : 1. akhir- akhir ini marak adanya tempat les baik umum maupun privat. Fenomena
ini bisa dilihat dari aspek ekonomi tentang peluang lapangan kerja.

2. Namun yang lebih mendominasi bisa kita dilihat dari aspek pendidikan, kita bisa melihat bahwa
materi pelajaran semakin sulit sehingga keadaan siswa menjadi labil banyak siswa yang tidak percaya
diri dengan kemampuannya untuk menyelesaikan ujian baik kenaikan kelas ataupun ujian nasional

3. karena materi pelajaran yang menyulitkan siswa sehingga membuat mereka tidak percaya diri
dengan kemampuan dasar yang dimiliki.

4. Dengan rasa percaya diri yang rendah ini tentunya motivasi siswa untuk belajar pun menjadi
menurun karena dipenuhi rasa takut dan was- was sehingga belajarpun semata- mata hanya untuk
mengejar target, yaitu nilai. Dengan nilai yang tinggi menjadi tolak ukur tunggal keberhasilan siswa.

Mira :

Menurut pendapat saya,untuk apa dirubah lagi.toh kompetensi kita sudah cukup bagus. Ditambah
lagi,dengan adanya perubahan terus-menerus bahkan hampir setiap pergantian kepemimpinan
menteri kependidikan bukannya justru akan membuat para guru dan murid menjadi semakin
bingung? Saya rasa perubahan kurikulum tidak sesuai dengan kondisi saat ini dan kami pun tidak
merasa terbebani dengan kurikulum yang suidah ada saat ini

Maulina :

1. mengkaji lebih dalam lagi dari sistem pendidikan ada kurikulum sebagai acuan tingkat pendidikan
untuk melakukan proses pembelajaran, di dalam kenyataan lapangan yang ada siswa dinyatakan
seorang bodoh jika tidak bisa mengerjakan soal matematika atau pelajaran lainnya pada aspek
kognitif

2. padahal siswa tersebut sebenarnya seorang anak cerdas di dalam bidang musik namun karena
pada kurikulum sekolah dasar tidak menyediakan wadah untuk bakat musik/ yang lainnya lebih
mendalam lagi maka yang terjadi dia tidak dapat mengembangkan bakatnya dan menjadi seorang
bodoh.
3. Padahal kemampuan anak berbeda- beda dan setiap kemampuan anak mampu dan berguna
untuk kemajuan negara tapi dari negara sendiri sedimikian rupa menerapkan sistem pendidikannya
dan menyusun kurikulum yang malah bertolak belakang dengan tingkat perkembangan peserta
didiknya

4. pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum
2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan Kurikulum 2013.

Mira :

1. Kurikulum yang disusun hingga sedimikian rupa sulitnya, mata pelajaran yang ada sebenarnya
hanya mampu diikuti oleh 10% siswa yang akademik tinggi saja dan sisanya yang memiliki
kemampuan non akademis harus berlari ngos- ngosan mengikuti aturan main yang ada sehingga
yang tidak mampu mengikuti tersebut yang notabene 90% dari seluruh penduduk di Indonesia harus
memaksakan kemampuannya dan yang tidak kuat akhirnya putus sekolah bahkan bisa stress.

2. Karena menganggap pendidikan beserta isinya pelajaran- pelajaran yang guru berikan itu sulit
maka siswa mengalami suatu krisis percaya diri, padahal rasa percaya diri harus dikembangkan agar
anak memiliki motivasi dalam melakukan kegiatan, jika anak sudah tidak ada motivasi dalam
belajarnya bahkan tidak suka belajar maka yang ada segala sesuatu yang mereka lakukan adalah
keterpaksaan

3. dengan keterpaksaan hasil yang diperoleh generasi masa depan kita ini tidak maksimal. Memang
anak usia SD tampak pintar juara 1 olimpiade matematika tingkat nasional namun untuk tingkat
selanjutnya belum tentu anak yang pandai ini berkarakter baik, bersikap sopan dan tidak korupsi
ketika beranjak dewasa.

Hapid-citra :

1. Fenomena tersebut hanya salah satu contoh yang menjadikan kita berfikir lagi bagaimana sistem
pendidikan di Indonesia kenapa tujuan dalam pendidikan belum tercapai hingga saat ini, tujuan
pendidikan yang menjadikan generasi muda yang cerdas, berpengetahuan, berkepribadian,
berakhlak mulia, Namun yang terjadi di Indonesia sisem pendidikan yang ada lebih mendukung
potensi akademik atau 10% penduduk saja sehingga output dari pendidikan Indonesia pun
kualitasnya masih rendah.

Mckarina-kemal : baiklah,telah kita dengarkan pendapat dari pakar pendidikan juga objek
dari kurikulum itu sendiri yaitu para siswa. Telah satu jam kita diskusikan bersama tentang kurikulum
pendidikan kita ini,sampai jumpa di jam yang sama di lain kesempatan. Selamat siang.

Anda mungkin juga menyukai