Anda di halaman 1dari 18

1

KONSEP DASAR PERILAKU ORGANISASI


A. Learning Outcome
Kemampuan untuk memahami Konsep Dasar Perilaku Organisasi
B. Indikator
Mahasiswa memiliki kemampuan menjelaskan
a) Pengertian perilaku organisasi; b) Hubungan perilaku organisasi dengan ilmu
lain; c) Tujuan memahami perilaku organisasi; d) Dasar perilaku individu; e)
Perilaku individu dalam Perilaku Organisasi; f) Karakteristik Biografik; g) Kepri-
badian Dalam Perilaku Organisasi;
Dasar-dasar Perilaku Kelompok
1. Pengertian Perilaku Organisasi;
2. Tujuan Perilaku Organisasi
3. Hubungan Perilaku Organisasi dengan ilmu lain dan
4. Perilaku individu dalam Perilaku Organisasi
5. Karakteristik biografik;
6. Kepribadian dalam Perilaku Organisasi
C. Kegiatan Belajar
1). Pengertian Perilaku Organisasi;
a) Pengertian Perilaku
Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F.
Polhaupessy,Psi (th, hal?) menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang
dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai
motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki
yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku.
Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam dengan sebuah buku
ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca. Sekalipun
pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh,
didalam tubuh manusia.

26
Perbagai pengertian perilaku organisasi telah banyak dikemukakan oleh
para ahli, perilaku organisasi sebagai terjemahan dari organizational behavior,
tentunya disini penulis tidak memperbincangkan apakah terjemahan itu sudah
tepat atau belum.
Menurut penulis terjemahan tersebut sudah tepat dan mengandung
pengertian sesuai dengan istilahnya. Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelomPerilaku Organisasik tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari
pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari
pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini
adalah untuk mendeterminasi bagaimanakan perilaku manusia itu mempengaruhi
usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
b. Pengertian Organisasi
Sebagai makhluk sosisal, manusia membutuhkan bantuan manusia lainnya
untuk mencapai sebuah tujuan yang tidak dapat mereka capai sendiri.Maka dari
itu terbentuklah suatu organisasi. Organisasi adalah sekelomPerilaku Organisasik
orang (dua atau lebih) yang bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Organisasi itu
sendiri dapat di artikan sebagai wadah atau tampat untuk melakukan kegiatan
dimana kita dapat berkreasi serta menyalurkan aspirasi kita, untuk membangun
organisasi itu sendiri dalam suatu tujuan yang telah di tetapkan bersama.
Organisasi juga dapat diartikan dua macam yaitu :
1. Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan
kerjasama dijalankan.
2. Dalam arti dinamis,yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara
orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.
Organisasi bukan sekedar shared vision, strategy, structure, system, style, staff
and skills. Organisasi bisa dilihat sebagai sistem sosial, ini cara paling pas
melihat organisasi dari perspektif lebih lebar.
Di dalam organisasi, ada yang dinamakan struktur organisasi.Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam

27
organisasi.Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi tugas, saluran perintah dan penyampaian laPerilaku
Organisasiran. Terdapat empat karakteristik utama dari sebuah organisasi, yaitu :
tujuan, kumpulan orang, struktur, sistem dan prosedur.
Suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tIngkah laku manusia dalam
suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Hal tersebut meliputi aspek yang
di timbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari
penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku
manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
c) Pengertian Perilaku Organisasi;
Dalam perspektif sistem pengendalian manajemen, mengemukakan bahwa
perilaku organisasi merupakan “crucial” untuk dapat memahami, menjelaskan,
memperkirakan dan mempengaruhi/mengubah perilaku manusia yang terjadi di
organisasi tempat kerja. Pengertian ini mengandung tiga unsur pengertian yaitu 1)
perilaku organisasi mencermati tingkah laku yang kasat mata, seperti diskusi
dengan teman sekerja, mengoperasikan computer, menyusun 2) Perilaku
Organisasi mempelajari tingkah laku manusia sebagai individu maupun sebagai
anggota kelompok organisasi; 3) perilaku kelompok juga menganalisis perilaku
kelompok organisasi sendiri.
Perilaku organisasi menurut para ahli adalah
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, (2012: 172), Perilaku adalah aktifitas
yang ada pada diri individu kelompok dan tingkat organisasi. Menurut Sondang P
siagian dalam Adam I. Indrawijaya (2009: 3) organisasi, adalah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang berkerja sama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan
mana yang terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang
atau sekelompok yang disebut bawahan.

28
Joe Kelly dalam Miftah Thoha (2012: 9) Perilaku Organisasi, dapat
dirumuskan sebagai suatu sistem studi dari sifat organisasi seperti misalnya :
bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok-
kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan institusi-institusi yang lebih
besar.
Wibowo, (2014: 2) Perilaku organisasi pada hakekatnya adalah merupakan
bidang studi lintas disiplin yang memepelajari tentang bagaimana memperbaiki
sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi seingga dapat
memberikan kontribusi secara efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
Robbins dan Judge, 2011: 43 dalam Wibowo, (2014: 2), perilaku organisasi
adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak perilaku dari individu,
dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan efektifitas organisasi.
Greenberg dan Baron 2003: 4 dalam (wibowo, 2014: 2), perilaku organisasi
adalah bidang yang mencari peningkatan pengetahuan dari semua aspek perilaku
dalam pengaturan organisasional melalui penggunaan metode saintifik. Colquitt,
Lepine, Wesson, 2011 : 7 dalam (wibowo, 2014 : 2), perilaku organisasi adalah
suatu bidang studi yang dicurahkan untuk memahami, menjelaskan dan akhirnya
memeperbaiki sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi.
Kreitner Dan Kinicki 2010 : 5 (wibowo, 2014 : 2), perilaku organisasi adalah
bidang yang bersifat interdisiplin didekasikan untuk memahami lebih baik dan
mengelolah orang diperkerjaan. Mcshance dan Von Glinow 2010 : 4 (Wibowo,
2014 : 2), perilaku organisasi adalah studi tentang apa yang orang pikirkan
rasakan dan lakukan didalam dan sekitar organisasi.
Perilaku Organisasi adalah telaah dan penyarapaan pengetahuan tentang
bagaimana orang-orang bertindak didalam organisasi. Perilaku Organisasi adalah
sarana manusia bagi keuntungan manusia. Perilaku Organisasi dapat diterapkan
secara luas dalam perilaku orang-orang di semua jenis organisasi seperti bisnis,
pemerintah, sekolah dan organisasi jasa. Apapun organisasi itu, ada kebutuhan
untuk memahami peilaku organisasi.

29
Jadi dengan demikian Perilaku Organisasi yang juga dikenal dengan nama
Organitation Behavior (OB) adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak
perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi perbaikan
efektifitas organisasi.

2) Tujuan Perilaku Organisasi;

Tujuan mempelajari perilaku organisasi adalah sebagai berikut :


1. Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi
2. Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang akan terjadi
3. Dapat mengendalikan perilaku-perilakuyang terjadi dalam organisasi.
Secara umum tujuan Perilaku Organisasi adalah untuk mengetahui pengaruh
perilaku manusia baik secara idividu, kelomPerilaku Organisasik atau organisasi
terhadap tujuan organisasi secara umum. Sedangkan menurut Miftah Toha. (1989.
hal 21) mengemukakan bahwa perilaku organisasi ialah studi yang menyangkut
aspek-aspek perilaku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok Organisasi
tertentu, mengenai lebih jauh tentang perilaku organisasi, berarti kita mencoba
untuk membuktikan adanya perubahan-perubahan ilmu organisasi dan manajemen
dewasa ini. Orientasi mendasar tentang perilaku manusia makin dirasakan urgensi
bagi setiap manajemen ditingkat teoritis maupun dengan tujuan praktis untuk
mendeterminasi bagaimana perilaku manusia itu mempengaruhi usaha –usaha
pencapaian tujuan organisasi. (Dalam buku pengembangan masyarakat islam,
Machendrawaty, Nanih. 2009. Hal 91).
Sedangkan manfaat Memperlajari Perilaku Organisasi adalah seperti halnya
dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol,
memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai
dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Perilaku
Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi
dan keberhasilan kerja.

30
Disamping itu tujuan Perilaku Organisasi dapat dibedakan tiga macam yaitu
a. Praktikal Aplication
Dalam kenyataan real organisasi, ada bebrapa manfaat memahami prilaku
organisasi, antara lain berkenaan dengan pengembangan gaya kepemimpinan,
pemilihan strategi dalam mengatasi persoalan, seleksi pekerja yang tepat,
peningkatan kinerja, dan sebagainya.
b. Personal Growth
Dengan memahami prilaku organisasi dapat lebih memahami orang lain.
Memahami orang lain akan memberikan pengethuan diri dan wawasan diri
lebih besar. Dengan memahami orang lain, atasan dapat menilai apa yang
diperlukan bawahan untuk mengembangjkan diri sehingga pada gilirannya
meningkatan kontribusinya pada organisasi.
c. Increased Knowledge
Dengan prilaku organisasi dapat mengabungkan pengetahuan tentang manusia
dalam pekerjaan. Study prilaku organisasi dapat membantu orang untuk
berfikir tentang masalah yang berhubungan dengan pengalaman kerja.
Kemampuan berpikir kritis dapat bermanfaat dalam menganalisis baik masalah
pekerja maupun personalnya. Wibowo, (2014 : 3)

3) Hubungan Perilaku Organisasi Dengan Ilmu Lainnya

Studi Perilaku Organisi adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode psikologi. Dari
sosiologi, dan ilmu Perilaku Organisasilitik, antroPerilaku Organisasilogi
a) Hubungan Perilaku Organisasi Dengan Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang berusaha menilai, menjelaskan dan sering kali
mengubah perilaku manusia dan binatang lain. Dengan adanya hubungan antara
Ilmu Psikologi dengan Perilaku Organisasi atau Organitation Behavior (OB), para
psikolog memfokuskan mempelajari masalah kelelahan, kebosanan, dan faktor
lain yang relevan dengan kondisi kerja yang dapat menghalangi efisiensi kinerja
kerja. Dalam hal ini juga termasuk penilaian kerja, pengukuran sikap, stres kerja,

31
kepribadian, emosi dan lain-lain. Oleh karena itu, ketika kita sudah mengetahui
hal itu, maka kita dapat meningktan produktivitas dari para pekerja yang nantinya
juga akan meningkatkan produktivitas hasil dari kerjaan itu sendiri.
Ilmu psikologi yg berusaha menilai, menjelaskan dan seringkali mengubah
perilaku manusia. Ahli psikologi terutama psikologi industry dan organisasi
awalnya, para psikolog 32ias32try/organisasi terlibat dalam masalah-masalah
kelelahan, kebosanan dan factor-faktor yang relevan dengan kondisi kerja yang
32ias mengganggu efifisiensi kerja. Akhir-akhir ini kontribusi ahli psikologi lebih
meluas, yang meliputi proses belajar, persepsi, kepribadian, latihan efektivitas,
kepemimpinan, pemenuhan kebutuhan dan motivasi, kepuasan kerja, proses-
proses pengambikan keputusan, penilaian prestasi kerja, pengaturan sikap, teknik
pemilihan karyawan, desain kerja dan stress di tempat kerja.

b) Hubungan Perilaku Organisasi Dengan Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan


sesamanya. Dalam hal ini, sumbangan dari Ilmu Sosiologi adalah melalui
penelitian mereka terhadap perilaku kelomPerilaku Organisasik dalam organisasi,
terutama organisasi formal dan rumit. Contohnya adalah dinamika kelomPerilaku
Organisasik, desain tim kerja, budaya organisasi, teori dan struktur organisasi
formal, teknologi organisasi, komunikasi, kekuasaan, dan konflik.
Ada empat (4) unsur utama perilaku organisasi :
- pandangan psikologi
- pandangan ekonomi
- pandangan bahwa individu dipengaruhi aturan org. dan pemimpinnya
- pandangan tentang penekanan kepada tuntutan manajer untuk mencapai tujuan
organisasi.
Ilmu sosiologi membahas tentang sistem sosial interaksi manusia dalam
suatu sistem sosial. Sumbang ilmu sosiologi terhadap perilaku organisasi teruama
pemahaman tentang perilaku kelompok didalam organisasi. Maksukan yang
berharga dari para sosiolog adalah dinamika kelompok, desaing tim kerja, budaya

32
organisasi, birokrasi, komunikasi, perilaku antar kelompok dalam organisasi dan
teknologi organisasional. Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi (2012 : 187)

c) Hubungan Perilaku Organisasi Dengan Psikologi Sosial

Psikologi Sosial adalah pencampuran konsep antara konsep psikologi dengan


sosiologi yang memfokuskan pada pengaruh seseorang terhadap orang lainnya.
Psikologi sosial memberikan sumbangan dalam bidang perubahan perilaku, sikap,
komunikasi, proses kelomPerilaku Organisasik, pengambilan keputusan.
Adam I. Indrawijaya (2009 : 7-8 )Ilmu ini sangat erat kaitannya dengan
psikologi dan sosiologi. Bila psikologi berkaitan dengan studi tentang manusia
secara perseorangan dan sosiologi adalah studi tentang analisa dari lembaga-
lembaga kemasyarakatan, maka psikologi sosial membahas perilku manusia
dalam kelompok-kelompok sosial.

d) Hubungan Perilaku Organisasi Dengan Antropologi

Antropologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kegiatan mereka.
Antropologi memberikan sumbangan berupa pemahaman kita tentang. Budaya
Organisasi, lingkungan organisasi, dan perbedaan-perbedaan antara budaya
nasional sehingga kita dapat berperilaku yang sesuai atas keberagaman tersebut.
Ilmu antropologi mempelajari tentang interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Manusia hidup dalam kelompok dan memiliki kebiasaan yang
disebut kultur atau budaya. Sumbnagannya dalam perilaku organisasi adalah
membantu untuk memahami perbedaan sikap dan perilaku individu dalam
organisasi. Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi (2012 : 187).
e) Hubungan Perilaku Organisasi Dengan Ilmu Politik

Ilmu Politik adalah Ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu Politik
dalam lingkungan Perilaku Organisasi. Topiknya adalah konflik, alokasi
kekuasaan dan manipulasi kekuasaan.
Ilmu politik mempelajari tentang perilaku individu dan kelompok didalam
suatu lingkungan politik. Sumbangan ilmu politik terhadap perilaku organisasi

33
terutama dalam proses mempengaruhi. Pengalokasian wewenang dan pengelolaan
konflik. Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi (2012 : 187-188)

4. Dasar-dasar perilaku individu

Teori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior) pada hakekatnya


mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri (akar ilmu psikologi), yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam
organisasi. Dengan demikian, kerangka dasar teori perilaku organisasi ini didukung
oleh dua komponen pokok:
a. Individu-individu yang berperilaku
Hakikat Individu merupakan tindakan manusia untuk mengeksistensikan
dirinya sebagai individu selamanya menginginkan untuk diperlakukan sebagai
individu. Hal ini memberikan kesadaran bahwa dirinya selain berbeda, tetapi juga
sama dengan individu yang lain. Setiap individu menyadari identitasnya yang
tidak sama secara fisik dan psikis dari individu yang lain. Wajahnya atau bahkan
hidung, bibir, mata dan lain-lain sebagian dari wajahnya tidak pernah sama dengan
individu yang lain. Jalan dan gayapun tidak sama. Demikian pula kemampuan psikis
(jiwa) berupa bakat, inisiatif, kreatifitas, proses berfikir ,sifat-sifat kepribadian (riang ,
pemarah, pendiam dan lain-lain ) tidak lah sama satu dengan yang lain. Dalam
ketidaksamaan itu, setiap manusia tampil sebagai individualitas, dan memerlukan
perlakuan sesuai individualitasnya masing-masing. Ini berarti setiap individu tidak
menginginkan dirinya dihargai karena orang lain, tetapi dia menginginkan
dihargai karena dirinya sendiri
Dari sisi perlakuan itulah maka setiap manusia memiliki kesamaan berupa
harkat dan martabat sebagai manusia yang memerlukan di hormati dan di hargai
secara wajar dan manusiawi. Dalam perspektifi inilah maka tidak seorangpun
manusia sebagai individu yang menginginkan perlakuan tidak manusiawi, baik dalam
status atau kedudukan di dalam masyarakat. Misalnya tidak seorangpun menyukai di
caci, dimaki, dan di hina di depan orang banyak, atau tidak ada yang menyenangi di
lecehkan, di curigai, di abaikan, disisihkan dari pergaulan dan sebagainya.

34
b. Organisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut.
Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspekaspek
tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Aspek pertama meliputi pengaruh organisasi terhadap manusia, sedang aspek kedua
pengaruh manusia terhadap organisasi. Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kelly
dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi
di dalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan
perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya ini memiliki tujuan praktis yaitu untuk
mengarahkan perilaku manusia itu kepada upaya-upaya pencapaian tujuan.
Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu
yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu – sebagaimana telah
disinggung diatas – pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau
menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan demikian dapat dilihat
bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi
internal dari suatu organisasi. Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-
unsur, komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah :
motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem
imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan,
produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengem-
bangan organisasi (organizational development), dan sebagainya. Sementara itu
aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi seperti faktor ekonomi,
politik, sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, menjadi
kajian dari ilmu manajemen strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor
eksternal ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan
organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam
konteks ilmu perilaku organisasi. Meskipun unsur-unsur, komponen atau sub sistem
yang akan dibahas bisa jadi telah banyak dipelajari pada disiplin ilmu yang lain,
namun Mata Kuliah Perilaku Organisasi akan mencoba menjawab, mengapa berbagai
unsur atau komponen tadi dapat membentuk karakter, sikap, atau perilaku individu
dalam kapasitasnya sebagai anggota suatu organisasi. Oleh karena itu, bobot atau

35
muatan materinya akan diusahakan agar memiliki sisi empiris yang cukup memadai.
Untuk kepentingan ini, maka pada setiap session pembahasan akan diupayakan untuk
dilengkapi dengan kasus-kasus yang relevan sebagai instrumen untuk lebih memu-
dahkan dalam memahami masalah perilaku organisasi. Secara skematis, ruang ling-
kup kajian perilaku organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi, serta faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhinya, dapat dilihat pada bambar dibawah ini.

Gambar: Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Perilaku Organisasi (Sumber ???

Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengala-
mannya. Dasar-dasar perilaku individu terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu :
a. Karakteristik Biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari :
1) Usia yaitu makin tua makin kecil kemungkinan keluar dari pekerjaan,
karena peluang cari kerja baru semakin sempit.
2) Jenis kelamin. Secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal
produktifitas kerja antara laki-laki dan perempuan. Artinya kemampuan
dalam menyelesaikan masalah, motivasi, kepemimpinan, kemampuan
analitis, ambisi dan lain-lain relatif sama namun dalam penyesuaian diri
terhadap atasan karyawati lebih mampu dari karyawan laki-laki. Akan tetapi
absen kerja ternyata karyawati lelih banyak, karena secara tradisional wanita
memiliki tanggung jawab urusan perkawinan.
3) Status perkawinan. Pegawai yang telah berkeluarga, lebih sedikit absennya
karena adanya rasa tanggung jawab untuk menghidupi keluarga sehingga
peningkatan posisi dalam pekerjaan menjadi sangat penting.

36
b. Kemampuan, setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing.
Seluruh kemampuan seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua
faktor yaitu :
1). Kemampuan intelektual. Ada tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang
membentuk kemampuan intelektual, yaitu :
a. Kecerdasan numerik adalah Kemampuan untuk berhitung dengan cepat
dan tepat.
b. Pemahaman verbal adalah Kemampuan memahami apa yang dibaca dan
didengar serta menghubungkan kata satu dengan yang lain.
c. Kecepatan konseptual adalah Kemampuan mengenali kemiripan dan
beda visual dengan cepat dan tepat.
d. Penalaran induktif adalah Kemampuan mengenali suatu urutan logis
dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.
e. Penalaran deduktif adalah Kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasi dari suatu argumen.
f. Visualisasi ruang adalah Kemampuan membayangkan bagaimana men-
cari objek akan tampak seandainya posisi dalam ruang itu berubah.
g. Ingatan adalah Kemampuan menahan dan mengenang kembali penga-
laman masa lalu.
2) Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Ada 9 kemampuan fisik dasar
yaitu : kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan, keluasan
eksten, keluasan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina.
c. Kepribadian.
Kepribadian adalah himpuanan karakteristik dan kecendrungan yang stabil
serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku sesorang.
d. Pembelajaran. Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari
perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

37
5) Perilaku individu dalam Organisasi;
Perilaku individu dalam organisasi pada hakikatnya adalah hasil integrasi
antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami
prilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai
pendukung organisasi tersebut. Menurut david anarler (1970) sebagaimana dike-
mukakan oleh anoraga (1995:54) dan thoha (2007:33) bahwa prilaku manusia adalah
sebagai suatu fungsi dari integrasi antara person atau individu dengan lingkunganya.
Berbgai karakter yang diperlihatkan oleh individu sesuai dengan jabatannya
tentunya akan berbeda-beda. Dan prilakunya adalah ditentukan oleh masing-
masing lingkungannya yang berbeda. Karakter yang dibawa individu ke dalam
tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan
pengalaman masa lalunya.
Ini semua adalah karakteristik yang di punya individu, dan karakter ini akan
dibawa olehnya mana kala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan
individu mempunyai karakteristik pula.
Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antaranya keteraturan yang
diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang,
dan tanggung jawab, sistem pengajian sistem pengendalian dan sebagainya. Jika
lau karakteristik individu terintegrasi dengan karakteristik organisasi maka akan
terwujudlah prilaku individu dalam organisasi. Ketika seseorang individu berintegrasi
dengan lingkungannya, maka disitulah terbentuknya prilaku secara langsung keduanya
baik individu maupun organisasi dengan karakternya masing-masing terintegrasi maka
akan menimbukan prilaku individu dalam organisasi. Arifin Tahir, (2014: 31-33)

6. Karakteristik biografik;

Karakteristik Biografis, merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari :


a. Usia, Makin tua makin kecil kemungkinan keluar dari pekerjaan, karena
peluang cari kerja baru semakin sempit.

38
b. Jenis kelamin, Secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal
produktifitas kerja antara laki-laki dan perempuan. Artinya kemampuan
dalam menyelesaikan masalah, motivasi, kepemimpinan, kemampuan
analitis, ambisi dan lain-lain relatif sama namun dalam penyesuaian diri
terhadap atasan karyawati lebih mampu dari karyawan laki-laki. Akan tetapi
absen kerja ternyata karyawati lelih banyak, karena secara tradisional wanita
memiliki tanggung jawab urusan perkawinan.
c. Status perkawinan, Pegawai yang telah berkeluarga, lebih sedikit absennya
karena adanya rasa tanggung jawab untuk menghidupi keluarga sehingga
peningkatan posisi dalam pekerjaan
d. Masa kerja, Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang
lebih seseorang yang lebih dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain,
sehingga sering masa kerja/pengalaman kerja menjadi pertimbangan sebuah
perusahaan dalam mencari kerja.

7) Kepribadian dalam Perilaku Organisasi;

Hubungan antara perilaku dan kepribadian merupakan salah satu persoalan


yang paling kompleks yang perlu dipahami oleh manajer. Kepribadian sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kultural dan sosial. Terlepas dari bagaimana
kepribadian didefiniskan, dan beberapa prinsip tertentu yang pada umunya
diterima antara para ahli ilmu jiwa. Prinsip-prinsip tersebut adalah
a. Kepribadian merupakan suatu keseluruhan yang terorganisasi, apabila tidak
demikian maka individu tidak akan mempunyai arti.
b. Kepribadian terlihat terorganisasi dalam pola-pola, yang hingga tingkat tertentu
dapat diobservasi dan dapat diukur.
c. Walaupun kepribadian memliki suatu landasan biologikal, pengembangan
spesifiknya merupakan sebuah produk dari lingkungan sosial dan kultural.
d. Kepribadian memiliki aspek-aspek superfisial, seperti misalnya sikap terhadap
kemungkiinan menjadi pemimpin tim, dan sebuah makna yang lebih mendalam
seperti misalnya sentimen terhadap otoritas, atau etika kerja prostestan.

39
e. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum, maupun ciri unik
Setiap orang berbeda dengan orang lain, dalam hal tertentu, walaupun mereka
serupa dalam orang-orang lain dalam hal lain.
Kepribadian seseorang individu, merupakan suatu kelompok ciri-ciri yang
relatif stabil, tendensi-tendensi, dan temperamen-temperamen yang sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diwarisi, dan faktor-faktor sosial, kultural dan
lingkungan. Winardi, (2004 : 219-220)
Menurut Veithzal Rival (2009) Kepribadian adalah organisasi dinamis pada
masing-masing sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik pada
lingkungannya dan kepribadian merupakan total jumlah dari seorang individu
dalam beraksi dan berinteraksi dengan orang lain, atau dapat pula dikatakan
bahwa kepribadian adalah himpunan karakteristik dan keendrungan yang stabil
serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang.
Menurut sjarkawi, kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau
sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa keil, dan juga bawaan
seseorang sejak lahir (Sjarkawi : 2006)
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah karakteristik dari dalam
diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang dipengaruhi oleh
kehidupan sehari-hari mulai dari kecil sampai dewasa.
a. Penggolongan Kepribadian
Menurut Paul Gunadi (sjarkawi : 2006 . hal 11) terdapat lima penggolongan
kepribadian yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Pertama Tipe
sanguine. Tipe sanguin sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan
rangsangan dari luar dirinya dan dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan
dirinya lemah. Maka dari itu, kelompok ini perlu ditingkatkan seara terus-menerus
perkembangan moralnya kognitifnya melalui tingkat pertimbangan moralnya
sehingga dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain mereka
menjadi lebih menggunakan pikirannya dari pada menggunakan perasaan/
emosinya. Kedua Tipe flegmastik, orang yang bertipe flegmatik cendrung

40
mengambil mudahnya dan tidak mau susah, kurang mau berkorban dan cendrung
egois. Oleh karena itu, maka perlu mendapatkan bimbingan yang mengarahkan
pada meningkatnya pertimbangan moralnya guna meningkatkan rasa kasih sayang
sehingga menjadi orang yang murah hati. Ketiga Tipe kolerik Tipe ini kurang
mampu merasakan perasaan orang lain, maka dari itu harus dikembangkannya
kepekaan sosial melalui pengembangan emosional yang seimbang dengan moral
kognitifnya sehingga menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain.
Keempat Tipe melankolik Kepribadian terbentuk melalui peningkatan
pertimbangan moral yang dapat mengatasi perasaannya yang kuat dan sensitivitas
yang mereka miliki melalui peningkatan moral kognitifnya. Dengan demikian,
kekuatan emosionalnya dapat berkembang secara seimbang dengan
perkembangan moral kognitifnya. Kelima Tipe asertif Tipe ini adalah tipe yang
ideal, maka tidak banyak kelemahanya. Oleh karena itu, peningkatan
pertimbangan moral kognitif seseorang secara sadar dan terencana diniatkan untuk
mencapai model ini.
Selanjutnya menurut Bowner dalam Sjarkawi (2006, 18) unsur-unsur yang
terdapat di dalam tingkah laku manusia yaitu pertama Konflik, disini dijelaskan
bahwa kepribadian seseorang terjadi dalam pergaulan dan percakapan, pada
dasarnya diskusi dilema moral dikembangkan berdasarkan konflik moral, baik
yang diangkat dari peristiwa nyata maupun dilema moral yang direkayasa.
Dengan demikian, penerapan strategi diskusi dilema moral yang dikembangkan
dalam pembelajaran moral. Kedua Bakat, bakat kepribadian mempunyai segi
jasmaniah yang sering disebut tempramen, intelegensi juga berdasar pada
perkembangan badan (otak), sering dapat dilihat bahwa orang dengan badan yang
sehat juga dilengkapi dengan kemampuan kepandaian yang besar. Tempramen
seseorang sebaiknya juga dilengkapi dengan kemampuan cara berfikir moral
dengan tingkat pertimbangan moral yang tinggi sehingga kepandaian yang
dimiliki juga sejajar dengan perilaku moralitas yang tinggi. Ketiga Adaptasi
social. Melalui respon yang ditunjukkan oleh seseorang atas stimulus yang
diterimanya, maka akan tampak perilaku atau kepribadiannya. Peningkatan

41
kepribadian melalui adaptasi sosial dapat membantu seseorang dalam menetapkan
respon yang bermoral ketika mereka menghadapi tantangan yang dihadapi dengan
cara berfikir moral yang dilandasi oleh pertimbangan moral yang benar dan
berkualitas baik.
Kemudian Sjarkawi (2009, 334) menambahkan ada tiga pendekatan teoritis
untuk memahami kepribadian, yaitu Teori kepribadian sifat, Teori kepribadian
psikodinamis, Teori kepribadian humanistic. Ditambahkan oleh Adam I Indrawijaya
menjelaskan di dalam bukunya (Adam I Brawijaya:2009 , hal 29), ada tiga teori
pengembangan kepribadian yang utama yaitu Teori psiko-analitik. Teori ini
pertama kali dikemukakan oleh Sigmuhd Freud. Menurut teori ini, untuk dapat
memahami kepribadian seseorang, maka kita harus melihat kedalam dirinya, apa
yang menjadi dasar perilakunya. Dalam setiap orang terdapat suatu “id”atau naluri
untuk mencapai kepuasan bagi dirinya sendiri dan juga superego yang merupakan
bagian dari jiwa manusia yang mengandung unsur ideal dan pikiran yang baik.
Kemudian Teori sifat atau perangai. Menurut teori ini, kepribadian seseorang
selalu tetap dan tidak berubah atau sulit berubah. Oleh sebab itu, mudah sekali
untuk memperkirakan perilaku seseorang. Sifat dan perangai seseorang yang
membedakannya dengan orang lain. Selanjutnya menurut teori ini, sifat seseorang
sudah ada sejak lahir dan dibagikan secara unik, tidak berubah sepanjang masa,
dapat diukur secara kuantitatif, dan dapat digunakan untuk menduga bagaimana ia
akan bertindak. Teori kebutuhan. Teori ini dikenal dengan teori motivasi atau
teori maslow, berbeda dengan para psikolog sebelumnya yang lebih banyak
memberikan perhatian pada mereka yang psikologis tidak sehat, Maslow
sebaliknya lebih memperhatikan manusia yang psikologisnya sehat.

42
DAFTAR PUSTAKA
Adam I. Indrawijaya. 2008. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru
Algasindo.
Anoraga dan sri.1995. perilaku keorganisasian. Pustaka jaya , jakarta.
Arifin Tahir. 2014. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Deepublish.
Davis and John W. Newstron. 1990. Perilaku dalam organisasi. Edisi Ketujuh
Jilid 1. Penerbit Erlanggga Jakarta.
Hall, Calvin. S.1993. Teori-Teori Sifat Dan Behavioristik. Yogyakarta. Konisius.
James A.F. Stoner/Charles Wankel. 1988. Manajemen, Edisi Ketiga. CV.
Intermedia Jakarta.
Purwoto Wanasentana, Materi Kuliah Evaluasi Kinerja, Program Pascasarjana,
Magister Manajemen, Universitas Krisnadwipayana
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
Edisi ketiga. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Robins, Stepen. Edisi 3. Teori Organisasi. (Struktur, Desain dan Aplikasi). California.
Wibowo. 2014. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Winardi. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : Kencana.

http://lista.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/26568/perilaku+individu+dan+p
engaruhnya+terhadap+organisasi.pdf
www.http:staf.Uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rosita.

43

Anda mungkin juga menyukai