Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIK

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF


SISTEM STARTER

Disusun Oleh
Hensyah Anggi P. (16509134001)

Wahyu Adi Wiyono (16509134002)

Deni Andriansyah (16509134003)

Diniar Swandari (16509134004)

Kelas : B11

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
I. KOMPETENSI :
Memperbaiki Sistem Stater

II. SUB KOMPETENSI


Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Membongkar dan merakit komponen sistem starter.
2. Memeriksa kondisi komponen motor starter.
3. Menguji motor starter.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Ampermeter Induksi 600 A
2. Avometer
3. Tool box set
4. Unit motor stater jenis konvensional dan reduksi

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya
2. Berhati-hati dalam mengerjakan praktikum
3. Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
4. Menanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum
5. Hati – hati dalam menghidupkan mesin

V. DASAR TEORI
Motor starter merupakan komponen yang ada dalam kendaraan yang berfungsi untuk
menghasilkan momen awal saat mesin kendaraan masih mati sehingga mesin kendaraan dapat
hidup. Agar mesin kendaraan dapat hidup maka motor starter perlu berputar memutarkan
fly wheel mesin kendaraan dengan momen yang besar. Motor starter pada kendaraan ringan
pada dasarnya adalah motor listrik searah (DC) yang memanfaatkan energi listrik arus DC
sebagai sumber tenaganya.
Berikut ini komponen komponen dari motor starter :
1. Solenoid/Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet (magnetic switch) atau disebut juga dengan solenoid ini digunakan untuk
menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari ring gear flywheel, sekaligus mengalirkan
arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui teminal utama (terminal 30 dan C). Di
dalam saklar magnet terdapat dua kumparan, yaitu:
a. Pull In Coil merupakan suatu kumparan yang apabila dialiri arus listrik menimbulkan
medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan
dengan fly wheel.
b. Hold In Coil merupakan suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan medan
magnet yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion
dengan fly wheel tetap berkaitan.

2. Armature (Rotor) dan Shaft (Poros)


Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros,
komutator serta kumparan armature. Armatur berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik (gerak), dalam bentuk gerak putar. Armatur terkadang juga disebut dengan
angker.
3. Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core
yang diikat dengan sekrup. Polecore berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat
medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

4. Field Coil (Kumparan Medan)


Kumparan medan atau yang biasa disebut dengan field coil dibuat dari lempengan tembaga,
dengan maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar.
Field coil ini berfungsi untuk membangkit medan magnet.

5. Brush (Sikat) dan Brush Holder (Pemegang Sikat)


Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan atau
menyalurkan arus listrik dari fieldcoil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator.
Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua:
a. Dua buah brush disebut dengan brush positif yang digunakan untuk menghubungkan arus
dari field coil ke armatur dan brush.
b. Dua buah brush lainnya disebut dengan brush negatif yang digunakan untuk
menghubungkan arus dari armatur ke massa.

6. Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan ring gear pada roda gila (fly wheel).

7. Drive Lever/Shift Fork (Tuas Penggerak)


Drive lever meneruskan gerakan dari plunyer solenoid untuk menggerakkan roda gigi
pinion. Drive lever berfungsi untuk mendorong/menghubungkan pinion gear ke arah posisi
berkaitan dengan ring gear pada fly wheel, serta melepas perkaitan
pinion gear dengan ring gear pada fly wheel.
8. Kopling Starter/Starter Clutch (Overrunning Clutch)
Kopling starter berfungsi untuk meneruskan momen putar armatur shaft kepada
fly wheel melalui roda gigi pinion, sehingga fly wheel dapat ikut berputar. Kopling starter juga
berfungsi sebagai pengaman dari armature coil (mengecah kerusakan starter) bilamana putaran
mesin yang tinggi cenderung memutarkan balik pinion gear. Kopling starter akan melepaskan
dengan sendirinya bila putaran fly wheel (putaran mesin) lebih besar daripada
putaran gear pinion (putaran starter).

9. Gigi Pinion dan Helical Spline


Gigi pinion dan ring gear meneruskan daya putar starter ke mesin. helical spline mengubah
daya putar dai motor ke tuas pinion dan menyebabkan perkaiatan dan pelepasan gigi pinion
dengan ring gear lebih lembut.

CARA KERJA MOTOR STARTER


Kerja sistem starter saat kunci kontak pada posisi start (ST), kunci kontak (ignition
switch) yang diputar pada posisi start menyebabkan terjadinya aliran arus ke kumparan penarik
(pull-in coil) dan ke kumparan penahan (hold-in coil) yang secara bersamaan berikut adalah
aliran arus ke masing-masing kumparan tersebut.

Arus dari baterai mengalir ke kunci kontak terminal 50 pada solenoid


kumparan pull-in coil terminal C kumparan medan (field coil) sikat
positif kumparan atmature sikat negatif massa. Maka akan
terbentuk medan magnet pada kumparan pull-in coil.

Arus dari baterai mengalir ke kunci kontak terminal 50 pada solenoid


kumparan hold-in coil massa. Maka akan terbentuk medan magnet pada kumparan
hold-in coil.

Aliran arus pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada kedua kumparan tersebut. Letak plunyer di dalam solenoid yang
tidak simetris atau tidak berada di tengah kumparan menyebabkan plunyer tertarik dan bergerak
ke kanan melawan tekanan pegas pengembali (return spring). Karena ada aliran arus (kecil) dari
pull-in coil ke kumparan medan dan ke kumparan armature, maka medan magnet yang
terbentuk pada kumparan medan dan armature lemah sehingga motor starter berputar lambat.
Pada saat plunyer tertarik, tuas penggerak (drive lever) yang terpasang pada ujung plunyer juga
akan tertarik ke arah kanan. Bagian tengah tuas penggerak terdapat baut yang berfungsi sebagai
engsel sehingga tuas penggerak bagian bawah yang berkaitan dengan kopling starter (starter
clutch) bergerak ke kiri mendorng gigi pinion agar berkaitan dengan ring gear. Pada kondisi
pluyer tertarik (plat kontak belum menempel), motor starter berputar lambat. Putaran lambat ini
membantu gigi pinion agar mudah masuk atau berkaitan dengan ring gear.

VI. LANGKAH KERJA

1. Mempelajari konstruksi motor starter tipe konvensional maupun reduksi,


mengidentifikasi terminal dan ciri-cirinya.

2. Melakukan pembongkaran unit motor starter konvensional.

3. Menentukan terminal-terminal pada motor starter dan identifikasi nama-nama


komponen.

4. Mempelajari cara kerja solenoid starter dan periksa solenoid starter dengan
menggunakan ohm meter maupun dengan baterai.

5. Memeriksa pegas sikat dan panjang sikat motor starter.

6. Memeriksa armature dari putusnya lilitan, kebocoran lilitan, keausan komutator, dan
kedalaman alur pada komutator.

7. Memeriksa gigi pinion dari keausan, fungsi kopling starter dan keausan antara poros
armature dengan bushingnya.

8. Dengan mempelajari dan memeriksa unit starter, mendiskusikan penyebab gangguan


pada sistem sterter pada lembar kerja.

9. Meakit kembali unit motor starter

10. Melakukan pengujian motor starter

11. Melakukan pembongkaran, pemeriksaan dan pengujian motor starter jenis reduksi.
Pelajari pula sirkuit dan konstruksi motor starter jenis reduksi.

12. Memersihkan alat dan training obyek yang digunakan.


13. Melaporkan pada instruktur atau teknisi untuk pemeriksaan kondisi training obyek.

VII. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Jelaskan prinsip kerja dan rangkaian sistem starter yang diamati!
Prinsip kerja dari sistem starter adalah hukum fleming, yaitu menghasilkan suatu putaran
dari listrik dc. Dengan jalan membuat suatu medan magnet yang saling betolakan (antara
armateur dan yoke motor starter) sehingga akan dihasilkan suatu putaran yang digunakan
untuk menggerakkan flywheel pada crankshaft engine. Rangkaian yang dipakar dalam
motor starter sama halnya dengan rangkaian lampu kepala dengan menggunakan relay. Di
rangkaian motor starter fungsi relay adalah pada solenoid. Jadi prinsip kerjanya adalah
menghasilkan putaran dengan menggunakan prinsip kemagnetan fleming dan rangkaian
yang digunakan mirip dengan rangkaian lampu kepala dengan menggunakan relay.

2. Jelaskan dampak pada motor starter apabila terjadi keausan pada bearing armateur!
Jika terjadi keausan pada bearing pada motor starter maka armateur akan kocak dan gerakan
pinion yang untuk menggerakkan flywheel akan tidak bisa memutarkan flywheel dengan
baik. Dilain sisi dapak menimbulkan suara berisik dan akan hal ini akan mengakibatkan
kerusakan yang lain jika tidak diperbaiki.

3. Jelaskan fungsi armateur brake pada motor starter!


Fungsi armateur brake adalah melakukan pengurangan kecepatan pada armateur pada saat
pinion sudah lepas dari flywheel. Dengan adanya armateur brake maka kecepatan dari
armateur setelah menggerakkan flywheel akan cepat diberhentikan.

VIII. HASIL PRAKTIK


1. Identifikasi rangkaian sistem starter :

No. Terminal Hubungan /koneksi Warna dan diameter

1 15 (C) Solenoid dengan motor stater Tembaga, D = 7 mm

2 30 Baterai (+) dengan solenoid Merah, D = 10 mm


3 50 (ST) Kunci kontak dengan Baterai Biru, D = 3 mm

2. Pemeriksaan solenoid dengan baterai

Pemeriksaan solenoid
hold koil : terminal 50 (+) dengan massa (-)
hasil pemeriksaan : solenoid tidak tertarik. Hambatan 1,5 Ω.

pull in koil
terminal 50 (+) dengan 15
hasil pemeriksaan : Solenoid tertarik. Hambatan 0,5 Ω.

3. Pemeriksaan motor starter dengan baterai

Pemeriksaan motor Hold in koil


terminal 15 (+) dengan massa (-)
Hasil : 2 Ω

Panjang sikat 1. 12,6 mm 2. 12,05 mm 3. 12,50 mm 4. 12,45 mm

Kumparan medan Tahanan : 0,3 Ω Kebocoran : tidak ada kebocoran


Kumparan : baik tidak ada yang lecet

Komutator : baik Kedalaman alur : 0,30 mm

Clutch : baik
Armartur
Pinion : Searah jarum jam berputar bebas

Keausan poros dengan bushing : ada keausan. 6,85 – 6,80 = 0,5


mm

4. Pemeriksaan komponen motor starter :

No. Gejala Penyebab Solusi


Kunci kontak posisi start,1. Kabel motor starter
1. Mengganti kabel yang
motor starter tidak lepas. baru.
1
bekerja 2. Kumparan pull in
2. Mengganti solenoid
coil rusak.
Motor starter tidak
1. Baterai drop 1. Mengganti/menggunakan
2 mampu memutar mesin 2. Kemagnetan lemah. baterai yang baik.
2. Mengganti motor starter.
Bunyi “trak trak” saat
1. Bushing aus 1. Mengganti bushing
3 starter 2. Pinion menabrak
2. Memperbaiki
flywheel pemasangan
Kunci kontak sudah off,
1. Kumparan hold in
1. Mengganti solenoid
motor starter masih coil terhubung arus 2. Membersihkan/
4
berputar 2. Solenoid macet/ mengganti pegas.
pegas lemah

Pembahasan :
Motor starter setelah dibongkar dan diperiksa serta pengetesan hold dan pull in coil semua
baik.. Hasil pemeriksaan dengan spesifikasi hampir tidak jauh berbeda. Akan tetapi hasil
pemeriksaan dalam praktikum motor starter tidak bisa dijadikan referensi untuk menentukan
bahwa motor starter dapat bekerja dengan baik. Kemungkinan yang terjadi terhadap hal tersebut
adalah karena peralatan yang kurang sesuai atau karena adanya permasalahan terhadap
komponen pada motor starter yang sudah tidak layak pakai atau sudah berumur tua. Peralatan
yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Peralatan dalam praktikum kurang mendukung, hal ini
sangat mempengaruhi hasil pengukuran serta adanya pengukuran yang tidak dilaksanakan.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data hasil praktik dan pembahasan diperoleh kesimpulan: motor
starter memiliki beberapa komponen yang kesemuanya bergerak berdasarkan arus listrik. Pada
solenoid ada pull dan hold in coil serta keduanya befungsi menghubungkan arus ke field coil
dan menarik tuas pinion. Motor starter sudah mengalami kerusakan bila dilakukan pengetesan
dengan baterai namun jika menggunkan alat ukur komponen masih dalam kondisi yang baik.
Hal ini dikarenakan umur komponen yang sudah lama sehingga komponen tidak bekerja
dengan baik namun jika diperiksa masih menunjukkan hasil yang baik. Motor starter harus
dapat bekerja dengan baik agar dapat menyalakan engine serta tidak mengganggu dari tegangan
baterai. hal ini karena jika motor starter rusak dan memungkinkan voltage drop tinggi maka
baterai akan cepat rusak.

Anda mungkin juga menyukai