Anda di halaman 1dari 7

A.

Perkembangan Konseling Keluarga


Sejarah perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari daratan Eropa
dan Amerika Serikat. Awal permulaan abad ke-20 berasal dari Eropa, namun
perkembangan yang lebih semarak adalah pada tahun 60-an dan seterusnya di
Amerika Serikat. Perbedaan yang mencolok ialah bahwa aliran Amerika Serikat
telah berorientasi teoritis (academic setting) misalnya dengan menganut aliran-
aliran psikologi terkenal, sedangkan Eropa berawal dari praktisi (para dokter
terutama dokter kandungan) tanpa memikirkan aspek teoritisnya.
Pada tahun 1919 yakni sesudah perang dunia I, Magnus Hirschfeld
mendirikan klinik pertama untuk pemberian informasi dan nasehat tentang
masalah seks di Berlin Institute for sexual science. Pusat informasi dan advis yang
sama didirikan pula di Vienna pada tahun 1922 oleh Karl Kautsky dan kemudian
pusat lain didirikan lagi di Berlin tahun 1924. Usaha lain segera diorganisir yaitu
di negeri-negeri Eropa Utara terutama di Denmark dan Swedia.
Sekitar tahun 1932 terdapat beberaoa ratus pusat-pusat konseling perkawinan
dan keluarga (marriage and family counseling) di Jerman dan Austria. Pusat-pusat
ini memberikan informasi mengenai keluarga berencana, perkawinan, dan
konseling keluarga(family counseling). Pada saat itu masyarakat telah menerima
anggapan bahwa masalah-masalah perkawinan dan keluarga hendaklah dibantu
oleh tenaga-tenaga profesional yang telah dilatih menangani masalah-masalah
tersebut. Periode ini datang dan berakhir dengan timbulnya kekuasaan Hitler di
Jerman.
Di AS ada dua penentu yang masing-masing berkaitan dalam perkembangan
gerakannya: (1) adanya perkembangan pendidikan keluarga yang diusahakan
secara“academic settings” dan kemudian menjadi pendidikan orang dewasa
sebagai setting lain; (2) munculnya konseling perkawinan dan keluarga terutama
dalam masalah-masalah hubungan diantara anggota keluarga (suami, isteri, dan
anak-anak dalam konteks kemasyarakatan).
B. Sejarah Baru Konseling Keluarga
Istilah family counseling (konseling keluarga) sama dengan family therapy,
dimana yang terakhir itu lebih popular di AS. Sebabnya pada masa perkembangan
selanjutnya konseling keluarga lebih banyak digarap oleh para terapis dibidang
psikiatri. Sebelumnya di AS lebih terkenal istilah family counseling (konseling
keluarga), karena pelopor sosiolog Groves.
Pada tahun 1957 dalam sidang tahunan American Orthopsychiatric
Association (AOA) oleh Bowen dicatat sebagai munculnya family therapy tingkat
nasional, dimana pada bulan Mei 1957 terjadi rapat seksi tentang keluarga pada
bidang AOA itu. Dalam sidang itu dapat dicatat: (1) muncul kesadaran diantara
para pelopor untuk gerakan itu: (2) muncul karir praktik keluarga pada terapis-
terapis yang kurang berpengalamanan.
Dekade 60-an adalah dekade anak dan remaja dalam gerakan family therapy
(Olso et.a 1980 dalam Willis, 2011;27) . Jelasnya pada dekade ini muncul
pengujian ide-ide dalam literature dan perkembangan family therapy secara
nasional di AS. Munculnya psikiatris Donald Jackson, dan kemudian Bateson
Project sampai tahun 1962. Jackson mendirikan Mental Research Institute (MRI)
di palo Alto. Kemudian bersama Ackerman tahun 1981 ia menerbitkan
jurnal “Family Process” yang merupakan jurnal pertama yang berisi teori
tentang family therapy, juga tentang terapi dan risetnya. Jackson menaruh
kepedulian terhadap komunikasi antara penelitian klinis dengan masalah-masalah
keluarga. MRI menaruh kepedulian utama terhadap family therapy itu.

C. Sejarah Konseling Keluarga di Indonesia


Perkembangan konseling kelurga di Indonesia tertimbun oleh semarak
perkembangan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan konseling di
sekolah pada masa tahun 60-an bahkan smapai saat ini dirasakan sebagai suatu
kebutuhan, karena banyak sekali masalah-masalah siswa ,seperti kesulitan belajar,
penyesuaian sosial, dan masalah perilaku siswa yang tidak dapat dipecahkan oleh
guru biasa. Jadi diperlukan guru BK untuk membantu siswa.
Namun sejak awal, lulus BK ini memang sangat sedikit, sehingga sekolah
mengfambil kebijakan menjadi guru biasa merangkap BK. Hal ini telah
mencemarkan nama BK karena banyak perlakuan guru BK yang tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip BK, seperti memarahi siswa, bahkan ada yang memukul.
Mengenai kasus keluarga, banyak juga ditemukan disekolah seperti sisiwa
yang menyendiri dan merenung. Selidik punya selidik, ternyata kelurganya
berantakan, misalnya ayah ibu bertengkar dan bercerai.
Beberapa indikator perkembangan BK adalah sebagai berikut:
a) Guru pembimbing tidak secara khusus menangani masalah keluarga, akan
tetapi disambilkan dalam penanganan masalah kesulitan belajar,
penyesuaian belajar dan pribadi siswa. Guru-guru pembimbing sekolah
menemukan masalah-masalah kesulitan belajar dan masalah lainnya
seperti sosial dan pribadi siswa, berkaitan dengan keadaan sosial-
psikologis kelurga. Misalnya,kesulitan belajar siswa diduga bersumber
dari ketidakharmonisan komunikasi antar anggota keluarga dan adanay
kepincangan dalam sistem keluarga.
b) Terjadi anggapan yang keliru bahwa konseling keluarga adalah bimbingan
bagi para calon ibu dan bapak yang akan memasuki hidup berumah
tangga. Mereka ini memerlukan bimbingan keluarga, anggapan ini masih
terjadi hingga tahun 1983.
c) Pada tahun 1983, di Jurusan BK IKIP Bandung dirintislah oleh penulis
pendiri, menjadikan konseling kelurga sebagaimana yang ada di Negara
asalnya yakni Amerika Serikat. Orientasi konseling keluarga adalah
pengembangan individu anggota keluarga melalui sistem keluarga yang
mantap dan komunikasi anatar anggota keluarga yang harmonis.
D) Tokoh-Tokoh Konseling Keluarga
a) Virginia Satir
Virginia Satir adalah seorang psikiatris pekerja sosial yang berafiliasi
dengan Chicago Psychiatric Institute (CPI). Satir bersama Jackson di MRI
mengembangkan pola-pola komunikasi dalam keluarga.
b) Jay Haley
Ketika Bateson Project berakhir tahun 1962, Jay Haley bergabung dengan
Satir dan Jackson di MRI. Menurut Haley perjumpaan terapeutik ditandai oleh
situasi yang paradoks, pengertian, dan manajemen dalam arah terapi yang efektif.
Haley menyarankan ketika terapis membangun suatu kerangka yang penuh
kebaikan dimana perubahan sedang berlangsung, si terapis juga membolehkan
kliennya melanjutkan perilaku yang tak berubah dan membiarkan paradoks itu
selama perilaku tanpa perubahan itu masih ada.
A. Salvadore Minuchin
Keluar dari Mental Research Institute (MRI),Haley bergabung dengan
Minuchin di Klinik Bimbingan Anak Philadelhpia (tahun 60-an). Menurut
Minuchin, faktor-faktor penting yang menentukan pola interaksi dalam keluarga
ialah: struktur keluarga, batas-batas wewenang anggota keluarga, proses sistem
keluarga, dan pembagian tugas dalam keluarga.
E. Klasifikasi Konseling Keluarga
Dalam proses perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi
orientasi:
1) Orientasi Praktis
Orientasi praktis tahun 60-an lebih menekankan bahwa kebenaran tentang
perilaku tertentu diperoleh dari pelaksanaan proses konseling di lapangan. Gaya
kepribadian konselor berorientasi praktis dibagi menjadi dua, yakni:
a. Gaya Konduktor. Kepribadiannya hebat, giat, dapat
menguasai audience sehingga mereka terpana. Kadang-kadang ada pula
yang mengkritik dengan sadis, manipulatif, pamer dan tidak sensitif.
Dalam sesi-sesi konseling para konduktor itu berada di dalam situasi
mngomandoi secara penuh.
b. Gaya Reaktor. Kepribadian konselornya cenderung tidak menguasai,
menggunakan taktik secara dinamika kelompok di keluarga. Terapis
dengan taktiknya menggunakan sindiran yang sering dikutip dari tulisan-
tulisan di koran/majalah tentang bahaya anggota keluarga yang
berantakan, tenggelam, kacau, dan lain-lain.
2) Orientasi Teoritis
Sampai tahun 70-an banyak konselor masih berbeda-beda asumsinya dalam
hal konseling keluarga, karena mereka berbeda pandangan terhadap observasi
lapangan. Pada tahun 1970 muncul kelompok bagi peningkatan psikiatri (The
Group for Psychiatry-GAP). Hasil penelitiannya terhadap 300 responden
terapis/konselor dari berbagai disiplin ilmu yang terkait pada konseling keluarga,
yang menghadiri konferensi The American Orthopsychiatric Association
(AOA) pada tahun 1965 dan 1966.
Dari penelitian itu GAP menemukan data sebagai berikut:
a. Konselor sangat dipengaruhi oleh prakteknya.
b. Belief dan action mewarnai praktek.
c. Para praktisi dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang kuat seperti Virginia Satir,
Jackson, Nathan Ackerman, Jay Haley dan Bowen.
d. Para praktisi juga dipengaruhi oleh kondisi geografisnya masing-masing.
e. Kerangka teori yang mereka ikuti dalam konseling keluarga adalah enam
aliran yaitu: Psychodinamic, Behavioral, Learning, Small Group, Family System
Theory, dan Existential. Dari enam teori itu ada dua yang berkuasa yakni:
Psychodinamic dengan fokus kepada kepercayaan tentang dinamika kepribadaian
anggota keluarga. Kedua, teori sistem dalam Keluarga (Family System
Theory) dengan fokus analisisnya pada dinamika hubungan interpersonal dari
anggota keluarga secara sistematik.
Nathan Ackerman enggan sekali mengatakan bahwa keluarga itu adalah
suatu sistem. Ia memandang bahwa keluarga sebagai unit utama bagi sosialisasi
kepribadian. Sedangkan Bowen dan Satir berusaha menggabungkan pemahaman
tentang individu dengan level keluarga sebagai sistem. Khususnya Bowen,
memandang keluarga sebagai sistem emosional dan tujuan terapeutik ialah
keluarga sebagai sistem. Jackson dan Haley tampaknya selalu memelihara
hubungan interpersonal dalam proses terapeutik untuk mencapai perubahan.
Tahun 80-an: Menuju Konstruk yang Lebih Luas
Dekade 80-an ditandai oleh adanya pengorganisasian dalam konseling
keluarga dan bermunculannya literatur yang makin banyak dalam bidang tersebut.
Susan Jones dalam bukunya “Family Therapy” mengemukakan perbandingan-
perbandingan pendekatan dalam konseling keluarga, yaitu:
1) Integratif (Ackerman) tidak menganggap keluarga sebagai sistem, tempat
patologi berpusat pada bobot sama terhadap internal dan eksternal serta
kemacetan dalam fungsi keluarga adalah ketidakstabilan dan kekauan
hubungan keluarga.
2) Psychoanalytic (Farmo, Sterlin, Grotjan) menganggap keluarga sebagai
sistem psikologis, memberikan penekanan pada internal, serta memusatkan
kemacetan fungsi keluarga pada pengambilan figur orang tua ke dalam diri.
3) Struktural (Minuchin) menganggap keluarga sebagai suatu sistem struktural
transaksional, lebih menekankan kepada eksternal, mengutamakan
kemacetan fungsi keluarga pada menjaring atau mengikat lingkungan
keluarga.
4) Interaksional (Jackson, Watslawick, Haley, Satir) menganggap keluarga
sebagai sistem komunikasi, memberikan penekanan pada eksternal, serta
letak kemacetan fungsi keluarga berada pada kemenduaan aturan keluarga
tentang hubungan keluarga.
5) Bowenian (Bowen) menganggap keluarga sebagai perasaan dan sistem
hubungan, memberikan penekanan kepada internal, dan memusatkan
kemacetan fungsi keluarga pada pengambilan figur orang tua ke dalam diri.
6) Social Network (Speck, Attinev, Rueveni) lebih menekankan pada
eksternal, kemacetan fungsi keluarga terletak pada j\hilangnya kepercayaan
diri dalam jaringan sosial keluarga.
7) Behavioral (Patterson) menggap keluarga sebagai sistem yang saling
berpautan, hanya menekankan kepada eksternal, letak kemacetan fungsi
keluarga terdapat pada belajar yang salah suai.

B. Pendekatan dalam Konseling keluarga


Pendekatan Psikodinamik Sebagian besar, pandangan psikodinamik berdasar
pada model psikoanalisis, memberikan perhatian terhadap latar belakang dan
pengalaman setiap anggota keluarga sebanyak pada unit keluarga itu sendiri. Para
konselor psikodinamik menaruh perhatian yang tinggi terhadap masa lalu yang
melekat pada individu-individu, dalam model psikodinamik, pasangan suami istri
yang menderita dikaitkan dengan introjeksi pathogenic setiap pasangan yang
membawanya pada hubungan.
Pendekatan ini menggunakan cara dan strategi psikoterapi individual dalam
situasi Keluarga dengan: - mendorong munculnya insight tentang diri sendiri dan
anggota keluarga. - untuk membantu keluarga dalam pertukaran emosi Kontak
konselor hanya sementara dan konselor akan menarik diri jika keluarga telah
mampu mengatasi problemnya secara konstruktif.
Dasar Pemikiran Proses unconsciousness (bawah sadar) mempengaruhi
hubungan kebersamaan antaranggota keluarga dan mempengaruhi individu dalam
membuat keputusan tentang siapa yang dia nikahi. Objects ( orang-orang yang
penting / signifikan dalam kehidupan) diidentifikasi atau ditolak. Kekuatan
unconsciousness benar-benar dianggap sangat berpengaruh.
Peranan Konselor : Seorang guru dan interpreter pengalaman (analisis).
Treatment : individual , kadang-kadang dengan keluarga
Tujuan Treatment : Untuk memecahkan interaksi yang tidak berfungsi dalam
keluarga yang didasarkan pada proses unconsciousness (bawah sadar), untuk
merubah disfungsional individu.
Teknik : Transference, analisa mimpi, konfrontasi, focusing pada kekuatan-
kekuatan, riwayat hidup.
Aspek-aspek yang unik : Konsentrasi pada potensi unconsciousness (bawah
sadar) dalam perilaku individu,mengukur defence mechanism (mekanisme
pertahanan diri) yang dasar dalam hubungan keluarga, menyarankan treatment
mendalam pada disfungsionalitas (ketidakmampuan berfungsi).

Pendekatan Eksperensial atau Humanistik


Para konselor keluarga eksperensial atau humanistik menggunakan ”immediacy”
terapeutik dalam menghadapi anggota-anggota keluarga untuk membantu
memudahkan keluarga itu berkembang dan memenuhi potensi-potensi
individunya. Pada dasarnya, pendekatan ini tidak menekankan pada teoritis dan
latar belakang sejarah. Pendekatan ini lebih menekankan pada tindakan daripada
wawasan dan interpretasi. Pendekatan ini memberikan pengalaman-pengalaman
dalam meningkatkan perkembangan, yaitu melalui interaksi antara konselor dan
keluarga. Praktisi utama pendekatan eksperensial adalah Carl Whitaker dan
Walter Kempler.
Dasar pemikiran Masalah-masalah keluarga berakar dari perasaan-perasaan
yang di tekan, kekakuan, penolakan / pengabaian impuls-impuls,
kekurangwaspadaan, dan kematian emosional.
Peran konselor Konselor menggunakan pribadinya sendiri. Mereka harus
terbuka, spontan, empatic, sensitive dan harus mendemonstrasikan perhatian dan
penerimaan. Mereka harus memperlakukan dengan terapi regresi dan mengajari
anggota keluarga keterampilanketerampilan baru dalam mengkomunikasikan
perasaan-perasaan secara gamblang.
Unit Treatment Difocuskan pada individu dan ikatan-ikatan pasangan.
Whitaker mengkonsentrasikan perhatiannya dengan mempelajari tiga generasi
keluarga.
Tujuan Treatment Untuk mengukur pertumbuhan, perubahan, kreativitas,
fleksibilitas, spontanitas dan playfulness, untuk membuat terbuka apa yang
tertutup, untuk mengembangkan ketertutupan emosional dan mengurangi
kekakuan, untuk membuka defence-defence, serta untuk meningkatkan self-
esteem.
Teknik Memahat keluarga dan koreografi , keterampilan-keterampilan
komunikasi terbuka, humor, terapi, seni, keluarga, role-playing, rekonstruksi
keluarga, tidak memperhatikan teoriteori dan menekankan pada intuitive spontan,
berbagi perasaan dan membangun atmosfer emosional mendalam dan memberi
sugesti-sugesti serta arahan-arahan.
Aspek-aspek unik Mempromosikan kreativitas dan spontanitas dalam keluarga,
mendorong anggotaanggota keluarga untuk mengubah peran mengembangkan
pengertian terhadap diri sendiri dan pengertian pada yang lain, humanistik dan
memperlakukan seluruh anggota keluarga dengan status yang sama,
mengembangkan kewaspadaan perasaan di dalam dan diantara anggota keluarga,
mendorong pertumbuhan.

Pendekatan Bowen
Pendekatan Murray Bowen terkenal dengan teori sistem keluarga. Pendekatan ini
dianggap sebagai sesuatu yang menjebatani pendangan-pandangan yang
berorientasi psikodinamik dengan pandangan-pandangan yang lebih menekankan
pada sistem. Bowen mengkonseptualisasikan keluarga sebagai sistem hubungan
emosional. Bowen mengemukakan, ada delapan konsep yang saling berpautan
dalam menjelaskan proses emosional yang terjadi dalam keluarga ini dan keluarga
yang diperluas.
Peran Konselor Aktivitas konselor sebagai pelatih dan guru dan berkonsentrasi
pada isu-isu keterikatan dan diferensiasi.
Unit Treatment : individu atau pasangan.
Tujuan konseling Untuk mencegah triangulasi dan membantu pasangan dan
individu berhubungan pada level cognitive, untuk menghentikan pengulangan
pola-pola intergenerasi dalam hubungan keluarga.
Teknik : Genograms, kembali ke rumah, detriangulasi, hubungan orang
perorang, perbedaan self.
Aspek unik : Mengukur hubungan-hubungan intergenerasi dan pola-pola yang
diulang, systematic, dalam teori yang mendalam.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://mylifeiscounselor.blogspot.co.id/2018/05/sejarah-konseling-
keluarga.html
2. file:///C:/Users/Octa%20Anwar/Downloads/Documents/170055907-
konseling-keluarga-pdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai