Anda di halaman 1dari 10

Nama : Suci Robiatul Khasanah

Prodi : Teknik Kimia

BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Latar Belakang dibuatnya Makalah ini adalah adanya tuntutan tugas dari
guru kami disekolah. Selain itu kami juga menyadari bahwa untuk menunjang
pembelajaran kami disekolah, kami harus mencari sebuah rangkuman materi yang
uraiannya lebih luas, sehingga kami dapat mempelajarinya.

2. Tujuan
Tujuan kami membuat Makalah ini adalah;
a. Untuk memenuhi tugas sekolah
b. Untuk menunjang pembejaran disekolah
c. Untuk menambah wawasan tentang Sistem Ekskresi Pada Manusia, selain pada
Buku Paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa)

3. Ruang Lingkup Materi


Makalah ini menjelaskan tentang sistem ekskresi pada manusia, alat-alat
ekskresi pada manusia, gangguan-gangguan pada sistem ekskresi. Semuanya akan
dijelaskan dalam Makalah ini dengan lebih luas dan lebih detail, karena
menggunakan gambar.
BAB II

Pembahasan

“Sistem Ekskresi Pada Manusia”

Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme. Metabolisme merupakan


proses molekul suatu zat dalam sel dari bentuk sederhana ke bentuk kompleks atau
sebaliknya. Metabolisme tidak menghasilkan bahan-bahan yang bermanfaat bagi
tubuh. Jika bahan-bahan tersebut terus berada di dalam tubuh kita, akan terjadi
ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh kita. Ketidakseimbangan tersebut akan
mengganggu proses-proses metabolisme yang lain. Proses pengeluaran bahan-
bahan sisa metabolisme ini disebut Ekskresi. Ekskresi membantu menjaga
homeostasis dengan mempertahankan lingkungan dalam tubuh agar tetap stabil dan
bebas dari materi-materi yang membahayakan.
Bahan-bahan hasil metabolisme yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh di
antaranya adalah karbon dioksida, kelebihan air, dan urea.
Karbon dioksida dihasilkan di antaranya dari proses respirasi seluler, sedangkan,
urea adalah zat kimia yang berasal dari hasil pemecahan protein. Alat-alat ekskresi
yang ada pada manusia adalah kulit, paru-paru, hati, dan ginjal.

1. Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat terdiri atas
air dan garam-garam mineral (terutama NaCl, itu sebabnya keringat terasa
asin), serta sedikit sampah buangan, seperti urea, asam urat, dan amonia.
Keringat dikeluarkan tubuh dalam jumlah besar ketika melakukan kegiatan
berat dan berada di lingkungan yang panas. Pengeluaran keringat juga
dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan utama, yaitu Epidermis dan Dermis.
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan lebih tipis dibandingkan
lapisan dermis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan, yaitu stratum korneum
yang mati dan selalu mengelupas (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum
granulosum yang mengandung pigmen,
dan stratum germinativum yang terus menerus membentuk sel-sel baru ke
arah luar. Di bawah lapisan
Epidermis, terdapat Dermis yang mengandung akar rambut, pembuluh darah,
kelenjar, dan saraf. Dibawah dermis terdapat lapisan lemak yang bertugas
menghalangi pengaruh
perubahan suhu di luar tubuh.
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang berfungsi sebagai pelindung
tubuh dari kerusakan/pengaruh lingkungan. Kulit berfungsi sebagai pelindung
terhadap kerusakan-kerusakan fisik akibat gesekan, penyinaran, kuman-
kuman, panas, zat kimia, dan lain-lain. Selain itu, kulit juga berfungsi
untuk mengurangi kehilangan air, mengatur suhu tubuh, menerima rangsang
dari luar, dan ekskresi. Sebagai alat ekskresi, kulit terutama mengeluarkan
limbah metabolisme
berupa garam-garam (terutama garam dapur) dan sedikit urea, yang dibuang
melalui pengeluaran keringat. Dari kapiler darah yang terdapat pada kulit, kelenjar
keringat akan menyerap air dan larutan garam serta sedikit urea. Air beserta larutan
garam dan urea yang terlarut kemudian dikeluarkan melalui pembuluh darah ke
permukaan kulit tempat air diuapkan dan merupakan penyerap panas tubuh kita.
Aktivitas kelenjar keringat ada di bawah pengaruh pusat pengatur suhu
badan dan sistem saraf pusat. Sistem ini dirangsang oleh perubahan-perubahan
suhu di dalam pembuluh darah, kemudian rangsangan dipindahkan oleh saraf
simpatetik menuju kelenjar keringat. Oleh karena itu, jumlah kandungan larutan
ataupun banyaknya keringat yang dikeluarkan selalu berbeda, semuanya ditujukan
agar suhu badan selalu tetap. Pengeluaran keringat yang berlebihan, seperti pada
orang-orang yang bekerja keras akan menyebabkan lebih cepat merasa haus dan
sering mengalami “lapar garam”. Demikian pula orang yang terkena terik
matahari, keringat yang keluar akan banyak mengandung larutan garam.
Kehilangan garam-garam dari larutan darah ini dapat menimbulkan kejang-kejang
dan pingsan.

2. Paru-paru
Paru-paru berperan dalam proses ekskresi karena paru-paru
mengeluarkan gas karbon dioksida dan air melalui proses respirasi.
Dalam paru-paru, terdapat alveoli tempat terjadinya pertukaran gas
antara oksigen dan karbon dioksida. Dinding alveoli dan kapiler sangat tipis dan
basah sehingga memudahkan pertukaran gas. Setelah udara masuk ke alveolus,
oksigen masuk melalui dinding alveolus dan segera memasuki dinding kapiler
darah. Sebaliknya, karbondioksida dan air terlepas dari darah dan masuk ke alveoli
untuk selanjutnya dikeluarkan dari dalam tubuh.
Karbon dioksida dan air sebagai hasil sisa metabolisme karbohidrat dan
lemak, harus dikeluarkan dari sel-sel tubuh melalui pembuluh darah, ke organ
pernapasan yaitu paru-paru. Proses pengeluaran CO2 dan H2O dari sel-sel
tubuh/jaringan ke paru-paru ini melalui suatu proses berantai yang cukup kompleks
yang disebut pertukaran klorida (Chloride shift). Pertukaran klorida ini melibatkan
peran sel darah merah, dan plasma darah.
Jadi, materi yang diekskresikan dari paru-paru ialah sisa metabolisme CO2 dan uap
air. Pembahasan tentang paru-paru secara lebih detail dapat dipelajari pada sistem
pernapasan.

3. Hati
Hati termasuk dalam sistem ekskresi karena hati mengeluarkan empedu.
Setiap hari, hati menyekresi sekitar 600–1.000 mL cairan empedu. Cairan empedu
terdiri atas kolesterol, lemak, hormon pelarut lemak, dan lesitin. Fungsi cairan
empedu, di antaranya mengemulsi lemak dalam
usus halus. Cairan empedu tersebut disimpan dalam kantung empedu untuk
disalurkan ke dalam usus halus.
Sebagai bagian dari sistem ekskresi, hati menghasilkan produk ekskretori,
seperti zat pewarna cairan empedu (bile pigmen), yaitu bilirubin. Bilirubin berasal
dari pemecahan hemoglobin darah yang berlangsung dalam hati. Hati terdiri dari
bagian lobulus-lobulus yang berbentuk segi enam. Setiap lobulus terdiri atas
jejeran hepatosit (sel hati) seperti jari-jari roda melingkari suatu vena
centralis. Diantara hepatosit terdapat sinusoid (kapiler yang melebar). Pada
dinding sinusoid terdapat makrofag yang disebut sel Kuppfer, yang
dapat memfagositosis sel-sel darah rusak dan bakteri.

Hati disuplai oleh dua pembuluh darah, yaitu vena porta hepatica yang
berasal dari lambung dan usus, mengandung darah yang miskin oksigen, tetapi
kaya nutrien (asam amino, monosakarida, asam lemak, vitamin yang larut dalam
air dan mineral). Arteri hepatica, yaitu cabang dari arteri coeliaca yang
kaya oksigen.
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh kita. Hati dapat
berfungsi sebagai kelenjar sekresi karena mampu menghasilkan zat-zat yang
berguna dan sekaligus dapat berfungsi sebagai kelenjar ekskresi karena
dapat menetralkan zat-zat racun yang selanjutnya harus dibuang. Sebagai
kelenjar sekresi, hati menghasilkan garam empedu yang dapat mengemulsikan
lemak sehingga lebih mudah dicerna, sedangkan sebagai kelenjar ekskresi,
hati melakukan dua fungsi penting, yaitu menetralisasi sisa metabolisme protein
menjadi urea yang kemudian diekskresikan melalui urine, dan
merombak sel-sel darah merah yang telah tua menjadi bilirubin yang kemudian
diekskresikan melalui feses.
Protein dalam tubuh setelah mengalami metabolisme akan menghasilkan
zat-zat sisa yang mengandung nitrogen. Metabolisme protein akan menghasilkan
asam amino yang
selanjutnya diuraikan menjadi NH4OH dan senyawa NH3. Senyawa terakhir
tersebut bersifat racun bagi sel sehingga harus segera dibuang. NH3 dalam sel
segera diikat oleh karbon dioksida (CO2) dan asam amino ornitin membentuk
asam amino sitrulin. Asam-asam amino ini tidak bersifat racun, relatif kecil
sehingga masih dapat berdifusi meninggalkan sel masuk aliran darah dan akhirnya
ke hati. Sitrulin yang masuk ke hati selanjutnya diubah oleh enzim sitrulin
transaminase menjadi arginin, dan arginin akan diubah oleh enzim arginase
menjadi ornitin kembali dan urea. Urea keluar dari hati bersama aliran darah dan
kemudian akan disaring melalui glomerulus dalam
ginjal, dan keluar bersama urine. Ornitin yang dihasilkan kemudian digunakan
kembali untuk menetralisasi NH3. Proses perubahan dari ornitin ke ornitin kembali
merupakan suatu siklus dan disebut siklus Krebs Ornitin atau siklus Krebs Urea.
Ada kurang lebih 10 juta sel eritrosit (sel darah merah) yang
dilepaskan tiap detik dari tempat pembuatannya, dan sebanyak itu
pula yang rata-rata harus dirombak lagi. Eritrosit yang telah tua akan menjadi rusak
dan harus segera dibinasakan di hati. Ada sel-sel khusus yang bertugas
“menangkap” atau merombak eritrosit tua tersebut yang disebut histiosit.
Hemoglobin yang terkandung dalam eritrosit yang telah tua akan dipecah
menjadi heme dan globin. Heme terdiri atas zat besi (Fe) dan cincin porfirin.
Zat besi tersebut kemudian diambil dan disimpan di hati selanjutnya disimpan
dalam sumsum tulang untuk pembentukan sel darah merah baru. Cincin porfirin
diubah menjadi
biliverdin dan direduksi lagi menjadi bilirubin. Bilirubin dilepaskan ke dalam
darah. Di dalam usus, bilirubin
diubah menjadi urobilinogen yang kemudian diekskresikan oleh
ginjal dalam bentuk urine. Urobilinogen memberikan warna kuning pada urine,
sedangkan urobilinogen dan
bilirubin memberi warna kuning pada tinja/feses. Skema perombakan sel darah
merah oleh hati.

4. Ginjal
Ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi. Ginjal mengeluarkan urea,
kelebihan air, dan material sampah lainnya dalam bentuk urine. Urine dialirkan
melalui ureter menuju kantung urine. Keinginan untuk mengeluarkan urine muncul
ketika kantung urine terisi penuh. Urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang dengan panjang kira-kira 13
cm, lebar 8 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal berukuran lebih kurang seukuran dengan
kepalan tangan Anda. Ukuran organ tersebut memang kecil, tetapi mempunyai
fungsi dan efektivitas kerja yang sangat mengagumkan. Manusia mempunyai dua
buah ginjal yang terletak di sebelah kanan dan kiri tubuhnya. Dari bagian luar ke
dalam, ginjal terdiri atas tiga lapisan, yaitu korteks renalis (korteks), medula
renalis (medula) dan pelvis renalis. Unit fungsional terkecil dari ginjal
disebut nefron. Nefron terletak di
korteks renalis dan medula renalis. Nefron terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu glomerulus (tempat darah disaring), kapsula Bowman, dua buah
tubulus panjang. Tubulus tersebut dibagi menjadi tubulus kontortus
proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan yang terakhir
adalah tubulus pengumpul.
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada vertebrata, termasuk manusia.
Limbah metabolisme yang dibuang melalui ginjal adalah urine yang mengandung
air, garam-garam, dan limbah yang mengandung nitrogen. Dengan diproduksinya
urine, maka ginjal kita akan mempertahankan volume dan komposisi darah/cairan
tubuh serta mempertahankan keseimbangan air, elektrolit, dan pH tubuh
(homeostasis). Hal ini dapat terjadi
karena ginjal dapat mengekskresi sampah metabolisme dan air dalam jumlah
tertentu secara selektif agar cairan tubuh kita selalu dalam keadaan yang optimum
untuk kesehatan.

a. Struktur Ginjal
Dalam tubuh manusia terdapat sepasang ginjal yang terletak di dekat tulang-
tulang pinggang. Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah berukuran
sekitar 2,5 x 7 x 10 cm. Dari tiap-tiap ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter
ke kandung urine (vesica urinaria), dan melalui uretra dikeluarkan dari tubuh.
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut korteks atau
kulit ginjal, dengan tebal sekitar 1 cm. Pada bagian ini terdapat bagian ginjal
yang paling penting, yaitu nefron, yang merupakan unit fungsional penyusun
utama ginjal. Bagian dalam ginjal disebut medula atau sumsum ginjal. Medula
memiliki bentuk seperti piramid yang puncaknya mengelilingi
pelvis. Pada puncak piramid terdapat lubang-lubang kecil tempat
keluarnyapembuluh penyalur urine ke dalam pelvis.
Gangguan pada Sistem Ekskresi

Gangguan pada sistem ekskresi yang umum terjadi antara lain sebagai
berikut;

1. Sistitis (Cystitis) adalah peradangan yang terjadi di kantung urinaria. Biasanya,


terjadi karena infeksi oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
2. Hematuria, terjadi ketika ditemukan eritrosit dalam urine. Penyebabnya
bermacam-macam, seperti adanya batu dalam ginjal, tumor di renal pelvis, ureter,
kandung kemih, kelenjar prostat atau uretra.

3. Glomerulonefritis adalah peradangan yang terjadi di glomerulus sehingga


proses filtrasi darah terganggu.

4. Batu ginjal adalah adanya objek keras yang ditemukan di pelvis renalis ginjal.
Komposisi batu ginjal adalah asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat. Batu
ginjal terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral, tetapi sedikit
mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut sering mengakibatkan iritasi dan pendarahan
pada bagian ginjal yang kontak dengannya.

5. Gagal ginjal, terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk melakukan fungsinya


secara normal. Hal ini dapat terjadi karena senyawa toksik, seperti merkuri,
arsenik, karbon tetraklorida, insektisida, antibiotik, dan obat penghilang sakit pada
tingkat yang tinggi. Gagal ginjal dapat diatasi dengan dialisis. Kita lebih
mengenalnya sebagai proses cuci darah. Jika kerusakan ginjal sangat parah, dapat
dilakukan transplantasi ginjal yang baru.
BAB III

Penutup

Dengan terselesaikannya Makalah ini dan dengan segala kekurangannya


Makalah ini, kami masih berharap para pembaca bisa mendapatkan manfaatnya,
terutama bagi kami sendiri. Tak lupa juga kami ucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya kepada para pembaca, jika Makalah ini kurang berkenan dihati
para pembaca semua, kami semua sudah melakukan yang terbaik untuk Makalah
ini. Terima Kasih.

4. 1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan tentang Sistem Ekskresi Pada Manusia dalam
Makalah ini adalah;
· Ekskresi adalah Proses pengeluaran bahan-bahan sisa metabolisme.
· Alat-alat Eksresi ada 4 yaitu; Kulit, Paru-Paru, Hati dan Ginjal.
Yang
No. Alat Ekskresi Fungsinya
dikeluarkan
Keringat, terdiri
· Sebagai pelindung
atas air dan
terhadap kerusakan- garam-garam
kerusakan fisik akibat mineral
gesekan, penyinaran, (terutama NaCl,
kuman-kuman, panas, zat itu sebabnya
1. Kulit kimia, dan lain-lain. keringat terasa
· Untuk mengurangi asin), serta
kehilangan air, mengatur sedikit sampah
suhu tubuh, menerima buangan, seperti
urea, asam urat,
rangsang dari luar, dan
dan amonia.
ekskresi
Karbondioksida
2. Paru-Paru · Sebagai alat Pernapasan.
dan Uap air.
· Sebagai kelenjar sekresi
karena mampu
menghasilkan zat-zat yang Cairan empedu
berguna. terdiri atas
· Sebagai kelenjar kolesterol,
3. Hati
lemak, hormon
ekskresi karena dapat
pelarut lemak,
menetralkan zat-zat racun
dan lesitin.
yang selanjutnya harus
dibuang.
Urea, kelebihan
air, dan material
· Sebagai organ utama
4. Ginjal sampah lainnya
dalam sistem Ekskresi.
dalam bentuk
urine.
Daftar Pustaka

Google. 2013. Rangkuman-Bab-Sistem-Ekskresi-Pada (http://ilmu-


duniadanakhirat.blogspot.com/2012/10/rangkuman-bab-sistem-ekskresi-
pada_8236.html) (14 Desember 2015, 15.18)

Anda mungkin juga menyukai