Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5 Atterberg Limit


3.2.5.1 Batas Cair (Liquid Limit)
3.2.5.1.1 Maksud
Percobaan batas cair (liquid limit) ini dimaksudkan untuk menentukan
kadar air sampel tanah pada peralihan keadaan plastis dan keadaan cair.

3.2.5.1.2 Landasan Teori


Batas cair didefinisikan sebagai kadar air tanah, dimana tanah berada
dalam peralihan keadaan plastis dan keadaan cair. Batas cair juga dinyatakan
dalam persen berat kering, dimana kedua penampang tanah yang hampir
bersentuhan tetapi tidak saling melimpah satu terhadap yang lain, ketika dalam
cawan mengalami pukulan dari arah bawah. Pengujian ini hasilnya sangat
dipengaruhi oleh unsur manusia. Jenis pengujian batas-batas atterberg menyatakan
bahwa kadar air pada transisi keadaan tanah menunjukkan nilai yang berbeda,
sehingga nilai tersebut dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam klasifikasi tanah
apakah tanah yang diuji termasuk tanah lempung atau lanau dan jenis lainnya.
Tanah dapat dikatakan dalam keadaan cair, apabila tanah tersebut
masih bisa mengalir akibat berat sendiri, sehingga batas cair bisa diartikan dengan
kadar air minimum dimana tanah masih bisa mengalir akibat berat sendiri. Batas
cair merupakan peralihan keadaan plastis dan keadaan cair. Nilai batas cair (liquid
limit) dapat dilihat dari besar persentase kadar air saat 25 ketukan.

3.2.5.1.3 Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan pada percobaan batas cair (liquid
limit) adalah:
1. Liquid limit device
2. ASTM gramooving tool
3. Cassagramande gramooving tool
4. Glass plate
5. Tin Box

96
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

6. Porcelain dish
7. Spatula
8. Sieve No.40
9. Pan and Cover
10. Wash Bottle

3.2.5.1.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan batas cair (liquid limit) yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Percobaan
a. Membersihkan mangkok batas cair dari kotoran yang menempel.
b. Mengatur tinggi jatuh mangkok. Kemudian mengendurkan kedua baut
penjepit lalu putar tuas pemutar sampai posisi mangkok mencapai
tinggi maksimum. Memutar baut belakang sehingga ujung tangkai alat
pembaut alur ASTM tepat masuk di antara dasar mangkok dan alas.
c. Mengambil sampel tanah sekitar 100 g yang lolos saringan No.40 lalu
meletakkannya di dalam mangkok pengaduk.
d. Mengaduk sampel tanah tersebut sambil menambahkan air suling
sedikit demi sedikit dengan menggunakan spatula. Pengadukan harus
dilakukan dengan sempurna agar didapat campuran yang homogen.
e. Mengambil sedikit demi sedikit sampel tanah tersebut apabila telah di
dapat campuran yang homogen, lalu memasukkannya ke dalam
mangkok batas cair. Meratakan permukaannya agar sejajar dengan
alas (mangkok dalam posisi menyentuh alas). Lapisan tanah yang
paling tebal adalah 1 cm.
f. Membuat alur dengan cara membagi dua benda uji dalam mangkok
tersebut menggunakan ASTM gramooving tool melalui garis tengah
mangkok dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.

97
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

g. Memutar tuas dengan kecepatan 2 ketukan per detik (dalam 1 detik


mangkok jatuh dua kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang
0,5 in (12,7 mm). Mencatat jumlah pukulan yang diperlukan.
h. Menentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.
i. Mengulangi prosedur poin d sampai poin h dengan kadar air dan
jumlah ketukan yang berbeda (minimal 3 kadar air)
2. Perhitungan
Menentukan batas cair pada percobaan ini dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menggambarkan dalam bentuk grafik hasil-hasil yang diperoleh dari
pengujian tersebut berupa nilai-nilai kadar air dan jumlah pukulan-
pukulan merupakan skala horizontal dengan skala logaritma.
b. Membuat garis lurus melalui titik tersebut, menentukan nilai batas cair
benda uji tersebut berdasarkan kadar air pada jumlah pukulan ke-25.
Apabila titik-titik yang diperoleh tidak satu garis lurus, dan membuat
garis yang melalui titik berat dari titik-titik tersebut.
3. Catatan
a. Proses persinggungan kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan
bukan karena geseran antara tanah dan mangkok.
b. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan.
c. Jumlah pukulan diambil antara 10 - 20, 20 - 30, 30 - 40 untuk
memperoleh hasil yang teliti.

3.2.5.1.5 Perhitungan
Perhitungan dari hasil percobaan batas cair (liquid limit), di bawah ini
merupakan perhitungan sampel pertama pada ketukan 10 - 20, yaitu sebagai
berikut:
Berat tin box = 10,210
Berat tin box + tanah basah = 17,290
Berat tin box + tanah kering = 14,550

98
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box +
tanah kering)
= 17,290 – 14,550 gr
= 2,740
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box)
= 17,290 – 10,210 gr
berat air
Kadar air =  100%
berat tanah kering

2,740
=  100%
4,340
= 63,134%

3.2.5.1.6 Hasil Pemeriksaan


Hasil pemeriksaan batas cair (liquid limit) dilaksanakan berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk pelaksanaan praktikum. Sampel
tanah pemeriksaan batas cair diperoleh dari Lapangan Kampus F2, Universitas
Gunadarma, Jalan Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Pelaksanaan
percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Kampus G, Universitas
Gunadarma, Jalan Komjen Pol. M Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Nilai
batas cair didapat dengan cara membuat grafik hubungan antara jumlah ketukan
dengan kadar air rata-rata. Pemeriksaan batas cair dapat dilihat pada Tabel 3.11
dan Gambar 3.3.

99
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua Cimanggis Depok

Lampiran surat : 27 Dikerjakan : Kelompok 4


Pekerjaan : Batas Cair Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2017

Tabel 3.11 Hasil Pemeriksaan Batas Cair (Liquid Limit)


Hasil
No Parameter
10 - 20 20 - 30 30 - 40
1. Jumlah ketukan 14 24 38
2. Nomor tin box (g) 1 2 3
3. Berat tin box (g) 10,210 9,620 11,040
4. Berat tin box + tanah basah (g) 17,290 22,550 16,900
5. Berat tin box + tanah kering (g) 14,550 17,830 14,560
6. Berat air (g) 2,740 4,720 2,340
7. Berat tanah kering (g) 4,340 8,210 3,520
8. Kadar air (%) 63,134 57,491 66,477

100
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua Cimanggis Depok

Lampiran surat : 28 Dikerjakan : Kelompok 4


Pekerjaan : Batas Cair Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2017

Gambar 3.3 Grafik Hubungan antara Jumlah Ketukan daengan Kadar Air

101
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.1.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan persamaan yang telah diberikan pada pelaksanaan
praktikum, diperoleh nilai kadar air rata-rata untuk masing-masing jumlah
ketukan, untuk ketukan 10 - 20 sebesar 63,134%, ketukan 20 - 30 sebesar
56,294%, dan ketukan 30 - 40 sebesar 44,068%. Nilai batas cair tanah dapat
dilihat dari besaran kadar air dalam persen dari 25 ketukan, di bawah 25 ketukan
berarti tanah terlalu cair dan di atas 35 ketukan berarti tanah terlalu kering. .
Semakin kecil ketukan maka kadar air yang diperoleh akan semakin banyak,
sebaliknya semakin banyak ketukan maka kadar air yang diperoleh akan semakin
sedikit.

102
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.2 Batas Plastis (Plastic Limit)


3.2.5.2.1 Maksud
Percobaan batas plastis (plastic limit) dimaksudkan untuk menentukan
kadar air sampel tanah pada peralihan keadaan semi padat dan keadaan plastis.

3.2.5.2.2 Landasan Teori


Batas Plastis (Plastic Limit) merupakan kadar air minimum yang
dinyatakan dalam persen, apabila tanah digulung sampai diameter 1/8 in (3,2 mm)
akan menjadi retak-retak. Batas plastis biasanya dilakukan pada tanah kohesif
yang kering udara, dihancurkan dan disaring melalui saringan No.40. Cara
pengujian batas plastis adalah dengan menggulung massa tanah berukuran
elipsoida menggunakan telapak tangan di atas kaca datar (Braja M. Das, 1998).
Batas plastis merupakan bagian dari atteberg limit, hal ini mengacu pada sifat-
sifat fisik tanah. Nilai batas plastis dipengaruhi oleh faktor banyaknya air yang
menyerap ke dalam tanah, angka pori tanah serta pengadukan contoh tanah yang
diuji.
Batas plastis (Plastic limit) memiliki perbedaan dengan PI (Plasticity
Index) atau indeks platisitas, dimana PI merupakan jumlah kadar pada saat tanah
dalam kondisi plastis, nilainya diperoleh dari selisih antara liquid limit dengan
plastic limit. Secara umum dapat ditulis dalam bentuk persamaan:
PI = LL – PL
Dimana:
PI : Plasticity index
LL : Liquid limit
PL : Plastic limit

103
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.2.3 Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan pada percobaan batas plastis
(plastic limit) adalah:
1. Glass plate
2. Reference Rod
3. Tin Box
4. Spatula
5. Sieve No.40
6. Pan dan Cover
7. Wash Bottle

3.2.5.2.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan batas plastis (plastic limit) yang harus dilakukan
adalah:
1. Mengambil sampel tanah kurang lebih 20 g yang lolos saringan No.40 lalu
meletakkan di atas plat kaca pengaduk. Menggunakan spatula untuk
mengaduk sehingga didapat campuran yang homogen.
2. Membuat bola-bola tanah seberat kurang lebih 8 g kemudian memilinnya,
apabila telah di dapat campuran yang homogen.
3. Pemilinan dilakukan terus sampai tanah tersebut membentuk batang tanah
dengan diameter 1/8 in. Bila sebelum mencapai diameter 1/8 in tanah sudah
retak, maka menyatukan kembali benda uji lalu menambahkan sedikit air
suling untuk memperbesar kadar airnya.
4. Kondisi telah mencapai diameter 1/8 in akan tetapi tanah belum retak,
membiarkan batang tanah tersebut beberapa saat di udara terbuka supaya
kadar airnya berkurang karena penguapan.
5. Setelah kadar airnya berubah diaduk terus sampai homogen, lalu memilin
sampel kembali sehingga terjadi retakan tepat pada saat diameternya
mencapai 1/8 in.
6. Menentukan kadar air pada prosedur 4, kadar air ini disebut batas plastis.

104
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.2.5 Perhitungan
Perhitungan dari hasil percobaan batas plastis (plastic limit), di bawah
ini merupakan perhitungan sampel pertama, yaitu:
Berat tin box = 9,910 g
Berat tin box + tanah basah = 11,540 g
Berat tin box + tanah kering = 11,170 g
Berat air = (berat tin box + tanah basah) + (berat tin box +
tanah kering)
= 11,540 + 11,170
= 0,370 g
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)
= 11,170 – 9,910
= 1,260 g
berat air
Kadar air =  100%
berat tanah kering

0,370
=  100%
1,260
= 29,365%

3.2.5.2.6 Hasil Pemeriksaan


Hasil pemeriksaan batas cair (liquid limit) dilaksanakan berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk pelaksanaan praktikum. Sampel
tanah pemeriksaan batas cair diperoleh dari Lapangan Kampus F2, Universitas
Gunadarma, Jalan Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Pelaksanaan
percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Kampus G, Universitas
Gunadarma, Jalan Komjen Pol. M Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok.
Pemeriksaan batas plastis dapat dilihat pada Tabel 3.12.

105
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua Cimanggis Depok

Lampiran surat : 29 Dikerjakan : Kelompok 4


Pekerjaan : Batas Plastis Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2017

Tabel 3.12 Hasil Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)


No Batas Plastis (Plastic Limit)
1 Nomor Tin Box 1 2 3
2 Berat Tin Box (g) 9,910 9,730 10,210
3 Berat Tin Box + Tanah Basah (g) 11,540 11,430 12,010
4 Berat Tin Box + Tanah Kering (g) 11,170 11,020 11,590
5 Berat Air (g) 0,370 0,410 0,420
6 Berat Tanah Kering (g) 1,260 1,290 1,380
7 Kadar Air (%) 29,365 31,783 30,435
Rata-Rata (%) 30,528

106
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.2.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan sampel tanah yang digunakan dalam uji laboratorium,
diperoleh nilai kadar air untuk masing-masing tanah yang dipilin, untuk tin box 1
sebesar 29,365%, tin box 2 sebesar 31,783%, dan tin box 3 sebesar 30,435%. Nilai
plastic limit diperoleh dari rata-rata nilai kadar air ketiga tanah yang dipilin yaitu
sebesar 30,528%. Percobaan ini, nilai plastic limit yang didapat harus lebih kecil
dari pada nilai liquid limit. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan setiap tanah
memiliki tingkat plastisitas yang berbeda. Kekurangan air akan membuat tanah
kehilangan plastisitasnya, akan tetapi kelebihan air akan membuat bentuk tanah
seperti lumpur.

107
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.3 Batas Susust (Shrinkage Limit)


3.2.5.3.1 Maksud
Percobaan batas susut (shrinkage limit) dimaksudkan untuk
menentukan kadar air sampel tanah pada batas keadaan semi padat dan keadaan
padat dalam perencanaan gedung.

3.2.5.3.2 Landasan Teori


Batas susut merupakan konsistensi tanah yang berada antara batas
keadaan semi padat dan keadaan padat , sehingga jika dilakukan pengurangan
kadar air tidak mengakibatkan perubahan volume. Suatu tanah akan mengalami
penyusutan apabila air yang dikandungnnya secara perlahan-lahan hilang dari
dalam tanah. Kadar air dinyatakan dalam persen, dimana perubahan volume suatu
massa tanah berhenti diartikan sebagai batas susut (shrinkage limit).

3.2.5.3.3 Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan pada percobaan batas susut
(shrinkage limit) adalah:
1. Prong plate
2. Monel dish
3. Crystallizing dish
4. Cawan petri
5. Mercury
6. Porcelain dish

3.2.5.3.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan Percobaan batas susut (shrinkage limit) yang
harus dilakukan adalah:
1. Prosedur percobaan
a. Menyiapkan sampel tanah yang lolos saringan No.40 kurang lebih
sebanyak 30 g.

108
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

b. Meletakkan sampel tanah tersebut dalam porcelain dish,


menambahkan air suling secukupnya untuk mengisi pori-pori tanah.
Banyaknya air yang dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira-kira
lebih sedikit dari pada kadar air batas cair.
c. Mengisi sepertiga bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah
dipersiapkan, lalu mengetuk-ngetuk bagian pinggir monel dish dengan
ringan sehingga pasta tanah mengalir ke samping dan memadat
dengan sendirinya.
d. Melakukan hal yang sama untuk lapisan berikutnya, sehingga pasta
tanah mengisi monel dish dengan padat dan tidak ada gelembung-
gelembung udara yang terperangkap.
e. Memotong tanah yang berlebihan dengan spatula.
f. Membersihkan bagian luar monel dish lalu menimbangnya (A).
g. Mendiamkan monel dish yang berisi pasta tanah tersebut di udara
terbuka sehingga terjadi penguapan lalu memasukkan sampel ke
dalam oven selama 24 jam pada suhu 110oC.
h. Memasukkannya dalam desikator dan setelah dingin menimbangnya
(B).
i. Menimbang monel dish yang telah dibersihkan (C).
j. Mengukur volume monel dish dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mengisi monel dish dengan mercury sampai meluap kemudian
menekannya dengan plat kaca yang berada di atasnya dengan
kuat sehingga kelebihan mercury akan keluar.
2) Menimbang monel dish berikut mercury (D).
3) Menghitung volume monel dish yaitu berat mercury (D - C)
dibagi 13,6 g/cm3.
k. Mengukur volume tanah kering dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menempatkan crystallizing dish pada cawan petri besar.

109
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2) Mengisi crystallizing dish dengan mercury sampai meluap.


3) Meletakan prong plate di atas crystallizing dish lalu
menekannya sehingga kelebihan mercury akan keluar dan
menampungnya dalam cawan petri besar.
4) Mengangkat crystallizing dish dari dalam cawan petri besar
kemudian memindahkan mercury dalam cawan petri besar ke
dalam botol penyimpanan.
5) Membersihkan cawan petri dari mercury yang tersisa lalu
menimbangnya.
6) Meletakkan kembali crystallizing dish tadi dalam cawan petri
kemudian meletakkan sampel tanah yang sudah kering di
atasnya.
7) Menekan sampel tanah tersebut menggunakan prong plate
sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang terperangkap
di bawah prong plate.
8) Menimbang cawan petri yang berisi tumpahan mercury tersebut.
9) Menghitung volume mercury yang tumpah. Volume ini sama
dengan volume tanah kering.

3.2.5.3.5 Perhitungan
Perhitungan dari hasi percobaan batas susut (Shrinkage Limit), adalah
sebagai berikut:
Berat tanah basah = (berat monel dish + tanah basah) – (berat monel dish)
= 33,770 – 10,330
= 23,440 g
Berat tanah kering = (berat monel dish + tanah kering) – (berat monel dish)
= 25,550 – 10,330
= 15,220 g
Berat air = berat tanah basah – berat tanah kering
= 23,440 – 15,220
= 8,220 g
110
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

238,880  10,330
Volume tanah basah =
13,600
= 16,805 cm3
218,040  10,330
Volume tanah kering =
13,600
= 12,678 cm3
berat air
Kadar air (w) =  100%
berat tana h kering
8,220
=  100%
15,220
= 54,008 %

Nilai Shrinkage Limit dapat diketahui menggunakan rumus:

 volume tanah basah  volume tanah kering 


kadar air    100% 
 berat tanah kering 
 16,805  12,678 
Shrinkage limit (SL) = 54.008    100% 
 15,220 
= 26,891%

3.2.5.3.6 Hasil Pemeriksaan


Hasil pemeriksaan batas susut (shrinkage limit) dilaksanakan
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk pelaksanaan praktikum.
Sampel tanah pemeriksaan batas cair diperoleh dari Lapangan Kampus F2,
Universitas Gunadarma, Jalan Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok.
Pelaksanaan percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Kampus G,
Universitas Gunadarma, Jalan Komjen Pol. M Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis,
Depok.Pemeriksaan batas plastis dapat dilihat pada Tabel 3.13.

111
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua Cimanggis Depok

Lampiran surat : 30 Dikerjakan : Kelompok 4


Pekerjaan : Batas Susut Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2017

Tabel 3.13 Pemeriksaan Batas Susut (Shrinkage Limit)

No Shrinkage Limit
1 Berat monel dish (g) 10,330
2 Berat monel dish + tanah basah (g) 33,770
3 Berat monel dish + tanah kering (g) 25,550
4 Berat tanah basah (g) 23,440
5 Berat tanah kering (g) 15,220
6 Berat air (g) 8,220
7 Volume tanah basah (cm³) 16,805
8 Volume tanah kering (cm³) 12,678
9 Kadar air (%) 54,008
10 Shrinkage limit (%) 26,891

112
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.3.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan sampel tanah yang digunakan dalam uji laboratorium,
didapat hasil pemeriksaan dari percobaan batas susut dengan nilai kadar air
sebesar 54,008% dan nilai batas susut sebesar 26,891%. Percobaan ini, nilai
shrinkage limit yang didapat harus lebih kecil dari pada nilai plastic limit dan
liquid limit. Nilai rata-rata liquid limit untuk ketukan 10 - 20 sebesar 63,771%,
ketukan 20 - 30 sebesar 57,007%, dan ketukan 30 - 40 sebesar 54,787%. Nilai
rata-rata plastic limit sebesar 30,528%. Nilai rata-rata Shrinkage Limit sebesar
25,860%, dimana hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu nilai shrinkage limit
lebih kecil dari plastic limit dan liquid limit.

3.2.5.4 Kesimpulan Atteberg Limit


Berdasarkan data yang didapat pada percobaan batas cair, batas
plastis, dan batas susut diketahui bahwa persentase kadar air pada percobaan batas
cair diperoleh indeks plastisitas sebesar 22,703 % didapat pada ketukan yang ke
25, pada percobaan batas plastis diperoleh dari rata-rata nilai kadar air ketiga
tanah yang dipilin yaitu sebesar 30,528%, dan nilai shrinkage limit yang diperoleh
sebesar 26,891%.

113
Kelompok 4 Universitas Gunadarma
Jurusan Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai