A. Hybrid Contract
Terdapat hubungan yang kuat antara inovasi produk denganpengembangan pasar bank
syariah. Artinya semakin inovatif bank syariah membuat produk, semakin cepat pula pasar
berkembang. Maka lemahnya inovasi produk bank syariah, bagaimanapun akan berimbas
secara signifikan kepada lambatnya pengembangan pasar (market expansion). Lemahnya
inovasi produk dan pengembangan pasar (market expansion) bank syariah harus segera di
atasi, agar akselerasi pengembangan bank syariah lebih cepat. Inovasi produk diperlukan agar
bank syariah bisa lebih optimal dalam menghadapi fenomena global. Karena itu harus
melakukan inisiatif dalam pengembangan pasar dan pengembangan produk. Kurangnya
inovasi produk antara lain :
1. kemampuan SDM yang masih terbatas
2. Tahapan untuk mengembangkan produk dengan kreatif dan inovatif
Dr. Mabid Al-Jarhi, mantan direktur IRTI IDB pernah mengatakan, kombinasi akad di
zaman sekarang adalah sebuah keniscayaan. Hambatannya terletak pada literatur ekonomi
syariah yang ada di Indonesia sudah lama mengembangkan teori bahwa syariah tidak
membolehkan dua akad dalam satu transaksi akad (two in one). Larangan ini belum dikaji
kembali sehingga menyempitkan pengembangan produk bank syariah. Sebetulnya syariah
membolehkannya dalam ruang lingkup yang sangat luas. Dalam kajian fiqh, istilah yang
digunakan untuk menyebut multi akad adalah al-‘uqûdu murakkabah.Sedangkan dalam trend
modern, istilah ‘uqudu murakkabah sering disebut dengan istilah hybrid contract.[1]
c. Musyarakah Mutanaqishah (MMQ). Akad ini campuran akad syirkah milik dengan Ijarah
yang mutanaqishah atau jual beli yang disifati dengan mutanaqishah (decreasing).
Percampuran akad-akad ini melahirkan nama baru, yaitu musyarakah mutanaqishah (MMQ).
Substansinya hampir sama dengan IMBT (Ijarah Muntahiya bi Tamlik), karena pada akhir
periode barang menjadi milik nasabah, namun bentuk ijarahnya berbeda, karena transfer of
title ini bukan dengan janji hibah atau beli, tetapi karena transfer of tittle yang mutanaqishah,
karena itu sebutannya ijarah saja, bukan IMBT.
d. Bai’ wafa’ adalah percampuran (gabungan) 2 akad jual beli yang melahirkan nama baru.
Pada awal kelahirannya di abad 5 Hijriyah, akad ini merupakan multiakad (hybrid), tetapi
dalam proses sejarah menjadi 1 akad, dengan nama baru yaitu bai’ wafa’.
Hybrid Contract, yang akad-akadnya tidak bercampur dan tidak melahirkan nama
akad baru. tetapi nama akad dasarnya tetap ada dan dipraktikkan dalam suatu transaksi.
Contohnya :
1. Kontrak akad pembiayaan take over pada alternatif 1 dan 4 pada fatwa DSN MUI No
31/2002.
2. Kafalah wal ijarah serta qardh dan ijarah pada kartu kredit.
3. Wa’ad untuk wakalah murabahah, ijarah, musyarakah, dll pada pembiayaan rekening koran
or line facility.
4. Murabahah wal wakalah pd pembiayaan murabahah basithah.
5. Wakalah bil ujrah pada L/C, RTGS, General Insurance, dan Factoring.
6. Kafalah wal Ijarah pada L/C, Bank Garansi, pembiayaan multi jasa / multi guna, kartu kredit.
7. Mudharabah wal murabahah/ijarah/istisna pada pembiayaan terhadap karyawan koperasi
instansi.
8. Hiwalah dan syirkah pada factoring.
9. Rahn wal ijarah pada REPO, SBI dan, SPN dan SBSN
10. Qardh, Rahn dan Ijarah pada produk gadai emas di bank syariah
11. Dalam transaksi pasar uang antar bank syariah yang menggunakan bursa komoditas
dibutuhkan 5 akad, yaitu :
a. Akad bai’ antara bank surplus (peserta komersial) dengan pedagang komoditas (peserta
komersial).
b. Akad murabahah antara bank surplus dengan bank deficit (konsumen komoditas).
c. Akad bai’ antara bank deficit dengan pedagang komoditas.
d. Wakalah antara bank deficit kepada agen atau Bursa Berjangka Jakarta.
e. Akad bai’ muqayadhah, antara sesama pedagang komodity.[4]
Agustianto. Inovasi Produk Perbankan Syariah dari Aspek Pengembangan Fikih Muamalah.
Makalah tidak diterbitkan. Jakarta: IAEI.
Rivai, Veithzal, Abdul Hadi S, Tatik Mariyanti, Hanan Wihasto. Principle of Islamic Finance
Dasar-Dasar Keuangan Islam Saatnya Hijrah ke Sistem Keuangan Islam yang Telah Teruji
Keampuhannya. Yogyakarta: BPFE
Nikensari, Sri Indah. 2012. Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah dan Aplikasinya. Semarang: PT
Pustaka Rizki Putra.
[1]Agustianto. Inovasi Produk Perbankan Syariah dari Aspek Pengembangan Fikih Muamalah. Makalah tidak diterbitkan.
Hal 12-13 Jakarta.
[2]Rivaidkk. Principle of Islamic Finance Dasar-Dasar Keuangan Islam Saatnya Hijrah ke
Sistem Keuangan Islam yang Telah Teruji Keampuhannya. hal 87-89 Yogyakarta.
[3]Nikensari, Sri Indah. 2012. Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah dan Aplikasinya, PT Pustaka Rizki Putra, hal
112-115 semarang.
[4]Nikensari, Sri Indah. 2012. Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah dan Aplikasinya.: PT Pustaka Rizki Putra,
hal 56-60, semarang.
[5]Agustianto.
Inovasi Produk Perbankan Syariah dari Aspek Pengembangan Fikih
Muamalah. Makalah tidak diterbitkan, hal 15-17 Jakarta.