CRS C-2
CRS C-2
IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Ny. W. H Saraswati
Nama Kecil : Saras
No. Med Rec : 221994
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun
Alamat : Jl. Maleber Utara rt 06/06 Andir Bandung
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : IRT
Penghasilan/bulan :-
Tanggal Pemeriksaan : 17 Mei 2017
HASIL WAWANCARA
HETERO ANAMNESIS
Hasil Wawancara
Keluhan Utama
Sulit tidur
Sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu pasien menjadi sulit tidur. Keluhan
1
2
memberat dan menetap selama 2 bulan terakhir. (onset). Keluhan sulit tidur
sulit masuk tidur, sulit mempertahankan tidur dan sulit memulai tidur kembali.
(Gangguan tidur). Pasien merasa sangat malas untuk beraktivitas, merasa sedih
berkonsentrasi, nafsu makan berkurang sehingga BB turun dan nyeri ulu hati serta
Keluhan diawali karena pasien merasa tidak diperhatikan oleh suami dan
anak-anaknya. 1 tahun yang lalu anak pertama pasien pindah ke kalimantan dan
merasa sakit hati karena anaknya tersebut lebih perhatian kepada mertuanya.
tetangga, namun tidak terlalu terbuka. Biasanya, ketika sedang ada masalah pasien
adanya perubahan pada dirinya sehingga pasien datang ke fasilitas kesehatan untuk
keluhan nyeri ulu hati, dan sulit tidur sehingga oleh dokter umum dirujuk ke poli
Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit sistemik, tidak pernah mengalami trauma pada kepala, operasi di
bagian kepala, demam tinggi, kejang, dan tidak memiliki ketergantungan obat.
Riwayat Keluarga
Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir SMA. Pasien ingin sekali meneruskan kuliah tetapi karena
masalah ekonomi pasien hanya sampai SMA.
Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini tidak bekerja.
Riwayat Perkawinan
Pasien telah menikah sebanyak 2 kali. Pernikahan pertama gagal karena
mantan suaminya selingkuh.
Kehidupan emosional
Pasien termasuk orang yang pendiam dan jarang membicarakan masalahnya
Konsep dan konsekuensi
Moral: pasien taat terhadap norma yang ada
Agama : pasien taat menjalankan ibadah
Materi : cukup untuk kehidupan sehari-hari.
Ambisi : tidak ada
Hubungan sosial
Pasien bersosialisasi cukup baik dengan tetangganya.
STATUS FISIKUS
Status Generalis
Tanda Vital :
Nadi : 80 x/menit
6
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5
Ekstremitas : CRT <2 detik, akral hangat, motorik tidak ada kelainan.
STATUS PSIKIATRIKUS
Penampilan : Roman Muka : sedih dan murung
Sikap : kooperatif
Dekorum : baik, rapih
Rapport : adekuat
Cara bicara : Pelan, lambat
Tingkah laku/psikomotor : Kooperatif
Mood&Afek : Mood : hipotimia
Afek : sedih, murung, depresif
Pikiran&Persepsi : Bentuk : realistik
Isi : putus asa, waham (-)
Jalan : Koheren
Persepsi : halusinasi (-)
7
DIAGNOSIS MULTI-AKSIAL
Aksis – 1 : Gangguan klinis-Psikiatrik : F32.1.10 Gangguan afektif episode
depresif.
Diagnosis banding : F31.3.30 Gangguan afektif bipolar, episode
kini depresif sedang.
Kondisi lain yg menjadi fokus perhatian : Tidak ada.
Aksis – 2 : Gangguan Kepribadian : Tidak ada diagnosis
Retardasi Mental : Tidak ada diagnosis
Aksis – 3 : Kondisi Medis Umum : Tidak ada diagnosis
Aksis –4 : Masalah psikososial dan lingkungan dengan “primay support group”
keluarga yaitu pernikahan dan penelantaran keluarga. Pernikahan
pertama pasien gagal karena perceraian. Pasien menikah kembali akan
tetapi kurang diperhatikan oleh keluarganya.
Aksis – 5 : Penilaian fungsi secara global (GAF Scale) : (60-51) Gejala sedang
(moderate), disabilitas sedang.
Penatalaksanaan
1. Psikoterapi (non farmakologi)
A. Terapi keluarga
Melibatkan seluruh anggota keluarga
Anggota keluarga yang bermakna dengan gangguan depresi dilibatkan
dalam terapi
8
3. Psikososial
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Dubia Ad Bonam
10
PSIKODINAMIKA
Premorbid:
Sebelum sakit, pasien termasuk pribadi yang pendiam dan memiliki
kebiasaan memendam masalahnya sendiri. Setiap ada masalah pasien sering
memikirkan hal tersebut berlebihan dan berlarut-larut. Hubungan pasien dengan
keluarga kurang baik karena pasien merasa suami dan anaknya kurang perhatian
terhadap pasien. Mental mekanisme yang digunakan adalah introvert.
Durante morbid:
Pasien menjadi sulit tidur, sangat malas untuk beraktivitas, merasa sedih
sehingga sering menangis, menjadi sering mengurung diri di kamar, sulit
berkonsentrasi. Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit. Mental mekanisme yang
digunakan sudah tidak efektif dalam menghadapi stressor, sehingga timbul gejala-
gejala tersebut.
Status present:
Saat diperiksa pasien tampak tenang, dengan wajah tampak sedih dan
murung. Afek dan mood serasi.
11
DASAR TEORI
PENDAHULUAN
dengan menurunnya fungsi dan kualitas hidup, morbiditas medis, dan kematian.
2020, akan menjadi penyebab utama yang kedua. Depresi berat mungkin sama
melumpuhkan seperti halnya penyakit kronis lain dalam hal waktu yang
besar negara, data yang tersedia menunjukkan variabilitas yang tinggi dalam
12
nasional pertama depresi berat seperti yang didefinisikan oleh Manual Diagnostik
dan Statistik untuk Gangguan Mental, edisi ketiga (DSM - III ) dari 10 survei
Berdasarkan hasil penelitian sejumlah studi pada pasien depresi yang dirawat oleh
spesialis, hampir 50% pasien tidak sembuh dalam kurun waktu 6 bulan dan 10%
memiliki perjalanan penyakit yang kronis. Para peneliti meyakini bahwa lebih
dari setengah kasus bunuh diri terjadi pada orang yang mengalami depresi. Ini
kebanyakan orang, penyakit ini bisa diobati. Ketersediaan pengobatan yang efektif
dan pemahaman yang lebih baik tentang dasar biologis terjadinya depresi dapat
mengurangi hambatan dalam deteksi dini, diagnosis yang akurat serta keputusan
DEFINISI
merupakan bagian dari depresi mayor dan gangguan masalah mood lainnya.
dialami dan dapat diutarakan oleh pasien dan terpantau oleh orang lain.
ETIOLOGI
Faktor Organobiologik
Amin Biogenik
ganguan mood. Dua teori terbaru tentang dopamin dan depresi adalah jalur
untuk kontrol regulasi afek,agresi, tidur dan nafsu makan. Pada beberapa
14
Faktor Genetik
Faktor Psikososial
pertama menyebabkan perubahan biologik otak yang bertahan lama. Hal ini
sekalipun tanpa stressor dari luar. Data paling mendukung sehubungan dengan
depresi adalah kehilangan orang tua sebelum berusia 11 tahun dan kehilangan
ekspresi penyakit misalnya awitan timbulnya gangguan, episode yang lebih parah,
Faktor Kepribadian
depresi. Riset menunjukkan bahwa pasien yang mengalami stressor akibat tidak
EPIDEMIOLOGI
hidup sekitar 15%. Penderita perempuan dapat mencapai 25%. Pada anak sekolah
didapatkan prevalensi sekitar 2% dan usia remaja 5%. Berkaitan dengan jenis
Usia rata-rata sekitar 40 tahunan. Hampir 50% awitan diantara usia 20-50
tahun. Gangguan depresi berat dapat timbul pada anak atau usia lanjut. Data
terkini menunjukkan, ganguan depresi berat di usia kurang dari 20 tahun mungkin
Depresi juga paling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai
hubungan interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai atau berpisah.
menderita depresi dibandingkan dengan yang menikah, namun hal ini berbanding
DIAGNOSIS
Konsep gangguan jiwa yang terdapat dalam PPDGJ III ini merujuk kepada
DSM-IV dan konsep disability berasal dari The ICD-10 Classification of Mental
depresi dapat terbagi menjadi episode depresif dan episode depresif berulang,
dimana episode depresif sendiri terbagi menjadi episode depresif ringan, sedang,
dan berat. Sedangkan untuk episode berulang terbagi menjadi episode berulang
episode kini ringan, episode kini sedang, episode kini berat tanpa gejala psikotik,
episode kini berat dengan gejala psikotik dan episode kini dalam remisi. 4
kenyataan dari riwayat pasien yang khas dan tampilan klinis yang cocok dan
berbeda akan membuat diagnosis yang sama pada pasien yang sama), tetapi hanya
17
mempunyai dampak yang sederhana terhadap validitas. Hal ini boleh jadi karena
depresi, dan juga menuliskan descriptor keparahan untuk episode depresif berat.
Adanya ciri psikotik pada gangguan depresif berat mencerminkan penyakit yang
Diperkenalkannya tipe depresi dengan ciri atipikal yang didefinisikan secara resmi
adaah sebagai respons terhadap penelitian dan data klinis yang menyatakan bahwa
pasien atipikal memiliki karakteristik yang spesifik dan dapat diramalkan. Ciri
dengan psikosis diyakini mempunyai tingkat fungsi yang lebih baik daripada
pasien dengan gangguan spektrum skizofrenik. Kontrol bangkitan yang lebih baik
Kriteria :
A. Lima (atau lebih) gejala berikut ditemukan selama periode 2 minggu yang
kurang satu gejala dari salah satu (1) mood terdepresi atau (2) kehilangan
Catatan: Jangan masukan gejala yang jelas disebabkan suatu kondisi medis
1. Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari. Seperti yang
tampak sedih)
Catatan : pada anak-anak dan remaja, dapat berupa mood yang iritabel
19
2. Kehilangan minat atau kesenangan yang nyata pada semua atau hampir
semua, aktivitas hampir sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti yang
3. Penurunan berat badan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau
sebulan ), atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh
orang lain, bukan hanya perasaan subyektif tentang adanya kegelisahan atau
menjadi lamban)
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak
sesuai (yang dapat berupa waham hampir setiap hari (bukan hanya
raguan, hampir setiap hari (baik oleh laporan subyektif maupun yang
kematian). Ide bunuh diri berulang tanpa suatu rencana yang spesifik, atau
percobaan bunuh diri atau rencana khusus untuk melakukan bunuh diri
20
gangguan pada fungsi social, pekerjaan atau fungsi bidang penting lainnya.
hipotiroidisme)
E. gejala tidak lebih baik dijelaskan oleh berduka, yaitu, setelah kehilangan
orang yang dicintai, gejala menetap lebih lama dari 2 bulan atau ditandai
tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor.
Kriteria diagnosis :
ditentukan.
hipomanik
21
Catatan : penyingkiran ini tidak digunakan jika episode mirip manik, mirip
campuran atau mirip hipomanik yang diinduksi zat atau pengobatan atau
Jika saat ini memenuhi kriteria suatu episode depresi mayor, sebutkan status
Kronik
Dengan ciri katatonik
Dengan ciri melankolik
Dengan ciri atipikal
Dengan onset postpartum.4
PPDGJ III
Gejala utama
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan lelah dan
menurunnya aktivitas
Gejala lainnya
tersebut diatas
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya
minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka
dari 2 minggu
-
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas
diatas
23
-
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya
B. Gejala tambahan
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang.
2. Harga diri dan rasa percaya diri berkurang.
3. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan suram yang suram dan pesimistik.
5. Insomnia dan hipersomnia
6. Nafsu makan berkurang.
7. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau pikiran untuk bunuh diri.
II. Diagnosis depresi ringan sampai berat, minimum meliputi dua gejala dari
kelompok A dan dua gejala dari kelompok B.
6. Baru-baru ini mengalami kejadian berat dalam hidup dan tidak mempunyai
dukungan yang cukup dari lingkungan.
PENATALAKSANAAN
diagnostik yang lengkap pada pasien harus dilakukan. Ketiga, suatu rencana
pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala sementara tetapi
dosis yang tidak adekuat untuk jangka waktu yang singkat. Sebaliknya, jika
mungkin terganggu.3,6
1. Terapi Farmakologis
Antidepresan yang tersedia sekarang cukup bervariasi di dalam efek
tersebut juga merupakan dasar untuk membedakan efek samping yang terlihat
pada antidepresan.3,6
Pembedaan yang paling dasar diantara antidepresan adalah pada proses
(reuptake sites) atau pada tingkat inhibisi enzim monoamine oksidasi. bekerja
epinefrin dan norepinefrin. Antidepresan lain bekerja pada dopamin. Hal ini
a. Trisiklik
Trisiklik merupakan antidepresan yang paling umum digunakan sebagai
pengobatan lini pertama untuk gangguan depresif berat. Golongan trisiklik ini
dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu trisiklik primer, tetrasiklik amin
amitriptlyne). Dari ketiga golongan obat tersebut, yang paling sering digunakan
adalah tetrasiklik amin sekunder karena mempunyai efek samping yang lebih
minimal. Obat golongan tetrasiklik sering dipilih karena tingkat kepuasan klinisi
dikarenakan harganya yang murah karena sebagian besar golongan dari obat ini
dalam otak naik. Obat ini sekarang jarang digunakan sebagai lini pertama dalam
pengobatan depresi karena bersifat sangat toksik bagi tubuh. Selain karena dapat
dari makanan-makanan tertentu seperti keju, anggur dan acar, MAOIs juga
pada gangguan depresif berat seain golongan trisiklik. Obat golongan ini
mencakup fluoxetine, citalopram dan setraline. SSRIs sering dipilih oleh klinisi
dengan trisiklik dan jauh lebih baik ditoleransi oleh tubuh karena mempunyai
sama dengan golongan SSRIs, hanya saja pada SNRIs juga menghambat dari
reuptake norepinefrin.
Selain dari golongan obat yang telah dibahas sebelumnya, masih ada
depresi dengan keadaan tertentu. Hal tersebut dapat terlihat lebih jelas pada
Pengaturan dosis:
(efek klinis) sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24
28
jam, serta waktu paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali per hari). Ada 5
- Initiating dosage (tes dosage), untuk mencapai dosis anjuran selama 1 minggu,
misalnya amitriptylin 25 mg/hari pada hari 1-2,50 mg/hari pada hari ke 3 dan ke
- Titrating dosage (optimal dose), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif,
kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amitriptylin 150 mg/hari selama hari
ke 7-15 ( minggu II), kemudian minggu ke III 200 mg/hari dan minggu ke IV
300 mg/hari.
- Tapering dosage (tapering dose), selama 1 bulan, kebalikan dari proses initialing
dose. Misalnya amitriptylin 150 mg/hari 100 mg/hari selama 1 minggu. 100
Dengan demikian obat anti depresan dapat dihentikan total. Kalau kemudian
sindrom depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single
dose one hour before sleep) untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik. Untuk
golongan SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah sarapan.3,6
29
e. Terapi Elektrokonvulsan
Terapi ini merupakan terapi yang paling kontroversial dari pengobatan biologis.
ECT bekerja dengan aktivitas listrik yang akan dialirkan pada otak. Elektroda-
elektroda metal akan ditempelkan pada bagian kepala, dan diberikan tegangan
sekitar 70 sampai 130 volt dan dialirkan pada otak sekitarsatu setengah menit.
ECT paling sering digunakan pada pasien dengan gangguan depresi yang tidak
dapat sembuh dengan obat-obatan, dan ECT ini mengobati gangguan depresi
depresif berat adalah terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi perilaku
berikut ini : (1) disfungsi sosial yang rendah menyatakan respons yang baik
farmakoterapi, (4) keparahan depresi yang tinggi menyatakan respons yang baik
memusatkan pada distorsi kognitif yang didalilkan ada pada gangguan depresi
berat. Tujuan terapi ini untuk menghilangkan episode depresif dan mencegah
a. Terapi Kognitif
30
Terapi kognitif merupakan terapi aktif, langsung, dan time limited yang
b. Terapi Perilaku
gangguan depresi dengan cara membantu pasien untuk mengubah cara pikir
c. Terapi Interpersonal
pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang,
atau memperberat gejala depresif sekarang. Terapi ini didasari oleh hal-hal yang
terjadinya gangguan mood. Terapi ini berfungsi untuk mengetahui stressor pada
pasien yang mengalami gangguan, dan para terapis dan pasien saling bekerja
PROGNOSIS
31
relaps.
setelah pulang dari rumah sakit. Indikasi relaps adalah jauh lebih rendah pada
yang hanya mengalami satu atau dua episode depresif. Indikator psikososial
perjalanan penyakit yang baik adalah riwayat persahabatan yang erat selama
remaja, fungsi keluarga yang stabil, dan fungsi social yang biasanya kokoh
kepribadain, tidak lebih dari satu kali perawatan di rumah sakit sebelumnya
kecemasan, dan riwayat lebih dari satu episode depresif sebelumnya. Laki-laki
dibandingkan wanita.3
32
LAMPIRAN
T: selamat siang bu, perkenalkan saya dokter muda. Apakah ibu bersedia untuk
mengobrol sebentar?
J: iya neng..
J: SMA neng
J: dirumah saja neng tidak bekerja. Sampe bosen neng diem aja
J: berdua aja neng sama suami, anak ibu pergi ninggalin ibu. (sambil menunduk)
J: iya neng jd ibu kesini kan karena ga bisa tidur terus, awal mulanya karena ibu
merasa suami dan anak ibu ga perhatian sama ibu, apalagi anak pertama ibu
pindah ke Kalimantan kerjanya.
T: oh iya bu memang sudah berapa lama tidak bisa tidurnya? Lalu kenapa bu ibu
bisa merasa anak dan suami ibu ga perhatian ke ibu?
J: sudah 1 tahun neng tapi makin parah 2 bulan ini. Susah tidur ibu the, kalau
sudah terbangun sulit tidur lagi. Iya soalnya ibu merasa anak ibu lebih dekat
dengan mertuanya, ibu sakit hati neng (mukanya terlihat sedih) terus ibu the
ngajak jalan-jalan ke suami tapi suami ibu malah nyuruh ibu jalan sama temen-
temen saja.
J: sudah ke dokter umum neng kan saya sering nyeri ulu hati sama mual juga, tapi
disetelah diobati tidak sembuh diminta ke poli jiwa saja katanya. Yah gini aja
neng perasaan sedih terus, saya sampai gamau makan dan berat badan sampai
turun, susah konsentrasi, malas beraktivitas, inginnya diem aja dikamar. Ah neng
daridulu ibu mah ga pernah cerita-cerita sama orang, kalau ada masalah suka
dipendem sendiri aja..
J: dari muda juga gini neng. Dulu ibu waktu pas cerai sama suami pertama ibu
juga begini saja tidak cerita sama siapa-siapa. Cuma cerita sama anak pertama ibu.
Tapi tanggapannya juga kurang baik yah jadi ibu pendem sendiri saja
T: oh jadi ibi suami ibu yang kedua? Kalau boleh tau karena apa bu cerainya? Dan
kapan bu? Apakah persis sebelum keluhan ibu muncul?
J: iya neng, karena yang pertama selingkuh. Sudah agak lama neng cerainya mah.
Dulu ibu cerita sama anak ibu, apakah boleh ibu menikah lagi, tapi jawabannya
terserah ibu itu urusan ibu. Jadinya anak saya seperti acuh sama saya waktu saya
cerita suami saya ini kurang perhatian..
T :di keluarga ada yang pernah sakit kayak gini tidak bu?
J: ngga neng
T : hmm begitu.. baik bu, segitu dulu aja ya ngobrolnya, terimakasih banyak bu.
Ibu harus semangat ya