Anda di halaman 1dari 22

NO : 01

JUDUL : POWER SUPPLY VARIABEL


NAMA : JUMARNIZA(1315030008)

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2016
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
2. DASAR TEORI
3. PERANCANGAN
3.1 Deskripsi Singkat dan Spesifikasi
3.2 Diagram Blok
3.3 Penentuan dan Pembahasan Komponen atau Blok
(Masing-masing komponen penyusun rangkaian dituliskan secara beruratan dari
awal dan dilakukan pembahasan singkat disertai alasan pemilihan komponen).
4. HASIL DAN ANALISIS
4.1 Diagram Skematik Rangkaian
(Digambar sesuai standard gambar, masing-masing titik pengukuran ditampikan alat
ukur)
4.2 Simulasi Rangkaian
(Hasil simulasi masing-masing titik pengukuran, shoot)
4.3 Analisis
5. PENUTUP
Simpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Data Sheet Komponen
- Dll.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Untuk dapat merancang sebuah Power Supply yang memiliki tegangan keluaran
yang presisi, stabil dan bervariasi tentunya diperlukan analisa yang cukup teliti dalam
merangkai tiap-tiap komponen pembentuk rangkaian Power Supply itu sendiri. Hal
ini diperlukan mengingat banyak Power Supply yang beredar dipasaran masih banyak
memiliki keterbatasan dalam permasalahan presisi dan variasi keluaran tegangan,
sehingga pengguna sulit menggunakan untuk pengukuran-pengukuran yang
membutuhkan tingkat presisi yang baik dan variasi yang banyak, seperti untuk
keperluan penelitian dan kegiatan laboratorium.
Untuk itu dalam tugas ini dirancang sebuah catudaya atau power supply dengan
tingkat akurasi yang baik dan nilai tegangan yang lebih bervariasi, penggunaan IC
regulator adalah salah satu hal yang sangat penting untuk mendapatkan kondisi yang
dimasksud.
Power supply variable ini diharapkan mampu digunakan dalam kegiatan
pengkuran dan keperluan laboratorium yang membutuhkan tingkat presisi yang baik
dan variasi tegangan yang banyak.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang telah diungkapkan tersebut maka dapat diperoleh
beberapa permasalahan, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan tegangan belitan sekuder dari transformator.
2. Bagaimana membuat rangkaian diode bridge untuk penyearah gelombang
penuh.
3. Bagaimana menentukan nilai kapasitansi untuk menghasilkan tegangan
keluaran rangakain Power Supply yang tidak berubah-ubah.
4. Bagaimana memilih IC Regulator yang sesuai untuk menghasilkan tegangan
keluaran yang mendukung range tegangan yang diinginkan.
5. Bagaimana menentukan nilai resistor untuk memvariasikan nilai tegangan
keluaran rangkaian Power Supply.
1.3.TUJUAN
Pembuatan tugas ini bertujuan untuk mesimulasikan sebuah rangakain power
supply dapat disesuaikan tingkat presisi dan variasi tegangannya dapat disesuaikan
dengan keinginan dan kebutuhan dalam pengkuran.
Disamping itu juga untuk menganalisa secara tertulis sebuah rangkaian power
suplly agar keluaran yang dihasilkan dari simulasi dan perhitungan telah sesuai.

1.4 METODELOGI
Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur, dengan membaca buku-buku, artikel, serta pencarian informasi melalui
media internet, seperti informasi tentang transformator, penyearah, dan regulator
tegangan.
2. Persiapan alat dan bahan, yaitu berupa komputer dan software simulasi rangakaian
lektronika yang mendukung rangakain power supply variable.
3. Perancangan simulasi sistem, yaitu perancangan sebuah sistem beserta simulasinya
dengan menggunakan multisim 11.
4. Pengujian hasl simulasi rangakain power supply.
5. Penulisan laporan yang meliputi uraian hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan
simulasi dan pengujian yang telah dilakukan, serta kesimpulan.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan laporan ini terdiri atas beberapa bab dengan masing-masing
bab memiliki sub bab tersendiri. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, metode penelitian dan sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas,
meliputi teori tentang transformator, penyearaha, dan IC regulator, serta teori lain yang
mendukung peranccangn simulasi rangkaian power supply variabel ini.
BAB III METODOLOGI
Bab ini membahas tentang tahapan perancangan simulasi, komponen-komponen akan
di analisa, serta pengukuran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisi hasil dan analisis hasil pengujian kinerja pengontrolan tempat parkir.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan laporan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 POWER SUPPLY LINEAR


2.1.1 Prinsip Kerja Power Supply Linear
Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)
yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber Power Supply
DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan Power Supply lebih besar,
sumber dari baterai tidak cukup. Sumber Power Supply yang besar adalah sumber bolak-
balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu
perangkat Power Supply yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini
disajikan prinsip rangkaian Power Supply linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling
sederhana sampai pada Power Supply yang teregulasi.

2.2 PENYEARAH (RECTIFIER)


Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar 2.1
berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala
listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan
sekundernya.

Gambar 2.1 Rangkaian penyearah sederhana

Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus AC menjadi
DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang disebut dengan penyearah
setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah
gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT) seperti
pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Rangkaian penyearah gelombang penuh

Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai
common ground. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh
seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc
yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun
terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.

Gambar 2. 3 Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter C

Gambar diatas adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter


kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang
tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar 2.4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan
DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-
kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk
beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi
eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.
gambar 2.4 Bentuk gelombang dengan filter kapasitor
Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R. Jika
arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal. Namun jika
beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar
akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah :
Vr = VM -VL ….......(1)
dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2 ……. (2)
Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple
(Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga
dapat ditulis :

VL = VM e -T/RC ..........(3)
Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperoleh :

Vr = VM (1 - e -T/RC) ...... (4)


Jika T << RC, dapat ditulis :

e -T/RC 1 - T/RC .....(5)


sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih
sederhana :
Vr = VM(T/RC) .... (6)
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban
arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk
mendapatkan nilai tegangan ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C ...(7)
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan
semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin
kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus
dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz,
maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk
penyearah gelombang penuh, tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T =
1/2 Tp = 0.01 det.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan
kapasitor pada rangkaian gambar 2.2. Bisa juga dengan menggunakan transformator yang
tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar 2.5 berikut ini.

gambar 2.5 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter C


Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu
jala- jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor
yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari
0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh. C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 =
6600 uF.
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas
dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus
lebih besar dari tegangan keluaran Power Supply. Anda barangkali sekarang paham
mengapa rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian
penyearah Power Supply yang anda buat, apakah tegangan ripple ini cukup mengganggu.
Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel
dua atau tiga buah kapasitor.

2.2 REGULATOR TEGANGAN

Pengatur tegangan (voltage regulator) berfungsi menyediakan suatu tegangan


keluaran dc tetap yang tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan masukan, arus beban
keluaran, dan suhu. Pengatur tegangan adalah salah satu bagian dari rangkaian Power Supply
DC. Dimana tegangan masukannya berasal dari tegangan keluaran filter, setelah melalui
proses penyearahan tegangan AC menjadi DC.
Pengatur tegangan dikelompokkan dalam dua kategori, pengatur linier dan switching
regulator. yang termasuk dalam kategori pengatur linier, dua jenis yang umum adalah
pengatur tegangan seri (Series Regulator) dan pengatur tegangan parallel (Shunt
Regualtors). Dua jenis pengatur di atas dapat diperoleh untuk keluaran tegangan positif
maupun negatif. Sedangkan untuk switching regulator terdapat tiga jenis konfiguarsi yaitu,
step-up, step-down dan inverting.

2.2.1 Pengaturan Tegangan

Dua kategori dasar pengaturan tegangan adalah pengaturan garis (Line Regulation) dan
pengaturan beban (Load Regulation). Pengaturan garis adalah kemampuan pengatur
tegangan (voltage regulator) untuk tetap memepertahankan tegangan keluaran ketika
tegangan masukan berubah-ubah. Pengaturan Beban kemampuan untuk tetap
mempertahankan tegangan keluaran ketika beban bervariasi.

2.2.2 Cara Kerja Pengaturan Tegangan


Rangkaian dasar pengatur tegangan seri ditunjukkan pada gambar 4. Sedangkan cara
kerjanya ditunjukkan pada gambar 5. Resistor pembagi tegangan dibentuk oleh R 2 dan R3
yang bertindak sebagai sensor bila terjadi perubahan tegangan keluaran. Jika tegangan
keluaran turun yang disebabkan oleh penurunan tegangan masukan V IN atau bertambahnya
arus beban IL, maka tegangan pada masukan inverting (-) dari Op-Amp (sebagai error
detector) juga akan turun yang disebabkan oleh penurunan tegangan pada resistor pembagi
tegangan.

Gambar 2.6 Cara Kerja Regulator tegangan


Diode zener yang digunakan sebagai masukan pada masukan Non-inverting (+) dari
Op-Amp, juga bertindak sebagai tegangan acuan atau VREF, yang nilainya tetap. Selisih
tegangan yang ada pada kedua masukan Op-Amp akan diperkuat, sehingga keluaran Op-
Amp pun akan bertambah, demikian pula tegangan pada Basis dari transistor Q1, akibatnya
tegangan pada Emittor Q1 atau VOUT juga naik sampai tegangan pada masukan inverting (-)
sama dengan tegangan VREF. Tindakan ini akan menghindari penurunan tegangan pada
keluaran dan mejaga tetap kontan. Transistor Q1 adalah power transistor yang diberi penyerap
panas (heatsink) karena transistor ini harus melalukan semua arus yang mengalir ke beban.
BAB III
METODOLOGI

3.1 TAHAPAN PERANCANGAN ( DIAGRAM ALIR )

mulai

Studi Literatur

Studi Literatur

Persiapan Alat
& Bahan

Simulasi

Hasil

Pengujian

Penulisan
Laporan

Gambar 3.1 Tahapan perancangan

Tahap perancangan power supply ini dimulai dengan studi literature yaitu mencari teori-
teori tentang Trasformator, penyearah dan regulator tegangan, untuk transformator digunakan
transformator linear, penyearah berupa rangakain diode bridge dan regulator tegangan
digunakan IC regulator LM 317 dan 117.
Setelah melakukan studi literatur maka selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan yaitu
berupa komputer dan software simulasi rangakian elektronika, digunakan software simulasi
Multisim 11, setelah itu baru dilakukan prancagan berupa simulasi untukdapatkan hasil
pengukuran yang diinginkan dan stelah diperoleh hasil maka dilakukan pengujian dan
pembuktian dengan perhitungan, tahap terakhir adalah menulis laporan.

3.2 PERANCANGAN UMUM POWER SUPPLY


Blok diagram power supply secara umum pada perancangan ini dapat dilihat pada Gambar
3.2.
SUMBER
TRANSFORM
PENYEARAH REGULATOR
KELUARAN
AC ATOR DC

Gambar 3.2 Diagram blok perancangan power supply

Prinsip kerja rangkaian power supply mengubavariable seperti yang ditunjukan pada blok
diagram adalah mengubah sumber tegangan AC menjadi DC dengan tegangan keluaran yang
dapat divariasikan, sumber tegangan AC dari jala-jala sebesar diturunkan tegangannya dengan
menggunakan transfomator, setelah itu diserahakan oleh rangakain peyearah berupa diode
bridge, selanjutnya masuk ke regulator untuk proses reguasi tegangan dan terakhir didapat
keluaran DC yang bervariasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Simulasi Rangkaian Power Supply di Multisim 11

2.1.1 Pengujian Tegangan Output Transformator

Sebelum merangkai rangkaian power supply terlebih dahulu kita menguji rangkaian
sumber tegangan AC yang akan menjadi input ke diode bridge.
Dimana tegangan dari jala-jalan adalah sebesar 220VAC dengan Frekuensi 60 Hz.
Kemudian dihubungkan dengan Transformator dengan pengaturan Primary-to-Secondary
Turns Ratio sebesar 7.3 seperti tampak pada gambar berikut ini:

Gambar 4. 1. Rangakain penguji output transformator (a), pengaturan Turns ratio transformator (b)

Langkah selanjutnya adalah pengaturan nilai Turns ratio antara kumparan primer dan
sekunder, nilai ini menunjukkan ratio perbandingan antara kuparan primer dan sekunder
transformator, Turns ratio diberikan sebesar 7.3, hal ini bertujuan untuk memperoleh nilai Vout
dari kumparan sekunder transformator sebesar 30VAC, nilai ini dapat kita hitung dengan
persamaan:
V2=V1/TR
V2= Tegangan kumparan sekunder
V1= Tegangan kumparan primer
TR= Nilai Turns Ratio kumparan primer ke sekunder
Berikut adalah hasil pengkuran tegangan output pada kumparan sekunder
transformator:

Dengan Perhitungan:
V2=V1/TR=220/7.3=30.134V

Gambar 4.2. Hasil ukur tegangan output kumparan sekunder

Berikut adalah rangakain lengkap Power Supply Variabel menggunakan IC regulator


LM317LZ:

Gambar 1 : Rangkaian Power Supply Variabel dengan IC Regulator LM317LZ

Setelah mendapatkan Vout 30VAC dari transformator maka, tegangan akan disearahkan
menggunakan 4 buah diode yang disebut diode bridge, selanjutnya keluaran dari diode bridge
akan masuk ke pin Vin LM317LZ. Selanjutnya dalam rangkaian ditambahkan dua buah
kapasitor yaitu kapasitor keramik sebesar 0.1µF yang dipasang parallel di kaki Vin regulator
dan elco pada kaki Vout regulator. Kedua kapasitor ini berfungsi sebagai penstabil tegangan
keluaran dari rangkaian, lihat gambar:
Selanjutnya seperti tampak pada gambar diatas resistor (R1)dipasang pada kaki Vout
dan potensiometer (R2) pada kaki ADJ LM317LZ, kedua komponen ini berfungsi sebagai
pengatur range tegangan output dari rangakain power supply, sehingga output dari rangkaian
dapat divariasikan, persamaan yang dipakai adalah:

Vout= Vreff (1+R2/R1)+IADJ R2, dimana Vreff=1.25V

dalam rangakain ini tegangan output rangkaian power supply divariasi mulai dari 1.5VDC
sampai dengan 30VDC.

Untuk Arus digunakan rangkaian terpisah menggunakan IC Regulator LM117 karena


IC ini mampu bekerja untuk menghasilkan Arus keluaran mencapai satuan ampere. Berikut
adalah konfigurasi IC LM117 untuk pengaturan Arus:

Dimana kapasitor yang dipasang di kaki Vin Regulator berfungsi sebagai pengatur
arus keluar agar tetap stabil, tidak naik-turun dan resistor berfungsi sebagai pengatur besar
kecilnya arus keluaran dari regulator, berikut adalah rangkaian pengatur arus dengan IC
LM117H:
Berikut adalah hasil pengukuran variasi tegangan output rangkaian power supply
variable yang telah dirancang:

Potensiometer Vout
1 1% 1.5
2 3% 2
3 5% 2.5
4 5% 3
5 6% 3.5
6 27% 10
7 60% 20
8 79% 25
9 99% 30
10 100% 30.3

Berikut beberapa lampiran capture gambar hasil pengukuran:

Pada saat kenaikan nilai potensiometer 1%, Vout bernilai 1.5VDC

Perhitungan: Vout= Vreff (1+R2/R1)+IADJ R2=1.25V(1+0.031ohm/128ohm)+50uA*0.031ohm=1.25VDC


Pada saat kenaikan nilai potensiometer 3%, Vout bernilai 2VDC

Perhitungan:
Vout = Vreff (1+R2/R1)+IADJ R2
= 1.25V(1+93ohm/128ohm)+50uA*93ohm=2VDC

Pada saat kenaikan nilai potensiometer 5%, Vout bernilai 2,5VDC

Perhitungan:
Vout = Vreff (1+R2/R1)+IADJ R2
=1.25V(1+155ohm/128ohm)+50uA*155ohm=2.6VDC
Pada saat kenaikan nilai potensiometer 27%, Vout bernilai 10VDC

Pada saat kenaikan nilai potensiometer 43%, Vout bernilai 15VDC

Perhitungan:
Vout = Vreff (1+R2/R1)+IADJ R2
= 1.25V(1+837ohm/128ohm)+50uA*837ohm=13VDC

Pada saat kenaikan nilai potensiometer 100%, Vout bernilai 30VDC

Perhitungan: Vout= Vreff (1+R2/R1)+IADJ R2= 1.25V(1+3100ohm/128ohm)+50uA*3100ohm=3.1VDC


Hasil pengukuran Kuat Arus Rangkaian Cuurent Regulator IC LM117H menggunakan
Multisim 11:
Potensiometer Iout (A)
1 0% 2.73
2 1% 1.06
3 26% 0.50
4 33% 0.40
5 44% 0.30
6 66% 0.20
7 100% 0.10

Pada saat ken aikan nilai potensiometer 0% & beban sebesar 10ohm, Vout bernilai 2.7A
Pada saat ken aikan nilai potensiometer 1% & beban sebesar 10ohm, Vout bernilai 1.06 A
BAB V
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Untuk menghitung nilai tegangan sekunder trafo jika diketahui jumlah lilitan
maka digunakan persamaan:

2. Jika tidak diketahui jumlah lilitan maka digunakan persamaan: V2=V1/TR


3. Dioda Bridge digunakan sebagai rangkaian penyearah gelombang penuh.
4. Kapasitor dalam rangkaian berfungsi untuk memperoleh tegangan keluaran
yang stabil, tidak berubah-ubah.
5. Resistor dan potensiometer digunakan untuk menagtur range tegangan keluaran
agar didapat nilai yang bervariasi.
6. Persamaan untuk menghitung nilai tegangan keluaran adalah:
Vout = Vreff (1+R2/R1)+IADJ R2
7. Regulator tegangan LM 317LZ memilingi rang tegangan keluaran mulai
1.2Vdc sampai dengan 37Vdc, dengan kuat arus maksimal 100mA.
8. Regulator tegangan LM 117H memilingi range tegangan keluaran mulai
1.2Vdc sampai dengan 37Vdc, dengan kuat arus mencapai 2.7 mA.
9. Regulator Arus dan Regulator Tegangan dibuat dalam rangkaian yang berbeda
untuk menghindari kesalahan akibat efek beban dalam rangkaian.
10. Nilai arus dan tegangan saling berbanding lurus dan berbanding terbalik
dengan nilai tahanan.

Anda mungkin juga menyukai