Anda di halaman 1dari 6

Komponen daya aktif MW diatur dengan mengatur kopel penggerak/ pemutar

generator,sedangkan komponen daya reaktif diatur dengan mengatur arus penguat generator.
pengaturan kopel penggerak generator untuk mengatur komponen MW ini dilakukan dengan
mengatur kopel yang dihasilkan oleh mesin. pada mesin penggerak generator yang berupa
turbin air, pengaturannya dilakukan dengan mengatur banyaknya air penggerak
turbin.sedangkan pada mesin penggerak generator yang berupa turbin uap,pengaturan kopel ini
dilakukan dengan mengatur banyaknya uap yang masuk ke turbin uap.

Daya aktif mempunyai hubungan yang erat dengan nilai frekuensi dalam sistem,
sedangkan beban sistem yang berupa daya aktif maupun reaktif selalu berubah setiap waktu.
Pembangkitan daya aktif dalam sistem harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan , harus sesuai
dengan beban daya aktif. Penyesuaian ini dilakukan dengan mengatur besarnya kopel
penggerak generator. Jika kopel penggerak rotor pada generator diperbesar maka generator
tersebut akan memperbesar daya aktif dari generator

Menurut prinsip dasar dalam dinamika rotor, ada hubungan antara kopel mekanis
penggerak generator dengan perputaran generator, dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan[2]:

(TG – TB) = M x (1)

dimana:
TG = torsi atau kopel penggerak generator
TB = torsi atau kopel beban yang membebani generator
M = momen inersia dari generator beserta mesin penggeraknya
= kecepatan sudut perputaran generator

Karena frekuensi yang dihasilkan generator merupakan sama dengan kecepatan


rotornya, sehingga dapat dituliskan dengan:

f= (2)

Hal ini berarti bahwa pengaturan frekuensi sistem merupakan pengaturan dari kopel
penggerak generator atau pengaturan daya aktif dari generator. Untuk mesin penggerak
generator, pengaturan frekuensi sistem di lakukan dengan pengaturan pemberian bahan bakar
pada unit thermis dan pengaturan pemberian air pada unit hydro.

Sedangkan untuk sistem beban, frekuensi akan turun apabila daya aktif yang
dibangkitkan tidak mencukupi kebutuhan beban dan sebaliknya frekuensi akan naik apabila
ada kelebihan daya aktif dalam sistem. Secara mekanis, dengan melihat persamaan (1) dan (2)
dinamika frekuensi sistem dalam kaitannya dengan pembangkitan daya aktif dapat dituliskan
sebagai berikut [2]:

a. Jika TG – TB = ΔT < 0, maka < 0, sehingga frekuensi akan turun (3)

b. Jika TG – TB = ΔT > 0, maka > 0, sehingga frekuensi akan naik (4)

Namun secara tidak langsung penyediaan daya reaktif dapat pula mempengaruhi
frekuensi sistem, karena penyediaan daya reaktif mempunyai pengaruh besar terhadap
kenaikan tegangan, yang selanjutnya dapat menyebabkan kenaikan beban daya aktif. Namun
pengaturan frekuensi sistem lebih dominan kaitannya dengan penyediaan daya aktif.

Penentuan frekuensi

Pada generator yang mempunyai dua kutub, ggl yang diinduksikan melalui satu putaran
lengkap di dalam satu putaran mesin. Pada mesin kutub-banyak, satu siklus ggl akan
dibangkitkan ketika struktur medan berotasi melalui satu sudut yang terbagi oleh satu
pasangan kutub, sehingga pada generator berkutub banyak dengan p kutub, jumlah siklus ggl
dalam satu kali revolusi akan menjadi p/2. Jika generator memliki kecepatan ns putaran per
detik, maka:
Jika kecepatan rotor n dari generator konstan maka frekuensi yang dihasilkan pun
konstan, oleh sebab itu generator sinkron yang bekerja pada kecepatan konstan dikenal sebagai
generator sinkron karena frekuensi listriknya akan tetap konstan jika kecepatan putaran
mekanis rotornya pun konstan, sehingga frekuensi listriknya sinkron terhadap kecepatan putar
rotor.

Untuk dua buah generator sinkron yang bekerja secara paralel, diagram vektor dari fluks
magnetik, tegangan, arus dan dayanya, digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Diagram vektor dua buah generator sinkron yang bekerja paralel

Apabila kopel penggerak salah satu generator pada gambar (1.1) diperbesar, maka rotor
(kutub) generator akan bergerak maju dalam arti bahwa vektor Φ akan bergerak ke arah yang
memperbesar komponen daya aktif MW dari generator, misalkan hal ini dilakukan terhadap
generator nomor 2, maka keadaan akan berubah seperti ditunjukkan oleh vektor Φ2’, E2’ dan
I2’.

Selanjutnya komponen daya aktif generator 2 akan berubah dari MW2 menjadi MW2’.
Penambahan kopel penggerak generator memerlukan tambahan bahan bakar pada unit thermis
dan pada unit hydro memerlukan penambahan air. Oleh karenanya produksi MWH dari unit-
unit pembangkit listrik memerlukan bahan bakar untuk unit thermis dan memerlukan sejumlah
air untuk unit hydro. Sedangkan untuk daya reaktif (VAR) tidak akan terpengaruh dengan
penambahan kopel penggerak ini, karena komponen daya reaktif lebih di pengaruhi oleh
perubahan pada komponen penguat medan magnet dan tegangan.

Load shedding (pelepasan beban)

Jika terdapat gangguan dalam sistem yang menyebabkan daya tersedia tidak dapat
melayani beban, misalnya karena ada unit pembangkit yang besar jatuh (trip), maka untuk
menghindarkan sistem menjadi collapsed perlu dilakukan pelepasan beban. Keadaan yang
kritis dalam sistem karena jatuhnya unit pembangkit dapat dideteksi melalui frekuensi sistem
yang menurun dengan cepat.

Pada sistem tenaga listrik yang mengalami gangguan karena lepasnya (trip) unit
generator yang besar dapat mengurangi aliran daya aktif yang mengalir ke beban, sehingga
menyebabkan generator-generator yang lain dipaksa bekerja. Jika hal ini berlangsung terus
menerus dapat menyebabkan kerusakan mekanis pada batang kopel generator karena dipaksa
bekerja. Untuk itu diperlukan relay under frequency yang berfungsi untuk mendeteksi
penurunan frekeunsi sistem secara tiba-tiba akibat adanya unit pembangkit besar yang lepas
dari sistem. Salah satu cara untuk menaikkan frekeunsi tersebut adalah dengan melepas beban.

Gambar 2 grafik perubahan frekuensi sebagai fungsi waktu dengan adanya pelepasan beban

Turunnya frekeunsi dapat menurut garis 1 , garis 2, atau garis 3. Makin besar unit
pembangkit yang jatuh (makin besar daya tersedia yang hilang) makin cepat frekeunsi
menurun. Kecepatan menurunnya frekuensi juga bergantung pada besar kecilnya inersia
sistem. Semakin besar inersia sistem, makin kokoh sistemnya, makin lambat turunnya
frekuensi.

Dalam grafik 1 dimisalkan bahwa frekuensi menurun menurut garis 2. Setelah


mencapai titik B dilakukan pelepasan beban tingkat pertama oleh under frequency control relay
(UFR) yang bekerja setelah mendeteksi frekuensi sebesar Fb dengan adanya pelepasan beban
tingkat pertama maka penurunan frekuensi berkurang kecepatannya. Sampai di titik C UFR
mendeteksi frekeunsi sebesar Fc dan akan melakukan pelepasan beban tingkat kedua dst
sampai frekeunsi sistem kembali normal ke frekeunsi Fo.

Gambar 3 Grafk turunnya frekuensi sebagai akibat gangguan unit pembangkit

Gambar 3 Grafik naiknya frekuensi setelah adanya pelepasan beban

Anda mungkin juga menyukai