RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Pedoman.............................................................................. 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan .............................................................. 2
D. Batasan Operasional........................................................................ 17
E. Landasan Hukum ............................................................................ 19
BAB II. STANDAR KETENAGAAN ....................................................... 21
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ................................................. 21
B. Distribusi Ketenagaan ..................................................................... 23
C. Pengaturan Jaga............................................................................... 23
BAB III. STANDAR FASILITAS.............................................................. 24
A. Denah Ruang ................................................................................... 24
B. Standar Fasilitas .............................................................................. 24
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ............................................. 25
BAB V. LOGISTIK .................................................................................... 30
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN ........................................................ 43
BAB VII. KESELAMATAN KERJA......................................................... 44
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU....................................................... 45
BAB IX. PANDUAN K3 KONTRUKSI.................................................... 47
BAB X. PENUTUP..................................................................................... 54
ii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
1
Pelaksanaan K3 yang serius dan baik akan dapat mengurangi
timbulnya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja baik bagi pegawai,
pekerja, pasien, dan masyarakat/pengunjung yang berada di Rumah Sakit
Baptis Batu. Sehingga pada akhirnya, diharapkan segenap pegawai, pekerja,
pasien, dan masyarakat/ pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di
Rumah Sakit Baptis Batu.
B. Tujuan Pedoman.
1. Melindungi setiap orang yang berada di tempat kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat
2. Melindungi bahan dan alat-alat agar dapat digunakan secara aman dan
efisien
3. Terbentuknya Panitia PembinaKeselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah
sakit melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral
4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, kebakaran, dan penyakit
akibat kerja
5. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, dan bahan berbahaya
6. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan tercipta penyesuaian
antara pekerjaan dengan manusia atau manusia dengan pekerjaan
7. Meningkatkan produktivitas kerja
2
(1) Resiko jika terjadi kegagalan utilitas (listrik & air tidak dapat
operasional) yaitu :
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. Farmasi
d. ICU
e. IKO
f. KST
g. Binatu
h. Genset
i. Logistik
j. Gizi
Laboratorium,Radiologi,IKO,ICU & Farmasi wajib ada UPS untuk
mengantisipasi jika terjadi listrik PLN mati dan genset mengalami
masalah sehingga tidak ada pasokan listrik di area RS. Untuk air jika
ada masalah akan mendapat pasokan dari PDAM kota Batu & HIPAM
(sumber air swadaya desa Tlekung)
(2) Resiko jika terjadi kebakaran yaitu :
a. Instalasi Gizi
b. BPS
c. Penyimpanan o² & LPG
d. Genset
e. KST
f. Farmasi
g. Laboratorium
h. IKO
i. Radiologi
Guna mencegah terjadinya kebakaran maka langkah pertama adalah
perlu dilakukan assesmen kemungkinan kebakaran,pemasangan sign
K3 & monitoring serta evaluasi di daerah-daerah yang rawan untuk
terjadi kebakaran.
3
3) Adanya denah dan tanda-tanda K3 dilingkungan Rumah Sakit.
Untuk jalan keluar bila terjadi bencana diperlukan rambu-rambu/
tanda-tanda khusus sehingga memudahkan untuk evakuasi, antara lain:
(1) Rambu-rambu petunjuk arah jalan keluar, alat pemadaman api,
tempat-tempat berbahaya dan tanda-tanda larangan
(2) Denah, marka, tempat alat pemadaman api
(3) Ram, lorong-lorong, pintu darurat yang cukup lebar untuk
brankart
(4) Lampu darurat yang menyala otomatis
(5) Ruangan untuk lebih dari 60 orang minimal 2 pintu keluar
(6) Pintu-pintu dapat dibuka dari luar.
4
Alarm kebakaran sebagai tanda untuk menunjukkan bahwa disuatu
tempat tetentu terjadi kebakaran, memudahkan lokasi yang terjadi
kebakaran dapat segera diketahui sehingga memudahkan tindakan
penanggulangannya.
5
Pemeriksaan calon pegawai meliputi ;
(1) Pemeriksaan fisik diagnostic di poliklinik oleh dokter
poliklinik.
(2) Pemeriksaan penunjang meliputi
a. Radiologi ; Foto Thorax
b. Laboratorium ; darah lengkap, urin lengkap
8) Adanya pemeriksaan khusus bagi pegawai yang bekerja pada tempat
yang beresiko tinggi.
6
diri bagi pekerja, pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan
penggunaan alat sesuai dengan manual yang telah ditetapkan.
7
(1) Faktor Fisik : Kebisingan, pencahayaan, listrik, panas getaran,
suhu, kelembaban dan radiasi.
(2) Faktor Kimiawi : gas anesthetic, cairan anestetic, fromaldehid,
mercury, debu.
(3) Faktor biologi: pemantauan rutin kadar HbSAg, pemeriksaan
angka kuman di ruangan khusus (IKO,KST,Ruang bayi &
ICU), pemeriksaan makanan dan Pemeriksaan IPAL.
(4) Faktor ergonomis: perencanaan tangga, cara mengangkat
beban, memindahkan pasien, memberi makan pasien, pekerjaan
yang dilakukan dengan duduk.
12) Pengelolaan Sanitasi Rumah Sakit.
(1) Penyehatan Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
a) Pemeliharaan ruang dan bangunan :
1. Kegiatan pembersihan ruang dilakukan pada pagi,
siang dan sore hari.
2. Cara membersihkan ruangan yang menebarkan
debu harus dihindari, masing-masing ruang
dilengkapi dengan perlengkapan kebersihan
sendiri-sendiri.
3. Petugas kebersihan dalam menjalankan tugasnya
harus menggunakan APD yang telah disediakan.
b) Pencahayaan
1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar
tidak menimbulkan silau dan intensitasnya
disesuaikan dengan peruntukannya.
2. Jaringan instalasi listrik harus sering diperiksa
kondisinya untuk menjamin keamanan.
c) Penghawaan
1. Untuk penghawaan alamiah, lubang ventilasi
diupayakan system silang ( cross ventilation) dan
dijaga kebersihannya agar udara tidak terhalang.
8
2. Untuk mengurangi kadar udara dalam ruangan
(indoor) , 1 kali dalam 1 bulan supaya didesinfeksi
dengan menggunakan aerosol atau disarungdengan
electron presipitator/ menggunakan penyinaran
ultra violet.
3. Untuk pemantauan kualitas udara ruang minimal 2
kali setahun.
d) Kebisingan
1. Pengaturan dan tata letak ruangan harus
sedemikian rupa sehingga kamar dan ruangan
memerlukan suasana tenang terhindar dari
kebisingan.
e) Lalulintas antar ruangan
1. Pembagian ruangan dan lalulintas antar ruangan
harus didesain sedemikian rupa dan dilengkapi
dengan petunjuk letak ruangan, sehingga
memudahkan hubungan dan komunikasi antar
ruangan serta menghindari resiko terjadinya
kecelakaan dan kontaminasi.
2. Penggunaan tangga dan litf harus dilengkapi
dengan sarana pencegahan kecelakaan seperti
alarm suara dan petunjuk penggunaannya yang
mudah dipahami oleh pengguna, atau untuk lift
dengan 4 (empat) lantai harus dilengkapi dengan
ARD (Automatic Reserve Divided, yaitu alat yang
bisa mencari lantai terdekat bila listrik mati)
3. Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat
dijangkau dengan mudah bila terjadi kebakaran
atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi
dengan tangga darurat.
f) Fasilitas Pemadam Kebakaran.
(2) Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
9
a) Bahan makanan atau makanan jadi yang berasal dari
instalasi gizi harus diperiksa secara fisik dan secara
periodik minimal 1 tahun sekali diambil sampelnya
untuk konfirmasi laboratorium.
b) Tempat penyimpanan bahan makanan harus terpelihara
dan dalam kondisi bersih, terlindungi dari debu, bahan
kimia berbahaya, serangga dan hewan lainnya.
c) Cara penyajian makanan harus terhindar dari
pencemaran (dengan menggunakan kereta dorong
khusus)
d) Tempat pengolahan makanan;bersih dan bebas debu
e) Asap dikeluarkan melalui cerobong asap yang
dilengkapi dengan sungkup asap.
f) Penjamah makanan harus sehat dan dilakukan
pemeriksaan secara berkala.
g) Penjamah makanan harus menggunakan perlengkapan
pelindung pengolahan makanan (celemek/ apron,
penutup Rambut dan mulut).
h) Selama melakukan pengolahan makanan harus
dilakukan: terlindung kontak langsung dengan tubuh
(menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan,
sendok, garpu dan sejenisnya)
(3) Penyehatan Air Termasuk Kualitasnya
a) Kualitas air minum harus sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI no: 492/MENKES/PER/IV/2010;
tentang syarat-syarat kualitas air minum.
b) Jumlah kebutuhan air bersih harus mencukupi yaitu 500
l/ tt/ hari.
c) Pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan setiap bulan
sekali (untuk pemeriksaan mikrobiologis) dan 3 bulan
sekali untuk (pemeriksaan kimiawi)
10
d) Pengambilan sampel air bersih untuk pemeriksaan
mikrobiologi diutamakan pada kran instalasi gizi,
kamar bedah, kamar bersalin, kamar bayi, tempat
penampungan (reservoir), ruang makan, secara acak
pada kran-kran distribusi, pada sumber air dan di titik-
titik yang rawan menimbulkan pencemaran.
(4) Penanganan Limbah
a) Tempat sampah harus terbuat dari bahan yang kuat,
cukup ringan, tahan karat, kedap air, mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya dan tutup
yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori
permukaan tangan.
b) Sampah yang dihasilkan rumah sakit dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1. Sampah infektius ( warna kantong plastik kuning)
2. Sampah umum(warna kantong plastik hitam)
c) Sampah yang dihasilkan diangkat setiap hari.
d) Harus tersedia incinerator untuk melakukan
pembakaran/ pemusnahan sampah medis rumah sakit.
e) Untuk limbah cair, limbah yang dihasilkan dari seluruh
kegiatan pelayanan rumah sakit harus dialirkan dalam
kondisi tertutup, kedap air dan dapat mengalir dengan
lancar.
f) Limbah diolah dalam IPAL
g) Kualitas effluent air limbah yang akan dibuang ke
lingkungan harus memenuhi standard baku mutu
lingkungan yang berlaku.
11
2. R. linen bersih
3. R. untuk perlengkapan kebersihan.
4. R. pelengkapan cuci
5. Ruang Kereta linen
6. Kamarmandi/WC tersendiri untuk petugas
pencucian umum.
7. Ruang peniris/ pengering untuk alat-alat dan linen
b) Ruang-ruang diatur penempatannya sehingga perjalanan
linen kotor sampai linen bersih terhindar dari
kontaminasi silang.
c) Harus disediakan tempat cuci tangan petugas, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi linen bersih.
d) Bak air yang ada harus selalu dibersihkan, untuk
mencegah perindukan minimal, seminggu sekali.
12
Semua peralatan kedokteran/keperawatan dibedakan menurut
kreteria Spaulding :
a) Peralatan kretikal :steril
b) Peralatan semi kretikal :minimal desinfeksi tingkat
tinggi
c) Peralatan non kretikal :desinfeksi
13
3. Alat untuk mengangkat dan mengangkut
4. Pakaian kerja
5. Dekontaminasi kit
6. Alat pemeriksa tanda-tanda radiasi.
14
14) Pengelolaan limbah padat dan cair
a) Tersedia tempat sampah minimal 1 (satu) buah disetiap
kamar atau radius 10 meter dan radius 20 meter pada
ruang tunggu terbuka.
b) Sampah rumah sakit dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Sampah umum ; yaitu untuk mengelola sampah
umum perlu disediakan tempat pembuangan akhir,
selanjutnya sampah yang sudah terkumpul tersebut
diangkut/ dibuang oleh petugas DPU ke
Pembuangan Sampah Akhir.
2. Sampah Medis
Sampah medis yang dihasilkan di rumah sakit, harus
dimusnahkan dengan cara dihancurkan/ dibakar di
incinerator, sehingga dihasilkandebu yang tidak lagi
berbahaya/ infektius, tetapi perlu pengelolaan lebih
lanjutyaitu dengan mengumpulkan sampah/ debu ke
dalam tempat khusus sehingga mudah dalam
pembuangan.
15
Untuk mengurangi pencemaran yang terjadi di
lingkungan RS Baptis Batu, maka perlu dilakukan
peninggian cerobong Asap incinerator 3 (tiga)
meter lebih tinggi dengan gedung tertinggi
disekitar RS Baptis Batu. Penggunaan sprayer
untuk menekan jumlah debu sisa pembakaran.
16
Terkumpulnya data sangat diperlukan sebagai dasar untuk melakukan
evaluasi terhadap penyelenggaraan K3 di RS Baptis Batu. Tertib
administrasi K3 di RS Baptis Batu diselenggarakan dengan pencatatan
dan pelaporan secara berkala yang meliputi :
a) Kecelakaan Kerja
b) Penyakit Akibat Kerja
c) Kebakaran
d) Bencana
Untuk memudahkan dalam pencatatan dan pelaporan K3 telah
disediakan format tersendiri.
D. Batasan Operasional.
Dalam pengimplementasian K3 dan perlu dipahami antara lain :
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :
Merupakan upaya untuk menekan dan mengurangi resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara
keselamatan dan kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Kerja adalah :
Upaya penyerasian antara kapasitas kerja dan beban kerja serta lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
diri sendiri maupun orang/ masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas yang optimal.
3. Keselamatan kerja adalah:
Keselamatan yang berhubungan dengan alat kerja, bahan dan proses kerja/
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
4. Kecelakaan Kerja:
Kecelakaan yang tidak diharapkan dan tidak terduga.
Tidak terduga; karena dibelakang kejadian tersebut diharapkan tidak
terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.
17
Tidak diharapkan; karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material
maupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat,
tidak diinginkan.
5. Ergonomi adalah:
Ilmu yang mempelajari perilaku/sikap posisi manusia dalamkaitannya
dengan pekerjaan mereka.
18
8. Keadaan Tidak Aman/unsafe condition
Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat
berlangsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
9. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Filosofi : suatu pemikiran upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.
Segi Keilmuan : ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
E. Landasan hukum.
(1) Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
(2) Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
(3) Undang-undang No13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(4) Undang-undang No36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(5) Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(6) Peraturan Pemerintah No 72 tahun 1998 tentang Pengamaman
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
(7) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3992);
(8) Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem
manajemen K3
(9) Keputusan Presiden No 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Karena Hubungan Kerja;
(10) Keputusan Presiden No 7 Tahun 1999 tentang Wajib Laporan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja;
(11) Keputusan Menteri Kesehatan No 876/Menkes/SK/VIII/ 2001
tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
19
(12) Keputusan Menteri Kesehatan No 1217/Menkes/SK/IX/ 2001
tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi;
(13) Keputusan Menteri Kesehatan No 1335/Menkes/SK/X/ 2002 tentang
Standar Operasional Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Udara
Ruangan Rumah Sakit;
(14) Keputusan Menteri Kesehatan No 1439/Menkes/SK/XI/ 2002
tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan Kesehatan;
(15) Keputusan Menteri Kesehatan No 351/Menkes/SK/III/2003 tentang
Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor Kesehatan;
(16) Keputusan Menteri Kesehatan No 1204/Menkes/SK/ X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
(17) Keputusan Menteri Kesehatan No 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang standar K3 di rumah sakit
20
BAB II.
STANDAR KETENAGAAN
Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Kebutuhan
Pelatihan Ahli
1
K3 umum
Pelatihan K3
lanjutan sesuai
kebutuhan
Bidang 1 D3 Pelatihan K3
2
elektromedik/STM umum
21
Pelatihan K3
lanjutan sesuai
kebutuhan
22
kebakaran
Pelatihan K3
lanjutan sesuai
kebutuhan
B. Distribusi Ketenagaan
Ketua P2K3 dalam menjalankan kegiatan K3 rumah sakit berkoordinasi
dengan sekretaris dan dibantu oleh tim. Kegiatan
surveilens,audit,pelaporan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja) & PAK
(Penyakit Akibat Kerja) dilakukan oleh sekretaris melalui koordinasi
dengan Ketua P2K3. Untuk pengumpulan data sekretaris juga
mengumpulkan dari masing – masing bidang & komandan satgas.Tiap
bidang & komandan satgas wajib membuat program kerja & SPO terkait
jobdesknya masing – masing.Dalam pelaksanaannya dibantu oleh Ketua &
sekretaris P2K3.
C. Pengaturan Jaga
Tim P2K3 terdiri dari Ketua 1 orang, Sekretaris 1 orang, Bidang Satu 2
orang, Bidang Dua 2 orang, Bidang Tiga 2 orang, Bidang Empat 2 orang,
Satgas Evakuasi 8 orang & Satgas Kebakaran 8 orang
Untuk jadwal P2K3 sesuai dengan jadwal jaga/jam kerja masing – masing
personil atau dipanggil sewaktu-waktu bila ada masalah tentang K3.
23
BAB III.
STANDAR FASILITAS.
A. Denah Ruang.
Terlampir
B. Standar Fasilitas.
Sarana yang diperlukan adalah :
1. Ruang sekretariat
2. Komputer dengan printer
3. Internet
4. Line telpon dengan nomor khusus (untuk keadaan darurat)
5. Telpon untuk intern & ekstern
6. Rak alat
7. Rak buku
8. APAR & aksesorisnya (fire hose,nozzle,safety shoes,helmet,dll)
24
BAB IV.
TATA LAKSANA PELAYANAN.
25
prinsipnya, kerangka kerja, tanggung jawab, koordinasi dan pengawasan,
kewajiban ini juga mencakup Unit baru yang bergabung dengan
Perusahaan. Sumber daya tertentu seperti manusia, keuangan di
dedikasikan dan di identifikasikan guna mencapai target.
4. Analisa Resiko
Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di
identifikasikan secara baik, terkontrol dalam organisasi, dll. Pegawai,
kontraktor dan konsumen berhak dan wajib mendapatkan informasi
mengenai resiko yang ada dan langkah-langkah yang diambil untuk
mengeliminasi atau meminimalkannya. Suatu sistem monitoring dan
kesiagaan/alert dipastikan tersedia, yang akan memastikan adanya kontrol
pada resiko di tingkat Manajemen sesuai tingkat keseriusannya
26
mencegah terulang kembali, usaha investigasi harus proporsional pada
resiko potensial. Pelaporan dan komunikasi mengenai cidera harus sesuai
dengan arahan Group dan Divisi. Komite Manajemen K3 wajib secara
reguler memeriksa relevansi tindakan yang diambil dan menjamin bahwa
tindakan tersebut dilakukan.
27
10. Program Tanggap Darurat
Semua lokasi kerja harus memiliki rencana tanggap darurat, yang
berhubungan dengan sifat operasi mereka dan resiko yang telah dinilai.
Rencana ini harus di perbaharui, jika diperlukan dikomunikasikan dan
dipraktekan secara rutin. Latihan wajib dilakukan dan dilatih secara rutin
mencakup skenario yang direncanakan atas resiko yang berpotensi tinggi.
28
Pelatihan Komunikasi meliputi :
29
BAB V.
LOGISTIK
STRATEGI
Operasional
1.
668.858
a. Seluruh ATK
Pemeliharaan :
Kegiatan :
pasien pegawai RS
Baptis Batu
Sosialisasi Disaster minimal pernah
plan/BLS mengikuti 1 kali
3. simulasi
kewaspadaan
bencana dan
sosialisasi
Koordinasi dengan
disaster plan Feb 2014
Pengadaan alat
Alat komunikasi
komunikasi (1 Pesawat manajemen
sentral,3 HT mobile,1
antena,1 UPS & ijin
“RAPI”)
2. Area Beresiko :
30
Farmasi / m,Radiologi wajib pegawai
penyimpanan punya UPS RS
O², ICU, IKO, antisipasi jika listrik dilarang
KST, Genset, mati & genset tidak masuk
Logistik, Binatu berfungsi
& Gizi
2. Pasang sign K3 &
gunakan APD
b. Kebakaran.
Jan-Des 14
Instalasi Gizi,
Asesmen, upaya
BPS, pencegahan
Penyimpanan kebakaran,
O2 & LPG, penambahan sign,
Genset, KST, diklat, monev.
Farmasi,
Laboratorium,
Kamar Operasi,
Radiologi.
- Petuga
3. Renovasi & pembangunan Petugas 1. Sosialisasi K3 Jan s/d Des 2014 s BPS
wajib
gedung baru BPS/tenaga dari Konstruksi & ICRA melaks
luar RS ke semua petugas anakan
K3
BPS konstru
ksi &
ICRA
2. Untuk tenaga luar
- Tenaga
wajib mengerti dari
luar RS
RK3K wajib
membu
at
3. Audit pelaksanaan
RK3K(R
renovasi/pembangu encana
K3
nan gedung baru Kontrak
)
kebakaran
evaluasi
31
penanggulangan Baptis Batu Manajemen & SDM
kebakaran minimal pernah
mengikuti 1 kali
simulasi
penanggulanga
n kebakaran
Perawatan & pengisian
Periksa & isi check list Jan s/d Des 2014 2.000.000
Semua APAR
APAR
kondisi semua APAR
per bulan sekali
Semua acara
koordinasi dengan
yang diadakan Satpam
di serbaguna
untuk tamu
luar, wajib
dibuka dengan
safety briefing
oleh satpam.
dan pegawai
32
Pemeliharaan tempat
tidur pasien
Semua tempat Koordinasi dengan Jan s/d Des 2014
1.500.000
Pengadaan bel di
Semua toilet di Kerjasama dengan
semua toilet RS Jan s/d Juni 2014 3.000.000
RS BPS
pegawai
1) Program pemeriksaan
kesehatan pegawai.
Seluruh Bergelombang datang Bulan Februari
a. Pemeriksaan Berkala
Skrining pemeriksaan
kesehatan seluruh pegawai diatur jadwalnya.
pegawai
1 bulan sekali
Program pemeriksaan
pegawai yang Program kesehatan
kesehatan secara -
berkala. memerlukan pegawai sesuai
pemeriksaan kebutuhan pegawai
berkala pada
saat skreening
Bergelombang
Pemeriksaan Lab dan
HBsAG (66.000)
-petugas
Vaksinasi Hepatitis B Mulai Februari 2013
33
IKO(14), Anti HCV (98.000) 2.640.000 ,-
IGD(11),
Bersalin (20), Anti HIV (143.000) ,- insidentil
R. Isolasi (Irna
BD(16+20), Anti HBs (76.000) ,- insidentil
ICU(20),
KST(4) Vaksin Hep B
(88.000) X3 pemb.
- Laboratorium 3.040.000 ,- 114 peg
(9)
Total = 114
yang sdh 59 10.560.000 ,- 40 orang
orang jadi yang (60 %
belum 55 orang estimasi)
b. Pemeriksaan Insidentil
Pemeriksaan Kandidat
Pegawai Kandidat
pegawai yang - Pemeriksaan Fisik
lolos seleksi Insidentil
- CBC - Biaya
ditanggu
- Kencing ng
kandidat
- Thorax Photo
Seluruh
Kecelakaan kerja
34
Pegawai Sesuai jenis Insidentil Jamsoste
kecelakaan k
Tertusuk b. Tajam 5 kejadian -
Anti HIV(143.000) Bila
Insidentil 4.605.000,- kesalaha
HBsAg(66.000) n
peg.,
ditanggu
Anti HCV(98.000) ng peg.
Total 307.000 (3 kali
kejadian untuk 5 peg)
1.535.000,-
1 kali pemeriksaan
untuk pasien
pemberian Imun Hep
B (3x untuk 5 peg) 1.320.000,-
Tersedia APD
untuk gugus
35
tugas yang
membutuhkan
sesuai dengan
peruntukannya
tentang B3
dilaksanakan Farmasi
sesuai dengan
ketentuan yang
ditetapkan oleh
RS
36
limbah,vektor
& kesling
minum
Penyehatan tempat
Jan s/d des 2014
100% jaringan
air limbah
bebas
Perlindungan radiasi Jan s/d des 2014
sumbatan&
Kerjasama dengan
tidak bocor
Diadakan cek
di ruang
radiologi,X ray
37
apakah ada
kebocoran
radiasi atau
tidak,minimal
1x dalam
Upaya penyuluhan setahun Jan s/d des 2014
Kerjasama dengan
kesehatan lingkungan
Pengunjung RS
kesling
10. Sertifikasi/kalibrasi
a. Pemeliharaan dan
alkes BPFK
terpasang BPS
cara
pemakaian
- Instalasi listrik
Jadwal Kerjasama dengan 10.000.000
pemeliharaa
BPS
Jadwal
Kerjasama dengan CV
38
- Lift pemeliharaan Etika
pemeliharaan BPS
b. Kelengkapan sertifikasi
Jan s/d Des 2014
Izin HO Kerjasaman dengan
Kerjasama dengan
Pemantauan Jan s/d Des 2014
b. Harus
39
melakukan
pembakara
n/pemusna
han
sampah
medis
rumah sakit
13.Pengumpulan,pengelolaan
a. Kecelakaan
kerja
b. Penyakit
akibat kerja
c. Kebakaran
d. Bencana
40
Evaluasi kecelakaan
kerja
- Data pegawai
Program pemeriksaan
Semua pegawai yang berobat di
kesehatan pegawai RJ & RI
& kandidat perbulan,dimunc
pegawai ulkan gol
penyakitnya
- Pemeriksaan lab
& imunisasi
Hepatitis B pada
pegawai yang
berisiko
- Pegawai yang
mengikuti
kegiatan
kebugaran RS
dalam laporan
bulanan
- Pegawai yang
mengikuti
penyuluhan
kesehatan di RJ
dalam laporan
bulanan
- Laporan
pemeriksaan
kandidat pegawai
yang lolos seleksi
dalam laporan
bulanan
1. Eksternal
4 Pelatihan Ahli K3 umum Sekretaris training Feb S/d April 8.700.000
P2K3 2014
2. Eksternal
5 Pelatihan Teknisi K3 Listrik Ka training Feb S/d April 6.500.000
BPS/Teknisi 2014
senior
3. Internal
6 Sosialisasi K3 & sasaran Seluruh training Feb 2014
RSBB pegawai RS
41
4. Internal
7 Pelatihan evakuasi Seluruh training April 2014 7.000.000 Kerjasa
pegawai RS ma dng
Disnake
r,PMI,P
MK
5. Internal
8 Pelatihan kebakaran Seluruh training Maret 2014 5.000.000 Kerjasa
pegawai RS ma dng
PMK
6. Internal
9 Pelatihan Penanggulangan Bagi pegawai training Juni 2014 2.000.000 Kerjasa
kontaminasi B3 yang ma
berhubungan dengan
dengan B3 instansi
terkait
42
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN.
43
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
4 ketersediaan
Tersedia alat Standar penyediaan
alat komunikasi
100% (3 HT)
komunikasi di RS alat komunikasi di RS
44
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU.
INDIKATOR P2K3
NO INDIKATOR STANDAR NUMERATOR DENUMERATOR
Kepatuhan Pemakaian APD
1
pemakaian APD 90% sesuai standar Kegiatan yang diaudit
Pemeliharaan
2 tempat tidur
Pemeliharaan
pasien/Jumlah tt
100% (148) 148 bed
tempat tidur pasien tidur x 100
Pengadaan bel di
3 toilet pasien 100% (95) Pemasangan bel Bel yang terpasang
45
STANDAR PELAYANAN MINIMAL P2K3
NO INDIKATOR STANDAR
1 Adanya anggota tim P2K3 yang terlatih 90%
2 Ketersediaan APD di setiap instalasi/departemen ≥60 %
3 Rencana program P2K3 Ada
4 Pelaksanaan program P2K3 sesuai rencana 100 %
5 Penggunaan APD saat melaksanakan tugas 100%
46
BAB IX
PANDUAN K3 KONSTRUKSI
47
iv. Sasaran dan Program
d. Jenis – jenis bahaya konstruksi meliputi :
1) Physical hazards
2) Chemical hazards
3) Electrical hazards
4) Mechanical hazards
5) Physiological hazards
6) Biological hazards
7) Ergonomy
e. Peran K3 dalam proyek konstruksi meliputi :
1) safety engineering
2) construction safety
3) personel safety
4) pencegahan kecelakaan konstruksi, penyebab kecelakaan
konstruksi meliputi :
a) Faktor manusia :
Sangat dominan dilingkungan konstruksi,
Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda,
Pengetahuan tentang keselamatan rendah.
Perlu penanganan khusus
b) Faktor teknis :
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan
peralatan dan alat berat, penggalian, pembangunan,
pengangkutan dsb.
Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak
memenuhi standar keselamatan (substandards condition)
c) Unsafe act / kecerobohan
d) Material / bahan bangunan
e) Equipment / perlengkapan
f) Lingkungan kerja
48
Pencegahan Faktor Manusia meliputi :
49
foam earplugs, PVC earplugs, earmuffs.
f) Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena
memiliki hal berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan
yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak
sebagai penahan goncangan; beberapa jenis dirancang tahan terhadap
sengatan listrik; serta melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari
percikan, tumpahan, dan tetesan.
g) Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot
h) Pelindung tangan berupa sarung tangan, jenis – jenis sarung tangan :
i. Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang
tajam dan melindungi tangan dari terpotong
ii. Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
iii. Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia
beracun
iv. Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
v. Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam,
bergelombang dan kotor.
vi. Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
vii. Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman
Penggunan perancah (scaffolding)
Perancah atau scaffolding adalah peralatan kerja/ platform yang dibuat sementara
dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan – bahan dan peralatan
kerja.
SYARAT-SYARAT UMUM KEAMANAN PERANCAH
(SCAFFOLDINGS)
i. Perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat, lantai
perancah harus diberi pagar pengaman, apabila tingginya lebih dari
2 meter
ii. Pada perancah dengan tinggi 5 m harus dipasang jaring pengaman
dan untuk melindungi kejatuhan material harus dipasang perisai
pengaman
iii. Perancah diletakkan pada pondasi yang kuat dan rata. Tanah atau
pondasinya harus mampu menahan berat perancah dan berbagai
50
beban yang akan diletakkan diatasnya. Berikan pendukung
tambahan bila diperlukan. · Jangan menggunakan kotak, drum,
batu bata, atau balok beton untuk mengganjal atau mendukung
perancah
iv. Perancah harus mampu menahan beban yang akan diletakkan
diatasnya. Perancah harus mampu menahan beban yang akan
diletakkan diatasnya. Rangka, lantai kerja, tangga naik, lantai dasar
perancah, harus bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan-
bahan lain yang dapat membahayakan penggunanya.Tenaga kerja /
operator perancah / scaffolder harus selalu menggunakan APD
yang disyaratkan (Gunakan safety harness)
v. Rangka, lantai kerja, tangga naik, lantai dasar perancah, harus
bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan-bahan lain yang
dapat membahayakan penggunanya. Lebar perancah, lantai kerja,
harus cukup untuk bekerja dan meletakkan bahan-bahan. Bila
diatas perancah ada orang yang bekerja, maka perancah harus
diberi pelindung untuk pekerja yang sedang menggunakannya.
Pelindung ini jangan lebih tinggi dari 3 meter diatas lantai kerja
perancah, terbuat dari papan atau bahan lain yang cukup kuat.
51
ii. Ruangan yang mempunyai akses keluar masuk yang terbatas. Seperti pada
tanki, tandon, tempat penyimpanan, lemari besi, galian, selokan atau ruang
lain yang mungkin mempunyai akses yang terbatas dan semua jenis tanki
yang mempunyai lubang dan orang didalamnya
iii. Ruangan yang tidak dirancang untuk tempat kerja secara berkelanjutan
atau terus-menerus di dalamnya
52
m) peringatan tersengat listrik
n) penunjuk ketinggian (bangunan yang lebih dari 2 lantai)
o) penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
p) penunjuk batas ketinggian penumpukan material
q) larangan membawa bahan-bahan berbahaya
r) petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
a) Dan rambu lainnya.
53
BAB X
PENUTUP
54
KODE DARURAT
Merah
Kebakaran 111
Perak
membahayakan dengan 111
senjata
55
Form Pelaporan Potensi Hazard / Risiko
56
Langkah – langkah Pengisian :
2) Isilah pada tabel yang disediakan dengan temuan fasilitas yang berpotensi
hazard atau berisiko yang terkait dengan :
a) Pemakaian APD e ) Listrik
b) Infeksi karena vektor ( kucing, lalat ) f ) Pemeliharaan alat kesehatan
c) IPAL ( Instalasi, Bau, dll ) g ) Tanggap darurat dan evakuasi
d) Kebakaran
Contoh :
No Temuan Potensi Resiko / Hazard
Keramik pecah dan Pasien, penunggu pasien,
1 berlubang di depan pengunjung dan pegawai bisa
Rehabilitasi medik tersandung dan jatuh.
3) Isilah kolom pembuat laporan dengan huruf kapital, kemudian tuliskan paraf
dan tanggal diterima.
Contoh :
Penerima
Pembuat laporan laporan:
ADRIANUS T.
:
(bisa diisi/tidak)
4) Serahkan form ini ke sekretariat P2K3, bila keadaan cito /segera diperlukan
perbaikan, serahkan form ini kepada petugas P2K3 yang keliling ( Noel ).
57
Alur Pelaporan Potensi Hazard / Risiko
Temuan
Serahkan ke
sekretariat P2K3 atau
pada petugas P2K3
yang keliling
58
LAMPIRAN 1: Alat Pelindung Diri
1. Bekerja di ketinggian:
Penggunaan wajib dari berbagai peralatan keselamatan (harness, safety nets) yang
dipastikan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjatuh, meminta
perijinan dan inspeksi secara rutin di tempat kerja biasanya merupakan metoda
yang umum dipergunakan misalnya:
1. Tangga
59
1) Scaffolding/perancah
1) Semua perancah harus didirikan, diubah atau dibongkar oleh
ahli perancah yang terlatih , kompeten dan mempunyai
sertifikat.
2) Peralatan pelindung jatuh (fall arrest) harus dipergunakan oleh
ahli perancah jika bekerja di atas 4 meter dengan sisi yang tidak
terlindung (untuk pekerja lain, batas ini biasanya hanya 2 meter)
3) Perancah harus diinspeksi oleh orang yang kompeten dan
pelaporan hasil inspeksi terdata pada buku log perancah dengan
criteria sebagai berikut :
a. Sebelum penggunaan pertama
b. Setelah perubahan yang substansial
c. Setelah angin besar atau tumbukan
d. Jangka tertentu yang tidak melebihi 7 (tujuh) hari.
4) Jangan pergunakan dan bekerja dengan perancah kecuali luas
platform perancah tersebut minimal 4 board, dilengkapi dengan
handrail, intermediaterail dan toe board.
5) Pekerjaan ringan dapat dilakukan tanpa handrail tetapi
diperlukan penggunaan full harness yang dapat dikaitkan pada
anchor
6) Akses harus dilengkapi dengan tangga yang aman
7) Jangan memindahkan board perancah, handrail atau anchor
untuk menjalankan kegiatan.
60
3) Sebagaimana hasil dari analisa kecelakaan, tergelincir,
tersandung dan terjatuh
4) menyebabkan hampir 30% dari cidera
5) Kemungkinan tergelincir, tersandung dan terjatuh dapat
dikurangi melalui prosedur housekeeping sederhana sebagai
berikut :
a. Jaga tempat kerja agar selalu tetap rapi
b. Pergunakan tempat pembuangan scrap dan sampah yang
tersedia.
c. Tata letak dan tata ruang
yang rapi dapat
menghindarkan
kemungkinan cidera.
d. Pekerjaan tidak dapat
dianggap selesai sampai
Anda selesai
merapikannya.
61
j. Setiap pekerjaan penggalian di area kerja harus diberi
tanda/dikelilingi dengan handrail.
k. Menyediakan toeboard dan railing pada semua perancah
dan platform.
l. Saat bekerja di ketinggian singkirkan semua material yang
dapat terlepas seperti baut, mur, pea\ralatantools, kayu-
kayu,dll jika pekerjaan telah selesai.
m. Jangan pernah melemparkan alat atau material, pastikan
disampaikan dari tangan ke tangan.
n. INGAT, sebuah mur atau baut yang terjatuh dari ketinggian
dapat membunuh seseorang.
3) Manual Handling
62
c. Lepaskan atau tekan paku yang ada sebelum anda melewati
material tersebut atau membuangnya.
d. Jangan mencoba membawa beban yang anda tidak dapat
memikulnya dan singkirkan dahulu penghalang yang ada
sebelum mengangkat barang tersebut.
e. Tumpuk barang dengan hati-hati dan rapi di truk atau
trailer.
f. Saat mengangkat beban yang berat, pergunakan kaki anda
sebanyak mungkin untuk menopang otot punggung anda.
g. Pastikan ada pegangan yang cukup kuat untuk bahan
tertentu.
h. Jaga punggung anda tetap lurus dan menghadap ke depan
i. Lenturkan dan tekuk lutut anda
j. Ambil posisi yang stabil, angkat dengan kokoh dan jangan
memelintirkan badan anda.
k. Saat mengangkat atau membawa suatu peralatan,
perhatikan titik beban.
4) Kebakaran
63
signifikan dalam kasus kebakaran. Sangat penting untuk memiliki
jalur yang telah ditentukan sebagai jalan keluar personil secara
cepatdari ruang tersebut.
2 MANAJEMEN KESEHATAN
1. Issue Kesehatan
Kesehatan kerja di rumah sakit dan kegiatan lain dari aktivitas rumah
sakit:
a) Debu yang berada dan melayang di udara
b) Kebisingan dan getaran
c) Atmosfir yang berbahaya
d) Radiasi
e) Tumpahan bahan kimia
f) Terbakar
g) Terpajan bahan kimia/ gelombang elektromagnetik
h) Penanganan bahan bakar alternatif
Panduan khusus untuk item kesehatan kerja ini dapat dilihat pada
paragraph selanjutnya. Beberapa isu kesehatan lain yang juga mungkin
64
dihadapi, tapi tidak secara langsung terkait dengan aktivitas pelayanan
rumah sakit dan kegiatan pelayanan yang terkait lainnya adalah :
a) Kebiasaan merokok dan ketergantungan alcohol/obat terlarang
b) Penyakit tekanan darah tinggi
c) Diabetes / kencing manis
d) Asupan makanan dan kegemukan/obesitas
e) Stres dan kesehatan mental
f) Heat stress atau cold stress
g) Penyakit jantung
h) Penyakit lain seperti HIV/AIDS, tipus, malaria
65
2. Monitoring & pelaporan kesehatan
66
3.2. Kebisingan dan getaran
67
tingkat kebisingan melebihi yang ditentukan untuk memberikan dan
menggunakan pelindung pendengaran yang sesuai bagi pekerja.
68
3.4. Kesehatan Lingkungan
69
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI & KEAMANAN
70
LABEL BAHAN KIMIA
Huruf kode: E
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala
71
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi
dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi
atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-
bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk
penanganan maupun persediaan/cadangan.
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena
(TNT)
Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
72
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam
nitrat pekat.
Huruf kode:F+
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)
73
Very toxic (sangat beracun)
Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun
jika memenuhi kriteria berikut:
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida,
nitrobenzene dan atripin
Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
74
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki
resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui
mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi
toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf
Xn.
75
diol atau etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai
karsinogenik).
Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan
H2SO4 maupun
76
Irritant (menyebabkan iritasi)
Huruf kode : Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan
asam dan
basa encer.
Huruf kode: N
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma)
dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
77
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda,
tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum
bensin.
Bahaya Radiasi:
Gunakan selalu Apron/ Alat pelindung radiasi ketika menjalankan tugas/
melakukan tindakan pemeriksaan pasien.
78
Gunakan selalu kacamata Pelindung
STOP MEROKOK
79