Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN 07 SUWAWA KABUPATEN


BONEBOLANGO

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian akhir semester Matakuliah Metode
Peneletian Oleh Prof. Dr. H. Abd Haris Panai, SPd, MPd

Oleh

SINTIYA APRIANTI UMAR

NIM : 151415155

Kelas : 5B

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pendidikan mengemban tugas
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi pembangunan bangsa dan
negara.
Pendidikan di sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia,
untuk itu pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 Tahun. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan di sekolah dasar (SD) sangatlah penting bagi
peserta didik karena hal ini merupakan dasar perkembangan pengetahuan yang diperoleh
peserta didik. Pada satuan pendidikan ini, tujuan yang ingin dicapai adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Berbagai macam ilmu pengetahuan diberikan kepada
peserta didik melalui berbagai macam mata pelajaran. Ilmu pengetahuan di berikan kepada
peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar disekolah biasa
dilakukan diruang kelas maupun diluar kelas.
Menurut Slameto (2013: 2) “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.” Dalam
pencapaian tujuan belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar
peserta didik. Salah satu faktor intern yang besar pengaruhnya terhadap belajar adalah
motivasi. Sedangkan faktor ekstern yang besar pengaruhnya terhadap belajar adalah factor
lingkungan belajar, salah satunya yaitu lingkungan sekolah. Didalam lingkungan sekolah
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan
lancar dan tujuan dari kegiatan tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya motivasi belajar dari
peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah dapat berpengaruh
terhadap motivasi belajar peserta didik.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, tidak semua peserta didik mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik atau telah mengikuti pembelajaran namun mendapatkan
hasil belajar yang kurang memuaskan. Pihak sekolah terutama guru kelas harus segera
mencari penyebab dari masalah peserta didik tersebut. Penyebabnya bisa bermacam-macam
diantaranya, peserta didik tersebut tidak tertarik dengan pembelajaran karena kurangnya
variasi yang dilakukan oleh guru atau kurangnya media pembelajaran, terdapat masalah
pribadi dan sebagainya. Berarti di dalam diri peserta didik tersebut tidak terdapat dorongan
untuk belajar. Keadaan seperti ini perlu adanya upaya untuk mendorong peserta didik untuk
belajar. Salah satu upaya untuk mendorong peserta didik belajar yaitu dengan memberikan
motivasi kepada peserta didik. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat
memotivasi peserta didik dalam pembelajaran dikelas. Diantaranya yaitu dengan memberikan
penghargaan, pujian, ataupun dengan memberikan penguatan kepada peserta didik.
Motivasi belajar peserta didik berkaitan erat dengan lingkungan belajar peserta didik
itu sendiri. Lingkungan yang besar dan penting pengaruhnya terhadap motivasi belajar salah
satunya yaitu lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Lingkungan sekolah seperti para guru, staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Lingkungan sekolah secara fisik meliputi keadaan fisik sekolah, sarana dan prasarana di
dalam kelas, keadaan gedung sekolah dan sebagainya. Menurut Slameto (2013: 64) “faktor
lingkungan sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.”
Berdasarkan persoalan-persoalan tersebut maka timbul permasalahan yang perlu
dikaji dan berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa,
Sehingga hal inilah yang menyebabkan diadakannya penelitian yang berjudul “Pengaruh
Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar
Siswa di SDN 07 SUWAWA KABUPATEN BONEBOLANGO”.
1.2 Indentifikasi Masalah

1. Salah satu faktor intern yang besar pengaruhnya terhadap belajar adalah motivasi.
2. Beberapa peserta didik kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran
sehingga mendapatkan hasil belajar kurang optimal.
3. Kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar dan tujuan dari kegiatan
tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya motivasi belajar dari peserta didik.
4. faktor ekstern yang besar pengaruhnya terhadap belajar adalah factor lingkungan
belajar, salah satunya yaitu lingkungan sekolah
5. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar di
sekolah, sehingga siswa menjadi kurang tertarik dengan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
6. Keadaan gedung sekolah kurang mendukung dalam proses pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran kurang efektif.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas IV di
SDN 07 Suwawa Kabupaten Bonebolango ?

1.4 Tujuan penelitian


1. Untuk mengetahui adanya pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar
siswa kelas IV di SDN 07 Suwawa Kabupaten Bonebolango.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis. Manfaat teoritis berarti bahwa hasil penelitian bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek penelitian. Sedangkan
manfaat praktis ialah manfaat yang bersifat praktik. Lebih lanjut manfaat teoritis maupun
praktis dari penelitian ini ialah sebagai berikut.
 Dari segi teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam dunia pendidikan.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan bahan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

 Dari segi Praktis.


1) Bagi Kepala Sekolah :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan agar kepala
sekolah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan memelihara lingkungan
tersebut bagi para peserta didik.
2) Bagi guru :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada guru
dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi peserta didik agar peserta didik
semakin termotivasi untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
3) Bagi peneliti :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, sebagai
bekal menjadi pendidik dimasa yang akan datang, dan memberikan pengalaman
belajar dalam menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Deskripsi Teori


2.1.1 Motivasi Belajar
Menurut Slameto (2013: 2) “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.”
Menurut Uno (2014: 23) “Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced
practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.”
Lebih lanjut Uno menjelaskan “Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,
pada umumnya dan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.” Indikator motivasi
belajar menurut Uno yaitu: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan
dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga kemungkinan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan
keseluruhan daya penggerak dari dalam maupun luar diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang dapat mempengaruhi keberhasilannya
dalam belajar.

2.1.1.1 Fungsi motivasi belajar


Dalam kegiatan belajar diperlukan adanya motivasi. Motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Ada tiga fingsi motivasi yang
dikemukakan oleh Sardiman (2009 : 85) yaitu sebagai berikut: mendorong manusia untuk
berbuat, dalan hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan, menentukan arah perbuatan kearah tujuan yang hendak dicapai, menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Brophy (2004)
yang dikutip oleh Anonim bahwa terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi
belajar siswa, yaitu: (1) harapan guru, (2) instruksi langsung, (3) umpan balik (feedback)
yang tepat, (4) penguatan atau hadiah, (5) hukuman. W.S. Winkel (1983:29) mengemukakan
bahwa siswa yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) lebih dipengaruhi oleh
motivasi ekstrinsik.

2.1.1.3 Strategi motivasi belajar


Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini
berarti bahwa pendidik harus mempunyai strategi untuk memotivasi belajar peserta didik.
Ada beberapa strategi motivasi belajar yang di kemukakan oleh Rifa’i (2011: 186), yaitu:
membangkitkan minat belajar, mendorong rasa ingin tahu, menggunakan variasi metode
penyajian yang menarik, dan membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar.
Dengan menerapkan beberapa strategi motivasi belajar, diharapkan pendidik mampu
membengkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran. Penerapan metode
pembelajaran yang bervariasi seperti, studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat
dan sebagainya dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik.

2.1.1.4 Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar


Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar menurut Sardiman (2013: 83), yaitu
sebagai berikut: tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukan
minat terhadap macam-macam masalah. lebih senang bekerja sendiri, lebih cepat bosan
terhadap tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan
memecahkan masalah soal soal. Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri diatas, berarti
orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi itu akan sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar.
2.1.2 Lingkungan Sekolah
Menurut Munib (2011: 76) “lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan
dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk
hidup lainya.” Lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ada diluar
individu maupun didalam individu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai lingkungan tempat berlangsungnya proses
pendidikan. Salah satu lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan yaitu lingkungan
sekolah. Didalam lingkungan sekolah para siswa mengenyam pendidikan agar menjadi
warganegara yang cerdas, terampil dan beringkah laku baik
Lingkungan sekolah turut mempengaruhi tingkat keberhasilan motivasi belajar siswa.
Slameto (2013: 64) menerangkan bahwa faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
Dalyono (2012: 244) berpendapat bahwa syarat ruangan kelas yang sehat seperti,
ruangan kelas harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk kedalam ruangan,
sinar dapat menerangi ruangan; dinding harus bersih dan tidak keliatan kotor; lantai tidak
becek, licin atau kotor; gedung sekolah terletak jauh dari keramaian sehingga siswa akan
mudah berkonsentrasi dalam belajar. Apabila hal-hal tersebut tidak terpenuhi maka proses
belajarvmengajar akan terhambat dan materi pelajaran tidak akan tercapai secara optimal.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 164) lingkungan sekolah juga memegang
peranan penting bagi perkembangan belajar siswa. Lingkungan sekolah ini meliputi:
1. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumbersumber belajar,
serta media belajar.
2. Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan teman-temanya, guru-
gurunya, & staf sekolah yang lain.
3. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah, gedung sekolah, pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, tata tertib (Nana Syaodih Sukmadinata, 2011:164).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah bersifat fisik,
sosial dan budaya yang semuanya secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa disekolah. Seluruh pihak sekolah harus mampu
menciptakan lingkungan sekolah yang baik agar dapat memotivasi siswa dalam belajar dan
tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
2.1.3 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar
Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Oleh
karena itu kondisi lingkungan yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Uno
(2014: 33) pada umumnya, motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu
setelah dibentuk oleh pengaruh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan
sesuatu, misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, di perbaiki, dan diubah
melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain, melalui pengaruh lingkungan.
Motivasi belajar dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan
latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan. Seorang guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa agar tujuan
dari pebelajaran dapat tercapai. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk siswa belajar
merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru dalam memunculkan motivasi belajar
siswa. Memberikan latihan-latihan secara berkala kepada siswa dapat meningkatkan kesiapan
siswa dalam belajar. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan oleh guru dapat menciptakan
kondisi lingkungan belajar yang baik bagi siswa..
Menurut Wina Sanjaya (2010: 258) aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam
kondisi lingkungan yang baik dan sehat dapat memberikan kepuasan yang lebih baik
dibandingkan dengan belajar yang dilakukan pada lingkungan yang tidak baik dan tidak
sehat. Kondisi lingkungan ini tidak hanya bersifat fisik, misalnya kondisi ruangan belajar
dengan cahaya penerangan, ventilasi yang baik. Akan tetapi juga menyangkut lingkungan
nonfisik misalnya, hubungan antara guru dan siswa, serta hubungan antar siswa. Keadaan
lingkungan semacam ini akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

2.2 Kerangka Berpikir


Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh beberapa komponen pendukungnya.
Diantara sekian banyak komponen yang mendukung keberhasilan siswa dalam belajar salah
satunya yaitu motivasi belajar siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa. Faktor dari luar siswa yang berkaitan erat dengan motivasi belajar adalah
lingkungan belajar siswa. Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar
salah satunya yaitu lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan
pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga. Pendidikan di lingkungan sekolah mempunyai
pengaruh yang cukup penting pada siswa dalam meraih prestasi belajar. Berdasarkan uraian
tersebut, maka dapat digambarkan kerangka berpikir penelitian tentang pengaruh lingkungan
sekolah terhadap motivasi, sebagai berikut:
Lingkungan Sekolah Motivasi Belajar Siswa kelas
IV di SDN 07 SUWAWA

Bagan diatas menunjukan bahwa lingkungan sekolah (X) sebagai variabel bebas serta
motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 07 SUWAWA (Y) sebagai variabel terikat. Dapat
diartikan bahwa lingkungan sekolah sebagai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa.

2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013: 99) “hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan”. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan
hipotesis yang diajukan sebagai berikut : “Ada pengaruh yang signifikan lingkungan
sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 07 SUWAWA” .
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan jenis penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian survey tentang pengaruh
lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 07 SUWAWA
KABUPATEN BONEBOLANGO.
Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat
(dependen).

Lingkungan Sekolah Motivasi Belajar Siswa Kelas IV di


(X) SDN 07 SUWAWA (Y)

Keterangan:
X: Variabel Bebas yaitu Lingkungan Sekolah
Y: Variabel Terikat yaitu Motivasi Belajar Siswa kelas IV di SDN 07 SUWAWA

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Riduwan (2013:10) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau unit pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV di SDN 07 SUWAWA
yang jumlahnya 34 siswa, semester genap tahun ajaran 2017.

3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester genap tahun ajaran 2017
di SDN 07 SUWAWA . Keseluruhan siswanya dijadikan sabagai sampel yang dinamakan
dengan sampling jenuh, ini sejalan dengan pendapat Sugioyo (2011:68) “sampling jenuh
adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” .
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 63) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat, berikut penjelasannya.
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2011: 64). Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab.
Variabel bebas dalam penelitian ini ialah lingkungan sekolah (X).
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono 2011: 64). Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat.
Variabel terikat dalam penelitian ini ialah motivasi belajar (Y).

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Riduwan (2013: 69) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan data ialah teknik atau
cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data”. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, dokumentasi dan observasi.
3.4.1 Angket
Menurut Sugiyono (2013: 193) “kuisioner atau angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang berisi
pertanyaan dan pilihan jawaban, kemudian reponden memilih jawabannya. Responden
diminta untuk memberi tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
3.4.2 Dokumentasi
Riduwan (2013: 58) berpendapat bahwa “dokumentasi ditujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data yang relevan penelitian”.
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti ialah mengumpulkan data yang sudah
tersedia dalam catatan dokumen yaitu jumlah siswa kelas IV dan keadaan Lingkungan
sekolah.
3.4.2 Observasi
Peneliti menggunakan observasi terstruktur dengan mencatat hasil pengamatannya
pada lembar observasi. Sugiono (2014: 146) menyebutkan bahwa “observasi terstruktur
adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan
dan dimana tempatnya”. Pedoman observasi pada penelitian ini berbentuk check list serta
dilengkapi dengan video/foto hasil pengamatan peneliti
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan pengamatan sikap dan
perilaku siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui motivasi
belajar siswa di dalam kelas. Observasi ini diharapkan dapat memberikan bukti kesahihan
angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data utama.

Anda mungkin juga menyukai