Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
1. SK. KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT NO. 360.12650/PP DAN
B/V/2009 TENTANG TIM PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI SUMATERA BARAT
(Perubahan SK. Kepala Dina Ksehatan Provinsi Sumatera Barat no. UK.02.05.556 K/IV/2007 tanggal
10 Aprill 2007 tentang Tim Penanggulangan Bencana Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat)
2. SK. Kepala Dinas Kesehatan No. 360.12650/PP&B/V/2009 tentang Tim Penanggulangan Bencana
(Revisi 02.05.556)
3. Perubahan SK GUBERNUR N0. 440-460-2007 tentang Tim Penanggulangan Krisis Akibat Bencana
Bidang Kesehatan Subregional Provinsi Sumatera Barat (dalam proses)
• Dokter umum
• Perawat mahir
• Tenaga Survailans
• Apoteker
Cara mengukur frekuensi masalah kesehatan yg dapat digunakan dalam epid sangat beraneka ragam, karena
tergantung dari macam masalah kesehatan yang akan diukur /diteliti, secara umum ukuran2 edipdemiologi
dibedakan atas :
KESAKITAN / MORBIDITAS)
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit.
Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal :
MORBIDITAS
MORDIBITAS= Kesakitan : Merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi.
MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan
suatu kondisi sakit. MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang
sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau
kelompok yang beresiko.
Di dalam Epidemiologi , Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi & Prevalensi dan
berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut.
Setiap kejadian penyakit, kondisi angguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan
Angka Prevalensi.
I.INSIDENSI :
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu
tertentu di
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
tentang :
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu
(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin ter
kena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Pendahuluan
Penyakit (disease) : suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing atau luka
(injury). Ini suatu fenomena yang obyektif yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai
organisme biologis.
Sakit (illness) :penilaian seseorang terhdp penyakit sehubungan dgn pengalaman yang langsung
dialaminya.
Hal ini merupakan fenomena subyektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak (feeling unwell).
Secara obyektif seseorang terkena penyakit, salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya namun dia
tidak merasa sakit. Atau sebaliknya, seseorang merasa sakit atau merasakan sesuatu di dalam tubuhnya,
tetapi dari pemeriksaan klinis tidak diperoleh bukti bahwa ia sakit.
seseorang mendapat serangan penyakit (secara klinis), tetapi orang itu sendiri tidak merasa sakit atau
mungkin tidak dirasakan sebagai sakit (disease but no illness).
2.Dalam kenyataannya, secara klinis maupun laboratoris menunjukkan gejala klinis bahwa mereka
diserang (menderita) suatu jenis penyakit, tetapi mereka tidak merasakan sebagai sakit. Oleh karena itu
mereka tetap menjalankan kegiatannya sehari-hari sebagaimana orang sehat
3. penyakit yang tidak hadir pada seseorang, tetapi orang tersebut merasa sakit atau tidak enak badan
(illness but no disease). Orang merasa sakit padahal setelah pemeriksaan baik klinis maupun laboratoris
tidak diperoleh bukti bahwa ia menderita suatu penyakit. Hal ini mungkin karena gangguan-gangguan
psikis saja.
4.Seseorang memang menderita sakit dan juga ia rasakan sebagai rasa sakit (illness with disease). Hal
inilah sebenarnya yang dapat dikatakan sebagai benar-benar sakit. Hal ini dibutuhkan pelayanan
Kesehatan pada masyarakat.
Jadi Konsep Sehat – Sakit perlu dibetulkan lagi (Selama masih ada perbedaan konsep di dalam
masyarakat) dan selama belum ada pembetulan atas konsep-konsep yang salah ini maka peningkatan
pelayanan, fasilitas-fasilitas kesehatan akan berjalan lamban dan bahkan macet sama sekali.
pengukuran statistik untuk menentukan skor tunggal yang menetapkan pusat dari distribusi.
Tujuan tendensi sentral adalah untuk menemukan skor single yang paling khusus atau paling representatif dalam
kelompok (Gravetter & Wallnau, 2007).
1.Mean yaitu diketahui sebagai ilmu hitung rata-rata. Rata-rata untuk populasi diidentifikasi dalam huruf
yunani yakni μ (mew), dan rata-rata untuk sampel adalah “M atau x ( x-bar) ”.
2.Median, yakni skor yang membagi distribusi menjadi dua. Median sama dengan persentil ke-50.
3.Modus (mode), modus adalah skor atau kategori yang paling besar dari frekuensi. Kata mode/modus berarti
”gaya yang paling populer”, definisi statistik modus adalah skor yang paling sering terlihat dalam kelompok
data/ skor yang paling sering muncul.
MEAN
1. Rata-rata hitung
Dalam kegiatan penelitian, rata-rata (mean) mempunyai kedudukan yang penting dibandingkan ukuran gejala
pusat lainnya. Hampir setiap kegiatan penelitian ilmiah selalu menggunakan rata-rata (mean).
Adapun cara untuk mencari mean dibedakan berdasarkan jenis penyajian data :
Median adalah suatu nilai yang membagi distribusi data menjadi dua bagian yang sama besar atau suatu nilai
yang membagi 50% frekuensi bagian atas dan 50% frekuensi bagian bawah,
sehingga frekuensi yang terdapat di atas sama dengan frekuensi yang terdapat di bawah.
Oleh karena itu median dari sejumlah data tergantung pada frekuensinya bukan variasi nilai- nilainya
UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
Ukuran Epidemiologi
• Ukuran-ukuran asosiasi
• Ukuran-ukuran dampak
• Mengukur kejadian penyakit, ataupun kematian pada populasi. Merupakan dasar dari epidemiologi
deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan Prevalens dan Incidens
• Mengukur keeratan hubungan statistik antara faktor tertentu dengan kejadian penyakit yang diduga
merupakan akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan dan akibatnya diukur dengan
menggunakan Relative Risk atau Odds Ratio
• Menggambarkan kontribusi dari faktor yang diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi
tertentu. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu pengobatan dan
strategi intervensi pada populasi tertentu.
Proporsi
Ratio
Rate
Ukuran-ukuran Epidemiologi
• Proporsi :
Digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya. Apabila menggunakan angka
dasar (konstanta) adalah 100, maka disebut persentase.
Rumus : X
x K=
X+Y
Ukuran-ukuran Epidemiologi
contoh proporsi :
30
x 100 % = 37,5%
30 + 50
1. Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan penyebutnya sama, sehingga saling
meniadakan
2. Rate :
Adalah perbandingan antara jumlah kejadian terhadap jumlah penduduk yang mempunyai risiko terhadap
kejadian tersebut yang menyangkut interval waktu tertentu.
Rate untuk menyatakan dinamika atau kecepatan kejadian dalam suatu populasi masyarakat tertentu.
Rumus Rate = X
xK
Jenis Rasio
2. Ratio yang tidak mempunyai satuan oleh karena pembilang dan penyebutnya mempunyai satuan yang
sama, misalnya:
Ratio antara satu proporsi dengan proporsi lain atau ratio antara satu rate dengan rate yang lain, contohnya
Relative Risk dan Odds Ratio
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
1. INSIDENS
2. PREVALENS
2. Cumulatif Insidens
• Insidens rate dari kejadian penyakit adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk
selama periode waktu tertentu
• Ciri DaMempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan maknanya
Prevalence Rate
• Yaitu ukuran yang menggambarkan frekuensi penderita lama dan baru yg ditemukan pd suatu jangka
waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.