Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.
H usia 29 tahun G2 P1 A0 H1 dengan induksi atas indikasi ketuban pecah dini
dengan pendekatan manajemen 7 langkah menurut Varney, mulai dari pengkajian
sampai evaluasi serta ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan praktek yang
dialami penulis saat dilapangan antara lain :
4.1 Pengkajian
Dalam langkah ini tahap pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Untuk pemeriksaan penunjang
dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa.
Data yang dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis.
Melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi.
Pada pengumpulan data subjektif Ny. H mengatakan ini kehamilan yang
Kedua. Keluhan utama pada waktu masuk ibu mengatakan mengeluarkan cairan
dari jalan lahir yang berwarna jernih dan berbau khas sejak tanggal 07 November
2017 pukul 08.00 WIB dan merasakan kenceng-kenceng sampai ke pinggang.
Pada data objektif keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD
:110/80 mmHg, N : 84x/menit, S : 36,7 oC, P : 24x/menit. Pengeluaran
pervaginam : cairan berwarna jernih dan berbau khas. Hasil VT : keadaan jalan
lahir elastis, pembukaan 2 cm, ketuban (-) jernih merembes.
Pada langkah pertama ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus yang ada di lahan praktek.
4.2 Interpretasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosa,
masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau
masalah adalah pengolahan data analisis dengan menggabungkan data satu
dengan yang lainnya sehingga tergambar fakta.
a. Diagnosa kebidanan
Ny. H G2 P1 A0 H1 umur 29 tahun, umur kehamilan 38-39 minggu,
janin tunggal hidup intra uterine, letak memanjang, punggung kiri, presentasi
kepala, inpartu kala 1 fase laten dengan induksi atas indikasi ketuban pecah
dini.
b. Masalah
Masalah yang ada pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu ibu
cemas dengan keadaannya sekarang.
c. Kebutuhan
Kebutuhan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu support mental
dari bidan dan keluarga.
Pada langkah penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus yang ada dilahan praktek.G2P1A0 aterm kala I memanjang fase laten Janin
tunggal hidup intra uterin persentase kepala dengan Ketuban Pecah Dini.

4.3 Diagnosa potensial


Pada langkah ini penulis mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, apabila mungkin dilakukan pencegahan. Pada ketuban pecah dini
potensial terjadi infeksi intrapartum pada ibu. Pada bayi bisa terjadi hipoksia
karena kompresi tali pusat, deformitas janin.
Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial pada ibu dan bayi,
karena sudah dilakukan penatalaksanaan yang benar. Dalam diagnosa yang
ditegakan pada kasus KPD adalah Infeksi intra partal (dalam persalinan),Infeksi
puerperalis (masa nifas),Partus lama,Meningkatkan tindakan operatif obstetrik
(khususnya SC),dan Morbiditas dan mortalitas maternal(Syaifuddin, 2010).
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus yang ada dilahan praktek.

4.4 Antisipasi
Antisipasi adalah tindakan segera bidan atau untuk menyelamatkan
pasien, tetapi memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi
dokter, atau sesuai dengan kondisi pasien yang memerlukan konsultasi dengan
tim kesehatan lainnya. Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah diagnosa
potensial antara lain : pemberian antibiotik, Bedrest (istirahat).

4.5 Perencanaan
Perencanaan asuhan pada pasien dengan ketuban pecah dini Ny.H usia
29 tahun G2 P1 A0 H1 antara lain: :
a. Observasi KU dan TTV
b. Pantau DJJ dan PPV
c. Anjurkan ibu teknik relaksasi nafas dalam.
d. Berikan makan dan minum
e. Anjurkan ibu untuk miring kiri
f. Lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam berikutnya
g. Beri cairan intravena
h. Pasang kateter
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada dilahan praktek.
4.6 Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di
uraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman namun
setelah tindakan induksi di lakukan pada Ny. H usia 29 tahun G2 P1 A0 H1
tidak ada kemajuan pembukaan.Kemudian dilakukan kolaborasi dengan dokter
SpOG sebagai tindakan segera.
Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada di lahan praktek.Induksi yang telah di lakukan namun
pembukaan tidak ada penambahan.

4.7 Evaluasi
. Pada langkah ini menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus
yang ada dilahan. Evaluasi atau hasil dari asuhan yang sudah diberikan adalah
bukan kemajuan persalianan dan terjadi persalianan normal.Pada kasus ini
kemajuan persalianan tidak maju kemudian dr. SpOG menyarankan untuk
tindakan Pembedahan Sectio Cesaria (SC).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian .
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. H penulis tidak
mengalami kesulitan karena selama penulis melakukan pengkajian klien
sangat kooperatif. Sehingga penulis mendapatkan data sesuai dengan
yang dibutuhkan.
2. Diagnosa
Dalam menegakan diagnosa penulis tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dengan lahan praktek karena dalam
menegakan diagnosa sesuai dengan teori yang ada.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Dalam mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktek.
4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi
Setiap pasien yang ada di RS sangat memerlukan pengawasan
bersama bidan untuk mencegah komplikasi yang akan terjadi. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada tahap ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan lahan praktek.
5. Perencanaan
Dalam menyusun rencana, penulis menyusun berdasarkan teori
seperti penanganan KPD.
6. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, penulis menemukan kesenjangan pada
saat sebelum ada tanda-tanda persalinan ketuban sudah pecah dahulu,
maka penulis melakukan pemantauan dari mulai ketuban pecah
sampai berlangsungnya persalinan. Pemantauan tanda persalinan telah di
lakukan namun tidak terjadi pembukaan servik.

7. Evaluasi
Pada tahap pelaksanaan, penulis menemukan kesenjangan pada saat sebelum
ada tanda-tanda persalinan ketuban sudah pecah dahulu, Pemantauan tanda
persalinan telah di lakukan namun tidak terjadi pembukaan servik. Bidan
melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG kemudian dr SpOG menyarankan
untuk tindakan SC (Sectio Sesaria)

5.2. Saran
1. Bagi RS
Untuk meningkatkan profesionalisme sehingga pelayanan pada
klien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pendidikan lebih banyak meningkatkan prosedur
belajar mengajar mengenai manajemen kebidanan karena penulis masih
sangat kurang dalam hal pemahaman tersebut.
3. Bagi Ny.H
Hendaknya waspada terhadap komplikasi yang mungkin terjadi
seperti halnya ketuban pecah dini (KPD).

Anda mungkin juga menyukai