Bab 1-3
Bab 1-3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi karena mulai tingginya
memberitahukan bahwa pada tahun 2013 total populasi dunia mencapai 7,2 milyar
dan pada tahun 2050 akan mencapai 9,2 milyar (UNFPA, 2014).
terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau menghindari terjadinya
penempelan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama,
hormone yang terjadi selama siklus, bersama dengan indikator kesuburan yang
tidak melebihi 35 hari sekali, yang lamanya 3-7 hari dengan jumlah darah haid
selama berlangsung 33,2 ± 16 cc atau tidak lebih dari 60-80 ml, ganti pembalut 2-6
terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Di Afrika
dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%,
sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%.
pengalaman efek samping (WHO, 2014). Berdasarkan data dari BKKBN (2015) di
Indonesia jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 6.847.080
Uterine Devices (IUD) 6,87%, Metode Operatif Wanita (MOW) 1,48%, Implan
9,73%, Suntik 52,21%, Pil 24,36%, Metode Operatif Pria (MOP) 0,10%, Kondom
5,25%. Sedangkan data pada Provinsi Sumatera Selatan dari awal Januari-Oktober
dengan jumlah PUS yang KB aktif tercatat sebanyak 215.943 peserta, KB dengan
3
metode IUD 10,33%, MOW 7,16%, Implan 15,36%, Suntik 35,28%, Pil 23,75%,
Kecamatan Kalidoni tahun 2016 dari awal Januari-Oktober dengan rincian dengan
jumlah PUS yang KB aktif tercatat sebanyak 14.141 peserta, KB dengan metode
IUD 12,23%, MOW 10,64%, implan 12,64%, suntik 29,32%, Pil27,53%, MOP
1.26%, kondom 7,34% (BKKBN Kota Palembang, 2016). Alat kontrasepsi jangka
panjang (IUD dan Implan) sangat rendah hanya sekitar 18%, sisanya pemakaian
alat kontrasepsi jangka pendek (pil dan suntik) (BKKBN, 2015 dalam Trimbun
Lampung, 2016).
Nirmala Kalidoni, didapatkan data pada awal Januari-Oktober 2016 tercatat untuk
alat kontrasepsi yang mengandung tembaga pada akseptor IUD sebanyak 13 orang
dan implan sebanyak 103 orang (Laporan Rekapitulasi Tahunan Bidan Praktik Sri
mengandung tembaga pada Implan lebih tinggi daripada IUD. Berdasarkan hasil
tembaga pada akseptor KB IUD dan Implan mengeluhkan efek samping yang
banyak dari haid biasa atau ganti pembalut 3 kali perhari yang dirasakan dengan
dengan sakit kepala dan menganggu saat senggama disebabkan oleh lilitan
4
kumparan tembaga tersebut, maka dari itu akseptor IUD lepas alat kontrasepsi
IUD dan pasang alat kontrasepsi Implan. Selain itu, pada akseptor Implan
darah saja atau ganti pembalut 1 kali perhari ditandai dengan pusing dan frekuensi
tidak teratur.
(Arinal P, 2001). Tembaga bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah berlebihan
(Lilik, 2012), meliputi pusing, mual, keram perut dampak kronis terjadinya
kerusakan organ jaringan seperti gangguan ginjal dan liver (Novita dkk, 2015).
terhadap system reproduksi yaitu tembaga yang masuk ke dalam tubuh dengan
folikel de Graaf (dewasa) pada ovarium dan Luteinizing Hormone (LH) yang
hingga 10 tahun sejak pemasangan pada hari pertama. Lilitan tembaga halus ini
5
mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. Cara kerja KB
yang mengandung tembaga ini mencegah pembuahan pada sel telur, yaitu dengan
menghalang sel-sel sperma untuk naik dan mencapai sel telur. Angka kegagalan
pada KB mengandung tembaga sekitar 0,52 per 1.000 pemakai (ILUNI FKUI,
tahun. Cara kerja KB ini dalam mencegah pembuahan sel telur, yaitu dengan
mencegah penebalan dinding rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi tidak bisa
bertumbuh. KB ini juga bisa membuat leher rahim dipenuhi lendir yang lengket
sehingga sperma tidak bisa masuk ke rahim. Angka kegagalan pada IUD
mengandung hormon yaitu 0,06 per 1.000 pemakai (Sulistyawati, 2012). Dari
mengandung tembaga.
Intra Uterine Devices (IUD) merupakan alat yang terbuat dari bahan yang
aman (plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga) dan dimasukkan kedalam
menjarangkan kelahiran anak (Glasier dan Gebbie, 2012). Cara kerja IUD yang
telur yang sudah dibuahi masuk ke uterus dengan menimbulkan respon peradangan
lokal di endometrium (Glasier dan Gebbie, 2006). Hal ini mungkin yang
disebabkan pada pengguna alat kontrasepsi IUD jumlah haid yang dikeluarkan
yang keluar dari tubuh akan berdampak pada tekanan darah tubuh seperti
terjadinya kurang darah atau anemia (Zannah dkk 2011). Sedangkan jumlah
perdarahan menstruasi sampai ke tingkat yang lebih sedikit akan berdampak pada
tekanan darah menurun atau hipotensi (Glassier Gebbie, 2005). Tetapi jika awal
saat haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya kemudian
tiba-tiba darah yang keluar jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari, dengan
hari, kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp).
Penelitian yang dilakukan oleh Zannah dkk (2011), didapatkan persentase akseptor
jangka waktu pemakaian sekitar 3-5 tahun. Cara kerja alat kontrasepsi implant
yang mengandung tembaga dengan dilepaskan didalam darah secara difusi melalui
dan LH, terjadi peningkatan estrogen dan kadar LH dengan cepat, terjadinya
endometrium tidak beraturan. Efek samping yang paling sering terjadi pada
7
perdarahan menstruasi dimana kadar estrogen rendah (yaitu pada siklus anovulasi
pemakaian implan dan jarang sekali yang mengalami perdarahan berat sehingga
menstruasi sedikit yang biasa disebabkan oleh perdarahan dari vagina, disertai
gejala nyeri saat berhubungan intim, infeksi, dan keputihan yang banyak akan
yaitu melepaskan 80 μg LNG setiap hari selama 6-18 bulan pertama, yang
sedikit.
aksepor IUD dan implan sangat efektif untuk mengendalikan jumlah penduduk
8
mengingat masa pakainya 3-10 tahun. Sementara kontrasepsi jangka pendek (pil
tersebut. Alat kontrasepsi IUD dan Implan yang mengandung tembaga mempunyai
Terlihat bahwa terdapat ibu-ibu pengguna alat kontarsepsi IUD dan implan yang
menstruasi yang menjadi lebih banyak atau lebih sedikit (BKKBN, 2013).
B. Rumusan Masalah
macam metode kontrasepsi yang telah tersedia. Alat kontrasepsi IUD dan Implan
menstruasi yang semakin banyak keluar dari tubuh akan terjadinya anemia
sedangkan jika sampai ke tingkat yang lebih sedikit akan terjadi tekanan darah
pada akseptor IUD sebanyak 13 orang dan implan sebanyak 103 orang. Dari hasil
KB IUD sebanyak 5 orang (50%) mengeluh menstuasi sangat banyak dari haid
biasa atau ganti pembalut 3 kali perhari dan menganggu saat senggama disebabkan
9
oleh lilitan kumparan tembaga tersebut. Selain itu, pada akseptor Implan sebanyak
dan tidak teratur mengalami pusing dengan ganti pembaut 1 kali perhari.
dampak alat kontrasepsi yang mengandung tembaga pada akseptor IUD dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
mengandung tembaga pada akseptor IUD dan Implan terhadap jumlah perdarahan
2. Tujuan Khusus
Nirmala Kalidoni.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi berbagai semua pihak
Sebagai bahan informasi dan dasar ilmiah bagi perawat yang menerapkan
Sebagai bahan masukan bagi Bidan Desa dalam peningkatan pemakaian alat
menstruasi.
Sebagai informasi bagi ibu dan keluarga untuk mengetahui mengenai metode
alat kontrasepsi yang baik dan penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi ibu
yang mengandung tembaga pada akseptor IUD dan Implan terhadap jumlah
perdarahan menstruasi.
Sasaran penelitian ini adalah ibu yang menggunakan alat kontrasepsi yang
mengandung tembaga pada akseptor IUD dan Implan di Bidan Praktik Sri
Nirmala. Penelitian ini dilakukan karena masih belum diketahui dampak alat
kontrasepsi yang mengandung tembaga pada akseptor IUD dan Implan terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
terjadi ledakan penduduk karena penduduk yang besar tanpa disertai kualitas
pembangunan Nasional.
keluarga berencana adalah bagian yang terpadu atau integral dalam sebuah
terdapat 99% kematian ibu terjadi dan tidak kurang dari 50 juta kejadian aborsi
(Gasier, 2005).
B. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
menolak, sedangkan konsepsi adalah suatu bagian pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan terjadi kehamilan. Jadi
pertemuan antara sel telur yang matang atau sempurna dengan sel sperma
(BKKBN, 2001)
(konsepsi) atau menghindari terjadinya penempelan sel telur yang telah dibuahi
terjadinya kehamilan tersebut dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat
macam metode kontrasepsi diantaranya yaitu suntik, pil KB, kondom, implan,
14
IUD (Intra Uterine Device), Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode
Operasi Pria (MOP). Cara kerja kontrasepsi hormonal maupun kontrasepsi non
pil, kontasepsi implant, alat kontrasepsi dalam rahim, kontrasepsi mantap, dan
C. Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara berkala dan siklus alami dari uterus,
Siklus ini terkadang disebut dengan istilah siklus uterus dan ovarium karena terjadi
berlangsung selama dalam 24 hingga tidak melebihi 35 hari sekali, yang lamanya
3-7 hari dengan jumlah darah haid selama berlangsung 33,2 ± 16 cc atau 60-80 ml,
ganti pembalut 2-6 kali perhari (Prawiriharjo, 2011). Kira-kira tiga per empat
darah hilang dalam dua hari pertama, pada wanita dengan usia <35 tahun
cenderung kehilangan lebih banyak darah dibanding pada wanita dengan usia >35
tahun yang biasanya terjadi pada umur 49-50 tahun (ALK, 2013). Pada wanita
yang mengalami anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak
anemia. Dihitung dari periode menstruasi terakhir disertai dengan 12 bulan periode
Pada setiap siklus haid, FSH dikeluarkan lobus anterior hipofisis sehingga
kadang satu folikel juga lebih dari satu berkembang menjadi folikel degraf yang
membuat estrogen menekan produksi FSH, sehingga pada lobus anterior hipofisis
mengeluarkan hormon gonadotopin yang kedua yaitu: LH. Produksi kedua hormon
tersebut terlihat dari adanya estrogen pada pertengahan siklus, sehingga tidak
terdapatnya puncak-puncak FSH dan LH pada pertengahan siklus dan supresi post-
ovulasi, peninggian progesteron dalam serum dan pregnanediol dalam urin yang
tetapi tidak seluruhnya, masih ada sedikit estrogen yang didapatkan dari ovarium
menyebabkan penurunan yang cepat dari produksi estrogen dan progesteron oleh
meskipun terjadi ovulasi, produksi progesteron yang kurang dari corpus luteum
Pemberian progesterone yang secara sistemik dan untuk jangka waktu yang
implantasi kehamilan ektopik tuba pada wanita yang pemakaian kontrasepsi yang
mungkin dapat menyebabkan fungsi corpus luteum tidak adekuat pada siklus haid
terlihat lendir serviks yang kental, sehingga mortilitas dan daya penetrasi dari
2009).
efektif, aman, dan nyaman bagi sebagian wanita. Alat yang terbuat dari bahan
yang aman (plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga) dan dimasukkan
kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih yang memiliki jangka
monogamy. Efek samping yang paling utama terjadi menstruasi yang banyak
system (IUS). Memakai AKDR beberapa kali lebih aman daripada menjalani
Saat ini AKDR yang ada termasuk dalam tiga golongan utama: insert,
bermacam-macam. Semua alat yang saat ini tersedia memiliki satu atau dua
jauh lebih efektif. Tipe ini tidak agi diproduksi walaupun sebagian wanita
digunakan selama 5-10 tahun dengan sedikit variasi dari satu negara ke
lebar 32 mm, 20 mm2 luas permukaan Cu dengan inti Ag didalam kawat Cu-
Semua alat tersebut terdiri dari sebuah rangka plastic dengan kawat tembaga
pembuatnya,
Alat ini, yang disetujui pemakaiannya di Finlandia dan Swedia sejak tahun
1990. Mendapat lisensi di Inggris pada tahun 1995 dengan nama dagang
dari sebuah rangka Nova-T dengan sebuah kolom KNG di dalam suatu
batang vertical alat. Alat ini terdapat 52 mg LNG yang dilepaskan dengan
3. Cara kerja
atas menjadi berkurang. Perubahan cairan uterus dan tuba menganggu viabilitas
gamet, baik sperma dan ovum yang diambil dari pemakai AKDR yang
4. Efektivitas
1 tahun sebesar 2-3 % untuk AKDR inert dan untuk AKDR yang mengandung
tembaga menjadi kurang dari 0,5 % untuk AKDR yang lebih baru yang
mengandung tembaga lebih dari 300 mm2. Angka kegagalan bahkan lebih
21
rendah terjadi pada wanita lebih tua yang kesuburannya secara alamiah sudah
100 tahun pada wanita dengan hasil observasi menunjukkan tidak ada
5. Keunggulan
Keunggulan dari kontrasepsi AKDR, antara lain: (Glasier dan Gebbie, 2000).
dalam hal waktu atau usaha, dari pihak wanita untuk mencapai efektifitas
ada kaitan dengan koitus, sehingga alat ini menarik bagi banyak pemakai.
b. Biaya
AKDR modern bersifat efektif dan bekerja lama sementara AKDR tembaga
sehingga sangat efektif dari segi biaya. Namun, LNG-IUS harganya mahal,
AKDR tembaga berangka yang kurang dari £10 dan untuk GyneFix tanpa
c. Manfaat ginekologis
(Sturridge dan guillebaud, 1997). Alat ini mengurangi secara jelas jumlah
d. Reversibilitas
e. Keganasan
6. Kerugian
Kerugian dari kontrasepsi AKDR, antara lain: (Glasier dan Gebbie, 2000).
Efek samping yang sering terjadi pada pemakai AKDR tembaga adalah
menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Lebih dari 10% pemakai
b. Infeksi
Angka PRP keseluruhan pada pemakai AKDR adalah sekitar 1,4-1,6 kasus
per 1000 wanita selama tahun pemakaian, yaitu dua kali lipat dibandingkan
meningkat selama 20 hari pertama pemakaian (9,7 per 1000). Hal ini
yang tidak terdeteksi atau pemasang tidak mengikuti prosedur aseptic yang
pada wanita.
24
c. Ekspulsi
AKDR dapat keluar atau berpindah dari rongga rahim secara spontan.
dari 3 sampai 10% pada tahun pertama pemakaian, bergantung pada usia
dan paritas pemakai, penentuan waktu pemasanagn dan tipe AKDR, serta
keahlian petugas yang mesang alat tersebut. Angka ekspulsi di tahun kedua
dan berikutnya tetap rendah untuk alat yang memiliki rangka. Pemasanagan
d. Perforasi
Perforasi uterus merupakan suatu kejadian yang jarang (kurang dari 1 dalam
risiko perforasi fundus lebih besr pada awall periode pascapartum sebelum
perhatian khusus.
7. Indikasi
jangka panjang lagi mereka yang mungkin sudah melengkapi keluarga mereka
kontrasepsi darurat.
8. Kontraindikasi
Kontraindikasi dari kontrasepsi AKDR, antara lain: (Glasier dan Gebbie, 2000)
Kontraindikasi mutlak
patologi uterus atau serviks sudah dapat disingkirkan, maka AKDR dapat
dipasangkan.
d. IMS atau PRP yang aktif atau baru terjadi (dalam 3 bulan terakhir).
Kontraindikasi relative
hubungan yang baru atau tidak stabil, maka risiko PRP dan infertilitas
wanita tersebut untuk menggunakan metode lain dan risiko kehamilan yang
tidak direncanakan.
c. Baru didapatkan terapi untuk infeksi panggul. Riwayat satu kali mengidap
d. Usia dan nuliparitas. Usia dan nuliparitas itu sendiri bukan merupakan
usia muda berisiko lebih tinggi terjangkit IMS karena tingkat aktivitas
pemasangan AKDR.
yang mendapat heparin atau warfarin. LNG-IUS lebih sesuai bagi para
E. Kontrasepsi Implan
1. Pengertian Implan
tahun yang terdiri dari enam kapsul karet silikon (masing-masing mengandung
Jenis alat Implan menurut Dewi & Tri (2011), ada 3 macam meliputi:
a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang dari 3,4 cm,
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih yang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonogestrel dan lama kerja 3
tahun.
29
3. Cara kerja
4. Efektivitas
a. Angka kegagalan Norplant: didapatkan bahwa < 1 per 100 wanita-per tahun
dalam 5 tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD
b. Efektifitas Norplant sedikit berkurang setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6
setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah angka yang besar
hormonnya.
5. Keunggulan
macam yaitu :
30
a. Keuntungan Kontrasepsi
3) Memperbaiki anemia
6. Kerugian
Menurut Dewi & Tri (2011), alat kontrasepsi Implan memiliki beberapa
1) Amenorrhea
Setelah masa siklus haid yang teratur terjadinya amenorrhea. Jika tidak
pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada suatu masalah dan klien
tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Tetapi jika bila klien
50 mcg EE) selama 1 siklus pertama dan Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali
sehari x 5 hari) dan terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan
setelah pil kombinasi jika akan kehabisan. Bila terjadi perdarahan lebih
banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan
dapat saja timbul. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu terlihat.
insersi. Bila tidak terjadi infeksi dan kapsul lain bearti masih berada pada
tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang secara
berbeda. Bila ada infeksi cabut semua kapsul yang ada dan pasang kapsul
3) Infeksi pada daerah insersi. Bila infeksi tanpa adanya nanah: bersihkan
dengan sabun dan air atau antiseptic lalu berikan antibiotik yang sesuai
untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan minta klien kontrol 1 minggu
lagi. Bila tidak membaik, lepas implan dan pasang yang baru pada lengan
lain atau ganti cara. Bila ada abses: bersihkan dengan antiseptik,
kemudian insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lalu lakukan
7. Indikasi
mengandung estrogen
8. Kontraindikasi
F. Tembaga
1. Pergertian Tembaga
logam ini berbentuk Kristal dengan warna kemerahan. Dalam table periodic
Ahmed et al. 2002), namuun tembaga nii sangat dibutuhkan tubuh meski
bila Cu ini telah masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah besar atau
perkilogram berat tubuh. Konsumsi tembaga yang baik bagi manusia adalah
2,5 mg/kg berat tubuh/hari bai orang dewasa dan 0,05 mg/kg berat
yang berperan dalam pembebasan besi dari sel ke plasma. Tembaga juga
ml, Metabolisme "Cu" diangkut oleh albumin terikat dgn serulo plasmin.
Penyakit defisiensi "Cu" atau gejala Anemia, gangguan pada saraf & tulang,
luka-luka pada kulit sedangkan penyakit toksisitas "Cu“ atau gejala sakit
dari anemia yang memang disebabkan kurangnya zat besi dalam tubuh, karena
tembaga turut berperan dalam oksidasi ion fero menjadi ion feri dalam
2012).
yang dalam periode waktu tertentu akan menyebabkan munculnya efek yang
terjadinya kerusakan organ jaringan seperti gangguan ginjal dan liver (Novita
dkk, 2015).
masuk ke dalam tubuh dengan cepat masuk ke peredaran darah dan didistribusi
(Syaifuddin, 2011).
liang vagina, hal ini dimaksudkan agar keberadaannya bisa diperiksa oleh
hidup sperma dan ovum karena adanya perubahan pada tuba dan cairan
37
uterus. Hal ini dikarenakan adanya IUD yang dianggap sebagai benda asing
pada IUD juga bersifat toksik terhadap sperma dan ovum. Demikian pula
terbunuh oleh leukosit yang timbul dalam cairan uterus sebagai hasil dari
rangsangan tembaga.
menghambat laju sperma supaya tidak bisa mencapai sel telur yang berada
ini bisa diibaratkan sebagai jalan berkelok yang akan dilalui sel sperma
reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu untuk
tempat nidasi.
39
hipotalamus
dikendalikan oleh dikendalikan oleh
Gangguan terhadap mekanisme umpan mekanisme umpan
sekresi GnRH akan balik lengkung balik lengkung
menyebabkan panjang pendek
gangguan terhadap
poros di bawahnya
steroid ovarium gonadotropin hipofisis
terjadinya anovulasi,
amenore dan gangguan melepaskan hormon
haid lainnya. Hormon ini perangsang folikel (follicle
berperan dalam stimulating hormone,
mempersiapkan FSH) dan hormone
endometrium untuk luteinisasi (luteinising
implanasi hormone,LH)
Mengakibatkan pengelupasan
endometrium tak beraturan kadar LH pada
pertengahan siklus haid
sintesis pembakal androgen di dalam stroma ovarium yang akan diubah menjadi
estrogen di dalam folikel. LH hanya akan bekerja jika ada FSH, kedua hormon
ini bersifat sinergistik. Terjadinya gangguan pada sekresi salah satu atau
akan mengalami proses ovulasi. Pada saat terjadi haid, kadar estrogen cepat
merosot dan menetap dalam kadar yang rendah pada tahap dini fase folikuler.
G. Penelitian Terkait
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu dan Siti (2015) tentang
responden KB Implan baru (<12 bulan) dan 13 reponden KB Impan lama (>12
diketahui IUD 60 orang dan 356 pengguna Suntik. Diperoleh angka yang
Significancy 0,201. Dan hasil uji statistic didapatkan nilai p >0,05, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara keluhan ibu yang
“Perbedaan Siklus Menstruasi Antara Ibu Yang Menggunakan AKDR Dan Alat
random sampling, diketahui IUD dan Suntik sebanyak 44 orang. Hasil uji
perbedaan yang berarti antara siklus menstruasi pada penggunaan AKDR dan
menstruasi yang terjadi pada penggunaan AKDR adalah 23.91 hari sedangkan
42
21.08 hari.
injeksi. Dan hasil uji statistic didapatkan nilai P adalah 0.006 dengan signifikan
kurang dari 0,05, berarti ada perbedaan yang signifikan antara siklus menstruasi
injeksi dengan siklus haid pada perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi
IUD lebih baik yang jumlah haid yang keluar 2 kali lebih banyak dibandingkan
suntik mempunyai siklus haid pendek yaitu >28 hari atau 2 kali dalam sebulan
5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriatun dan Dyah (2011) tentang
diketahui 98 orang (54,7%) lebih dari akseptor implan yang 81 orang (53,3%).
Dan hasil uji statistic didapatkan nilai p = 0,003 yang lebih kecil dari α = 0,05
43
keluhan gangguan menstruasi pada KB suntik DMPA lebih banyak dari pada
KB implant.
T380A dan hasil uji statistic didapatkan nilai p > 0,05, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan sitologi serviks uteri dengan pemakaian akdr cu
dan perdarahan
44
Sumber : (Zannah dkk 2011; Glassier Gebbie, 2006; BKKBN, 2011; Proverawati
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Kerangka Konsep
penelitian ini hanya terdapat satu variabel (variabel tunggal) yaitu jumlah
tembaga.
Metode kontraseps :
1. Suntik
2. Pil KB
3. Kondom
4. IUD (Intra Uterine Device), Jumlah perdarahan
5. Implan menstruasi
6. Metode Operasi Wanita (MOW)
7. Metode Operasi Pria (MOP):
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak ditelit
46
B. Desain Penelitian
tujuan dan kegiatan tertentu (Sugiyono, 2014). Jenis penelitian ini adalah
C. Hipotesis
2014).
1. Ada dampak alat kontrasepsi yang mengandung tembaga pada akseptor IUD
2. Tidak ada dampak alat kontrasepsi yang mengandung tembaga pada akseptor
D. Definisi Operasional
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi atau sama rata yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
sebanyak 103 orang di Bidan Praktik Sri Nirmala Kalidoni dengan jumlah
2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampling, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yag diteliti, ibu yang
Implan yang ada di Bidan Praktik Sri Nirmala Kalidoni yang memenuhi
kriteria insklusi yaitu kriteria yang dapat mewakili dari sampel penelitian dan
n = N/1+N (d)2
N= besar populasi
n = N/1+N (d)2
= 116/ 1+1.16
= 116/2.16
= 53,70≈54
= 116/ 13x54
= 7 orang
= 116/ 103x54
= 48 orang
kontrasepsi Implan 48 orang yang ada di Bidan Praktek Sri Nirmala Kalidoni
dari populasi dilakukan secara tidak acak yang memperhatikan strata yang ada
F. Tempat Penelitian
penelitian dipilih oleh peneliti atas dasar hasil observasi terkait banyaknya
tresebut.
G. Waktu Penelitian
Oktober 2016
November-Desember 2016
Tahap penyusunan : Laporan hasil data sidang skripsi pada bulan Desember
2016
H. Etika Penelitian
penelitian terhadap warganya jika ditemukan yang sesuai dengan kriteria yang
1. Beneficience (manfaat)
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari dampak jalat
kegiatan penelitian.
penelitian dan bersikap adil dengan memberikan tindakan yang sama kepada
dampak atau akibat dari penelitian ini. Setelah mendapat penjelasan. Semua
52
hanya menuliskan kode saja. Kode ini merupakan pemberian nomor untuk
6. Confidentiality (kerahasiaan)
keseluruhan proses penelitian telah selesai. Hanya kelompok skor dan hasil
1. Jenis Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu data
observasi dan data sekunder diperoleh dari hasil catatan laporan rekapitulasi
tahunan yang jumlah akseptor KB IUD dan Implan di Bidan Praktek Sri
Nirmala.
dengan cara menggunakan lembar observasi yang diisi dari hasil dokumentasi
mengandung tembaga dan keluhan yang biasa dirasakan di Bidan Praktek Sri
menstruasi antara ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD dan Implan yang
mengandung tembaga.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
mengukur jumlah perdarahan dengan alat timbangan digital portable scale SF-
400.
dilakukan uji kalibrasi. Uji kalibrasi alat ukur timbangan digital portable
200 gram. Adapun cara dilakukan uji kalibrasi pada alat ukur timbangan
Dimana:
ke-i
12) Jika koreksi lebih besar dari 3σ, dimana σ adalah standar deviasi dari
disetel
c. Peneliti melakukan pengolahan data dan analisa data secara manual dengan
3. Tahap Penutup
penelitian.
1. Pengolahan data
lembar kuesioner sudah lengkap atau belum dan diisi untuk menunjang
sebelumnya.
artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan
c. Scoring (Penilaian)
program SPSS.
2. Analisa data
diteliti, baik variabel bebas maupun terikat. Pada penelitian ini ingin
60
61
61
62
62