Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Spektroskopi nuklir magnetik resonansi melibatkan perubahan keadaan perputaran momen


nuklir magnetik, ketika intinya mengabsorpsi radiasi elektromagnetik dalam suatu medan magnet
yang kuat. Dua jenis spektroskopi yang dipakai sekarang adalah NMR H1 (proton) dan NMR
C13(karbon 13). Spektrum nmr proton sangat berguna untuk menentukan bagian hidrogen dari
suatu senyawa. Pada tahun-tahun akhir ini, spektroskopi nmr proton dipakai sebagai alat standar
dalam proyek kedokteran untuk mengukur berat jenis jaringan sehingga dapat menunjukkan
tempat tumor pada jaringan tersebut. Spektroskopi nmr C13, suatu alat paling baru dipakai untuk
mengidentifikasi perbedaan macam – macam karbon dalam suatu senyawa.
Spektroskopi nmr didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti – inti atom tertentu
dalam molekul organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.

Blonch dan Purcell menemukan bahwa inti atom berorientasi terhadap medan magnet.
Setiap proton di dalam molekul yang sifat kimianya berbeda akan memberikan garis-garis
resonansi orientasi magnet yang berbeda. Ini adalah awal lahirnya Nuclear Magnetic Resonance
(NMR).

Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling
mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan struktur dari
komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia
sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia [1,2].
Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H)
secara histori adalah salah satu yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya
digunakan pada studi molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan
jumlah yang sangat besar [3,4,5,6].
Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang menjelaskan pertama
bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua, jumlah pita dalam spektrum
menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda pada molekul dimana hidrogen
melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi utama pada spektrum NMR menunjukkan
perubahan kimia.

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari neuclear magnetic resonance (NMR) dan kegunaan alat tersebut?
b. Sebutkan bagian dan jenis neuclear magnetic resonance (NMR)?
c. Bagaimana cara pengaplikasian neuclear magnetic resonance (NMR)?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian neuclear magnetic resonance (NMR).
b. Untuk mengetahui bagian dan jenis neuclear magnetic resonance (NMR).
c. Untuk mengetahui pengaplikasian neuclear magnetic resonance (NMR).
BAB II
PEMBAHASAN

1. NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (NMR)

1.1 Definisi Neuclear Magnetic Resonance (NMR)

Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling
mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan struktur dari
komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia
sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia.
Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H)
secara histori adalah salah satu yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya
digunakan pada studi molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan
jumlah yang sangat besar.

Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang menjelaskan


pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua, jumlah pita dalam
spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda pada molekul dimana
hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi utama pada spektrum NMR
menunjukkan perubahan kimia. Ini sangat penting untuk menduga bagian dari spektrum NMR
yang mengandung informasi tentang lingkungan masing-masing atom hidrogen dan struktur
dari komponen yang dipelajari. Informasi ketiga bahwa sebuah spektrum NMR menentukan
perbandingan luas/daerah pita yang berbeda, ini menjelaskan jumlah atom hidrogen yang relatif
yang keluar pada masing-masing posisi pada molekul yang diperoleh.

Perbandingan ini petunjuk/bukti langsung struktur dari struktur molekul dan harus
mutlak sesuai untuk beberapa struktur yang diusulkan sebelum struktur tersebut kemungkinan
dipertimbangkan benar. Struktur kompleks pita-pita dapat mengandung informasi tentang jarak
yang memisahkan beberapa atom hidrogen yang melewati ikatan kovalen dan penyusun spasial
atom hidrogen yang melekat pada molekul, termasuk struktur dasarnya. Struktur dasar
menunjukkan pembungkusan atau penggabungan molekul yang memiliki ikatan yang panjang,
seperti struktur spiral DNA. Struktur kompleks pita NMR pada mulanya spin coupling diantara
beberapa atom hidrogen. Penggabungan ini merupakan perputaran fungsi jarak melintasi ikatan
dan geometri molekul. Dalam kasus molekul kecil, pita yang kompleks mungkin disimulasikan
tepat dengan perhitungan mekanika kuantum atau didekati menggunakan mekanika kuantum
yang sesuai dengan aturan.

1.2 Kegunaan Nuclear Magnetic Resonance

Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektra NMR. Pada umumnya metode ini
berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa atau rumus bangun molekul senyawa
organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat digunakan untuk tujuan tersebut,
analisis spektra NMR mampu memberikan informasi yang lebih lengkap.

NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru,
kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam
larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR merupakan alat yang
dikembangkan dalam biologi struktural. Dasar dari spektroskopi NMR adalah absorpsi radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh inti atom. Frekuensi radio yang digunakan
berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz. Bahkan, baru-baru ini ada spektrometer NMR yang
menggunakan radio frekuensi sampai 500 MHz. Inti proton (atom hidrogen) dan karbon
(karbon 13) mempunyai sifat-sifat magnet. Bila suatu senyawa mengandung hidrogen atau
karbon diletakkan dalam bidang magnet yang sangat kuat dan diradiasi dengan radiasi
elektromagnetik maka inti atom hidrogen dankarbon dari senyawa tersebut akan menyerap
energi melalui suatu proses absorpsi yang dikenal dengan resonansi magnetik. Absorpsi radiasi
terjadi bila kekuatan medan magnet sesuai dengan frekuensi radiasi elektromagnetik. Proton
tunggal 1H adalah isotop yang paling penting dalam hidrogen. Isotop ini melimpah hampir
100% dan jaringan hewan mengandung 80% air. 1H memproses momen magnetik yang besar
dari inti yang penting secara biologi. Ketika pada medan magnet konstan, frekuensi NMR dari
inti hanya bergantung pada momen magnetnya, frekuensi 1H paling tinggi pada spektrometer
yang sama. Sebagai contoh, pada spektrometer 360MHz untuk 1H, frekuensi untuk 31P adalah
145,76 MHz dan untuk 13C adalah sekitar 90MHz..

Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat
digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis seperti
perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai untuk
memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini dapat digunakan untuk
berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.

Aplikasi Spektroskopi NMR. Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi atau


menjelaskan informasi struktur rinci tentang senyawa kimia. Sebagai contoh:

1. Menentukan kemurnian obat-obatan.


2. Mengidentifikasi kontaminan dalam makanan, kosmetik, atau obat-obatan
3. Membantu ahli kimia penelitian menemukan apakah reaksi kimia telah terjadi di situs yang
benar pada molekul.
4. Mengidentifikasi obat disita oleh polisi dan agen bea cukai.
5. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan memiliki sifat yang
diinginkan.
2. Bagian dan jenis neuclear magnetic resonance (NMR)

a. Magnet
Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan magnetnya. Resolusi
akan bertambah dengan kenaikkan kekuatan medannnya, bila medan magnetnya
homogen elektromagnet dan kumparan superkonduktor (selenoids). Magnet permanen
mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai dengan frekuensi oskilator antara 30-
60 MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnet bersifat peka terhadap
temperatur. Elektromagnet memerlukan sistem pendingin, elektromagnet yang banyak
di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHz untuk proton. NMR beresolusi
tinggi dan bermagnet superkonduktor dengan frekuensi proton 470 MHz. Pengaruh
fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem pengunci frekuensi, dapat berupa tipe
pengunci eksternal atau internal. Pada tipe eksternal wadah senyawa pembanding
dengan senyawa sampel berada pada tempat terpisah, sedang pada tipe internal senyawa
pembanding larut bersama-sama sampel. Senyawa pembanding biasanya tetrametilsilan
(TMS).
b. Generator medan magnet penyapu
Suatu pasangan kumparan terletak sejajar terhadap permukaan magnet, digunakan untuk
mengubah medan magnet pada suatu range yang sempit. Dengan memvariasikan arus
searah melalui kumparan ini, medan efektif dapat diubah-ubah dengan perbedaan
sekitar 10-3 gauss. Perubahan medan ini disinkronisasikan secara linier dengan
perubahan waktu. Untuk alat 60 MHz (proton), range sapuannya adalah 235 x 10-3
gauss. Untuk F19, C13, diperlukan sapuan frekuensi sebesar 10 KHz.
c. Sumber frekuensi radio
Sinyal frekuensi oskilasi radio (transmiter) disalurkan pada sepasang kumparan yang
possinya 90º terhadap jalar dan magnet. Suatu oskilator yang tetap sebesar 60, 90 atau
100 MHz digunakan dalam NMR beresolusi tinggi.
d. Detektor sinyal
Sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh inti yang beresolusi dideteksi dengan
kumparan yang mengitari sampel dan tegak lurus terhadap sumber. Sinyal listrik yang
dihasilkan lemah dan biasanya dikuatkan dulu sebelum dicatat.
e. Perekaman (Rekorder)
Pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan medan, rekorder mengendalikan
laju sapuan spektrum. Luas puncak dapat digunakan untuk menentukan jumlah relatif
inti yang mengabsorpsi.
f. Tempat sampel dan kelengkapannya (Tempat sampel dan probe)
Tempat sampel merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat diisi cairan sampai
0,4 ml. Probe sampel terdiri atas tempat kedudukan sampel, sumber frekuensi penyapu
dan kumparan detektor dengan sel pembanding. Detektor dan kumparan penerima
diorientasikan pada 90º. Probe sampel menggelilingi tabung sampel pada ratusan rpm
dengan sumbu longitudinal.

3. Aplikasi neuclear magnetic resonance (NMR)

1. Bidang Kedokteran
Spektroskopi NMR merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi struktural.
NMR manjadi sebuah teknik alternatif selain kristalografi X-Ray, untuk memperoleh
informasi struktur dan resolusi dinamik atomik dan studi interaksi molekuler dari
makromolekul biologi pada kondisi larutan secara fisiologi. Usaha sangat penting untuk
memperluas aplikasi NMR untuk sistem molekul yang lebih besar, karena jumlah yang
lebih besar secara biologi dibutuhkan kompleks makromolekul dan makromolekuler
yang memiliki massa molekuler melebihi range yang sacara prakis digunakan untuk
spektroskopi NMR konvensional dalam larutan. Peningkatan ukuran ini memberikan
batasan, contohnya, penentuan struktur protein yang tidak dapat dikristalkan, termasuk
membran protein integral, penelitian interaksi molekuler melibatkan molekul besar dan
penghimpunan makromolekuler, dan penentuan struktur dari oligonukleotida yang lebih
besar dan kompleks dengan protein.

2. Bidang Biologi Molekuler


NMR pada biologi melekuler dilakukan pada sample dalam bentuk larutan yang
terlebih dahulu dilakukan pemurnian atau ekstraksi. Dengan NMR dapat diketahui
struktur molekulernya dan perubahan yang terjadi ketika mendapat ganguan dari luar
(rangsangan, penyakit atau penambahan zat lain). Untuk protein dan protein komplek
dengan massa molekuler sekitar 25-30 kDa kualitas spektra menurun dengan cepat
membatasi mayor A ketika bekerja dengan makromolekul besar yang berasal dari
kecepatan relaksasi tinggi signal NMR, menyebabkan garis tajam yang melebar, yang
berpindah menuju resolusi spektra yang lebih sedikit dan perbandingan signal-to-noise
yang rendah. Banyak peningkatan kualitas spektra NMR dari biologi makromolekuler
dengan massa molekuler sekitar diatas 25 kDa dapat diperoleh dengan deuterasi, teknik
yang telah dipakai dalam biologi NMR selama lebih dari 30 tahun. Dikombinasikan
dengan label 15N dan 13C, label 2H mengalami pemulihan yang sangat mengesankan
sekitar 10 tahun yang lalu dan telah menjadi alat yang paling penting untuk menentukan
struktur yang lebih besar dalam larutan.

3. Studi Larutan NMR pada Protein Membran


Protein membran berperan pada beberapa fungsi fisiologi yang penting, dan
dalam membentuk kunci target obat-obatan. Studi struktural protein membran oleh X-
ray crystallography atau oleh NMR spektroskopi lebih sulit daripada untuk protein
yang dapat dilarutkan. Karena sistem membran yang nyata terlalu besar untuk diteliti
dengan ekperimen larutan NMR, protein membran sering diencerkan dalam detergen
misel. Dari sistem micellar, spektra dapat diperoleh menggunakan TROSY (Transverse
Relaxation-Optimized Spectroscopy). Membran protein dalam detergen/lemak misel
menghasilkan sedikit resonansi NMR dan sinyal overlap berkurang daripada protein
globular dari massa molekuler yang sama. Walaupun molekul detergen dapat
menunjukkan fraksi yang besar dari keseluruhan massa yang besar dari pencampuran
misel, pelabelan isotop yang sesuai seperti tanda 13C, 15N dari protein dan atau
menggunakan detergen deuterasi, memastikan bahwa sinyal NMR protein dapat
dideteksi dengan besar atau tanpa interferensi dari sinyal molekul detergen.
4. Bagan alat dan keterangan komponennya

Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut (Khopkar, 2003 &
Sastrohamidjojo, 1994) :

1. Magnet ; kekuatan magnet menentukan akurasi dan kualitas suatu alat NMR. Ada tiga
jenis magnet yang dipakai :
 Magnet permanen
 Elektromagnet
 Magnet superkonduksi
Magnet Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan magnetnya.
Resolusiakan bertambah dengan kenaikkan kekuatan medannnya, bila medan
magnetnyahomogen elektromagnet dan kumparan superkonduktor (selenoids).
Magnetpermanen mempunyai kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai dengan
frekuensioskilator antara 30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnet
bersifatpeka terhadap temperatur. Elektromagnet memerlukan sistem
pendingin,elektromagnet yang banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100
MHzuntuk proton. NMR beresolusi tinggi dan bermagnet superkonduktor dengan
frekuensiproton 470 MHz. Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem
penguncifrekuensi, dapat berupa tipe pengunci eksternal atau internal. Pada tipe
eksternalwadah senyawa pembanding dengan senyawa sampel berada pada tempat
terpisah,sedang pada tipe internal senyawa pembanding larut bersama-sama sampel.
Senyawapembanding biasanya tetrametilsilan (TMS).

2. Generator medan magnet penyapu ; Suatu pasangan kumparan terletak sejajar terhadap
permukaan magnet, digunakan untuk mengubah medan magnet pada suatu range yang
sempit. Dengan memvariasikan arus searah melalui kumparan ini, medan efektif dapat
diubah-ubahdengan perbedaan sekitar 10-3 gauss. Perubahan medan ini disinkronisasikan
secaralinier dengan perubahan waktu. Untuk alat 60 MHz (proton), range sapuannya
adalah235 x 10-3gauss. Untuk F19, C13, diperlukan sapuan frekuensi sebesar 10 KHz.
3. Sumber frekuensi radio, sinyal frekuensi oskilasi radio (transmiter) disalurkan pada
sepasang kumparan yangpossinya 90º terhadap jalar dan magnet. Suatu oskilator yang
tetap sebesar 60, 90atau 100 MHz digunakan dalam NMR beresolusi tinggi.
4. Detektor sinyal Sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh inti yang beresolusi dideteksi
dengan kumparan yang mengitari sampel dan tegak lurus terhadap sumber. Sinyal listrik
yangdihasilkan lemah dan biasanya dikuatkan dulu sebelum dicatat.
5. Perekaman (Rekorder) Pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan medan,
rekorder mengendalikan laju sapuan spektrum. Luas puncak dapat digunakan
untukmenentukan jumlah relatif inti yang mengabsorpsi.
6. Tempat sampel dan kelengkapannya (Tempat sampel dan probe) Tempat sampel
merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat diisi cairansampai 0,4 ml. Probe
sampel terdiri atas tempat kedudukan sampel, sumber frekuensi penyapu dan kumparan
detektor dengan sel pembanding. Detektor dan kumparan penerima diorientasikan pada
90º. Probe sampel menggelilingi tabung sampel pada ratusan rpm dengan sumbu
longitudinal.
Untuk NMR beresolusi tinggi, sampel tidak boleh terlalu kental. Biasanya digunakan konsentrasi
larutan 2-15%. Pelarut yang baik unutk NMR sebaiknya tidak mengandung proton seperti CS2,
CCl4. Pelarut–pelarut berdeuterium juga sering digunakan seperti CDCl3 atau C6D6. (Khopkar,
2003).
Daftar Pustaka
 Khopkar, S. (2003). Konsep Dasar kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

 Sastrohamidjojo, H. (1994). Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (Nuclear Magnetic


Resonance, NMR). Yogyakarta: Liberty.

 TMS,

Anda mungkin juga menyukai