Anda di halaman 1dari 22

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan

1 Perubahan perfusi jaringan Mempertahankan tingkat MANDIRI


cerebral berhubungan dengan : kesadaran/perbaikan kognisi dan □ Tentukan faktor-faktor yang
□ Interupsi aliran darah, fungsi motorik/sensasi menjadi penyebab koma/
gangguan eklusif, heroragi penurunan perfusi serebral dan
□ Vasospasme serebral, Kriteria hasil: potensi terjadinya peningkatan
TIK
edema serebral  Kesadaran kompos mentis
□ Pantau/catat status nuerologis
Ditandai dengan: (GCS : 15)
sesering mungkin dan
□ Perubahan tingkat  Tanda-tanda fital: bandingkan dengan keadaan
kesadarn TD : 120/80 mmhg normal
□ Kehilangan memori N : 60/80 x/m □ Pantau/catat TIV, seperti:
□ Perubahan dalam respon RR : 16-24 x/m  Adanya hipertensi/
motorik/sensori T : 36,5-37,20C hipotensi, bandingkan TD
□ Gelisah  Tidak ada tanda-tanda pada kedua lengan
peningkatan TIK:  Frekwensi dan irama
□ Defisit sensori
 Nyeri kepala jantung auskultasi adanya
□ Deficit bahasa
 Muntah projektif mur-mur
□ Defisit intelektual  Catat pola dan irama
 Pernafasan cepat
□ Derfisit emosi dari pernafasan seperti
 Penurunan
□ Perubahan TTV adanya periode apnea setelah
kesadaran pernafasan hiperventilasi,
TD :
 Ubun-ubun pernafsan cheyne-sloke
N :
menonjol □ Evaluasi pupil, ukuran,
RR :
T :  Gangguan bentuk simetris, reaksi terhadap
□ GCS penglihatan cahaya
Mata  Gangguan motorik □ Catat perubahan dalam
 Gangguan sensorik penglihatan (adanya kebutaan,
Motorik gangguan lapang pandang)
verbal kejang
 Gangguan regulasi □ Atur posisi kepala dengan
posisi 15-45o dengan posisi
suhu
tubuh anatomis
□ Pertahankan keadaan tirah
baring
□ Ciptakan lingkungan yang
tenang, batasi pengunjung /
aktivitas klien
□ Berikan istirahat secara
periodik antara aktivitas
perawatan dan batasi setiap
prosedur tindakan
□ Cegah terjadinya mengejan,
pernafasan yang memaksaatau
batuk yang terus menerus
□ Kaji rigiditas nukal (kaku
kuduk) adanya kedutan,
kegelisahan, peka ransang, dan
serangan kejang

KOLABORASI
□ Berikan oksigen sesuai
indikasi
□ Berikan obat sesuai dengan
indikasi
□ Pantau hasil pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
2 Kerusakan mobilitas fisik Pasien melakukan mobilitas fisik Mandiri
berhubungan dengan selama dalam perawatan □ Kaji Kemampuan Otak
□ Kerusakan neuromuscular, Secara Fungsional/Luasnya
kelemahan, parestesia Kriteria hasil: Kerusakan Awal, Klasifikasikan
□ Kerusakan perceptual/  Tidak ada kontraktur, Melalui Skala 0-4 (Skala
Ketergantungan)
kognisi footdroop
0 = Tidak Butuh Bantuan
□ Flaksid/paralysis hipotonik  Meningkatkan kekuatan 1 = Butuh Bantuan Sedikit
□ Paralysis spastis oto pada rentang 2 = Butuh Bantuan Sederhana
 kiri : 5/5 Tanpa Peralatan Khusus
Ditandai dengan:  kanan : 5/5 3 = Pasien Butuh Bantuan/
□ Ketidak mampuan  dapapt melakukan aktifitas Peralatan Khusus
bergerak  integritas kulit baik 4 = Pasien Sangat Tergantung
□ Kerusakan koordinasi  pasien mampu □ Ubah Posisi Minimal Tiap 2
mempertahankan gerak setelah Jam (Telentang-Miring)
□ Keterbatasan rentang □ Atur Posisi Telungkup 1x
fase akut
gerak Atau 2x Sehari Jika Pasien
 mampu mempertahankan
□ Penurunan kekuatan otot Dapat Mentoleransinya
keseimbangan tubuh
 tromboplebitis tidak ada □ Lakukan Latihan Rentang
Gerakan Aktif Dan Pasif Pada
Semua Ektremitas
□ Anjurkan Melakukan Latihan
Seperti Latihan Kuadrisep/
Gluteal, Meremas Bola Karet,
Melebarkan Jari-Jari Kaki Dan
Telapak Tangan
□ Sokong Ektremitas Dalam
Posisi Fungsionalnya, Gunakan
Papan Kaki (Foot Board)
Selama Periode Paralisis Flaksid
□ Pertahankan Posisi Kepala
Pada Posisi Anatomis
□ Bantu Untuk Keseimbangan
Duduk (Seperti Meninggikan
Bagian Kepala Tempat Tidur),
Bantu Untuk Duduk Posisi
Tempat Tidur
□ Observasi Daerah Yang
Terkena Termasuk Warna,
Edema, Atau Tanda Lain Dari
Gangguan Sirkulasi
□ Inspeksi Kulit Terutama Pada
Daerah Yang Menonjol Secara
Teratur, Lakukan Massase Dan
Berikan Alat Bantu Seperti
Bantalan Lunak Kulit Sesuai
Kebutuhan

KOLABORASI
□ Konsultasikan dengan ahli
fisioterapi
□ Berikan obat sesuai
indikasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
3 Kerusakan komunikasi verbal dan Mampu berkomunikasi baik MANDIRI
atau tertulis berhubungan dengan secara lisan maupun tulisan □ Kaji tipe/derajat disfungsi
□ Kerusakan sirkulasi (seperti sulit memahami kata,
kesulitan bicara, membuat
serebral Kriteria hasil
pengertian sendiri)
□ Kerusakan neuromuscular  Tidak ada disartria □ Bedakan antara afasia dengan
□ Kehilangan tonus/control  Tidak ada disfonia disartria
otot fasial/oral  Tidak ada apraksia □ Perhatikan kesalahan dalam
□ Kelemahan/kelelahan  Tidak ada agnosia komunikasi dan berikan umpan
umum  Tidak ada afasia sensorik, balik
motorik maupun global □ Mintalah pasien untuk
mengikuti perintah sederhana
Ditandai dengan: (seperti ”buka mata”, tunjuk
□ Tidak dapat bicara kepintu”) ulangi dengan
(disartria) kata/kalimat yang sederhana
□ Tidak dapat menyebutkan □ Tunjukkan objek dan minta
kata-kata pasien untuk menyebutkan nama
□ Tidak mampu benda tersebut.
□ Mintalah pasien untuk
mengidentifikasi objek mengucapkan suara sederhana
□ Tidak mampu memahami seperti ”sih” atau ”pus”
ucapan/tulisan □ Minta pasien untuk menulis
nama dan atau kalimat yang
pendek. Jika tidak dapat menulis
mintalah pasien untuk membaca
kalimat yang pendek
□ Tempatkan tanda pada ruang
perawat dan ruangan pasien
tentang adanya gangguan bicara,
berikan bel khusus jika perlu
□ Berikan metode alternatif
seperti menulis di papan tulis,
gambar visual (gerakan tangan,
gambar, demonstrasi)
□ Antisipasi dan penuhi
kebutuhan pasien
□ Katakan secara lansung
dengan pasien, bicara pelan dan
dengan tenang. Gunakan
pertanyaan terbuka dengan
jawaban ”Ya/Tidak”, selanjutnya
dikembangkan pada pertanyaan
yang lebih kompleks sesuai
dengan respon pasien
□ Bicaralah dengan nada
normal dan hindari percakapan
yang cepat
□ Anjurkan pengunjung/ orang
terdekat untuk berkomunikasi
dengan pasien seperti : membaca
surat, diskusi tentang kelaurga,
pekerjaan dan hobi (kesenangan)
□ Hindari ”pembicaraan yang
merendahkan” pasien
KOLABORASI
□ Konsultasi dengan/rujuk
kepada ahli terapi wicara
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
4 Perubahan persepsi sensori, Mempertahankan fungsi persepsi MANDIRI
berhubungan dengan: yang baik □ Lihat kembali proses
□ Trauma atau defisit Kriteria hasil patologis kondisi individual
neurologis  Kesadaran kompos mentis □ Evaluasi adanya gangguan
□ Stress psikologis (ansietas)  Tidak ada gejala sisa penglihatan, catat adanya
 Komunikasi normal penurunan lapang pandang,
Ditandai dengan  Mampu memberitahukan perubahan ketajaman persepsi
□ Disorientasi terhadap posisi bagian tubuh (bidang horizontal/vertikal)
waktu, tempat, orang.  GCS: E4M6V5 adanya diplopia
□ Perubahan prilaku/respon  Fungsi alat-alat indra baik □ Dekati pasien dari daerah
biasanya terhadap  Pasien kooperatif penglihatan normal
ransang/respon emosional  Pasien berorientasi pada □ Pertahankan pencahayaan,
berlebihan tempat dan waktu letakkan benda dalam
□ Konsentrasi buruk, jangkauan penglihatan yang
perubahan proses normal, tutup mata yang sakit
pikir/berpikir kacau bila perlu
□ Perubahan dalam □ Ciptakan lingkungan yang
ketajaman sensori, kondusif, pindahkan perabot
hipoparastesia, perubahan yang membahayakan
rasa kecap/hirup □ Kaji kesadaran sensorik
□ Ketidak mampuan untuk sperti membedakan
menyebutkan posisi bagian panas/dingin, tajam/tumpul,
tubuh (propriosepsi) posisi bagian tubuh/otot, rasa
□ Ketidakmampuan persendian
mengenal/mendekati makna □ Berikan stimulasi terhadap
terhadap objek (agnosia rasa sentuhan seperti berikan
visual) pasien suatu benda untuk
□ Perubahan pola menyentuh, meraba, biarkan
komunikasi pasien menyentuh dinding/
□ Inkoordinasi motor batas yang lainnya
□ Lindungi pasien dari suhu
yang berlebihan, kaji adanya
lingkungan yang
membahayakannya,
rekomendasikan pemeriksaan
terhadap suhu air dengan
tangan yang normal
□ Catat terhadap tidak
adanya perhatian pada bagian
tubuh, segmen lingkungan,
kehilangan kemampuan untuk
mengenali objek yang
sebelumnya dikenal/tidak
mampu untuk mengenal
anggota keluarga
□ Anjurkan pasien untuk
mengamati kakinya bila perlu
mengenal posisi buatlah
stimulasi sensorik pada
daerah yang sakit, latihan
yang membawa area yang
sakit melewati garis tengah,
ingatkan individu untuk
berpakaian /merawat sisi
yang sakit (buta)
□ Observasi respon perilaku
seperti rasa bermusuhan,
menangis, afek tidak sesuai,
agitasi halusinasi
□ Hilangkan
kebisingan/stimulasi eksternal
yang berlebihan sesuai
kebutuhan
□ Bicara dengan tenang,
perlahan, dengan
menggunakan kalimat yang
pendek, pertahankan kontak
mata
□ Lakukan validasi terdapat
persepsi pasien, orientasikan
kembali pasien secara
terakhir pada lingkungan, staf
dan tindakan yang akan
diberikan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
5 Kurang perawatan diri Pasien dapat mandiri setelah MANDIRI
berhubungan dengan: menjalani perawatan □ Kaji kemampuan dan tingkat
□ Kerusakan neuromuskular ketergantungan dengan
□ Penurunan kekuatan dan Kriteria hasil menggunakan skala 0-4
ketahanan  Mampu makan tanpa bantuan □ Berikan bantuan sesuai
□ Kehilangan  Mampu minum tanpa bantuan kebutuhan
□ Kontrol/koordinasi otot  Mampu melakukan personal □ Beri pasien cukup waktu
□ Kerusakan perseptual/kognitif hygiene tanpa bantuan untuk mengerjakan tugasnya
□ Nyeri/ketidaknyaman  Mampu BAB dan BAK tanpa □ Berikan umpan balik yang
□ Depresi bantuan positif sesuai dengan
 Melakukan aktifitas perawatan keberhasilannya
Ditandai dengan diri □ Buat rencana terhadap
□ Kerusakan kemampuan  Mampu berpakaian tanpa gangguan penglihatan seperti:
melakukan ADL bantuan  Letakkan dana lat lainnya
□ Ketidakmampuan merawat pada sisi pasien yang
bagian tubuh tidak sakit
□ Kerusakan kemampuan  Sesuaikan tempat tidur
memasang/melepaskan sehingga sisi tubuh pasien
pakaian yang tidak sakit
□ Kesulitan menyelesaikan menghadap keruangan
tugas toileting dengan sisi yang sakit
menghadap kedinding
□ Kaji kemapuan klien untuk
berkomunikasi tentang
kebutuhannya, bawa pasien
kekamar mandi dengan
teratur/interval waktu
berkemih
□ Identifikasi keadaan defekasi
sebelum dan kembalikan pada
kebiasaan pola normal
KOLABORASI
□ Berikan obat sesuai indikasi
□ Konsultasikan dengan ahli
fisioterapi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
6 Gangguan harga diri berhubungan Gangguan harga diri teratasi MANDIRI
dengan selama dalam perawatan □ Kaji luasnya gangguan
□ Perubahan biofisik persepsi dan hubungan
□ Perubahan psikososial Kriteria hasil dengan derajat
□ Perubahan konseptual  Pasien berkomunikasi dengan ketidakmampuannya
□ Perubahan kognitif orang terdekat tentang situasi □ Anjurkan pasien untuk
dan perobahan yang telah mengekspresikan
Ditandai dengan terjadi perasaannya
□ Perubahan dalam struktur  Mengungkapkan penerimaan □ Catat apakah pasien
tubuh dan atau fungsi pada diri sendiri mengakui/mengingkari
□ Perubahan dalam peran  Mengenali perubahan diri daerah yang sakit
□ Perasaan negatif tentang tanpa menimbulkan perasaan □ Akui bahwa bagian tubuh
tubuh negatif yang sakit tersebut
□ Perasaan putus asa/ tidak merupakan suatu bagian yang
berdaya utuh dari seseorang
□ Tidak melihat/menyentuh □ Berikan reward terhadap
bagian tubuh yang sakit keberhasilan pasien
□ Bantu dan dorong kebiasaan
berpakaian dan berdandan
yang baik
□ Dorong orang terdekat agar
memberi kesempatan kepada
pasien melakukan sebanyak
mungkin untuk dirinya
sendiri
□ Berikan penguatan/dukungan
terhadap penggunaan alat-alat
adaptif seperti tongkat untuk
berjalan.
□ Pantau gangguan tidur,
meningkatnya kesulitan untuk
berkonsentrasi,
letargi/menarik diri.

KOLABORASI
□ Rujuk pada ahli
neuropsikologis
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
7 Perubahan nutrisi kurang dari Masalah tidak terjadi atau teratasi MANDIRI
kebutuhan tubuh berhubungan selama pasien dalam perawatan □ Kaji kemampuan menelan,
dengan : catat luasnya paralisis,
□ Kerusakan nueromuskular/ Kriteria hasil gangguan lidah
perseptual  Pasien mampu □ Timbang berat badan secara
□ Kerusakan menelan mendemontasikan metode teratur
makan yang tepat tanpa terjadi □ Atur posisi duduk/tegak
aspirasi selam dan setelah makan
 Mempertahankan berat badan □ Pertahankan lingkungan yang
yang diinginkan/ideal tenang
 Tidak ada malnutrisi □ Stimulasi bibir untuk
 Nilai laboratorium dalam menutup dan membuka
rentang normal dengan menekan ringan
 Protein total : 6-8 gr% diatas bibir/dibawah dagu
□ Mulai memberikan makan per
 Albumin : 3,5-5,3 gr%
oral ½ cai, makan lunak
 Globulin : 1,8-3,6 gr% □ Anjurkan berpartisipasi dalam
 HB tidak kurang dari 10 gr program latihan/kegiatan
%
 Berat badan normal (TB-100+ KOLABORASI
10%) □ Berikan cairan melalui IV dan
atau makanan melalui selang
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
8 Kurang pengetahuan mengenai Pengetahuan pasien dan kelaurga MANDIRI
kondisi dan pengobatan tentang kondisi dan pengobatan □ Evaluasi kesiapan dan
berhubungan dengan : bertambah selama perawatan kesiapan untuk belajar dari
□ Kurangnya informasi/ pasien dan keluarga
sumber-sumber yang tersedia Kriteria hasil □ Berikan kembali informasi
□ Keterbatasan kognitif  Berpartisipasi dalam proses yang berhubungan dengan
kesalahan interpretasi, kurang belajar keadaan patologis
mengingat  Mengungkapkan pemahaman □ Tinjau ulang keterbatasan saat
tentang kondisi, aturan ini dan diskusikan
Ditandai dengan: pengobatan, potensial rencana/kemungkinan
□ Meminta informasi komplikasi melakukan kembali aktivitas
□ Pernyataan kesalahan  Memulai perubahan gaya □ Tinjau ulang/pertegas
informasi hidup yang diperlukan kembali pengobatan yang
□ Ketidak akuratan mengikuti diberikan
instruksi □ Identivikasi cara meneruskan
□ Terjadi komplikasi yang dapat program setelah pulang
dicegah □ Diskusikan rencana untuk
memenuhi kebutuhan
perawatan diri
□ Berikan intruksi dan jadwal
tertulis mengenai aktivitas,
pengobatan dan faktor-faktor
yang penting lainnya
□ Identivikasi faktor-faktor
resiko seperti secara
individual (seperti hipertensi,
kegemukan, merokok,
ateroskerosis, menggunakan
kontrasepsi oral) dan
perubahan pola hidup yang
penting
□ Identifikasi tanda/gejala yang
memerlukan kontrol secara
medik. Contoh : perubahan
fungsi penglihatan, sensorik,
motorik, gangguan respon
mental atau prilaku dan sakit
kepala yang hebat.
KOLABORASI
□ Rujuk/tegaskan perlunya
evaluasi dengan tim ahli
rehabilitasi seperti ahli
fisioterapi, terapi okupasi,
terapi wicara.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
9 Resiko tingi tak efektif pola nafas Mempertahankan pola pernafasan MANDIRI
berhubungan dengan normal/efektif □ Pantau frekwensi, irama,
□ Kerusakan neuromuskular kedalamn pernafasan, catat
(cedera pada pusat pernafasan Kriteria hasil ketidakaturan pernafasan
otak)  Tidak sianosis □ Catat reflek gag/menelan dan
□ Obstruksi trakheobronkhial  Pernafasan : 16-24 x/m kemampuan pasien untuk
 Tidak ada penumpukan sekret melindungi jalan nafas
 Tidak ada stridor sendiri, pasang jalan nafas
 Tidak ada pernafasan cuping sesuai indikasi
hidung □ Angkat kepala temapt tidur
 Pergerakan dada simetris/tidak sesuai aturannya
ada retraksi □ Anjurkan pasien untuk
 Gas darah arteri dalam batas melakukan nafas dalam yang
efektif jika pasien sadar
normal
□ Lakukan penghisapan lendir
 Ph darah: 7,35-7,45
dengan ekstra hati-hati,
 PaO2: 80-100 mmHg jangan lebih 10-15 detik
 PaCO2: 35-45 mmHg untuk setiap penghisapan,
 HCO2: 22-26 mEg/l catat karakter warna dan
 Saturasi O2 : 95-98% kerutan dari sekret
□ Auskultasi suara pernafasan

KOLABORASI
□ Observasi penggunaaan obat-
obat anti depresan pernafasan
seperti sedatif
□ Observasi gas darah arteri
□ Lakukan foto thorak sesuai
indikasi
□ Lakukan fisioterapi dada jika
ada indikasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
10 Perubahan proses pikir Mempertahankan orientasi mental MANDIRI
berhubungan dengan: dan realitas normal: □ Kaji tentang perhatian,
□ Perubahan fisiologis kebingungan dan catat tingkat
□ Konflik fisiologis ansietas pasien
Kriteria hasil
□ Pastikan dengan orang terdekat
 Tidak adanya perubahan untuk membandingkan
Ditandai dengan memori kepribadian/ tingkah laku pasien
□ Defisit/perubahan memori  Tidak adanya disorientasi sebelum mengalami trauma
segera jangka pendek dan waktu, tempat dan orang dengan respon pasien sekarang
jangka panjang  Kepribadian baik □ Bawa pasien ke reabilitas secara
□ Perubahan konsentrasi konsisten dan jelas, hindari
□ Disorientasi waktu, tempat, pikiran yang tidak masuk akal
orang, lingkungan dan □ Berikan penjelasan mengenai
kejadian prosedur dan informasi
□ Kemampuan untuk membuat mengenai proses penyakit yang
ada hubungannya dengan gejala
keputusan yang muncul
□ Perubahan kepribadian, □ Jelaskan pentingnya melakukan
ketidak tepatan perilaku pemeriksaan neurologis secara
sosial berulang dan teratur
□ Kurangi stimulus yang
meransang kritik yang negatif,
argumen dan konfrontasi
□ Dengarkan dengan penuh
perhatian semua hal yang
diungkapkan pasien
□ Tingkatkan sosialisasi dengan
batas-batas yang wajar
□ Anjurkan pada keluarga untuk
memberikan berita baru/keadaan
keluarga dan sebagainya
□ Ajarkan teknik relaksasi
□ Pertahankan harapan realitas
dari kemapuan pasien untuk
mengontrol tingkah lakunya
sendiri, mengetahui dan
mengingat informasi yang ada
□ Hindari meninggalkan pasien
sendirian ketika mengalami
agitasi, gelisah dan brontak
□ Lakukan tindakan untuk
mengontrol emosi, tingkah laku
agresif
□ Beritahu pasien orang
terdekat/keluarga bahwa fungsi
intelektual, tingkah laku dan
fungsi emosi akan meningkat
secara perlahan namun beberapa
pengaruh mungkin tetap ada
selama beberapa bulan atau
bahkan bisa menetap atau
permanen
□ Ikut sertakan pada pelatihan
kognitif atau program
rehabilitasi sesuai dengan
indikasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
11 Kerusakan mobilitas fisik Mempertahankan fungsi mobilitas MANDIRI
berhubungan dengan: fisik optimal □ Kaji kembali keadaan secara
□ Kerusakan persepsi atau fungsional pada kerusakan yang
kognitif terjadi
Kriteria hasil
□ Penurunan kekuatan/tahanan □ Kaji derajat imobilisasi pasien
 Tidak ada kontraktur foot drop dengan menggunakan skala
□ Terapi pembatasan/  Meningkatkan kekuatan otot ketergantungan
kewaspadaan keamanan, pada rentang 0 = Tidak Butuh Bantuan
misalnya: tirah baring, 1 = Butuh Bantuan Sedikit
5 5
imobilisasi 5 2 = Butuh Bantuan Sederhana
5
Tanpa Peralatan Khusus
Ditandai dengan  Dapat melakukan aktivitas 3 = Pasien Butuh Bantuan/
□ Ketidakmampuan bergerak  Integritas kulit baik Peralatan Khusus
sesuai tujuan dalam  Pasien mampu 4 = Pasien Sangat Tergantung
lingkungan fisiktermasuk mempertahankan gerak setelah □ Rubah posisi pasien secara
mobilitas ditempat tidur, teratur untuk menghindari
fase akut kerusakan karena tahanan
pemindahan/ambulasi
 Mampu mempertahankan □ Pertahankan kesejajaran tubuh
□ Kerusakan koordinasi
keseimbangan tubuh secara fungsional
ekstremitas
 Tromboplebitis tidak ada □ Sokong kepala, badan, tangan
□ Keterbatasan rentang gerak
dan kaki serta paha ketika pasien
□ Penurunan kekuatan/kontrol berada dikursi roda. Beri
pengalas pada kursi dengan busa
atau balon air dan bantu pasien
untuk memindahkan berat
badanyan dengan periode waktu
yang teratur
□ Bantu untuk melakukan latihan
rentang gerak
□ Bantu pasien dengan program
latihan dan menggunakan alat
mobilisasi
□ Berikan perawatan kulit dengan
cermat, masase dengan
pelembab dan ganti
linen/pakaian yang basahdan
mempertahankan linen tetap
bersih dari kerutan (jaga tetap
tegang)
□ Pantanu kelauran urie. Catat
warna dan bau urine. Bantu
dengan latihan kandung kemih
jika memungkinkan
□ Pantau pola eliminasi dan bantu
untuk melakukan defekasi
secara teratur. Periksa adanya
konsistensi feses yang keras.
Tambahkan makanan berserat
atau buah-buahan berserat pada
diet sesuai dengan kebutuhan
□ Periksa adanya daerah yang
mengalami nyeri tekan,
kemerahan, kulit yang hangat,
otot tegang, atau sumbatan vena
pada kaki
□ Berikan matras udara/air, terapi
kinetik sesuai kebutuhan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
12 Resiko tinggi infeksi Mempertahankan normatemia, MANDIRI
berhubuhungan dengan bebas tanda-tanda infeksi □ Berikan perawatan aseptik
□ Jaringa trauma, kulit rusak, dan antiseptik, pertahankan
prosedur infasif Kriteria hasil teknik cucui tangan yang baik
□ Penuruna kerja silia, statis  Tidak ada tanda infeksi □ Ganti balutan sesuai indikasi
cairan tubuh  Rubor □ Observasi daerah kulit yang
□ Kekurangan nutrisi  Tumor mengalami kerusakan, daerah
□ Respon inflasi (gangguan  Kalor yang terpasang alat invasi,
steroid) catat karakteristik dari
 Dolor
□ Perubahan integritas sistem drainase dan adanya inflasi
 Fungtion faesa □ Pantau suhu tubuh secara
tertutup (kebocoran CSS)
 Penyembuhan luka tepat teratur, catat adanya demam,
waktu menggigil, diaforesis dan
 Leukosit normal perubahan fungsi mental
 Lk: 4.300-10.300/ul (penurunan kesadaran)
 Pr: 4.300-11.300/ul □ Anjurkan untuk melakukan
pernafasan, latihan
pengeluarann sekret secara
terus menerus, observasi
karakteristik sekret
□ Berikanperawatan parineal
□ Observasi warna/kejernihan
urine
□ Batasi pengunjung yang dapat
menularkan infeksi atau
cegah pengunjung yang
mengalami infeksi saluran
nafas bagian dalam
□ Kolaborasi
□ Berikan antibiotik sesuai
indikasi
□ Ambil bahan pemeriksaan
laboratorium (spesimen)
sesuai indikasi
□ Pantau nilai leukosit
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
13 Perubahan proses keluarga hubungan Dapat mengekspresikan perasaan dengan MANDIRI
dengan : bebas dan tepat  Catatan bagian-bagian dari unit
 Tansasi dan krisis situasional Kriterial hasil keluarga, keberadaan sistem
 Ketidakpastian hasil/harapan  Mampu mengekspresikan perasaan pendukung
Ditandai dengan : dengan bebas  Anjurkan keluarga untuk
 Kesulitan beradaptasi terhadap  Mampu menerima kondisi yang menggunakan hal-hal yang menjadi
perubahan atau menghadapi dialami pasien perhatian tentang keseriusan kondisi,
pengalaman traumatic secara memukinkan untuk meninggal atau
kontruktif kecatatan (ketidakmampuan)
 Keselisihan menerima atau  Dengarkan pasien dengan penuh
mendapatkan bantuan dengan tepat perhatian selama pasien
 Ketidak mampuan untuk mengukapkan ketidak berdayaan
mengekspresikan atau menerima yang membuatnya gelisah,
perasaan dari anggota keluarga  Ajukan untuk mengukapkan
perasaannya.
 Berikan pengetahuan awal terhadap
penjelasan tentang luasnya trauma,
rencana pengobatan dan
prangnosisnya. Berikan imformasi
yang terdapat dan akurat pada
tingkat pemahaman yang dapat
diterima pasien saat ini.
 Tekankan pentingnya untuk selalu
menjaga dialok terbuka secara terus
menerus antara anggota keluarganya.
 Anjurkan untuk menggunakan cara-
cara koping tingkah laku yang cukup
berasil yang sebelumnya dilakukan.
 Demokrasi dan anjukan penggunaan
keterampilan penanganan stress,
seperti teknik, relaksasi, latihan
nafas dalam, visualisasi.
 Bantu keluarga untuk mengenal
kebutuhan semua anggota keluarga
yang sakit
 Beri dukungan terhadap keluarga
yang merasa hilangnya anggota
keluarga
 Libatkan keluarga dalam pertemuan
tim rehabilitasi dan perencanaan
perawatan
 Identifikasi sumber-sumber
komunitas yang ada seperi
perawatan dirumah, konselor.
 Rujuk pada terapi keluarga atau
kelompok-kelompok pendukung
lainnya
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
14 Resiko tinggi terutama berhubungan Terutama tidak terjadi sama selama MANDIRI
dengan : pasien dirawat dengan kriteria :  Gali bersama pasien berbagai
 Perubahan kesadaran  Dapat menciptakan lingkungan yang simulus yang menyebabkan kejang
 Kelemahan aman  Berikan bantal lunak pada
 Hilang koordinasi otot  Terjadi perubahan gaya hidup untuk penghalang tempat tidur
 Kesulitan emosional mengurangi faktor resiko  Gunakan penutup kepala (semacam
 Mampu memahami faktor yang helm) sebagai pelindung jika kejang
dapat meningkat aktifitas kejang dan berlanjut
kemukinan trauma  Pertahankan tirah bening jika pasien
mengalai fase prodormal/ure.
 Jaga pasien dalam waktu beberapa
lama selama/setelah kejang
 Atur kepala, tempatkan diatas daerah
yang empuk (lunak), hilangi
melakukan restrian
 Catat tipe kejang : lokasi lamanya,
hilang/penurunan kesadaran,
prekwensi
 Kaji suatu neurologis dan ukur tanda
vital seperti : TIDAK, RR, N, T,
SCS
 Orientasikan kembali pasien setelah
aktivitas kejang yang dialaminya
 Observasi munculnya tanda-tanda
status epileptikus, misal : kejang
tonik klonik
 Ajarkan orang terdekat pasien untuk
mengenali tanda-tanda awal dari
kejang
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
15 Nyerit : (akut)/ kronis Masalah teratasi selama pasien selama MANDIRI
 Stres dan ketegangan perawatan ditandai dengan :  Kaji lamanya nayaris, siap yang
 Peningkatan TKI  nyaris berkurang atau terkontrol, telah dikonsumsikan dan obat
 Vaso spasmen skala : 0 (terapi) apa yang sudah digunakan
 Tekanan saraf  istirahat cukup  Titik keluhan nyeris, catat
Ditandai dengan  ekspresi wajah tidak menampakkan intensitasnya (dengan skala 0-10),
rasa nyeris karakteristiknya (mis : berat,
 Menyatakan nyeris, skala
 tenang bedenyutkonstran), lokasinya,
 Perubahan posisi lamanya, faktor yang memperburuk
 Pucat disekitar wajah  tanda-tanda vital normal :
atau meredakan.
- TD : 120/80 mm Hg
 Gelisah  Catat kemukinan potofisiolagis yang
- N : 60x/m
 Menfokuskan pada diri sendiri - RR : 20x/m khas, misalnya otak/
 Insomnia - T : 36,50c meningeal/infeksi sinus trauma
 servikal, hipetensi atau trauma.
 Obserfasi adanya tanda-tanda nyeri
non verbal seperti ekspresi wajah
menangis, posisi tubuh, gelisah,
meringis, menarak diri, diaforesis,
perubahan prekwensi jantung,
pernafasan, TD
 Kaji hubungan faktor fisik/emosi
dari keadaan sekarang
 Catat adanya pengaruh nyeri
misalnya pengaruh aktifitas,
penurunan berat badan, mengisolasi
diri
 Intruksikan pasien untuk melaorkan
nyeri serangan, jika nyeri muncul
 Ajurkan untuk beristirahat dalam
ruang yang tenang, penerangan yang
kurang
 Berikan kompres dingin/hangat pada
kepala
 Masage daerah kepala /leher/lengan
jika pasien mentoleransi sentuhan
 Ajakan teknik relaksasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
16 Resiko tinggi keping individu tidak Masalah tidak terjadi atau teratasi selama MANDIRI
efektif berhubungan dengan : dalam perawatan kriterial gasil :  Dekati pasien dengan ramah dan
 Sistem pendukung adekuat  Mengidentifikasi prilaku keping penuh perhatian
 Metode kupng tidak adekuat yang tidak efektif  Bantu pasien dalam memahami
 Situasi krisis  Mengukapkan kesadaran tentang perubahan pada konsep citra tubuh
 Kerentana personal kemampuan koping yang di miliki  Serahkan pasien untuk
 Kelebihan babak kerja mengekpresikan perasaannya
 Berikan inpormasi mengenai
penyebab sakit kepala, penanganan
dan hasil yang diharapkan
kolaborasi
 Rujuk untuk melakukan konseling
sesui indikasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi keperawatan
17 Resiko tinggi terhadap (penyebaran) Mencapai masa penyebuhan tepat waktu Mandir
infeksi hubungan dengan : dan tidak terjadi infeksi  Berikan tindakan isolasi sebagai
 Diseminata hematogen dari patogen Kreteria hasil : tindakan pencegahan
 Stasis dari cairan tubuh penekanan  Tidak ada bukti penyebaran infeksi  Pertahankan teknik asepsi tan teknik
respon inplamasi (akibat obat-obat) endogen, seperti : cuci tangan yang tepat bagi pasien,
 Tidak ada bengkak pengunjung maupun staf perawatan
 Tidak ada nyeri  Pantau suhu secara teratur. Catat
 Tidak ada peningkatan suhu tubuh munculnya tanda-tanda klinis dari
 Tidak ada kemarahan proses infeksi
Lk : 4.300-10.300/ul  Teliti adanya keluhan nyeri data,
Pr : 4.300-11.300/ul nadi yang tidak teratur/disrilmina,
atau demam yang terus menerus
 Auskultasi suara nafas. Pantau
kecepatan penafasan dan usaha
pernafasan
 Ubah posisi pasien dengan teratur
dan ajurkan untuk melakukan nafas
dalam
 Catat karakteristik urine, seperti
warna, kejernihan dan biru
Koloborasi
 Berikan terapi antibiotik IV sesuai
indikasi

Anda mungkin juga menyukai