PENDAHULUAN
Konsep Laba telah menjadi menjadi subjek dari interpretasi dan kelompok pemikiran
berbeda-beda. Pada dasarnya terdapat empat kelompok pemikiran yang memiliki hubungan
denan pengukuran laba usaha yang lebih baik.
Kelompok Radikal ditandai dengan pemilihan nilai-nilai saat ini sebagai dasar
penilaiannya. Dibagi menjadi 2 bentuk. Yang pertama, laporan keuangan yang didasarkan
pada nilai saat ini tidak mengalami penyesuaian untuk perubahan-perubahan yang terjadi pada
tingkat harga umum – secara umum dikenal dengan akuntansi nilai saat ini. Bentuk kedua,
keuangan yang didasarkan pada nilai saat ini mengalami penyesuaian untuk perubahan-
perubahan yang terjadi pada tingkat harga umum, dikenal juga dengan akuntansi nilai saat ini
umum yang disesuaikan dengan tingkat harga.
1
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan yang telah penulis uraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Laba adalah hal yang mendasar dan penting dari laporan keuangan dan memiliki
banyak kegunaan di berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai dasar untuk
perpajakan, penentu dari kebijakan pemabayaran dividen, panduan dalam melakukan investasi
dan pengambilan keputusan, dan satu elemen dalam peramalan.
Pertama, laba adalah dasar untuk perpajakan dan redistribusi kekayaan di antara
individu-individu. Satu versi dari laba yang dikenal sebagai laba kena pajak diperhitungkan
menurut aturan-aturan yang ditentukan oleh peraturan fiskal pemerintah. Namun, terdapat dua
usulan dasar bagi perpajakan selain laba yang telah diajukan. Kepemilikan sumber daya
mungkin dapat menjadi dasar yang lebih adil untuk pajak entitas-entitas ekonomi. Dapat pula
dikemukakan bahwa individu seharusnya dikenakan pajak berdasarkan atas pengeluaran
mereka dari pada berdasarkan atas laba mereka.
Kedua, laba dipandang sebagai suatu panduan bagi kebijakan deviden dan retensi
perusahaan. Laba yang diakui adalah indikator dari jumlah maksimum yang dapat
didistribusikan sebagai dividen dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan kembali ke
dalam perusahaan. Namun, dengan adanya perbedaan diantara akuntansi berbasis akrual dan
akuntansi berbasis kas, sebuah perusahaan mungkin mengakui sejumlah laba dan, pada waktu
yang sama, tidak memiliki cukup dana untuk membayar dividen. Jadi, pengakuan laba per se
tidak menjamin bahwa dividen akan dibayarkan. Likuiditas dan prospek investasi adalah
variabel-variabel tambahan yang diperlukan untuk penentuan kebijakan-kebijakan dividen.
Ketiga laba dipandang sebagai panduan umum investasi dan pengambilan keputusan.
Secara umum dihipotesiskan bahwa para investor akan berusahan untuk memaksimalkan
pengembalian dari modal yang diinvestasikan, yang sepadan dengan tingkat risiko yang dapat
diterima. Sebagai contoh Committee on External Reporting (komite pelaporan eksternal) dari
American Accounting Assocation mendefenisikan model normatif pemegang saham yang
berpusat pada (1) arus dividen per lembar saham dimasa depan yang akan diperoleh dari
investasi, dan (2) risiko yang terkait dengan arus-arus ini.
3
Komite pelaporan eksternal juga menyatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen adalah fungsu dari variabel-variabel berikut ini :
Namun, masih meragukan apakah laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan
sebagian besar variabel-variabel diatas. Sebagai tambahan, telah terjadi pergeserab secara
perlahan pada penekanan dari konsep laba ke suatu konsep arus kas. Sebagai contoh, “laporan
truebold” yang mengemukakan tujuan berikut ini :
Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi para
investor dan kreditor untuk meramalkan, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas
bagi mereka dilihat dari segi akun, waktu, dan ketidakpastian yang berhubungan.
Keempat Laba dianggap sebagai suatu sarana prediktif yang membantu dalam
meramalkan laba dan peristiwa-peristiwa ekonomi di masa depan. Bahkan pada
kenyataannya, nilai-nilai laba masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai saat ini,
ternyata dapat bermanfaat didalam meramalakan nilai masa depan dari kedua versi laba. Laba
terdiri atas hasil-hasil nonoperasional atau keutungan dan kerugian luar biasa, yang jumlah
keduanya sama dengan laba bersih. Laba biasa diamsusikan bersifat lancar dan repetitif,
sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak. Temuan-temuan penelitian
menunjukkan bahwa, sebagai alat alat peramal laba dimasa depan, laba biasa memiliki
keunggulan jika dibandingkan dengan laba bersih, karena temuan seperti ini memiliki arti
tidak langsung bahwa perilaku dari laba bersih mungkin dapat tidak menggunakan pengukurn
laba yang kondusif bagi peramalan yang akurat. Dengan kata lain, peraataan laba mungkin
dapat dibenarkan oleh adanya kebutuhan akan kemampuan peramalan yang baik dan dapat
dimaksudkan oleh manajemen untuk menunjukkan bentuk-bentuk yang mungkin terjadi dari
telah didefenisikan sebagai “peredaman fluktuasi tingkat laba secara disengaja yang saat ini
4
dianggap sebagai hal yang normal bagi sebuah perusahaan”. Definisi ini mengandung arti
bahwa harus diambil perilaku lingkaran dari laba akuntansi. Perataan laba dimotivasi oleh
adanya keinginan untuk meningkatkan keandalan peramalan yang didasarkan pada laba dan
untuk memperkecil risiko yang lagi berfokus pada pengurangan risiko sistematis melalui
dampak perataan laba dalam memperkecil konvarians antara pengembalian perusahaan
dengan pengembalian pasar. Ada tiga dimensi perataan yang dapat diindentifikasikan :
Cara yang kelima adalah laba dapat dilihat sebagai suatu alat ukur efisiensi. Laba
adalah ukuran baik dari keahlian kepengurusan manajemen atas sumber daya entitas maupun
efisiensinya dalam menyelenggarakan urusan-urusan perusahaan. Hal ini dinyatakan dengan
baik di dalam laporan kelompok studi tentang tujuan-tujuan pelaporan keuangan dari FASB
yang memiliki pendapat bahwa “tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang bermanfaat dalam menilai kemampuan manajemen memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki perusahaan secara efektif guna mencapai sasaran utama perusahaan” dan
“proses laba terdiri atas usaha-usaha dan pelaksanaan yang diarahkan untuk mencapai sasaran
utama perusahaan berupa pengembalian, dalam beberapa waktu, jumlah maksimum kas
kepada para pemiliknya.
Sebagai kesimpulannya, laba memiliki peran yang harus ia mainkan di berbagai area
akan tetapi kegunaannya mungkin dapat menjadi subjek dari sejumlah keterbatasan.
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh perusahaan
(terutama laba yang muncul dari penjualan barang atau jasadikurangi biaya-biaya yang
dibutuhkan untuk berhasil melakukan penjualan tersebut)
5
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periode dan mengacu pada kinerja keuangan
dari perusahaan selama periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan definisi, pengukuran
dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi meminta adanya pengukuran beban-beban dari segi biaya historisnya
terhadap perusahaan, yang menunjukkan ketaatan yang tinggi pada prinsip biaya.
5. Laba akuntansi meminta penghasilan yang terelisasi di periode tersebut dihubungkan
dengan biaya-biaya relevan yang terkait.
Kedua, karena laba akuntansi didasarkan pada transaksi-transaksi aktual dan faktual
maka akan diukur dan dilaporkan secara objektif dan oleh sebab itu pada dasarnya dapar
diverifikasi.
Keempat, laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian terutama dalam
melaporkan kepengurusan. Laba akuntansi menyampaikan latar belakang dari cerita tentang
bagaimana cara manajemen memenuhi tanggung jawabnya.
Di samping mendapat pembelaan yang kuat, laba akuntansi juga mendapat kritikan
yang parah karena beragam keterbatasannya, antara lain :
Satu argumentasi menyatakan bahwa laba akuntansi tidak mampu mengakui kenaikan
nilai yang belu terealisasi dari aktiva yang dimiliki dalam satu periode tertentu akibat
penerapan biaya historis dan prinsip-prinsip realisasi.
6
Argumentasi kedua menyatakan bahwa ketergantungan laba akuntansi pada prinsip
biaya historis menjadikan komparabilitas menjadi sulit dilakukan, mengingat perbedaan
metode yang diakui dalam menghitung “biaya” (contoh : perbedaan metode pembiayaan
persediaan) dan perbedaan metode-metode alokasi biaya yang diakui dan bersifat arbitrer dan
tidak dapat diubah.
Ketiga, ketergantungan laba akuntansi pada prinsip realisasi, prinsip biaya historis dan
konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan salah dimengerti atau data
yang tidak relevan bagi penggunanya.
Ketergantungan pada prinsip biaya historis dapat memberi kesan kepada pengguna
bahwa neraca mencerminkan penaksiran dari nilai daripada hanya sekedar pernyataan
mengenai saldi biaya yang belum dialokasikan. Sebagai tambahan, penekanan pada penentuan
laba telah mengarah pada pemecahan isu-isu kontroversial yang didasarkan pada dampak
yang mereka miliki pada laporan keuangan, yang akibatnya menciptakan pencampuran pos-
pos pada neraca yang cukup sulit untuk didefinisikan.
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang pertama kali mendefinisikan laba sebagai suatu
peningkatan kekayaan. Kebanyakan penganut aliran klasik, terutama Marshall pada
khususnya mengikuti konsep laba yang dimiliki oleh Smith dan menghubungkan
konseptualisme pada praktik-praktik bisnisnya.
Von Bohmer mencoba untuk mengembangkan suatu konsep non moneter tentang laba
meskipun saat itu gerakan moneter mendominasi analisis ekonomi yang ada. Fisher
mendefinisikan laba sebagai ekonomi sebagai suatu rangkaian peristiwa yang sesuai dengan
keadaan yang berbeda-beda: penikmatan laba psikis, laba riil dan laba uang. Laba psikis
adalah konsumsi pribadi yang nyata dari barang dan jasa yang menghasilkan suatu
kenikmatan psikis dan pemuas keinginan. Laba riil adalah ekspresi peristiwa-peristiwa yang
memberikan peningkatan psikis. Dan yang terakhir Laba uang menggambarkan seluruh uang
yang diterima dan dimaksudkan untuk digunakan dalam konsomsi bagi pemenuhan biaya
hidup. Fisher menganggap laba riil sebagai laba yang paling praktis bagi akuntan.
Lindahl memperkenalkan konsep laba sebagai bunga, yang mengacu pada apresiasi
secara terus menerus terhadap barang-barang modal selama waktu berjalan. Perbedaan antara
bungan dan konsumsi selama periode tertentu dinyatakan sebagai simpanan. Pemikiran ini
7
mengarah pada konsep laba ekonomi yang berlaku umum sebagai konsumsi ditambah
simpanan yang diharapkan akan terjadi selama satu periode tertentu, simpanan adalah sama
dengan perubahan dalam modal ekonomi. Hal ini dapat dinyatakan dengan identitas
Ye = C + ( Kt – Kt-1 )
Dimana :
Ye = Laba ekonomi
C = konsumsi
Konsep pemeliharaan modal mengandung arti bahwa laba diakui setelah modal telah
terpelihara atau biaya telah tergantikan. Ada empat konsep tentang pemeliharaan modal :
8
Contoh berikut ini akan menggambarkan dampak dari masing-masing empat konsep
pemeliharaan modal didalam laporan keuangan. Seandainya sebuah perusahaan
memiliki aktiva bersih sebesar $2.000 di awal periode dan $3.000 di akhir periode.
Kemudian diasumsikan pula bahwa $2.500 dalam akiva bersih dibutuhkan untuk
memelihara kapasitas produktif fisik aktual perusahaan dan bahwa tingkat harga
umum mengalami peningkatan sebesar 10 persen selama periode tersebut. Menurut
masing-masing konsep pemeliharaan modal, laba perusahaan tersebut akan menjadi :
1) Pemeliharaan uang:
$3.000 - $2.000 = $1.000
2) Pemeliharaan daya beli umum :
$3.000 – {$2.000 + (0,1 x $2.000)} = $800
3) Pemeliharaan kapasitas produktif :
$3.000 - $2.500 = $500
4) Pemeliharaan kapasitas produktif, daya beli umum :
$3.000 - {$2.500 + (0,1 x $2.500)} = $250
Laba akuntansi kemudian menjadi $1.000, laba akuntansi setelah disesuaikan
dengan tingkat harga umum menjadi $800, laba berdasarkan nilai saat ini
adalah $500, dan laba nilai saat ini yang disesuaikan dengan tingkat harga
umum menjadi $250.
Menurut metode kapitalisasi untuk memperhitungkan nilai saat ini, nilai yang
dikapitalisasi atau nilai sekarang dari suatu aktiva adalah jumlah bersih dari ekspektasi arus
9
kas yang didiskontokan sehubungan dengan aktiva, kelompok aktiva, atau total aktiva selama
usia manfaatnya. Untuk menghitung nilai yang dikapitalisasi ada empat variabel yang harus
diketahui :
1. Ekspektasi arus kas yang mungkin timbul akibat penggunaan atau penghapusan
aktiva;
2. Waktu dari ekspektasi arus kas tersebut;
3. Jumlah tahun dari sisa usia aktiva;
4. Tingkat diskonto yang tepat.
Jika variabel-variabel di atas dapat ditentukan dengan cara yang akurat dan objektif,
kapitalisasi atau metode nilai sekarang dapat dinyatakan dengan :
walaupun laba akuntansi yang didasarkan pada data historis untuk satu periode
tertentu dapat dinyatakan sebagai laba ex-post atau laba periodik, laba nilai sekarang adalah
laba murni total yang diharapkan dibuat akrualnya sampai dengan horizon perencanaan
perusahaan. Laba nilai sekarang merupakan laba ex-ante, atau laba ekonomi, yang
mencerminkan ekspetasi-ekspetasi tentang arus kas dimasa depan, laba seperti itu dapat
diperhitungkan ketika seluruh variabel-variabel yang relevan telah diketahui dengan pasti
begitu pula ketika seluruh variabel-variabel yang relevan bersifat probabilistik.
Sebagai contoh, diasumsikan bahwa arus kas bersih selanjutnya yang diperkirakan
akan dihasilkan oleh total aktiva sebuah perusahaan dengan sisa masa manfaat selama empat
tahun :
10
Tahun 0 1 2 3 4
Arus Kas - $7.000 $8.500 $10.000 $12.000
Jika tingkat diskonto yang pantas diasumsikan sebesar 5 persen, maka nilai sekarang
pada saat awal tahun 1 akan berjumlah $32.887, yang (menurut tabel nilai sekarang)
diperhitungkan dengan cara :
Nilai sekarang atau laba ekonomi sebesar $1.644 mencerminkan peningkatan nyata
dalam nilai dari perusahaan selama tahun pertama. Nilai ini sama dengan 5 persen dari modal
awal sebesar $32.887. Karena kebanyakan teoritikus mendefinisikan tingkat diskontto sebagai
tingkat pengembalian subjektif. Akan tetapo, beberapa tingkat diskonto yang memadai
dibawah ini dapat digunakkan untuk menghitung nilai kapitalisasi :
1. Tingkat diskonto historis.
2. Tingkat diskonto saat ini.
3. Ekspetasi tingkat diskonto rata-rata
4. Biaya modal rata-rata tertimbang, dan
5. Tingkat pinjaman tambahan.
11
Harga masuk saat ini menggambarkan jumlah uang atau pembayaran lainnya yang
akan diperlukan untuk memperoleh aktiva yang sama atau ekuivalennya. Berikut ini beberapa
interpretasi dari harga masuk saat ini yang telah digunakan.
Biaya penggantian bekas adalah sama dengan jumlah uang atau pembayaran lainnya
yang dibutuhkan untuk memperoleh aktiva ekuivalen di pasar barang bekas yang memiliki
sisa masa manfaat yang sama.
Biaya reproduksi adalah sama dengan jumlah uang atau pembayaran lainnya yang
dibutuhkan untuk memperoleh suatu aktiva yang identik dengan aktiva yang sudah ada.
Ciri-ciri umum dari pemikiran tentang harga masuk saat ini adalah bahwa mereka
berhubungan dengan biaya-biaya penggantian atau reproduksi aktiva yang dimiliki. Isu yang
masih harus tetap dipecahkan adalah pemilihan metode pengukuran dari harga masuk saat ini.
Tiga metode yang paling dianjurkan adalah menggunakan penetapan harga pasar, indeks
harga khusus, dan apraisal atau penetapan harga manajemen.
Contoh 1 : perlakuan akuntansi untuk persediaan pada harga masuk saat ini serta
keuntungan dan kerugian kepemilikan yang terkait
Kita asumsikan bahwa suatu perusahaan menginvestasikan $6.000 ke dalam suatu perusahaan
baru pada tanggal 1 januari. Pada tanggal yang sama, ia membeli 1.000 pon kopi dengan
harga %6,00 per pon. Sepanjang tahun tersebut, perusahaan menjual 600 pon kopi dengan
harga $10,00 per pon ketika biaya penggantinya adalah sebesar $8,00 per pon. Biaya
12
penggantian dari kopi pada akhir tahun adalah sebesar $9,00 per pon. Jurnal pencatatan
akuntansinya adalah sebagai berikut:
$ $
Persediaan Barang Dagangan (1.000 x $6,00) 6.000
Kas
(untuk mencatat pembelian barang dagangan) 6.000
Harga Pokok Penjualan (600 x $8,00) 4.800
Penjualan (600 x $10,00) 6.000
Persediaan Barang Dagangan (600 x $8,00 ) 4.800
(untuk mencatat penjualan barang dagangan)
Persediaan Barang Dagangan 2.400
Keuntungan Kepemilikan Terealisasi {600 x ($8 - $6)} 1.200
Keuntungan kepemilikan belum terealisasi 1.200
{ 400 x ($9 - $6) }
(untuk mencatat keuntungan kepemilikan)
Contoh 2 : Perlakuan akuntansi untuk aktiva tidak lancar pada harga masuk saat ini
serta keuntungan dan kerugian kepemilikan yang terkait
Kita asumsikan bahwa suatu perusahaan membeli sebuah aktiva dengan masa manfaat
empat tahun dengan harga $2.000 dan biaya penggantianya mengalami peningkatan sebesar
$1.000 per tahun. Biaya penyusutan harus ditentukan berdasarkan atas biaya penggantian.
Kebanyakan pendukung dari metode biaya penggantian setuju mengenai adanya kebutuhan
untuk memperhitungkan tambahan jumlah didalam biaya saat ini sebagai suatu penyusutan
“penyusul”, “pengganti” atau “back-log” (simpanan) jika biaya penggantian terus mengalami
peningkatan sepanjang masa manfaat dari aktiva tersebut. Penentuan dari penyusutan “back-
log” dinyatakan dalam tabel berikut ini :
1 2 3 4
Tahun $ $ $ $
Biaya Penggantian akhir tahun 3.000 4.000 5.000 6.000
Beban penyusutan yang didasarkan
pada biaya penggantian 750 1.000 1.250 1.500
Penyusutan backlog 250 500 750
Akumulasi penyusutan awal 750 2.000 3.750
akumulasi penyusutan akhir 750 2.000 3.750 6.000
Tahun 1: $ $
13
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 750
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 750
Tahun 2:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 1.000
Penyusutan Backlog 250
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 1.250
Tahun 3:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 1.250
Penyusutan Backlog 500
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 1.750
Tahun 4:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 1.500
Penyusutan Backlog 750
Keuntungan kepemilikan 1.000
Akumulasi penyusutan 2.250
Namun, jika kita asumsikan bahwa nilai dari aktiva sepanjang tahun mengalami
peningkatan yang seragam, maka beban penyusutan sebaiknya dihitung berdasarkan rata-rata
harga masul saat ini untuk tahun yang bersangkutan. Jurnal pencatatan untuk tahun pertama
adalah akibat adanya kenyataan bahwa beban penyusutan adalah sebesar $625 (25 persen dari
nilai aktiva rata-rata sebesar $2.500) dan bahwa keuntungan kepemilikan menjadi $875
($1.000 dikurangi satu setengah tahun dari kenaikan $1.000). sehingga akibatnya, jurnal
pencatatan untuk setiap tahun akan menjadi:
14
Tahun 1: $ $
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan 625
Keuntungan kepemilikan 875
Akumulasi penyusutan 750
Tahun 2:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan ( 0,25 x $3.500) 875
Keuntungan kepemilikan 625
Akumulasi penyusutan 1.250
Tahun 3:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan ( 0,25 x $4.500) 1.125
Keuntungan kepemilikan 375
Akumulasi penyusutan 1.750
Tahun 4:
Aktiva (biaya penggantian) 1.000
Penyusutan ( 0,25 x $5.500) 1.375
Keuntungan kepemilikan 125
Akumulasi penyusutan 2.250
15
31 Desember 19x6 31 Desember 19X7
Debit Kredit Debit Kredit
$ $ $ $
Kas 10.000 30.000
Piutang 20.000 30.000
Persediaan 30.000 (3.000 unit) 20.000 (2.000 unit)
Tanah 40.000 40.000
Pabrik (usia lima tahun) 50.000 50.000
Dikurangi : Persediaan
untuk penyusutan 10.000 20.000
Obligasi (tingkat bunga
10%) 50.000 50.000
Saham biasa 50.000 50.000
Saldo laba ditahan 40.000 50.000
Total 150.000 150.000 170.000 170.000
$ $
Penjualan (5.000 unit @ $40 per unit) 200.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal (3.000 unit @ $10 per unit) 30.000
Pembelian (4.000 unit @ $12 per unit) 48.000
Unit tersedia untuk dijual 78.000
persediaan akhir (2.000 unit @ $10 per unit) 20.000 58.000
Margin kotor 142.000
Beban Operasional
Penyusutan 10.000
Bunga 5.000
Beban lain-lain 117.000 132.000
Laba Operasi
Bersih 10.000
Laporan laba rugi dari Bhuller Corporation untuk tahun 19X7 menurut harga masuk
saat ini ditunjukkan dalam Tampilan 14.3. Ada dua pos yang harus dijelaskan dan
membutuhkan perhatian lebih lanjut. Pertama, keuntungan kepemilikan atas pabrik ditentukan
dengan jurnal pencatatan berikut ini:
$ $
Pabrik 30.000
16
Penyusutan 13.000
Akumulasi Penyusutan 22.000
Keuntungan Kepemilikan 21.000
Dengan kata lain, jika kenaikan nilai pabrik sebesar $30.000 dicatat akrualnya secara
seragam selama periode berjalan, beban penyusutan akan menjadi $13.000 (20 persen dari
nilai rata-rata aktiva sebesar $65.000). Keuntungan kepemilikannya adalah sama dengan
$30.000 dikurangi penyusutan selama 1 setengah tahun penyusuan dari $30.000.
Kedua, laba operasi sebelum keuntungan dan kerugian kepemilikan serta keuntungan
dan kerugian kepemilikan yang terealisasi, keduanya didasarkan pada konsep realisasi.
Akibatnya, jumlah mereka adalah sama dengan laba akuntansi.
$ $
Penjualan 200.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal (3.000 unit @ $20) 60.000
Pembelian (4.000 unit @ $20) 80.000
Barang tersedia 140.000
Persediaan akhir (2.000 unit @ $20) 40.000 100.000
Margin kotor 100.000
17
Tampilan 14.3 Laporan laba rugi Bhuller Corporation untuk tahun 19X7 dengan basis harga
masuk saat ini
$ $
Aktiva 30.000
Kas 30.000
Piutang 40.000
Persediaan (2.000 unit @ $20) 70.000
Tanah 80.000
Pabrik (32.000) 48.000
Dikurangi : Akm Penyusutan 218.000
Total aktiva
Ekuitas
Obligasi 50.000
Saham biasa 50.000
Saldo laba ditahan
Saldo awal 40.000
Laba operasional (35.000)
Keuntungan kepemilikan terealisasi 45.000
Keuntungan kepemilikan yang belum terealisasi 68.000
Total kewajiban dan ekuitas 218.000
Tampilan 14.4 Neraca Bhuller Corporation Desember 19X7 dengan basis harga masuk saat
ini
18
menganalisis dan membandingkan keuntungan-keuntungan kinerja antarperiode
antarperusahaan.
Kelima, sebagai tambaan dari dikotomi yang ada diantara laba operasional saat ini
serta keuntungan dan kerugian kepemilikan, metode harga msuk saat ini memungkinkan
dilakukannya pemisahan antara keuntungan dan kerugian kepemilikan yang terealisasi dan
yang belum terealisasikan.
Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dalam sistem harga masuk saat ini. Setiap
kaliam tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari pendikotomian laba nilai saat ini serta
keuntungan dan kerugian kepemilikan telah mendapat tantangan.
Sistem harga masuk saat ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa perusahaan adalah
perusahaan dengan kelangsungan usaha dan kita dapat memperoleh data harga masuk saat ini
yang dapat diandalkan dengan mudah. Kedua asumsu diatas disebut sebagai sesuatu yang
tidak valid dan tidak dibutuhkan.
Terakhir, terdapat kesulitan dalam mengutarakan dengan jelas apa yang dimaksud
sebagai harga masuk saat ini.
Ciri-ciri utama dari sistem harga keluar saat ini adalah ditinggalkan sepenuhnya
prinsip realisasi untuk pengakuan laba. Melakukan penilaian bagi seluruh aktiva nonmoneter
pada harga keluar saat ini akan menghasilkan pengakuan seluruh keuntungan dengan segera.
Jadi, keuntungan operasional diakui pada saat produksi, sedangkan keuntungan dan kerugian
kepemilikan diakui pada saat pembelian dan akibatnya, diakui ketika terjadi perubahan harga
dan bukannya pada saat penjualan. Peristiwa terpenting dalam siklus akuntansi saat ini adalah
titik pembelian atau produksi bukan titik dimana penjualan terjadi.
19
Penerapan teknik-teknik nilai bersih yang dapat direalisasikan
Kita asumsikan data yang dipergunakan sama dengan yang telah disajikan dalam contoh 14.1,
kecuali bahwa pada harga keluar saat ini dari kopi di akhir periode menjadi $12 per unit.
Laporan laba rugi, neraca, dan catatan-catatan yang relean, yang berbasis pada harga keluar
saat ini, disajikan dalam Tampilan 14.5 dan 14.6.
$ $
Laba
Penjualan (600 lbs x $10) 6.000
Persediaan (400 lbs x $12) 4.800
Total 10.800
Biaya
Harga pokok penjualan (600lbs x $8) 4.800
Persediaan (400 lbs x $9) 3.600 8.400
Laba operasional 2.400
Keuntungan kepemilikan dari penjualan yang terealisasi
{600 lbs x ($8 -
$6)} 1.200
Keuntungan kepemilikan dari penjualan yang belum terealisasi
{400 lbs x ($9 -
$6)} 1.200
Laba harga keluar saat ini 4.800
Tampilan 14.5 Laporan laba rugi. Basis harga keluar saat ini
$ $
Aktiva Kewajiban dan ekuitas
pemegang saham
Beberapa keuntungan yang dapat dikaitkan dengan akuntansi berbasis harga keluar
saat ini. Pertama, harga keluar saat ini dan nilai kapitalisasi dari suatu aktiva memberikan
20
ukuran-ukuran yang berbeda dengan konsep ekonomi dan biaya kesempatan. Kedua, harga
keluar saat ini memberikan informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk mengevaluasi
kemampuan beradaptasi secara finansial dan likuiditas dari sebuah perusahaan. Ketiga, harga
keluar saat ini menjadi panduan yang lebih baik untuk mengevaluasi para manajer dalam
fungsi-fungsi kepengurusan mereka karena mencerminkan pengorbanan-pengorbanan saat ini
dan pilihan-pilihan lain. Keempat, penggunaan harga keluar saat ini menghapuskan kebutuhan
akan adanya alokasi biaya arbitrer berdasarkan pada estimasi masa manfaat dari aktiva.
Terakhir kelayakan dari laporan keuangan berbasis harga keluar menjadi lebih dapat diterima.
Namun terdapat beberapa kelemahan yang signifikan pada sistem berbasis harga
keluar saat ini, pertama sistem berbasis harga keluar saat ini hanya relevan untuk aktiva-
aktiva yang diharapkan untuk dijual pada satu harg pasar yang ditentukan. Kedua, sistem
berbasis harga keluar saat ini tidaklah relevan bagi aktiva-aktiva yang diperkirakan akan
digunakan oleh perusahaan. Ketiga, penilaian dari beberapa aktiva dan kewajiban tertentu
pada harga keluar saat ini belum dapat dipecahkan secara memadai. Keempat,
ditinggalkannya prinsip realisasi pada titik penjualan dan konsekuensi asumsi dari likuidasi
sumber daya-sumber daya perusahaan memiliki kontradiksi dengan asumsi yang ada tentang
kelangsungan usaha perusahaan. Terakhir, sistem berbasis harga keluar saat ini tidak
memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat harga umum.
Beberapa usulan implementasi akuntasi nilai saat ini yang lain telah diajukan pula.
Untuk kemudahan, mereka mengelompokkan menjadi kategori-kategori berikut ini:
Aktiva penting ditentukan berdasarkan atas peran yang diharapkan dari aktiva tertentu
terhadap operasi entitas dimasa depan yang dapat diramalkan, yang dilihat secara umum, akan
21
meneruskan penggunaan atau menghentikan penggunaan. Aktiva tidak penting dinilai pada
harga keluar saat ini-nya, aktiva yang penting dinilai pada harga masuk saat ini-nya.
1. Nilai arus kas diskonto jika nilaitersebut lebih besar dari nilai bersih yang dapat
direalisasikan, jika lebih disukai untuk menggunakan aktiva daripada menjualnya
2. Nilai bersih yang dapat direalisasikan jika nilai tersebut lebih besar daripada arus kas
diskonto, jika lebih disukai untuk menjual aktiva daripada menggunakannya.
Kombinasi nilai
Edwards dan Bell telah memperkenalkan konsep dari laba usaha. Berikut ini kita akan
menyoroti hal-hal yang membedakannya dengan laba akuntansi.
Laba akuntansi adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang muncul akibat
transaksi-transaksi yang terjadi selama periode dan biaya historis yang berkaitan. Laba usaha
berbeda dari laba akuntansi dalam dua hal : (1) laba usaha didasarkan pada penilaian biaya
penggantian, dan (2) laba usaha hanya mengakui keuntungan yang dibuat akrualnya selama
periode yang bersangkutan.
Lebih spesifik lagi, laba usaha terdiri atas (1) Laba Operasional saat ini, (2) realisasi
dan akrual keuntungan kepemilikan dan (3) keuntungan dan kerugian kepemilikan yang
belum terealisasi dan dibuat akrualnya selama periode yang bersangkutan. Dengan kata lain,
22
laba usaha sama dengan laba akuntansi setelah dikurang realisasi keuntungan kepemilikan
untuk periode yang bersangkutan dan dibuat akrualnya selama periode sebelumnya ditambah
keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum terealisasi.
23
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Model akuntansi untuk akuntansi nilai saat ini adalah didasarkan pada interprestasi
dari konsep “Hicksian” tentang pemeliharaan modal, atau pemeliharaan kapasitas produktif
fisik. Terdapat usulan empat konsep nilai saat ini yang berbeda dalam literatur dan dalam
praktiknya : nilai kapitalisasi, harga masuk saat ini, harga keluar saat ini, dam kombinasi
nilai-nilai diatas. Setiap metode memberikan keunggulan-keunggulan yang nyata jika
dibandingkan dengan akuntansi biaya historis. Kelemahan utama dari setiap metode saat ini,
dan juga akuntansi biaya historis, adalah bahwa tidak ada dari metode ini yang mengakui
perubahan-perubahan yang terjadi dalam daya beli atas dolar
24
DAFTAR. PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2004. Teori Akuntansi. Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat.
25