Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS INDONESIA

TERMODINAMIKA MATERIAL 02

MAKALAH

KELOMPOK 4 (PARALEL)
DANNY SETYAWAN 1306392582 07
ADRY ARISGRAHA 1306392600 08

DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL


FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
2014
A. Hukum Termodinamika 1

Energi dalam atau energy (U) adalah jumlah adalah energy total dari suatu sistem
yang tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan dalam suatu massa yang konstan, tetapi
bisa dirubah dengan suatu proses termodinamika. Reaksi untuk total energi yang ada adalah
∆𝑼 = 𝑼𝟐 − 𝑼𝟏
U2 = keadaan akhir
U1 = keadaan awal
Saat sistem menyerap kalor (Q) dan melakukan kerja (W) pada lingkungannya maka
total energinya adalah ∆𝑼 = 𝑸 − 𝑾.

Q+ W-

Sistem

Q- W+

Hubungan yang ada disini antara kalor (Q) , keja (W) dan (U) adalah
∆𝑼 = 𝑼𝟐 − 𝑼𝟏 = 𝑸 − 𝑾
Hal ini disebabkan oleh adanya reaksi termodinamika yang terjadi pada sistem dengan
keadaaan awal (U1) dan menjadi keadaan akhir suatu sistem (U2) dengan dipengaruhi oleh
adanya kalor (Q) yang diserap sistem dari lingkungan dan juga kerja (W) yang dilakukan
sistem pada lingkngan.
𝑼𝟐 = 𝑼𝟏 + 𝒅𝑼
Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu antara sistem dan lingkungannya
sedangakan kerja adalah pertukaran energy antara sistem dan lingkngan selain berua panas.
Didalam hukum Termodinamika 1 ini terdapat sebuah konvensi tanda pada variable kalor dan
kerja yang di aplikasikan pada operasi perhitungannya yang di jelaskan pada gambar sketsa
di atas, yaitu :
a. Sistem menerima kalor (Q) : tandanya +
b. Sistem melepas kalor (Q) : tandanya –
c. Sistem melakukan kerja (W) : tandanya +
d. Sistem diberi kerja (W) : tandanya –
B. Proses dalam Hukum Termodinamika 1
 Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses termodinamika yang
tidak mengalami perpindahan panas atau kalor (Q)
(Q=0), sehingga energy totalnya menjadi ∆𝑼 = 𝑼𝟐 −
𝑼𝟏 = −𝑾. Sedangkan usaha atau kerja (W) dapat
dihitung dengan:
𝟏
𝑾= (𝒑𝟏 𝒙 𝑽𝟏 − 𝒑𝟐 𝒙 𝑽𝟐)
𝒚−𝟏

 Proses isokhorik

Proses termodinamika dimana sistem


mengalami adanya transfer panas tetapi tidak
mengalami usaha sama sekali (W=0) sehingga
volumenya konstan

∆𝑼 = 𝑼𝟐 − 𝑼𝟏 = 𝑸

 Proses isobaric

Proses dimana tekanan (P) sedangkan kalor


(Q), kerja (W) dan ∆𝑈 tidak nol. 𝑊 = 𝑃 (𝑉2 − 𝑉1) =
𝑃 ∆𝑉. Perubahan energi dalam sama dengan kalor yang
diserap gas pada volume konstan 𝑄𝑣 = ∆𝑈. Usaha gas
dapat dinyatakan sebagai W = Qp − QV. Qp adalah kalor
yang dilakukan oleh tekanan (P) konstan dan Qv adalah
kalor yang dilakukan oleh volume (V) konstan. Ada tiga macam proses isobaric : a.
sistem menerima kalor dan melakukan kerja pada lingkungan ∆𝑈 = 𝑄 − 𝑊, b.
sistem menerima kalor dan lingkungan melakukan kerja pada sistem ∆𝑈 = 𝑄 + 𝑊,
c. sistem melepas kalor dan lingkungan melakukan kerja pada sistem ∆𝑈 = −𝑄 +
𝑊.
 Proses isothermal

Proses termodinamika tanpa adanya perubahan


suhu atau melepas dan menerima kalor pada sistem,
jadi suhunya tetap. ∆𝑈 = 𝑄 + 𝑊 , Q = W. Proses
3
isothermal untuk gas ideal ∆𝑈 = 2 𝑛𝑅∆𝑇 = 0.

C. Proses Reversible dan Irreversible


 Proses Irreversible adalah seluruh proses yang terjadi di alam. Sistem berada dalam
kesetimbangan hanya pada saat tahap awal dan akhir proses saja.

Pada ekspansi irreversible Pex < P Gas


Pada kompresi irreversible Pex > P Gas

 Proses Reversible merupakan proses yang terjadi sangat lambat, keadaan setiap
prosesnya dapat dianggap sebagai keadaan setimbang.
Pada ekspansi/kompresi (Reversible)

Pex = PGas

D. Enthalpi
Jumlah energy yang dimiliki oleh suatu sistem pada keadaan tekanan teap disebut
entalpi (H). Entalpi bisa dirumuskan kedalam jumlah dari total energy dari suatu sistem (E)
dengan kerja (W). Satuan dari entalpi sendiri adalah J/kg karena dibentuk dari perbandingan
energy dan satuan massa. Satuan entalpi lainnya adalah erg/gram, BTU/lbm, kal/gram, dsb.
𝑯 = 𝑬 + 𝑾 dengan W = P x V.
Nilai yang ada pada energy dan entalpi tidak dapat diukur kecuali ada perubahan pada energy
dan entalpi tersebut (∆𝐸/∆𝐻). Tetapi jika pada entalpi perbedaan nilai tedapat pada entalpi
produk (Hp) dan entalpi reaktean (Hr).
∆𝑯 = 𝑯𝒑 − 𝑯𝒓
a. Jika harga entalpi produk (Hp) > dari entalpi reaktan (Hr) maka harga H positif, maka
terjadi penyeapan kalor pada lingkungan ke sistem
b. Jika harga entalpi reaktan > dari harga entalpi produk (Hp) maka harga H negative,
maka terjadi pelepasan kalor oleh sistem ke lingkungan.

E. JENIS-JENIS PERUBAHAN ENTALPI


Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 25 0C dan tekanan 1 atm ( keadaan standar)
disebut perubahan entalpi standar ( dinyatakan dengan tanda DHo atau DH298 ).
Perubahan entalpi yang tidak merujuk pada kondisi pengukurannya dinyatakan dengan
lambang DH saja.
Entalpi molar = perubahan entalpi tiap mol zat ( kJ / mol ).

Perubahan entalpi, meliputi :


a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( DHf o ) = kalor pembentukan
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ). Entalpinya
bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol.
Bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada
keadaan standar ( 298 K, 1 atm ).
Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan
dengan DHf
Catatan :
DHf unsur bebas = nol
Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol.
Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( DHd o )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawamenjadi unsur-
unsur penyusunnya pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHd.
Satuannya = kJ / mol.
Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi
pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.
Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian
senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum
Laplace.
Contoh :
Diketahui DHf o H2O(l) = -286 kJ/mol, maka entalpi penguraian H2O(l) menjadi gas
hidrogen dan gas oksigen adalah +286 kJ/mol.

c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( DHc o )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna
pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHc.
Satuannya = kJ / mol.

d. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( DHn o )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol
basa oleh asam pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn.
Satuannya = kJ / mol.
Contoh :
DHn reaksi = -200 kJ
DHn NaOH = -200 kJ / 2 mol = -100 kJ/mol
DHn H2SO4 = -200 kJ / 1 mol = -200 kJ/mol

e. Perubahan Entalpi Penguapan Standar ( DHovap)


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi
fase gas pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan
dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol.

f. Perubahan Entalpi Peleburan Standar ( DHofus )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase
padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus.
Satuannya = kJ / mol.

g. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar ( DHosub )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi
zat dalam fase gas pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub.
Satuannya = kJ / mol.

h. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar ( DHosol )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut (
umumnya air ) pada keadaan standar.
Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsol.
Satuannya = kJ / mol.

 Reaksi endoterm
Reaksi yang terjadi jika sistem menerima kalor dari lingkungan, harga H adalah
positif
 Reaksi eksoterm
Reaksi yang tejadi jika sistem melepas kalor ke lingkungan, harga H adalah negative

Entalpi mempunyai beberapa konversi satuan diantaranya;

a. 1 kal/gram = 4184 J/kg


b. 1 BTU/lbm = 2326 J/kg
Daftar Pustaka:

Gaskell, David R., 1940- Introducion to the thermodynamics of materials/David R.Gaskell.—


4th ed

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga

Power Point Termodinamika Material Dra. Sari Katili, MS. Apt

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-1/perubahan-entalpi/

http://rumushitung.com/2013/11/17/rumus-lengkap-fisika-temodinamika

http://endwati.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/konsep-dasar-termodinamika-09.ppt

Anda mungkin juga menyukai