MEMAHAMI STRATEGI
I. TUJUAN
Tujuan perusahaan ditentukan oleh pemimpin manajemen puncak (CEO) perusahaan yang
bersangkutan, dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para manajer senior lainnya,
dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi.
a) Profitabilitas
Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang paling penting.
Profitabilitas dinyatakan dalam arti dan konsep yang paling luas melalui persamaan yang merupakan
hasil dari dua rasio:
Contoh:
c) Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi oleh
kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat pengambilan risiko sangat bervariasi,
tergantung pada kepribadian atas masing-masing individu di jajaran manajemen.
d) Pendekatan Multiple Stakeholders
Organisasi-organisasi terlibat dalam tiga jenis pasar, yaitu pasar modal, pasar produk, dan pasar
factor.
Perusahaan mencari dana melalui pasar modal (capital market), dimana para pemegang saham
merupakan konstituen yang sangat penting.
Perusahaan menjual barang dan jasa di pasar produk (product market), dimana para
konsumenlah yang menjadi konsituennya.
Perusahaan berkompetisi untuk memperoleh sumber daya, seperti sumber daya manusia, bahan-
bahan mentah pada pasar faktor (factor market), dimana yang menjadi konstituen utamanya
adalah pegawai perusahaan dan para pemasok.
Sebuah perusahaan bertanggung jawab kepada banyak stakeholders ini. Idealnya, sistem
pengendalian manajemen harus mengidentifikasi tujuan-tujuan dari setiap kelompok ini dan
mengembangkan sistem penilaian (scorecard) untuk menilai kinerja mereka.
Cocokkan kompetensi
internal dengan peluang
eksternal
Strategi-Strategi
Perusahaan
Diversifikasi yang
Tingkat berhubungan (Procter &
Keterkaitan Gamble, Corning Glass)
Rendah
Tingkat Diversifikasi Tinggi
Dari banyak model perencanaan, dua yang paling banyak digunakan adalah:
1. Boston Consulting Group’s matriks ( Model BCG )
Sumber Kas
Tinggi Rendah
Tinggi “Bintang” “Tanda Tinggi
Pertahankan Tanya”
Tingkat Bangun
pertumbuhan Penggunaan Kas
pasar Rendah “Sapi perah “Anjing” Rendah
kas” Divestasi
Panen
Tinggi Rendah
Pangsa pasar relatif
2. General Electric Company / McKinsey & Company’s matriks (Model General Electric)
Matriks Portofolio
A. Tinggi Pemenang Pemenang Tanda
Tanya
Rata-rata Pemenang Bisnis rata- Kalah
Daya tarik
rata
industri
Rendah Penghasil laba Kalah Kalah
Dalam model BCG, setiap unit bisnis ditempatkan dalam salah satu dari empat
kategori; tanda tanya, bintang, sapi perah kas, anjing; yang mengukur tingkat pertumbuhan
industri pada satu sumbu dan pangsa pasar relatif pada sumbu lain. BCG memandang
pertumbuhan industry sebagai indicator daya tarik relatif industri tersebut dan pangsa pasar
sebagai indicator posisi persaingan relative dari suatu unit bisnis dalam bisnis tertentu.
BCG menggunakan logika berikut ini untuk membuat rancangan strategi bagi
masing-masing dari keempat sel tersebut.
1. Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran tanda tanya secara khusus diberi misi “bangun”
pangsa pasar. Logika dibalik rekomendasi berkaitan dengan dampak positif dari kurva
pengalaman. BCG berargumentasi bahwa dengan membangun pangsa pasar dalam fase
peprtumbuhan dari suatu industry, unit bisnis akan menikmati posisi biaya rendah. Unit-unit
ini merupakan pengguna kas utama, karena pengeluaran kas diperlukan dalam area
pengembangan produk, pengembangan pasar, dan ekspansi kapasitas. Pengeluaran ini
dimaksudkan untuk membangun kepemimpinan pasar dalam jangka pendek akan menekan
keuntungan jangka pendek. Walaupun demikian, bertambahnya pangsa pasar dimaksudkan
untuk menghasilkan profitabilitas jangka panjang. Beberapa bisnis dalam kuadran tanda
tanya mungkin juga didivestasi (dijual) bila kebutuhan kas unit bisnis tersebut untuk
membangun posisi persaingan sangat tinggi.
2. Unit bisnis yang termasuk dalam kuadran bintang secara khusus diberi misi “pertahankan”
pangsa pasar. Unit-unit ini sudah memiliki pangsa pasar yang tinggi dalam industry mereka,
dan tujuannya adalah investasi kas untuk mempertahankan posisi out. Unit bisnis ini
menghasilkan jumlah kas yang besar (karena kepemimpinan pasar), tetapi juga memerlukan
pengeluaran kas yang signifikan untuk memelihara kekuatan persaingan dalam pasar yang
sedang tumbuh. Oleh karena itu, secara seimbang unit-unit ini bersifat swasembada (self-
sufficient) dan tidak memerlukan kas dari bagian lain di organisasi tersebut.
3. Unit bisnis yang termasuk kuadran sapi perah kas adalah sumber utama kas untuk
perusahaan. Karena unit-unit ini mempunyai pangsa pasar relatif tinggi, maka unit-unit
tersebut mungkin mempunyai biaya per unit yang paling rendah dan oleh karena itu
memiliki laba yang paling tinggi. Di lain pihak, karena unit-unit ini beroperasi dalam industri
yang pertumbuhannya lambat atau mengalami penurunan, maka unit-unit tersebut tidak
perlu mengivestasikan semua kas yang dihasilkan. Oleh karena itu, berdasarkan nilai bersih,
unit-unit ini menghasilkan jumlah arus kas positif yang signifikan. Unit-unit seperti ini secara
khusus diberi misi : “memanen” untuk laba jangka pendek dan arus kas.
4. Bisnis dalam kuadran anjing mempunyai posisi persaingan yang lemah dalam industry yang
tidak menarik. Bisnis seperti ini harus dijual (didivestasi) kecuali bila ada kemungkinan baik
untuk membuatnya menjadi menguntungkan.
Matriks General Electri Company/ McKinsey & Company serupa dengan matriks BCG
dalam membantu korporasi untuk menerapkan misi di seluruh unit-unit bisnisnya. Walaupun
demikian, metodologinya berbeda dengan pendekatan BCG dalam hal-hal berikut ini:
1. BCG menggunakan tingkat pertumbuhan industry sebagai wakil (proxy) untuk daya tarik
industry. Dalam matriks General Electric, daya tarik industri didasarkan pada penilaian
tertimbang atas factor-faktor seperti besarnya pangsa pasar, pertumbuhan pasar,
penghalang untuk memasuki pangsa pasar, teknologi yang using, dan sejenisnya.
2. BCG menggunakan pangsa pasar relative sebagai proxy untuk posisi persaingan yang dimiliki
oleh unit bisnis saat ini. Matriks General Electric di lain pihak, menggunakan beragam factor
seperti pangsa pasar, kekuatan distribusi, dan kekuatan rekayasa untuk menilai posisi
persaingan dari unit bisnis tersebut.
Perancang system pengendalian perlu mengetahui apa misi unit bisnis tertentu,
tetapi tidak selalu perlu mengetahui mengapa perusahaan telah memillih misi tersebut.
Untuk setiap aktivitas bernilai tambah, pertanyaan kunci yang perlu diajukan adalah:
Dapatkah kita mengurangi biaya dalam kegiatan ini dengan mempertahankan agar
nilai pendapatan konstan?
Dapatkah kita menambah nilai pendapatan dalam kegiatan ini dengan
mempertahankan biaya konstan?
Dapatkah kita mengurangi aktiva dalam kegiatan ini sementara biaya dan
pendapatan tetap konstan?
Dapatkah kita melakukan semua hal di atas secara serentak?
Dengan menganalisis biaya, pendapatan, dan aktiva secara sistematis, unit bisnis dapat
mencapai keunggulan diferensiasi dengan pengurangan biaya.
Rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami sistem penyaluran nilai mulai dari
rantai nilai di tempat perusahaan beroperasi. Adapun selisih keuntungan yang diperoleh dari
analisa rantai nilai penting untuk diidentifikasi dalam memahami pembentukan posisi biaya/
diferensiasi perusahaan karena pelanggan sebagai pengguna akhir pada intinya membayar
untuk semua selisih keuantungan sepanjang rantai nilai kesuluruhan. Pemasok tidak hanya
menghasilkan dan memberikan input yang digunakan oleh perusahaan tetapi juga secara
signifikan mempengaruhi posisi biaya atau diferensiasi perusahaan.