Aaaaaaaa PDF
Aaaaaaaa PDF
BAB : B.2
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
2.1 UMUM
Menerapkan konsep manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisasikan, melakukan
koordinasi dan pengendalian dengan menggunakan metoda : engineering, procurement,
construction, cost planning & monitoring, (EPC-CPM) dalam aktifitas-aktifitas tahapan
pelaksanaan pekerjaan.
Konsep ini mendasarkan diri pada ketiga komponen yang akan selalu melekat pada sebuah
proyek yaitu, jadwal, mutu dan biaya. Pengendalian jadwal pekerjaan dibantu dengan software
„Microsoft Project‟ yang akan dengan cepat dapat mengantipasi kemungkinan keterlambatan
untuk segera dicari jalan keluarnya sebelum meluas pada item pekerjaan lain atau paket kontrak
lain, sedangkan pengendalian mutu dilakukan dengan mempersiapkan prosedur dan check list
item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi, dan agar selalu dapat dilakukan dalam kondisi yang
terkontrol, yang memang merupakan pronsip pengendalian mutu, sedangkan mengenai
pengendalian komponen biaya, dilakukan melalui perhitungan.
o Analisis
o Identifikasi Arah Perubahan
o Periksa Penyebabnya
o Tentukan Langkah Korektif
Laporan yang digunakan untuk pengendalian merupakan laporan-laporan kemajuan Proyek yang
kemudian menghasilkan Rencana Pelaksanaan yang diperbaharui (Project Plan Updates) berikut
rencana-rencana tindakan koreksi.
Walaupun dokumentasi pengendalian terekam secara periodik melalui laporan-laporan Mingguan,
dan Bulanan, namun pada kenyataannya pengendalian proyek sebenarnya akan dilakukan
secara daily basis. Aktifitas pengendalian juga terutama akan tercermin dalam kegiatan rapat
pengendalian perkembangan proyek yang dilakukan secara periodik maupun khusus.
Bahan yang akan digunakan harus memenuhi ketentuan yang ada untuk mencapai
kualitas bahan yang baik
2) Penyimpanan
Penyimpanan material yang kurang baik akan menyebabkan kerusakan pada
material yang akan digunakan, penyimpanan harus diperhatikan untuk bahan yang
berubah langsung karena kena air.
a. Quality Control
Pada Prinsipnya Kontraktor dituntut untuk memiliki sistem pengendalian kualitas
(quality kontrol) dalam seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi sistem
pengadaan material, keahlian kerja (workmanship), pengawasan, pemeriksaan, dan
pengetesan, dan sistem lain yang diperlukan utnuk menghasilkan kualitas sesuai
dengan persyaratan, yang dibuktikan dengan pendokumentasian yang terecord
dengan baik atas implementasi semua proses konstruksi tersebut.
- Certificate Test untuk semua material konstruksi dan peralatan mekanikal dan
elektrikal.
- Spesifikasi untuk item/komponen yang difabrikasi sebelumnya (pre-fabrication)
dan/atau mix design untuk beton.
- Certificate of Compliance untuks emua material dan/atau komponen yang
didatangkan (di impor) dari pihak ketiga.
- Lembaran Checklist pada setiap tahapan pekerjaan dari tahap Pra Konstruksi,
selama Konstruksi dan Pasca Konstruksi : yang dapat memberikan petunjuk
telah dilaksanakannya proses pemeriksaan sesuai dengan kemajuan
pekerjaannya.
4. Setelah disepakati harga pekerjaan tambah tersebut, Pimpro memberi perintah resmi untuk
dilaksanakan.
5. Pelaksanaan pekerjaan tambah oleh Pemborong sebelum surat perintah tertulis dari Pimpro,
tidak dapat dibenarkan.
6. Pekerjaan tambah disini harus diperhatikan nilainya terhadap kontrak awal, bila nilai
pekerjaan tambah melampaui 10% dari kontrak, maka harus dibuat Kontrak baru bukan
Addendum. Sebaliknya bila nilai pekerjaan tambah kurang dari 10%, maka cukup dibuat
Addendum.
b. Weekly Schedule
Dibuat untuk :
Merencanakan Item-item pekerjaan selama periode satu minggu
Membuat langkah-langkah pelaksanaan setiap minggu
Membandingkan bobot rencana dengan realisasi dilapangan yang sering tidak sama,
biasanya realisasi di lapangan lebih kecil daripada bobot rencana kalau tidak segera
diatasi maka keterlambatan semakin membengkak, sehingga tidak bisa tepat waktu,
jadi tujuannya adalah mengantisipasi keterlambatan pekerjaan di proyek.
Demikian juga, pengendalian akan efektif apabila : dilakukan secara prioritas, mulai dari
batasan-batasan milestone strategis, bagian-bagian paling krusial atau kritikal selama
penyelenggaraan proyek; koordinasi-koordinasi Schedule secara periodik; dan responsif dalam
menyikapi proggres atau kendala yang terjadi.
Bagian-bagian kritikal serta kendala yang dapat segera diidentifikasi dalam pengendalian
Schedule ini diperkirakan antara lain :
Milestone rencana pembukaan/pemakaian.
Long lead items
Pekerjaan-pekerjaan fabrikasi
Pekerjaan finishing
Perubahan-perubahan pekerjaan
Cuaca
Jalur kegiatan kritis yang ditemukan setelah menyusun skuens pekerjaan sesuai metode
pelaksanaan yang ditetapkan.
Check List, apa dan mana yang belum sempurna dikerjakan dan harus dilakukan
pada masa pemeliharaan.
3. Bila sudah memenuhi persyaratan Konsultan Manajemen Konstruksi Resmi
mengundang pihak terkait, dibuat Berita Acara Penyerahan I, beserta Check List
hasil Opname yang dilakukan, mana yang harus diperbaiki, mana yang kurang
sempurna dan haus disempurnakan selama masa masa pemeliharaan
4. Penyerahan ke II prosedurnya sama yaitu pekerjaan mencapai 100% sudah selesai
dan kekurang sempurnaan telah diperbaiki, serta kerusakan selama masa
pemeliharaan juga sudah diperbaiki, dan dilakukan Berita Acara Serah Terima II
Pekerjaan kepada Pimpro/Pimbagpro.
Koordinasi keluar
Yang dimaksud adalah koordinasi yang menyangkut hubungan konsultan Manajemen
Konstruksi, Kontraktor, Staf Manajemen Konstruksi dan pihak-pihak terkait lainnya
mengenai proyek yang sedang dihadapi sehingga informasi yang diterima baik oleh
Kontraktor maupun Konsultan Manajemen Konstruksi tidak tumpang tindih, dan tidak ada
kesimpang siuran dari fersi masing-masing.
2.11.3 Konsultasi
1. Melakukan konsultasi dengan Pengendali Kegiatan untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pembangunan.
2. Mengadakan rapat lapangan secara berkala sedikitnya dua kali dalam sebulan,
dengan Pengendali Kegiatan, Perencana, Pemborong, dan unsur Teknis dengan
tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam
pelaksanaan untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada
semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu
kemudian mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap
mendesak.
2.11.4 Laporan
1. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis
kepada Pengendali Kegiatan, mengenai volume, prosentase dan nilai bobot
bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pemborong.
2. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan
dengan jadwal yang telah disetujui.
3. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat
yang digunakan.
4. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga
perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh Pemborong (Shop
Drawings).
2.11.5 Dokumen
1. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah kurangnya pekerjaan, dan perhitungan
serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong (shop drawing).
2. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan dilapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
3. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
4. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan, dan bulanan, Berita Acara
Kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir
lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta
keperluan pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.
5. Membuat dokumen foto fisik bangunan dalam kondisi 0%, 25%, 50%, 75%, dan
100%.
0 4
Aktifitas 1
Metode Konvesional
7
Aktifitas 2
7 Jangka
Metode waktu
Fast Tracking keseluruhan
0 4
Aktifitas 1
Aktifitas 2
5 Jangka
waktu
Selisih waktu antara Metoda 2 keseluruhan
Konvensional dan Metoda Fast Tracking
Penghematan waktu sebagaimana diatas, akan lebih banyak diperoleh melalui perencanaan
jadwal waktu pelaksanaan fisik, secara akurat.
Perlu pula dukungan perencanaan engineering dan procurement/logistic yang memadai sehingga
penghematan waktu dapat diperoleh atau paling kurang jangka waktu (time frame) yang
ditetapkan tidak terlampaui, sebagaimana ditunjukkan pada jadual induk terlampir.
Guna menjamin tidak terlampauinya kerangka waktu proyek, metoda fast tracking bahkan dapat
ditarik sejak masa perancangan, terpadu dengan masa lelang dan masa pelaksanaan
sesudahnya. Dapat digambarkan melalui skema berikut :
perancangan paket I
1
2 perancangan paket II
3 perancangan lainnya
1 pelaksanaan pekerjaan
pondasi I
2 pelaksanaan pekerjaan
3 pelaksanaan pekerjaan
berikutnya
Metoda fast tracking pada jadwal induk sebagaimana ditunjukkan diatas, mempunyai implikasi
proyek tidak dapat dilaksanakan dalam satu kesatuan paket pekerjaan. Melainkan dalam
beberapa paket, dan seterusnya. Pembagian paket pekerjaan (packeting) tidak dapat disusun
sekedar berdasarkan atas fenomena waktu sebagaimana contoh diatas, melainkan pula
pertimbangan lainnya, seperti kekhususan (specific/nature) pekerjaan, daya dukung Pemborong,
efisiensi serta efektifitas pengaturan ruang kerja dan lain-lain.
Pemaketan tersebut menuntut atau melahirkan konsekuensi perlunya koordinasi kuat, semenjak
proses engineering sampai dengan pelaksanaan instalasi konstruksi dilapangan. Suatu kondisi
yang tepat dimiliki oleh Konsultan Pengawas yang berada pada fungsi kontrol saja. Sementara
Konsultan Perencana yang berada pada fungsi aksi tidak diposisikan untuk melaksanakan tugas
demikian.
Karenanya dalam beberapa kesempatan praktis, packeting hanya dilakukan pada bagian-bagian
proyek yang dapat dipisahkan (detachable) dari pekerjaan induknya.
Pemilihan para pelaku proyek karenanya perlu mensyaratkan ketiga faktor pengendalian diatas
sebagai kriteria utama, sehingga proyek dapat diharapkan berjalan dengan semestinya.
Pada sisi lain diharapkan kesediaan Pemberi Tugas melonggarkan atau dapat disebut terobosan
atas kebiasaan pendanaan yang telah baku. Situasi krisis ekonomi yang masih berlangsung
dewasa ini, telah menghancurkan skema pembiayaan proyek yang berlaku. Bahan-bahan harus
dipesan sebelum diproduk, bahan yang ada harus dibayar didepan atau cash and carry,
sementara suku bunga bank masih tinggi, faktor-faktor yang akan dibebankan pada penawaran
harga dan pada akhirnya pada implementasi lapangan akan terjadi tarik ulur antara jadual
konstruksi dan finansial cash flow. Kesediaan Pemberi Tugas membayar “material on site” pada
proses perhitungan prestasi pembayaran (payment progress) yang dilakukan secara bulanan,
akan lebih “berarti” dibandingkan dengan ketiga teori pengendalian diatas.
- Keamanan
o Organisasi keamanan yang diperlukan berikut personil.
o Ijin serta kontak-kontak yang diperlukan.
o Peraturan keamanan di proyek.
o Fasilitas keamanan seperti: pagar, gerbang, gardu/tower jaga, lampu spot, kartu
identitas, handly talkie, dan lain sebagainya.
o Demonstrasi/pelatihan.
o Inspeksi periodik.
---------------<<<>>>--------------